Emily Gabriella Putri seorang gadis cantik berumur 25 th terpaksa harus bersandiwara menggantikan saudari kembarnya Emilia Karmila menjadi tahanan seorang mafia,karena telah melukai adik seorang mafia berkuasa bernama Albert wheeler.
Emily akan berusaha kuat untuk melindungi keluarganya.
Dan bagaimana perasaan Emily ketika mengetahui jika seseorang yang ia cintai adalah seseorang yang telah membuat ia merasa terpuruk selama 5 tahun lama nya.
“Tidak mungkin..laki-laki itu tidak mungkin Albert”gumam Emily dalam hati
Penasaran?
Yuk mampir
Selamat berhalu ria!!!!!!!!
Selamat berhalu ria
MOHON MAAF UNTUK KETIDAKNYAMANAN KALIAN DALAM MEMBACA CERITA INI. KARYAKU YANG INI MASIH DALAM PROSES REVISI PERBAB, GUNA MENYEMPURNAKAN TATA BAHASA MAUPUN TANDA BACANYA YANG MASIH SANGAT BERANTAKAN. BAGI KAIAN YANG SUDAH MEMBACA, MOHON MAAF JIKA TERGANGGU DENGAN NOTIF UPDATENYA. JIKA BERKENAN, KALIAN BISA MEMBACA ULANG.
TERIMA KASIH UNTUK PENGERTIANNYA
HAPPY READING🫶🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oming32, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
#happyreading
Kini terlihat seseorang tengah sibuk merogoh handphone genggam miliknya,ia sudah tidak sabar untuk memberi informasi penting kepada seseorang di seberang sana.
“Hallo Mr..”sapa nya ketika berhasil menghubungi seseorang yang ia maksud.
“Ada apa?”
“Aku ada informasi penting untuk mu”
“Apa itu cepat katakan”
“Hari ini ada kehebohan di mansion utama,sepertinya tuan Albert sedang menyiksa Emily karena begitu dia memasuki mobil,Emily dalam keadaan tidak sadarkan diri dan penuh luka di sekujur tubuhnya”
“Itu tidak penting bagiku”
“Tapi apa kau tidak kasian kepada keponakan mu itu?”
“Dia hanya pionku dan dia sama sekali tidak berarti apa-apa...apa kau menelpunku hanya untuk menyampaikan informasi sampah ini kepada ku?”
“Tidak hanya itu saja tuan..aku ada informasi lain lagi.”
“Apa itu?”
“Tuan Albert tiba-tiba mengirim putra nya ke mansion tuan wheeler.”
“Seperti nya dia mulai mencium rencanaku,,tapi itu masalah bagiku karena masih banyak cara untuk menghancurkannya.”
“Baiklah Mr...aku harus menutup telepon mu karena aku harus kembali ke mansion utama”
“Baiklah”
Tut..tut..tut
*****
Kamar VIP dengan fasilitas bak hotel bintang lima adalah kamar yang dipilih Albert sebagai ruangan perawatan untuk Emily.
Bahkan saat ini Albert meminta kepada Dion untuk menambah 1 bed khusus untuknya jika ia ingin tidur di rumah sakit.
“Apa kau yakin akan tidur disini?”Dion menaikkan salah satu alisnya
“Memangnya ada yang salah dengan permintaanku?”tanya Albert santai
“Tidak ada...hanya saja kau bisa memerintahkan beberapa pengawal untuk berjaga didepan,kenapa harus kau yang menjaga nya?”Dion mulai memancing Albert
“Aku hanya meminta tambahan ranjang saja..aku tidak meminta mu untuk banyak bertanya”ketus Albert
“Oke-oke....sebentar lagi perawatku akan mengantarkannya kesini”Dion akhirnya mengalah.
“Lalu kenapa kau masih disini?”tanya Albert
“Apa kau sudah tidak sabar berdua dalam satu ruangan bersama nya hingga kau harus mengusirku?”jawab Dion dengan wajah yang dibuat sedih
“Kau pergi sekarang atau kU hancurkan rumah sakit ini!”perintahnya
“Baiklah aku akan keluar...ketika dia sadar nanti segera panggilkan aku”ujar Dion sembari pergi dari ruangan itu.
Pintu ruangan sudah di tutup oleh Dion,kini di ruangan itu hanya ada Albert dan juga Emily yang masih terbaring lemah di atas ranjang.
Albert berjalan menghampiri Emily,berdiri disamping ranjang sembari memperhatikan wajah Emily dengan seksama.
“Cantik...Aku sama sekali tidak melihat wajah penipu di wajahnya,apa benar yang dikatakan Dareen selama ini?”gumam Albert dalam hati.
Albert mengalihkan pandangannnya ke arah tangan Emily,mengangkat tangannya untuk menyentuh tangan Emily yang masih di lapisi perban.
“Dia pasti sangat ketakutan dan juga merasa kesakitan,,setelah ini aku berjanji akan bertanya dengan cara baik-baik dan aku berharap kau bisa jujur kepadaku”gumamnya lagi
Tanpa ia sadari tangannya mulai menyentuh wajah Emily dan mengusapnya dengan lembut,,hingga seseorang membuka pintu dan masuk tanpa meminta ijin terlebih dahulu.
“Albert kau mau taruh ini dimana?”tanya Dion yang membawa 1 ranjang ekstra untuk Albert dengan posisi badan membelakangi Albert
Albert yang terkejut dengan kedatangan Dion secara tiba-tiba hanya terdiam,dia tidak sadar bahwa kini posisi tangannyA berada di wajah Emily.
“Wah rupa nya kau ingin menikmati momen berdua sehingga kau cepat-cepat mengusirku tadi”ejek Dion
Albert yang menyadari tangannya berada di wajah Emily reflek menyingkirkan tangannya.
“Ini tidak seperti yang kau bayangkan”ucap Albert sedikit gugup
“Tidak usah sungkan,setelah kU letakkan ranjang ini..aku akan keluar dan kau bisa berdua lagi”Dion menampilkan senyum merekahnya ke arah Albert
Wajah Albert saat ini sudah merah padam karena menahan malu,dia benar-benar merutuki kebodohannya karena tidak mengunci pintu terlebih dahulu.
“Dokter sialan”gerutu Albert
Dion hanya tertawa mendengar gerutu dan wajah merah sahabat nya itu,dia meletakkan bed itu tepat di samping Emily.
“Sudah selesai..kau bisa beristirahat sekarang..aku akan pergi dan aku harap kau jangan berbuat mesum di rumah sakit ini ...ah aku lupa dia masih sakit jadi tunggulah sampai dia sembuh”ejek Dion yang langsung berlari ke luar ruangan seperti sudah membangunkan singa yang sedang tertidur.
“Kurang ajar kau dokter sialan “teriak Albert
Sepersekian detik Albert diam setelah berteriak,menatap emosi ke arah pintu itu,dia benar-benar kesal karena di ejek oleh Dion.
“Hiks...hiks...hiks sakit bu”isakan kecil mulai terdengar dari bibir Emily
Mendengar isakan dari Emily,Albert melirik ke arah ranjang.
“Apa dia sudah sadar...kenapa dia menangis?”gumam Albert
Karena tidak mendengar suara isakan lagi,Albert kini menoleh ke arah Emily,dia sedikit bingung karena tadi Emily menangis padahal mata nya masih terpejam.
Kembali dia mendekat ke arah ranjang dan mendapati wajah Emily sedikit basah.
“Ternyata kau bermimpi..apa dia sesedih itu hingga di dalam mimpi pun dia menangis”gumam Albert dalam hati
“Hiks...hiks...sakit bu”Emily kembali menangis
Melihat itu Albert mengangkat tangannya ingin mengusap air mata yang sudah mulai berjatuhan.
“Tenanglah setelah ini aku tidak akan menyakiti mu”ucapnya lirih
Merasa lelah karena sedari tadi ia hanya berdiri,Albert memutuskan untuk duduk di samping ranjang,menarik kursi yang berada di sampingnya.
Kini bokongnya sudah mendarat sempurna di kursi,dia meregangkan sedikit badannya dan bersandar dengan tangan melipat di dada.
Rasa kantuk mulai menyerang Albert dan tanpa ia sadari,ia ikut memejamkan mata.