Niatnya ingin mengunjungi sang kakak dan berlibur ke luar negeri, tapi nahas dia malah terlibat dengan seorang mafia.
"Buat milikku berdiri, baru aku akan melepaskan mu?"
"Memangnya benar tidak bisa berdiri? Mari kita lihat, waah bener, ini lemes bener."
Brisia Aalin Winkler adalah seorang ilmuwan. Dia tertangkap mafia yang mengalami disfungsi ereksi. Pria itu ingin Brisia membantunya karena sebentar lagi dia akan menikah dengan sang tunangan.
Lalu, apakah Brisia bisa membantu?
Dan, mengapa pria itu tidak mencari dokter malah alih-alih mencari seorang ilmuwan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pawang 32
Kedatangan Brisia ke perusahaan lagi-lagi mendapat perhatian dari para karyawan Archie. Mereka sangat penasaran terhadap sosok Brisia. Terlebih setelah kabar tentang batalnya pernikahan bosa besar mereka.
"Apa mungkin Nona ini yang akan jadi Nyonya kita?"
"Entahlah, tapi ku lihat sepintas, menurutku lebih pantas dan cocok yang ini ketimbang yang dulu."
Anggapan mereka dan pendapat mereka mengenai Brisia tenyata lebih baik ketimbang kepada Wilma. Namun bukan berarti semua sependapat. Bagi yang ada di kubu Wilma, mereka tetap mengatakan bahwa Wilma adalah yang terbaik.
"Tetap Nona Wilma yang terbaik, mereka sudah kenal dari kecil. Mereka sudah bersama sejak kecil, jadi Nona Wilma yang memang harus mendampingi Tuan."
Bagi yang bicara demikian, mereka tidak tahu saja apa yang dilakukan WIlma. Karena Archie memutuskan pertunangan dan menggagalkan pernikahan tanpa memberikan alasan yang jelas.
Brisia sendiri acuh tak acuh dengan komentar orang-orang. Baginya saat ini, dia tidak memiliki urusan dengan mereka semua itu. Saat ini urusannya hanya dengan Archie. Dan Brisia pun harus bergegas menemui Archie.
Ketika sudah mulai dekat dengan ruangan Archie, Brisia mendengar sedikit suara teriakan Archie. Dan tak lama kemudian sebuah tembakan dilepas.
Dor!
Brisia sangat terkejut mendengar suara tembakan yang dilepaskan. Dia dan Stuart saling pandang. Tanpa aba-aba kedua orang itu langsung berlari dan masuk tanpa mengetuk pintu lebih dulu.
"Arc! Apa yang terjadi! Kau tak apa?"
Archie membulatkan matanya saat melihat Brisia sudah ada di depannya. Dia melihat ke arah Stuart meminta penjelasan namun Stuart tidak bisa bicara apa-apa.
"Kau tak apa?" tanya Brisia sekali lagi karena tidak mendapat respon dari Archie. Brisia juga langsung memeriksa tubuh Archie dengan meraba dada dan punggung pria tersebut.
"Aku baik-baik saja, Bri. Mengapa kau di sini?"
Kini giliran Brisia yang tidak menjawab. Dia lalu membalikkan tubuhnya. Saat masuk tadi ia merasa melihat sesuatu yang janggal. Dan saat menoleh ke belakang, ternyata di sana ada wanita-wanita tengah berdiri tanpa baju dan hanya mengenakan coat saja. Itu pun coat nya dibuka di bagian depan sehingga tubuh polos nya terekspos sempurna.
"Dasar bajingan sialan! Apa yang kalian lakukan di sini hah! Cepat tutup tubuh kalian atau aku akan membuat semua milik kalian itu tidak berguna."
Jedeeeer
Tatapan mata tajam dari Brisia membuat lima wanita itu menciut. Mereka dengan cepat kembali menutup coat mereka lalu mengikatnya sehingga bagian tubuh mereka tak ada yang terlihat kecuali wajah dan tentunya tangan mereka.
Renoe pun tak kalah terkejutnya melihat reaksi Brisia. Ia pikir wanita yang berada di mansion Archie hanyalah wanita biasa pada umumnya yang berlaku sebagai wanita penghibur. Namun melihat cara Brisia bertindak dan berbicara tentu wanita ini bukan wanita biasa. Terlebih dia sama sekali tidak terkejut dengan senjata api yang ada di tangan Archie.
Sreeeet
"Bri!" Pekik Archie ketika Brisia mengambil pistol dari tangannya. Pria itu sangat terkejut dengan gerakan tangan Brisia yang cepat.
Klak
Dor!
"Pergi dari sini sekarang juga, sebelum kau kehilangan kepalamu Tuan yang aku sama sekali tidak tahu namanya. Pergi dan bawa wanita-wanita murahan ini dari sini. Mata ku sungguh sangat ternoda dengan tampilan mereka yang menjijikkan."
Sebuah tembakan dilepaskan tepat di sisi kepala Renoe. Dimana itu sangat dekat sekali, jika waktu itu Renoe bergerak barang satu mili pun, pasti kepalanya lah yang tertembus peluru.
Sreek
Drap drap drap
Renoe langsung berdiri dan pergi meninggalkan ruangan Archie diikuti oleh para wanita yang ia bawa. Dia bahkan sama sekali tidak mengatakan satu patah katapun.
Sedangkan Archie dan Stuart, mulut mereka menganga ketika melihat apa yang baru saja dilakukan oleh Brisia. Bukan tanpa alasan, mereka jelas tidak tahu kalau Brisia bisa menggunakan senjata api. Bahkan itu terlihat sangat ahli.
Untuk informasi yang satu itu, Archie tak akan bisa mendapatkannya karena jelas amat sangat rahasia. Saudara sepupu mereka adalah mafia, dan Brisia serta kakaknya tentu memiliki kemampuan itu karena mereka belajar bersama.
"Arc, kau tak apa? Apa wanita-wanita itu membuatmu takut?"
"Eh oh, tidak aku tidak apa-apa. Aku juga tidak takut dengan mereka kok. Tenang saja Bri."
Fyuuuh
"Syukurlah kalau begitu. Sekarang kau duduklah dulu. Ah iya, ini ku kembalikan pistol mu."
Brisia mengembalikan pistol itu, dimana Archie bisa melihat dengan jelas bahwa Brisia tampak cukup mampu menggunakan senjata api.
"Kemampuan menembak mu sangat bagus Bri."
"Ah itu, aku suka belajar dengan sepupu-sepupu ku. Jadi lumayan lah."
"Aah begitu, apa mereka penegak hukum?"
"Ehmm, bukan. Intinya mereka sungguh ahli dalam hal seperti itu. Aah sudah jangan dibahas. Nah sekarang aku mau memberikan ini. Ayo kita unboxing paket dari daddyku."
Archie mengangguk, meskipun sebenarnya dia masih sangat penasaran dengan Brisia, namun dia tidak boleh terlalu menunjukkannya.
"Aah daddy ku yang terbaik memang. Dia memberi kita beberapa. Nah Arc, langung minum lah ini."
Tanpa ragu, Archie langsung meminum sebuah cairan yang ada di botol kecil. Kalau tidak salah sekitar 10ml. Dia meminumnya dengan sekali tenggak.
"Setelah ini, lalu apa?"
"Tunggu, kita tunggu reaksinya. Ehmm, efek sampingnya adalah kepala mu akan terasa sakit. Tapi kau tak perlu khawatir Arc, itu tak akan lama."
"Asalkan kau ada bersamaku, aku yakin semuanya baik-baik saja."
Brisia hanya diam sambil tersenyum tipis. Dia masih tidak mengerti mengapa terkadang kata-kata Archie sangat aneh. Akan tetapi saat ini yang penting adalah melihat reaksi dari formula yang dikirimkan oleh Jason.
"Semoga bisa berfungsi. Oh iya Arc, apa kau masih ingat dimana lokasi tempat kami dan kedua orangtuamu mengalami kecelakaan?"
"Masih."
"Bagus, ayo kita kesana sekarang. Tapi apa kamu masih ada pekerjaan setelah ini?"
"Tidak, tidak ada. Ayo pergi sekarang."
Stuart menghela nafasnya panjang, padahal jelas sekali sekarang ada rapat bersama para kepala bagian. Dan mereka saat ini pun sudah menunggu di ruang rapat.
Datangnya Stuart ke perusahaan selain mengantarkan Brisia juga karena akan ada rapat itu.
"Kau yang urus, Stu."
"Baik Tuan."
Stuart hanya pasrah melihat Archie meninggalkan perusahaan bersama dengan Brisia. Mau tidak mau dia lah yang harus menggantikan sang Tuan dalam memimpin rapat.
"Oh astaga, ini lebih parah dari yang sebelumnya. Dan terindikasi akan lebih parah nantinya." Stuart bersungut-sungut, seolah dia sudah tahu apa yang akan terjadi kedepannya nanti.
TBC
bkln perang antr mafia kl bnrn brisia d culik sm mreka,tp kn brisia pntr...pst dia jg ga bkln knpa2 lh,kl mcm2 yg nyulik bkln rpot...