NovelToon NovelToon
Takdir Di Balik Duka

Takdir Di Balik Duka

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO / One Night Stand / Janda / Ibu Pengganti / Diam-Diam Cinta / Menikah Karena Anak
Popularitas:466k
Nilai: 4.9
Nama Author: Mommy Ghina

“Silakan pergi dari mansion ini jika itu keputusanmu, tapi jangan membawa Aqila.” ~ Wira Hadinata Brawijaya.

***

Chaca Ayunda, usia 21 tahun, baru saja selesai masa iddahnya di mana suaminya meninggal dunia karena kecelakaan. Kini, ia dihadapi dengan permintaan mertuanya untuk menikah dengan Wira Hadinata Brawijaya, usia 35 tahun, kakak iparnya yang sudah lama menikah dengan ancaman Aqila—anaknya yang baru menginjak usia dua tahun akan diambil hak asuhnya oleh keluarga Brawijaya, jika Chaca menolak menjadi istri kedua Wira.

“Chaca, tolong menikahlah dengan suamiku, aku ikhlas kamu maduku. Dan ... berikanlah satu anak kandung dari suamiku untuk kami. Kamu tahukan kalau rahimku bermasalah. Sudah tujuh tahun kami menikah, tapi aku tak kunjung hamil,” pinta Adelia, istri Wira.

Duka belum usai Chaca rasakan, tapi Chaca dihadapi lagi dengan kenyataan baru, kalau anaknya adalah ....



Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28. Ceraikan Saya, Pak Wira!

“Chaca .…” Wira memanggil namanya kembali, kali ini dengan nada lebih lirih. Ia tahu, istri keduanya sedang menahan sesuatu. Entah itu rasa sakit di kepalanya, atau luka di hatinya. Mungkin keduanya.

Beberapa saat berlalu dalam keheningan. Wira masih menunggu dengan sabar, meski hatinya mulai terasa sesak melihat reaksi dingin Chaca. Akhirnya, Chaca membuka mulutnya.

“Kenapa saya masih hidup, Pak Wira?” Suara Chaca nyaris tak terdengar, tapi cukup menusuk hati Wira.

Wira terkejut. Ia tidak menyangka itu yang pertama kali keluar dari mulut istrinya. Ia menelan ludah, mencoba menenangkan diri sebelum menjawab.

“Jangan bicara seperti itu. Saya … saya tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi padamu,” katanya, menggenggam tangan Chaca lebih erat.

Chaca menarik tangannya dengan pelan, tapi tegas. “Tapi Pak Wira membiarkan ini terjadi,” ujar Chaca lirih, masih dengan nada datar.

Wira terdiam. Tidak ada yang bisa ia katakan untuk membantah pernyataan Chaca. Karena memang benar. Ia gagal melindungi wanita yang baru saja ia nikahi.

Chaca menatap langit-langit kamar rumah sakit, mencoba mengatur emosinya. Ada rasa sakit yang masih tersisa di kepalanya, tetapi jauh lebih menyakitkan adalah luka yang menggores hatinya. Ia ingin marah, ingin berteriak, tapi tubuhnya masih terlalu lemah untuk melakukan semua itu.

“Anda tahu, Pak Wira?” Chaca akhirnya berbicara lagi setelah beberapa saat. “Mengapa saya minta bercerai? Lihatlah saya sekarang.”

Suara Chaca terdengar getir, membuat dada Wira semakin sesak. Pria itu menggigit bibirnya, menyesal. “Saya tidak pernah berniat membiarkan hal ini terjadi, Chaca. Saya .…”

“Anda tidak berniat, tapi tetap saja itu terjadi,” potong Chaca cepat. Kali ini ia menoleh, menatap suaminya dengan tatapan yang membuat Wira merasa lebih buruk daripada sebelumnya.

Ruangan kembali hening. Hanya suara alat medis yang berbunyi pelan, menjadi saksi dari pertarungan emosi yang sedang berlangsung di antara mereka.

Wira mengusap wajahnya yang terasa panas. Ia harus melakukan sesuatu. Ia tidak bisa membiarkan Chaca terus merasa seperti ini.

“Sebaiknya kamu minum dulu,” ujar Wira bergegas bangkit dari duduknya untuk mengambil botol minum yang sudah disediakan di atas nakas.

Chaca mendesis pelan, pria itu pasti ingin mengalihkan pembicaraan mereka berdua.

“Minumlah dulu, kamu baru siuman. Dan jangan banyak berdebat,” pinta Wira saat ia kembali, dan menyodorkan pipet ke bibir Chaca untuk memudahkannya minum.

Wanita itu menghela napas panjang, dan membasahi tenggorokannya terlebih dahulu.

“Saya bersalah, Chaca. Saya tahu saya gagal melindungimu. Saya akan melakukan apa pun untuk memperbaiki semuanya. Dan, maafkan Adelia,” ujar Wira sungguh-sungguh.

Chaca melepas pipet dari bibirnya. “Memperbaiki? Bagaimana caranya, Pak Wira? Apakah Anda bisa menghapus semua rasa sakit ini? Apakah Anda bisa memastikan saya tidak akan menjadi korban lagi? Atau … apakah Anda bisa menjamin bahwa aku tidak akan hidup dalam ketakutan setiap hari?”

Wira kehilangan kata-kata. Ia tahu Chaca butuh jawaban, tapi jawaban apa yang bisa ia berikan?

Chaca menutup matanya, mencoba menahan air matanya agar tidak jatuh. “Saya lelah, Pak Wira … saya lelah kalau harus bertahan di tengah perasaan yang selalu membuat saya merasa kalah. Sekarang saya yang menjadi korban kecemburuan Bu Adelia, dan bisa saja besok ... besok anak saya yang menjadi korban! Saya tidak mau hal itu sampai terjadi! Ceraikan saya!”

Dada Wira terasa semakin sesak. Ia ingin meraih tangan Chaca lagi, ingin meyakinkan bahwa ia akan melakukan segalanya untuk memperbaiki keadaan. Tapi wanita itu menolak disentuhnya.

Beberapa saat kemudian, pintu ruangan terbuka. Mama Maryam masuk dengan wajah penuh kekhawatiran, diikuti oleh seorang Bik Rahma yang mengendong Aqila. Begitu melihat menantu keduanya telah sadar, Mama Maryam langsung mendekat dan meraih tangan Chaca dengan mata berkaca-kaca.

“Chaca, kamu sudah sadar. Alhamdulillah,” gumam Mama Maryam penuh haru.

Chaca tersenyum tipis pada mama mertuanya, meski senyumnya terasa lemah. Apalagi ada buah hati penyemangat hidupnya. Namun, begitu melihat Wira, senyum itu langsung menghilang.

Wira bangkit dari kursinya, dan langsung mengambil alih Aqila dari gendongan Bik Rahma.

“Mama ... Papa tuh,” ucap Aqila dengan suaranya belum jelas dengan tangan mungilnya menunjuk ke arah Chaca.

Pria itu mengecup pipi Aqila, lalu menjawab, “Mama lagi sakit, Sayang. Aqila sama Papa dulu ya,” balas Wira tampak tenang.

Mama Maryam agak menatap jengkel pada putranya, lalu ia menarik kursi kemudian duduk di sisi ranjang. Sedangkan Bik Rahma langsung membantu Nia—baby sitter Aqila yang dapat tugas membawa makanan untuk Chaca dan yang menunggu di rumah sakit.

“Chaca, Mama minta maaf, sampai tidak tahu kejadian yang menimpa kamu. Adelia benar-benar keterlaluan,” ujar Mama Maryam agak kesal.

Wira yang mendengarnya, langsung menyahutinya. “Tolong Mah, untuk saat ini jangan dibahas dulu. Chaca baru saja selesai operasi kecil dan baru saja siuman.  Jangan sampai ia berpikir keras terlebih dahulu.”

Wanita itu lantas menatap mama mertuanya. “Mah, aku ingin bercerai dengan Pak Wira,” potong Chaca dengan raut wajahnya yang serius.

“Chaca!” seru Wira langsung mendekati wanita itu.

Wira mengepalkan salah saru tangannya, menahan perasaan yang bergemuruh di dadanya. Ia menatap Chaca dengan sorot penuh permohonan. "Chaca, jangan bicara seperti itu. Saya tidak akan menceraikanmu."

Chaca menarik napas panjang, berusaha menenangkan dirinya meskipun kepalanya mulai terasa nyeri. "Pak Wira, saya sudah capek. Capek bertahan dalam situasi seperti ini. Saya hanya ingin hidup tenang dan bahagia bersama Aqila, tanpa harus terus-menerus merasa terancam."

"Saya janji akan melindungimu! Saya tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu lagi!" Wira bersikeras, suaranya meninggi.

Chaca memejamkan mata, menekan dahinya yang mulai berdenyut. "Janji? Janji seperti apa? Apakah Pak Wira bisa menjamin bahwa Bu Adelia tidak akan mengganggu hidup saya lagi? Apakah Pak Wira bisa memastikan bahwa saya tidak akan mengalami hal ini lagi di masa depan?"

"Saya akan melakukan apa pun!" Wira semakin putus asa. "Saya akan menjaga kamu dan Aqila. Saya akan menjauhkan Adelia dari kita. Saya akan—"

"Tidak cukup!" potong Chaca dengan suara yang lebih tinggi, membuat kepalanya semakin berdenyut. Ia menekan pelipisnya dengan tangan gemetar. "Saya tidak mau hidup dalam ketakutan lagi, Pak Wira. Tolong ... ceraikan saya!"

Wira menggeleng dengan keras. "Tidak. Saya tidak akan membiarkan kita berpisah. Saya butuh kamu di sisi saya."

"Tapi saya tidak butuh, Pak Wira,” gumam Chaca lemah, suaranya mulai bergetar. "Saya tidak kuat, Pak Wira ... saya ...."

Tiba-tiba, tubuh Chaca kembali melemas. Matanya terpejam, dan napasnya tersengal. Wira langsung panik.

"Chaca?! Chaca!" Wira mengguncang bahu istrinya dengan penuh kecemasan.

Mama Maryam yang sejak tadi terdiam, langsung berdiri dengan wajah pucat. "Astaghfirullah! Wira, lakukan sesuatu!"

Bersambung .... ✍️

1
Mulaini
Mama Paula percuma kamu histeris dan memukul Adelia sampai² kamu mengharapkan Adelia mati nama keluarga mu sudah hancur dan menyesal pun sudah terlambat dan seharusnya kalian bertobat dan memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik lagi.
Azda Syafril
alhmdlh Wira bisa melewati msa kritis ny... .semngat Wira tuk menjalankan tugas mu SBG suami sekaligus papa tuk Aqila... perjuangan mu g sia2...
selamat dn semangat dok Wira tuk menuju SAMAWA bersama ChaCha dn Aqila....
Kimmy Doankz
kebahagiaan akan kembali pda kluar ga kecil wira,dan semoga Adelia n ortunya menerima karma yg setimpal
Wirda Wati
lanjuut
anonim
berani-beraninya trio parasit bikin masalah.
pak Brawijaya tidak tinggal diam
anonim
sukses bikin heboh trio parasit ini tapi pak Brawijaya tidak akan tinggal diam pastinya
anonim
Adelia ini bodoh bin o'on mau-maunya menuruti ambisi kedua orang tuanya.
alih-alih berhasil aksi licik mereka bertiga, pastinya malah semakin malu nantinya
anonim
trio parasit ini masih tidak puas dengan keadaan yang sesungguhnya. Semakin terpuruk baru nyesel kalian bertiga
Ais
emang gila orang tua adel ini jahat kejam iblis berkedok orangtua kasihan adel
jadinya toh adel bgitu juga karena tekanan dr ortunya supaya bs jd perayu ulung buat manfaatin hartanya wira
Anonymous
Gk sabar menunggu kelanjutannya Thor..
Yuni Say
Buruk
Isna Wati
lanjut thor
hasatsk
akhirnya terkuak juga kelakuan Adelia yang sebenarnya
jiannafeeza 2201
lanjut lagi dong
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor....
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
adelia emang sudah gila nti juga giliran mama paula
Aprisya
emak adel baru liat tho adegan itu
Mommy Ghina: tadinya video viralnya hanya suara Adel saja, gambar diblur, sekarang videonya kelihatan
total 1 replies
Tarwiyah Nasa
nyesek juga hatiku..nangiss deh Cha..kamu motong bawang sih...
Chita Hasan
cepat atau lambat, pasti akan terkuak .
🌷Vnyjkb🌷
eee ibuuu,, jgn gitu,, nikmati hasil didikanmu dg syukurrrr😜😜
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!