Rhaella Delyth adalah seorang gadis cantik dengan kepribadian dingin dan ekspresi wajah yang selalu datar. Meskipun berasal dari keluarga terpandang, kehidupan yang ia jalani jauh dari kata bahagia. Kehadirannya di dunia tidak pernah diharapkan, membuatnya tumbuh dengan hati yang keras dan kesulitan untuk mempercayai orang lain.
Sementara itu, Gabriel adalah seorang pemuda tampan dan berkarisma yang lahir di lingkungan keluarga kaya dan berpengaruh. Di balik pesonanya, ia memiliki sifat dingin, tak mudah didekati, serta sisi kejam yang tidak banyak diketahui orang.
Bagaimana kisah pertemuan mereka bermula? Ikuti perjalanan mereka dalam cerita ini, yang penuh dengan intrik dan adegan penuh ketegangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18
Pagi ini Rhaella sudah siap dengan seragamnya, setelah menyelesaikan sarapannya Rhaella pun beranjak dari duduknya untuk pergi menuju sekolah.
Setelah beberapa menit berkendara, elsa pun sampai meski hampir saja pagar sekolah akan tertutup, tapi dengan cepat Rhaella menerobos pagar yang masih terbuka sebagian.
"Astaga siapa itu bikin kaget aja" ucap satpam sekolah itu dengan mengelus dadanya karena terkejut. Rhaella pun kemudian membuka helm hitam full facenya dan menoleh ke arah satpam itu.
"Maaf pak" ucap datar Rhaella.
"Iyah neng tapi lain kali jangan begitu lagi, nanti neng sendiri bisa jatuh, trus bapak jantungan, bapak masih punya anak 2 kecil-kecil neng" ucap kembali satpam itu.
"Iya" jawab singkat Rhaella, kemudian turun dari motornya dan pergi meninggalkan area parkiran, dia tidak sadar sejak tadi di perhatikan oleh para inti Desmond, Gabriel sendiri sudah tersenyum tipis melihat itu, dan sadari oleh Merrit.
"Gila lo?" Tanya Merrit dengan suara datarnya, Gabriel kemudian menormalkan kembali wajahnya dan menoleh ke arah Merrit yang baru saja bersuara, Gabriel hanya menatap datar Merrit dan Merrit hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya.
"Cabut" titah Gabriel pada mereka kemudian berjalan lebih dulu, mereka selalu menjadi pusat perhatian seperti sekarang ini.
"Astaga Eelll emak bapaknya makan apaan dah dulu sampe El bisa ganteng banget" siswa A.
"Iya liat deh matanya yang warna emerald itu, bagus banget, kalau di dari jauh aja cakep gimana Deket coba" siswi B.
"Si Merrit juga ganteng gila" siswi c
"Idola gue itu, biar datar dingin begitu ganteng polll" siswa lain
"Hans juga biar pun play boy kenapa gue tetep suka yah" siswi d
"Calix sama Rufus makin manis aja dah" celetuk lagi siswa c, dan masih banyak lagi pujian-pujian dari Siswi-siswi untuk para inti Desmond.
Saat ini mereka sedang berbaris untuk melakukan upacara rutin setiap hari Senin seperti pada umumnya sekolah lainnya. Dan saat ini Rhaella sedang berada di barisan siswa dan siswi yang atributnya tidak lengkap, karena Rhaella lupa membawa topinya. Tapi kemudian Algaraz datang membawakan topi untuk Rhaella dan langsung memakaikannya, dan itu semua di saksikan oleh seluruh murid dan guru, Rhaella sendiri terkejut karena Gabriel datang tiba-tiba langsung memakaikan topi di kepalanya, dan detik berikutnya Gabriel menarik tangan Rhaella untuk mengikutinya agar berdiri di barisan kelasnya, Rhaella sendiri hanya diam meskipun terkejut dia belum mau mengeluarkan suaranya untuk berdebat pagi-pagi dengan Gabriel. Murid-murid yang lain sudah bertanya-tanya, apakah mereka memang sudah resmi jadian, Gabriel tidak pernah bersikap seperti itu sebelumnya pada perempuan dan mereka yakin bahwa Gabriel dan Rhaella sudah jadian. Banyak di antara mereka yang setuju akan pasangan itu, dan tidak sedikit juga menggunjing Rhaella, Miradan kawan-kawannya, mereka bahkan merasa sangat kesal dengan perlakuan manis yang Rhaella dapatkan dari Gabriel.
"Cih, sialan itu pinter juga Gabriel sel" ucap Daena memanasi Mira.
"Iya, liat aja itu mana Gabriel manis banget lagi meskipun datar begitu" sambung Luna pada ucapan Daena.
"Diem deh lo berdua" ucap kesal Mira, Daena dan Luna sudah saling pandang melihat temannya seperti orang yang kebakan jenggot.
Sekarang Rhaella sudah sangat kesal dengan Gabriel, bagaimana tidak jika Gabriel bersikap posesif bahkan tidak menyuruh untuk berbaris di belakang cowok, dan itu di lihat oleh murid-murid lain.
Rhaella sendiri sudah mengumpati Gabriel dalam hatinya, dia paling tidak suka menjadi pusat perhatian, dan karena ulah Gabriel dia harus merelakan ketenangannya mulai sekarang.
"Lo apa-apa sih?" Tanya Rhaella kesal pada Gabriel.
"Gue apa?" Tanya balik Gabriel.
"Lo suka banget yah jawab pertanyaan orang dengan pertanyaan lagi?"
"Tergantung" jawab santai Gabriel, dan membuat Rhaella menghela nafas kasar. Rhaella tidak mau bertanya lagi, Gabriel hanya membuatnya kesal. Para inti Desmond yang melihat sahabatnya yang seperti itu merasa geli sendiri.
"Posesif banget si El anjir, belum juga jadian" bisik Hans pada Rufus.
"Ngeri yah posesifnya cold boy sat set sat set bodo amat sama tanggapan orang" jawab Rufus juga dengan berbisik-bisik pada Hans.
"gue bilangin El Lo berdua ngegosip dia " ucap Calix, kemudian Hans dan rRufus melirik sinis pada Calix.
"Ngadu aja sana" ucap Hans dan Rufus bersamaan, tanpa pikir panjang Calix pun mengangguk.
"El...?" Panggil Calix pada Gabriel, Hans dan Rufus sudah melotot.
"Lo ntar main basket kan?" Tanya asal Calix pada Gabriel, Gabriel sendiri mengangkat sebelah alisnya lalu menatap datar ke arah Hans dan Rufus yang sedang mengumpat dan menendang kecil Calix.
"An*ing, b*bi" umpat Hans dan Rufus bersamaan dan Calix sudah tertawa kecil berhasil mengerjai sahabatnya meskipun bokongnya sedikit sakit akibat tendangan dari Hans.
...
Upacara tersebut usai satu jam yang lalu, kini kelas Rhaella sedang dalam perjalanan penjaskes.
Mereka sedang berbaris dan sedang melakukan pemanasan untuk materi selanjutnya. Yang berbaris bukan hanya kelas Rhaella IPA 1 tapi ada juga kelas IPA 4 kelas dari Daena dan Mira.
"Oke anak-anak karena jam penjaskes kalian sama dengan kelas IPA 4 jadi kita olahraga gabungan. Pak Kenan tidak masuk hari ini, jadi bapak di amanatkan untuk sekalian mengajar kelas IPA 4 dan IPA 1" ucap pak Dirga, dan murid-murid pun hanya mengangguk.
"Baik sekarang materi kita adalah basket bagi Gabriel dan teman-temannya yang sudah mahir dalam basket mereka juga adalah anggota inti basket maka mereka berempat yang akan membantu bapak mengajari kalian, mereka berempat akan bapak pisah dan masuk ke dalam kelompok kelompok yang lain 1 kelompok berjumlah 8 orang" ucap pak Dirga kembali, para murid laki-laki hanya mengangguk saja namun berbeda dengan murid perempuan yang sudah tersenyum senang karena akan satu kelompok dengan salah satu dari inti Desmond, begitupun halnya dengan Mira dkk, mereka pun ikut kegirangan mendengar penuturan pak Dirga.
"Semoga aja gue satu kelompok sama Gabriel" harap Mira bergumam sendiri.
"Gue pengen sekelompok sama Merrit" celetuk Luna.
"Gue pengen sama Calix" sambung Daena yang juga ikut-ikutan.
"ВАРАК AKAN MULAI MEMBAGIKAN KELOMPOK KALIAN DENGARKAN NAMA KALIAN" ucap pak Dirga.
"KELOMPOK SATU BАРАК YANG AKAN AJAR NAMA-NAMANYA BIMA, LEO, LUNA, HAIKAL dll..."
"Ih ko gue sama pak Dirga si, gue kan maunya sekelompok sama Merrit" ucap kesal Luna.
"Sabar" ucap Daena menertawakan Luna.
"KELOMPOK DUA AKAN DIAJAR OLEH GABRIEL NAMA-NAMA ANGGOTANYA ADA JOSEP, ALFIAN, RHAELLA, MIRA dll"
"Yeessss gue sekelompok sama Gabriel, ya ampuuun seneng banget gue" ucap Mira kesenangan mendengar namanya di sebut sekelompok dengan crushnya.
"KELOMPOK TIGA AKAN DIAJAR OLEH MERRIT DAN NAMA-NAMA ANGGOTANYA ADA AMANDA, LILI, RONI, TONI... dll"
"KELOMPOK EMPAT AKAN DIAJAR OLEH IBRA NAMA-NAMA ANGGOTANYA PIAN, IPANG, MELDA, DAENA.. dll"
"OMG gue sekelompok sama Ibra guys, mimpi apa gue" ucap Daena kegirangan.
"Enak ya Lo berdua sekelompok sama crush masing-masing" ucap kesal Luna.
"Iya dong" jawab Daena dan Mira bersamaan.
"Ck"
"KELOMPOK LIMA DIAJAR OLEH ARJUNA...."
"KELOMPOK ENAM AKAN DIAJAR OLEH RUFUS..."
...
Mereka sekarang sedang berada di lapangan ke dua karena lapangan pertama sedang di pakai oleh pak Dirga, dan akan di pakai lagi oleh kelompok tiga dan lima.
"El gue boleh minta di ajarin" ucap Mira pada Gabriel.
"Gue emang di tugasin buat ngajar kalian bukan Lo aja" ucap datar Gabriel, dan membuat Mira kesal tapi dia tahan.
"Emm gini cara pegangnya?" Ucap Mira mencoba untuk melupakan ucapan Gabriel, Gabriel pun hanya mengangguk saja dengan wajar datarnya. Dan Mira sudah tersenyum senang, dan Gabriel pun mengajari Mira tapi tidak menyentuhnya.
Dari kejauhan Rhaella melihat itu dengan tatapan datarnya, tidak terganggu sama sekali, Rhaella bahkan melihat kalau Mira ingin menyentuh tangan Gabriel tapi di tepis oleh Gabriel dan dengan sengaja pura-pura terjatuh agar Gabriel menolongnya tapi tidak di gubris oleh Gabriel lalu tiba-tiba saja dia malah mengingat kejadian kemarin bersama Gabriel di apartemennya membuat dia mengumpat sendiri.
"Sialan" umpatnya pada Gabriel.
"siapa yang sialan?" Ucap seseorang di samping Rhaella, Rhaella pun menoleh menatap laki-laki yang dia rasa dia sekelas dengan Mira dkk.
"Ngga ada" ucap datar Rhaella lalu kembali menatap ke depan. Seseorang itu hanya mengangguk saja.
"Lo yang namanya Rhaella yah?" Tanya lagi laki-laki itu.
"Hm"
"Gue Alfian kelas IPA 4"
"Hm" Alfian hanya tersenyum mendengar respon datar dari Rhaella. Kemudian dia pun diam tidak bertanya lagi, namun ternyata percakapan singkat mereka tadi di lihat oleh mata tajam Gabriel, kemudian Gabriel pun langsung menghampiri Rhaella. Rhaella pun bisa melihat Gabriel yang datang dengan wajahnya yang datar serta dengan aura dinginnya, dia jadi mengkerutkan keningnya ' ada apa dengannya?'
"Ayo sekarang giliran lo" ucap datar to the poin saat sampai lengkap dengan wajah datar dan aura dingin serta menatap tajam ke arah Alfian, Alfian yang di tatap seperti itu menelan ludahnya kasar. gue udah ngelakuin kesalahan apa sampai El natap gue kaya gini' ucap takut Alfian dalam hati melihat tatapan tajam Gabriel.
Rhaella yang melihat itu jadi bingung tapi detik berikutnya dia bangun dan menarik tangan Gabriel.
"Ayo "
Gabriel pun tidak berontak dia mengikuti langkah kaki Rhaella yang membawanya ke tengah lapangan.
"Ayo kita tanding basket kalau gue menang berhenti ngikutin gue" ucap datar Rhaella mengajak Gabriel bertanding basket, Gabriel malah tersenyum miring mendengar itu. "
"Kalau gue yang menang Lo harus nurut apa pun kata gue" ucap datar Gabriel juga.
"Oke deal"
"Deal" ucap Gabriel dengan tersenyum miring pada Rhaella.