Tragedi Ranjang Kakak Tiri

Anna mengikuti pandangan Nao. "Brengsek itu ada di sini!?."

Meskipun ini sudah lama setelah pengkhianatan Aiden juga Angel, namun tetap saja Nao geram saat mengetahui jika dirinya pernah mencintai seorang bajingan. "Ah moodku hilang."

Aiden tersenyum seolah tak percaya dipertemukan lagi dengan mantan kekasih yang pernah begitu dicintainya. "Dia semakin cantik saja." Batinnya tak bisa bohong.

Seperti dugaan Nao ternyata benar kakak tirinya Angel juga ada di sana, Angel tersenyum licik seraya meraih wajah Aiden mencium bibirnya dengan liar.

"Aku telah merenggut kebahagiaan saudara tiri, menyenangkan sekali melihatnya terluka." Batin Angel.

"Apa mau pindah tempat saja?." Tanya Anna kesal.

Nao menyunggingkan senyum tipis. "Tak perlu kita nikmati saja pertunjukan s*x yang akan terjadi sebentar lagi."

Anna terkekeh tak menyangka dengan jawaban sahabatnya. "Haha aku suka dirimu yang seperti ini Na."

Mereka melanjutkan party seolah tak terjadi apa-apa.

Angel melepas ciuman ia pun menggandeng Aiden mendekati posisi Nao, dan melanjutkan kembali aksi liarnya di dekat mereka.

"Bagaimana perasaanmu saat mengetahui jika Aiden ternyata mencintai kakak tirimu sendiri?." Tanya Angel puas.

Nao melirik Aiden yang juga menatapnya. "Tak masalah kalian memang cocok bersama, lanjutkan!."

Angel mengerutkan kening sikap Nao kini benar-benar berubah tak seperti dulu saat ia terisak. Dari lubuk hati yang paling dalam Aiden masih menyimpan Nao sebagai orang spesialnya, namun belaian Angel juga ia tak bisa menolak akan hal itu.

"Dimana pria yang sudah menghabiskan malam denganmu? atau kau hanya berpura-pura saja." Sengaja Aiden ingin tahu.

"Kurasa dia tidak bisa move on darimu sayang." Potong Angel kembali mencium bibir Aiden.

Nao mengepalkan tangannya kuat.

"Na mending kita pindah saja dari pada meladeni orang seperti mereka." Ujar Anna yang tak mau ribet. "Atau kau akan...

"Lihat dan saksikan saja." Jawab Nao pada sahabatnya, Anna peka maksud Nao ia pun kembali menari mengikuti alunan musik.

Sudut mata Nao tertuju pada Ares sementara Ares yang sedang merokok hanya mengangkat kedua alisnya penuh tanda tanya akan tatapan Nao.

"Kau lihat pria itu?." Tunjuk Nao pada Ares.

Angel dan Aiden mengikuti pandangan Nao, Aiden terkejut seolah tak percaya, hatinya juga terus menyangkal tidak mungkin Nao yang begitu mencintainya dengan cepat memiliki kekasih lagi.

Minuman yang dipegang Angel seketika terjatuh saat mengetahui jika idola kampus juga pria tampan yang saat ini banyak digandrungi wanita merupakan kekasih dari Nao?.

"Dia kekasihku, tak perlu menunggu lama untuk menemukan yang lebih baik darimu Aiden!." Sinis Nao seraya melangkah menuju Ares.

"Pulang, sudah waktunya.." Dingin Ares saat Nao tiba di hadapan.

Tanpa pikir panjang Nao duduk di atas pangkuan Ares membuat pria itu sedikit terkejut tentunya, walaupun jantungnya berdebar kencang namun Nao tak peduli ia akan melakukannya untuk membuktikan pada Angel juga Aiden.

Nao mengambil rokok dari bibir Ares. "Sudah ku bilang kau atlet jangan seperti ini kau bisa menggantinya dengan bibirku."

Ares terkekeh geli. "Ck! kau mabuk ayo pulang."

Nao meraih wajah tampan itu. "No aku tak mabuk, bantulah setelah ini kita baru pulang."

Ares membelalakkan mata saat benda lembut menempel pada bibirnya, Nao mencium duluan bibir Ares terasa kaku namun ia memberanikan diri melum*tnya dengan perlahan.

"Lidah?." Batin Ares.

"Aku kembali gila!." Batin Nao.

Aiden terdiam menyaksikan itu hatinya panas dan memilih untuk pergi, begitu pun dengan Angel ia marah namun tak tahu harus apa. "Sial!."

Anna yang melihat menutup mulutnya. "Oh my good Nao.."

Setelah dirasa cukup Nao melepas ciuman itu ia pun melirik ke arah Aiden dan Angel. "Sudah mereka pergi, terimakasih sudah mau bekerja sama."

Saat menghadap kembali Ares meraih wajah cantik Nao, ia membuka bibirnya mencium bibir ranum itu menyesapnya dalam atas dan bawah bergantian.

Nao mematung terkejut ia tahu jika ini jawaban dari ulahnya barusan, entah dorongan dari mana Nao memejamkan mata membalas ciuman itu dan melingkarkan tangannya pada leher Ares.

"Ini salah..." Lirih Nao.

"Sangat salah." Timpal Ares.

.

TBC

Ayo tinggalkan jejaknya ya sebagai dukungan buat othor!🤗