NovelToon NovelToon
Yes ! Pak Suami

Yes ! Pak Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta setelah menikah / Dijodohkan Orang Tua / Suami ideal / Bapak rumah tangga
Popularitas:924
Nilai: 5
Nama Author: PenaBucin

Alaska Krisan dan Dionna Patrania terlibat dalam sebuah konspirasi bernama perjodohan.

Demi bisa hidup tenang tanpa campur tangan Mamanya, Alaska akhirnya menuruti keinginan mamanya untuk menikahi Dionna . Spesis wanita yang berbanding terbalik dengan kriteria wanita idaman Alaska.

Bagi Dionna, Alaska itu tidak bisa ditebak, sekarang dia malaikat sedetik kemudian berubah lagi jadi iblis.
Kalau kesetanan dia bisa mengeluarkan seribu ekspresi, kecepatan omelannyapun melebihi tiga ratus lima puluh kata permenit dengan muka datar sedatar tembok semen tiga roda.

Ini bukan cerita tentang orang ketiga.

Ini tentang kisah cinta Alaska dan Dionna yang
"manis, asem , asin = Alaska orangnya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaBucin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saran Menggoda Alaska

Alaska merenung dibalkon kamar. Tatapannya menerawang kelangit, tak bermuara disudut manapun. Pernikahan sudah terjadi, namun entah pikiran apa yang masih menggelayut dibenak serta terus mengusiknya.

Alaska menghela napas pelan, dia memijat pelipisnya. "Aku mencari istri bukan mempermainkan sebuah ikatan pernikahan." Alaska berkata pada diri sendiri dalam keheningan itu.

Cukup lama ia menghabiskan waktu merenung dibalkon sambil menikmati sapuan angin malam, akhirnya Alaska memutuskan masuk kedalam dan menunggu gilirannya mandi namun pemandangan menyakitkan dijumpai netranya.

Alaska mual. Sangat mual. Lihatlah bagaimana dari lantai kamar sampai diatas kasur dipenuhi kelopak mawar bahkan dimasing-masing nakas terdapat lilin aromaterapi berwarna merah muda. Kamar ini benar-benar dihias seperti kamar untuk malam pertama yang romantis.

Alaska sampai enggan berjalan lebih kedalam kamar meski aroma mawar terasa nikmat di penciuman bagi sebagian orang tapi bagi Alaska tidak suka dengan aromanya jelas membuatnya mual.

Sedang Dionna didalam sana sedang menelpon, Alaska sempat menangkap dengan ekor matanya namun tidak dapat mendengar apa dan siapa yang sedang berbicara dengan wanita itu sampai wanita itu masuk kedalam kamar mandi.

"Rasanya ingin menangis saking malunya." rengek Dionna sedang menyikat gigi sambil menelpon, sebelum itu ia sudah berhasil menghapus makeup dan melepas gaun pengantinnya yang dibiarkan teronggok begitu saja dilantai kamar mandi.

Tadinya Dionna berencana ingin keramas, tetapi ia kesulitan menemukan jepit yang menahan gulungan rambutnya. Akhirnya dia menyelesaikan mandi tanpa membasahi rambut

"Uhhukk---senang sekali kau menertawakan sahabatmu ini huh " hampir saja pasta giginya ditelan Dionna

"Yasudah, kamu sudah makan belum ? kalau belum, makan dulu gih biar ada tenaga untuk menopang rasa malumu itu Hahahaha" Jenava masih tertawa diseberang sana " pingsan setelah dicium ? Itu bisa masuk salah satu sejarah yang paling memalukan dalam Guiness World Record"

"Tertawa saja sepuasmu sampai gigimu rontok. Ganti ketopik lain lalu setelah ini aku harus apa ?" Dionna meminta saran

"Kau harus bisa merayu Alaska untuk melancarkan tujuan kita" Dionna menatap pantulan dirinya didepan cermin sambil menggigit ujung kukunya .

"Apa aku bisa melakukan itu ? dicium saja sudah membuatku pingsan bagaimana bisa merayunya ?" Dionna tak bisa memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya mungkin dia akan langsung mati berdiri.

"Merayu itu tidak selamanya harus berakhir dengan urusan ranjang. Kau bisa merayunya dimulai dari hal-hal kecil dulu, contohnya seperti bersikap manis, penurut, pokoknya semua yang manis-manis tapi menurutku menggodanya lebih baik dari pada harus menipu diri dengan bersikap manis."

"Kau tidak tahu Jen, bagaimana rasanya setiap kali berhadapan dengan pria itu. Rasanya ingin selalu baku hantam-- baku hantam dan baku hantam ." Tekan Dionna berhasil membuat Jenava terkikik diseberang sana.

"Kamu dimana sekarang ? masih dikamar mandi ? jangan terlalu lama mengurung diri disana, cepat keluar sebelum didobrak Alaska ." Dionna enggan keluar, tidak mau bertemu dengan Alaska.

Tanpa sengaja ia mendapati secarik catatan tulisan tangan Mamanya berada diatas kotak hadiah yang berisi tentang catatan manis sebelum malam pertama. Dionna hanya membaca lalu mencampakkan kertas itu kedalam tempat sampah.

"Lakukan pemanasan yang benar biar enak masuknya."

Dionna mendengus jengkel. Kembali menatap pantulan dirinya, otak Dionna mulai berkelana memikirkan banyak hal.

Setelah adanya pernikahan ini mungkin Dionna tidak akan tahu bagaimana rasanya bercinta--- maksudnya Dionna tidak akan tahu bagaimana rasanya bercinta dengan orang yang sama-sama ingin melakukannya dengannya bukan karena desakkan dari keluarga ataupun orang lain apalagi dengan keterpaksaan.

Setelah ini mungkin Dionna hanya akan punya pengalaman bercinta, lalu mengandung, dan melahirkan pewaris keturunan keluarga Krisan untuk memenuhi kodratnya juga sebagai seorang wanita.

"Tenang saja Dionna, kau pasti bisa melewati ini semua." katanya didepan cermin

"Dionna apa kau akan tidur didalam kamar mandi ?" Alaska tidak berteriak namun suara beratnya mengagetkan Dionna yang sedang melamun.

Tak terasa ternyata Dionna sudah menghabiskan waktu dua jam didalam sana . Alaska sampai heran apa yang dilakukan wanita itu didalam sana ? kenapa lama sekali ?

"Ekhem---" sekali gedoran cukup membuat Dionna tahu diri untuk keluar dari tempatnya bersarang dengan wajah tanpa dosa.

"Ehmm---- Al kau mau mandi ?" Dionna bertanya sekedar basa-basi mengusir kecanggungan , wanita itu keluar mengenakan silk satin dress dengan bathrobe yang sudah tersedia di kamar mandi tapi Alaska hanya menatapnya tidak berekspresi, tak minat apalagi bersuara ia hanya lewat begitu saja menganggap Dionna seperti setan yang kasat mata.

Sialan.

"Alaska.." panggil Dionna sebelum pria itu menutup pintu kamar mandi.

"Aku tidak bisa melepas jepit yang ada dirambutku , bantu aku melepasnya." Alaska melirik Dionna sebentar dan wanita itu memberinya tatapan paling memelas.

Pria itu tidak berkata apa-apa tapi langkahnya langsung berbalik dan melakukan hal yang diminta Dionna.

"Hairstylistnya menyambung rambutku dengan entah rambut milik siapa agar bisa ditata dan sekarang aku tidak tahu bagaimana melepasnya." Keluh Dionna sembari menarik-narik rambut, berharap beberapa helainya akan terlepas dari rambut aslinya.

Alaska hanya merespons dengan gumaman.

"Bagaimana kalau pemilik rambut ini dulunya berkutu ?" tanya Dionna absurd.

"Mana mungkin mereka memasangnya kekepala orang lain kalau belum dibersihkan dan dicuci ?" Jari-jari Alaska mulai melepas satu persatu jepitan dan Dionna menjerit beberapa kali . Begitu tugasnya sudah selesai Alaska bergegas kembali kekamar mandi.

Dionna melepas jubah tidurnya yang ia ambil dari satu set hadiah yang diberikan mertuanya , sedangkan lingerienya sama sekali tidak ditengoknya . Pakaian itu terlalu ekstrim , dan Dionna cukup tahu diri untuk mengenakan lingerie yang bahkan tidak senonoh dibanding jika dia telanjang sekalian.

"Dia sungguh tidak akan melakukan apa-apa saat aku tidur kan ?" Dionna sudah naik diatas tempat tidur, kebimbangan mulai merayap.

Untuk memastikan Dionna bergerak kesisi seberang hendak mematut dirinya dicermin melihat penampilannya sekarang. Tiba-tiba saja sewaktu didalam kamar mandi terbesit dalam pikirannya untuk mengerjai Alaska , sekaligus membalas dendam karena Alaska sudah mempermalukannya diacara pernikahan tadi hingga cepat- cepat ia menelpon Jenava meminta saran yang paling gila.

Ide yang sedikit gila dengan resiko yang tinggi berkemungkinan membuatnya akan diperk***sa Alaska malam itu.

Jenava memberi saran untuk menggoda Alaska dengan pakaian seksi buat pria itu panas dingin , kalau perlu kejang-kejang sekalian . Namun apa hendak dikata naasnya lagi-lagi tak sesuai ekspetasi , pria itu sama sekali tak terkejut ataupun terlihat salah tingkah saat melihat Dionna dengan pakaian minim mengundang hasrat.

"Apa Alaska benar-benar gay ?" Dionna bertanya ragu

Salah satu juga alasan dari ide gila untuk menggoda Alaska direncanakan yaitu karena tanpa sengaja Dionna melihat sebuah artikel yang menyebut dan membeberkan beberapa bukti yang kurang meyakinkan bahwa Alaska Krisan adalah seorang gay karena artikel itu Dionnapun makin tertantang ingin membuktikannya. Wanita itu cepat sekali melupakan bahwa kejadian dimana dirinya pingsan hanya karena sebuah ciuman singkat.

"Apa ini ? kenapa banyak kelopak mawar merah dilantai ?" gumam Dionna baru menyadari didekat tempatnya berpijak berserakan kelopak mawar.

Karena pada saat itu Alaska adalah orang pertama yang lebih dulu melihat ranjang telah ditaburi kelopak mawar yang disusun sedemikian rupa hingga membentuk hati . Tak sampai dua kali lirik pria itu langsung menarik cepat selimut lalu membuang semua kelopak mawar itu kelantai. Betapa Jengahnya Alaska dimana-mana bertaburan bunga mawar yang hampir menyamai liang pekuburan.

Dionna kembali keatas kasur, menarik selimut sampai dagu "Apa Alaska sungguh seorang gay ?" lagi-lagi Dionna bertanya pada dirinya sendiri, rasanya ia belum sepenuhnya percaya.

Bibir Dionna medesis disibukkan dengan pikiran-pikiran yang tak bermutu , kedua tangan diangkat tinggi-tinggi keudara dengan gerakan menggeliat mengurai rasa lelah yang berlebih. Bayangkan tiga jam dipajang diatas altar pelaminan, berdiri menggunakan heels setinggi 10 cm, belum lagi rahangnya yang terasa ngilu akibat terlalu sering menebar senyum pada setiap orang membuat Dionna lebih cepat terlelap, matanya telah terpejam kemudian tahu-tahu wanita itu sudah tak sadarkan diri.

Dionna sudah terlelap melayang kealam bawah sadar.

Tak menghabiskan waktu lama untuk membasuh segala penat, pria itu akhirnya keluar mengenakan kaos putih dan celana set piyama couple yang ia ambil dikotak set piyama pemberian orangtuanya. Matanya menangkap Dionna yang sudah lebih dulu terlelap dibawah selimut yang menutupi seluruh bagian tubuhnya, hanya kepala yang terlihat. Wanita itu seperti thumbelinna kecil yang tertutupi selimut tebal dan besar.

"Dia sudah tidur ?"

Pria itu melangkah mendekati sisi ranjang tempat Dionna terlelap , dress yang Dionna kenakan mengintip sedikit dibalik selimut .

Alaska mendesis, wanita didepannya ini ternyata tidak berani mengenakan barang pemberian dari orangtuanya . Alaska sempat melihat dan memeriksa isi dalam kotak yang berisi lingerie berbahan tembus pandang ada di atas wastafel kamar mandi.

Pria itu menghembuskan napas lelah , sedikit bersyukur Dionna terlelap setidaknya perempuan itu tidak menuntut apapun padanya dimalam pernikahan. Sebelumnya Alaska sudah berpikir dan merangkai kata-kata apa yang akan ia katakan pada Dionna jika wanita itu meminta haknya dan jawabannya tentu Aku tidak siap.

1
Mamimi Samejima
Jangan biarkan kami terlalu lama menunggu next chapter 🥺
Sindi S Mahulauw'Riry
Bikin gelisah, tapi enak banget rasanya. Tungguin terus karyanya ya thor.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!