[Warning! Adult Romance]
Jeje tidak menyangka jika PS partnernya adalah seorang mafia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shim Chung, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MAHM BAB 15 - Tinggal Bersama
Jeje membuka matanya perlahan, dia merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Ingatan tadi malam saat dia bercinta di mobil dengan Damian langsung terngiang di kepalanya.
"Arghhh!" teriak Jeje malu luar biasa.
Setelah bercinta yang dia rasakan hanya lelah, dia bahkan tidak sadar jika dirinya dibawa ke mansion Damian.
"Ya ampun, apa yang aku lakukan!" gumam Jeje yang merasa menyerahkan kesuciannya untuk pria asing.
Dia terlalu terbawa suasana dan meminta hal yang memalukan pada Damian untuk menyentuhnya.
Dengan cepat Jeje langsung turun dari ranjang dan membersihkan dirinya. Saat dia keluar kamar mandi, Jeje dibuat terkejut karena sudah ada pelayan yang membawakannya pakaian.
"Tuan Damian sudah menunggu anda di bawah, Nona!" ucap pelayan itu.
Jeje menerima pakaian itu dan segera memakainya tanpa sepatah katapun karena jantungnya semakin berdebar, bagaimana dia berhadapan dengan Damian setelah ini?
Sementara Damian saat ini sedang bersama Keith, mereka menunggu dokter pribadi mereka datang ke mansion atas permintaan Damian.
"Jadi bagaimana selanjutnya? Dia menyerahkan dirinya padamu, lantas?" tanya Keith penuh selidik.
"Dia yang memintaku untuk menyentuhnya jadi bukan salahku!" jawab Damian dengan santai.
"Itu karena kau yang terus menggodanya!"
Bersamaan dengan itu dokter yang di tunggu mereka datang dengan tergopoh.
"Siapa yang sakit?" tanya dokter itu terengah karena begitu mendapat panggilan dia dengan cepat ke mansion Damian.
"Kau membawa yang aku minta, 'kan?" tanya Damian balik.
"Iya Tuan!"
Damian meminta dokter itu untuk membawa suntikan kontrasepsi yang akan diberikan pada Jeje, dia tidak mau mengambil resiko jika wanita itu sampai hamil. Karena untuk saat ini bagi Damian, Jeje hanyalah wanita yang membuatnya bisa berhasrat padanya untuk urusan cinta dia tidak pernah memikirkan hal itu.
"Tuan Damian ada di ruang tamu!" jawab pelayan saat Jeje menanyakan keberadaan pria itu.
Dengan gugup Jeje mendatangi Damian berada, dan saat sampai di ruang tamu Jeje melihat Damian sudah berada dua orang pria.
"Kemarilah!" ucap Damian menepuk sisi kursinya yang kosong.
Setelah Jeje duduk, Damian memberi kode pada dokter untuk memeriksa wanita itu.
"Ini kenapa Damian?" tanya Jeje kebingungan.
"Dokter akan memeriksamu dan memberimu vitamin!" jawab Damian singkat.
Saat Dokter akan menyuntiknya, Jeje mencengkram dengan kuat lengan kokoh Damian.
"Kau takut di suntik?" tanya Damian kemudian.
"Rata-rata semua orang takut jika disuntik!"
"Sepertinya tadi malam kau disuntik dengan jarum yang lebih besar tapi tidak takut!"
Wajah Jeje langsung merah padam mendengar itu, apalagi dirinya semakin malu saat melihat dokter dan juga Keith tertawa kecil.
"Sudah selesai!" ucap dokter saat selesai menyuntik Jeje.
"Kau boleh pergi!" ucap Damian kemudian dengan nada mengusir.
Tanpa berkata-kata lagi, dokter itu langsung pergi. Kemudian Damian beralih menatap Keith yang masih duduk dengan santai.
"Kau juga pergilah!" bentak Damian.
Keith berdiri dari tempat duduknya. "Sepertinya aku harus meminta para pelayan dan bodyguard untuk menyingkir dari ruang tamu!"
Keith berkata dengan mengerlingkan matanya pada Jeje yang membuat wanita itu semakin merona.
"Apa masih sakit?" tanya Damian tiba-tiba yang membuat Jeje tersentak.
"Sedikit," jawab Jeje lirih.
"Aku akan membuatnya tidak sakit lagi!" ucap Damian dengan mengangkat tubuh Jeje untuk naik ke perutnya dan membuka kedua kakinya.
"Damian, aku ingin pulang!" pinta Jeje saat Damian mulai menggerayangi tubuhnya.
"Pulang kemana? tempatmu sekarang ada di sini!"
"Maksudmu apa?"
"Kau akan makan dan tidur bersamaku di mansion ini!"
"Kita akan tinggal bersama?"
"Hm!" jawab Damian dengan menyingkap gaun yang Jeje kenakan. "Kita lanjutkan obrolan kita setelah aku selesai menyuntikmu! Kau tidak akan takut dengan suntik ku, 'kan?"
sebelom nolong ketawa dulu ahh...