Yuda Laksana adalah seorang anak yang ditemukan oleh Eyang Braja Sedeng didalam sebuah hutan yang angker.
kedua orang tuanya mati terbunuh oleh sekumpulan perampok yang menyerang desa mereka.
Dengan gemblengan ilmu silat dan pukulan sakti menjadikan Yuda Laksana tumbuh menjadi pemuda yang sakti mandraguna dan diwariskan senjata maha dahsyat pedang Naga Bumi dan diberikan nama baru Yuda Edan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Call Me Dick, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yuda Terluka
Berkatalah raja kelabang biru,"kehebatanmu sudah dihembuskan orang di delapan penjuru angin rimba persilatan, saat ini aku akan menjajal kehebatanmu itu. Nenek, Prakoso mundurlah biar aku yang hadapi pemuda edan ini"ucap Raja kelabang biru seraya mengibaskan lengan bajunya dan menggebubulah gelombang angin hebat berwarna biru menyerang Yuda.
Yuda langsung menutup indera pernafasannya dan menyingkir kesamping.
Angin tersebut menghantam batang pohon yang langsung mengkeret kering dan berwarna kebiruan.
Yuda yang melihat hal itu langsung menggumam,"pukulan hebat dan mengandung racun jahat sekali, aku harus berhati-hati menghadapi bangsat ini"batin Yuda berbicara.
Yuda bergerak melesat menghantamkan jotosan ke arah dada dengan mengerahkan tiga perempat tenaga dalamnya.
Raja kelabang biru tidak bergerak dari berdirinya dan tampaknya dia ingin menjajal sampai sejauh mana tenaga dalam si pemuda.
Bentrokan kedua tangan yang sudah dialiri tenaga dalam tingkat tinggi tidak dapat dihindari.
Keduanya sama-sama terpekik dan mundur beberapa tombak kebelakang.
Yuda kembali menggumam,"bangsat ini tenaga dalamnya sangat hebat dan tidak berada dibawahku, aku harus menyerangnya terlebih dahulu"ucap Yuda didalam hatinya.
Raja kelabang biru juga terjajar kebelakang matanya membelalak tak percaya,"anak muda ini memiliki tenaga dalam satu atau dua tingkat diatasku, rasa-rasanya sulit untuk aku percaya kalau dia sehebat itu, aku harus bertindak cepat"gumam raja kelabang biru.
Dia menaikkan tenaga dalamnya dan menyerang Yuda dengan jurus-jurus terhebat yang dia kuasai sehingga tanpa mereka sadari puluhan jurus telah berlalu dari pertarungan itu.
Mereka yang terlihat dari pertarungan itu hanyalah kelebatan-kelebatan bayangan yang sangat cepat.
Raja kelabang biru menggunakan tongkatnya dalam melakukan gempuran ke Yuda sedangkan Yuda hanya mengandalkan ilmu meringankan tubuhnya yang sudah sangat sempurna dalam berkelit dan melakukan balasan hingga pada suatu saat Yuda menangkis pukulan yang diarahkan ke dadanya dan akan melakukan serangan balasan tetapi sabetan tongkat raja kelabang biru melesat dari bawah keatas.
Yuda terlambat mengelakkan tongkat tersebut dan menghantam bahu Yuda sehingga membuat Yuda terpelanting dan jatuh ke tanah dengan keras.
Raja kelabang biru tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang sudah didepan mata.
Dia mengeluarkan beberapa senjata rahasia yang berbentuk seperti kelabang biru dan memiliki ketajaman yang luar biasa pada setiap sisinya.
Yuda merasakan tubuhnya mati rasa dan bagian bahunya seperti remuk sampai ke tulang.
Dia mencoba mengalirkan hawa sakti ke bagian bahunya yang terluka.
Dia melihat raja kelabang biru melemparkan senjata rahasia ke arahnya dan dengan sisa tenaga yang ada Yuda mencoba mengelakkan serangan tersebut dengan menggulingkan tubuhnya ke arah samping sehingga senjata tersebut menancap ditempatnya berbaring.
Raja kelabang biru melesatkan kembali tiga senjata rahasianya ke arah Yuda.
Tubuh Yuda yang mati rasa dan semakin melemah akibat racun ganas dibahunya hanya bisa menatap senjata rahasia yang sebentar lagi akan mengakhiri nyawanya itu tetapi tiba-tiba tubuhnya ada yang gendong dan melarikannya ke arah timur melewati batu-batu besar yang bertebaran disekitar itu.
Yuda sudah tidak sadarkan diri lagi saat dirinya dibawa lari dan orang tersebut mengetahui bahwa dia harus cepat karena nyawa Yuda sudah diujung tanduk.
Disaat Wulan yang sudah pulih dari cedera dan melihat Yuda dalam keadaan genting berbahaya langsung melesat kearah Yuda dan melarikannya.
Wulan mengibaskan tangannya ke arah belakang dan segumpal angin bertenaga dalam tinggi yang dapat menghancurkan batu besar dia pukulkan ke arah raja kelabang biru.
Raja kelabang biru menghindari serangan tersebut dan balas menyerang musuh yang melarikan diri dengan ajian kelabang biru.
Pukulan tersebut hanya mengenai batu besar sehingga hancur berkeping-keping tapi kedua orang itu sudah menghilang melarikan diri.
"Bangsat, bocah itu kabur tapi dia sudah kena pukulan tongkat kelabang setan, nyawanya hanya tinggal sekejapan mata saja sebelum racun setan biru menghancurkan jantungnya"ucap raja kelabang biru tertawa membahana didalam lembah kesengsaraan.
"Ayo nek, Prakoso kita kembali ke markas." Lalu ketiga orang itu berkelebat meninggalkan tempat tersebut tanpa berniat mengejar kedua orang yang telah melarikan diri dari kalangan pertempuran.
***
Yuda tersadar dari pingsannya, dia melihat dunia terbalik dan bergerak sangat cepat.
Dia melihat punggung orang yang melarikannya dengan cepat, dari warna baju dan aroma tubuhnya Yuda mulai sadar bahwa Wulan sedang melarikannya.
Badannya seperti terbakar, racun yang mengidap ditubuhnya seperti membakar seluruh tubuhnya.
Yuda menyentuh punggung Wulan lalu berkata,"Wulan berhenti dulu, badanku seperti terbakar rasanya"pinta Yuda.
Wulan yang tidak menyadari bahwa Yuda sudah siuman dari pingsannya lalu membaringkan Yuda disebuah batu yang besar.
Wulan memegang dahi Yuda yang terasa sangat panas.
"Yuda, apa yang harus aku lakukan untuk menyembuhkanmu? Aku tidak mau kehilangan dirimu, Yuda"kata Wulan dan air mata jatuh dipipinya yang halus.
Yuda mengusap air mata tersebut seraya berkata,"terima kasih Wulan, kalau engkau tidak melarikanku mungkin aku sudah mati saat ini ditangan orang tua itu. Tenanglah Wulan aku akan menyembuhkan diriku"ucap Yuda lalu dia mencoba duduk dan bersila.
"Wulan, jangan sampai ada seorangpun yang mengganggu pengobatanku!"pinta Yuda.
Wulan mengangguk dan menyeka air matanya.
Yuda lalu berkata,"Pedang Naga Bumi datanglah aku butuh bantuanmu!"ucap Yuda lalu tiba-tiba ditangannya muncul sebuah pedang bercahaya kehijauan dan sangat berkilau.
Wulan sudah pernah melihat kehebatan pedang Naga Bumi dan hatinya bertanya-tanya apakah kali ini pedang Naga Bumi bisa menolong pemiliknya? Suara hati Wulan mulai meragukannya dan dalam hati dia mulai memanjatkan doa agar Yuda bisa disembuhkan.
Yuda mencoba menempelkan badan Pedang yang berkilauan berwarna hijau itu dibahunya yang remuk terpukul.
Saat pedang Naga Bumi bersentuhan dengan bahunya teriakan menggeledek keluar dari mulut Yuda.
Bahu yang remuk seperti ditempel bara api yang sangat panas, keringat memercik dari keningnya menahan sakit yang teramat sangat.
Setelah sepeminuman teh berlalu rasa panas yang menderanya berubah menjadi rasa sejuk.
Yuda menyadari bahwa dirinya telah selamat dari racun maut kelabang setan.
Dia memperhatikan badan Pedang yang berwarna kebiruan tanda pedang Naga Bumi sudah menghisap seluruh racun didalam tubuhnya yang tadinya sudah meluas diseluruh peredaran darahnya.
Wulan terpekik bahagia melihat tubuh Yuda yang tadinya berwarna kebiruan dan sekarang sudah normal kembali.
Yuda meniup badan pedang yang berwarna kebiruan akibat racun jahat yang terhisap lalu warna biru itu tiba-tiba lenyap.
Yuda mengembalikanpedang Naga Bumi kembali ke dalam tubuhnya lalu Wulan menghambur dan memeluknya seraya berkata, "terima kasih Hyang Jagat Dewa Batara, engkau sudah menyelamatkannya"ucap Wulan.
Yuda terharu mendengar hal itu.
Yuda mendekap erat tubuh Wulan dan mengelus rambutnya yang lurus sepinggang. "Semuanya sudah lewat Wulan aku sudah selamat lebih baik kita mencari tempat yang aman untuk memulihkan keadaan kita dan lebih baik kita bermalam diatas pohon besar sebelah sana karena tempat ini sebentar lagi sudah akan gelap"ucap Yuda lalu memegang tangan Wulan dan keduanya melesat ke bagian atas pohon tersebut.
Dialok percakapn lebih enak bacanya saat mereka saling menyebut nama..usia dan waktu perkenalan juga mesih baru..cuali umur sudah di atas 25 bolehlah ganti kakang dalm panggilan..caps ini nyaris bikin saya peibadi mau off baca novel ini..krn sefikit geli baca nya...tp coba lnjut dulu mudah2an ok untuk seterusnya