NovelToon NovelToon
Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / CEO Amnesia / Cinta Seiring Waktu / Gadis Amnesia / Pelakor jahat
Popularitas:138.7k
Nilai: 5
Nama Author: Itha Sulfiana

Edward terkejut saat istrinya yang hilang ingatan tiba-tiba mengajukan gugatan cerai kepadanya.

Perempuan yang selama empat tahun ini selalu menjadikan Edward prioritas, kini berubah menjadi sosok yang benar-benar cuek terhadap apapun urusan Edward.

Perempuan itu bahkan tak peduli lagi meski Edward membawa mantan kekasihnya pulang ke rumah. Padahal, dulunya sang istri selalu mengancam akan bunuh diri jika Edward ketahuan sedang bersama mantan kekasihnya itu.

Semua kini terasa berbeda. Dan, Edward baru menyadari bahwa cintanya ternyata perlahan telah tumbuh terhadap sang istri ketika perempuan itu kini hampir lepas dari genggaman.

Kini, sanggupkah Edward mempertahankan sang istri ketika cinta masa kecil perempuan itu juga turut ikut campur dalam kehidupan mereka?

*Sedang dalam tahap revisi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Permintaan keluarga Edward

"Usir perempuan ini keluar dari sini, Ed!"

Dengan penuh emosi, perempuan paruh baya itu memberikan titah kepada putra sulungnya.

Silva pun terlihat panik. Seharusnya, tidak seperti ini. Seharusnya, perempuan tua itu bahagia karena Silva sedang mengandung keturunannya.

Bukankah, selama ini keluarga besar Edward selalu mendesak Edward agar lekas memiliki keturunan?

"Ed..." panggil Silva lirih. Dia berharap Edward mau membelanya.

"Lebih baik kamu pergi dari sini, Sil!" pinta Edward dengan suara keras. "Masalah ini akan kita selesaikan nanti."

"Ya, usir perempuan murahan itu dari sini! Mama nggak sudi melihat wajahnya."

Perempuan paruh baya itu menatap Silva dengan penuh kebencian. Dari dulu, dia memang tidak pernah menginginkan Silva menjadi bagian dari keluarganya.

"Silva!! Pergi!" usir Edward dengan suara tegas.

Tuntutan datang dari mana-mana. Jelas, Edward merasa sangat pusing.

"Kamu jahat, Ed!" ucap Silva penuh kecewa sebelum berlari keluar dari ruangan itu.

Usai Silva pergi, keadaan kembali tenang untuk beberapa saat. Tiga orang itu sedang berperang dengan kerisauan masing-masing.

"Dimana Nana sekarang?" Akhirnya, sang Ibu memecah keheningan yang sempat tercipta.

"Edward nggak tahu, Ma," jawab Edward putus asa.

"Tidak tahu? Maksud kamu bagaimana, Ed? Kok, bisa kamu nggak tahu dimana Nana berada?"

"Edward benar-benar nggak tahu, Ma. Nana keluar dari rumah tanpa bilang apa-apa."

"Mestinya, kamu cegah dia keluar dari rumah dong, Ed!"

"Edward sudah coba tapi Nana terlalu keras kepala."

Keadaan kembali hening. Beberapa detik kemudian, suara Elliot kembali memecah keheningan.

"Terus, si ulat bulu itu tinggal dimana?" tanya Elliot.

Edward langsung salah tingkah. Dia hanya bisa diam dengan ekspresi wajah dipenuhi rasa bersalah.

"Dia tinggal sama kamu, Kak?" tebak Elliot setelah membaca ekspresi wajah sang kakak.

Edward langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Apa itu benar, Ed? Kamu tinggal serumah sama perempuan murahan itu?" tanya sang Ibu yang kian meradang.

Terpaksa, Edward mengangguk.

Plak!

Sang Ibu yang kepalang emosi langsung menampar pipi sang putra.

"Kamu benar-benar cari mati, Edward!" ucap sang Ibu geram. "Wajar kalau Nana pergi. Sikap kamu memang sudah keterlaluan."

Perempuan paruh baya itu kemudian menyambar tasnya. Dia mengajak Elliot untuk pergi meninggalkan tempat tersebut.

"Ayo kita pergi saja, Elliot!" ajak sang Ibu.

Elliot mengangguk patuh. Dia mengikuti langkah sang Ibu dari belakang.

*

*

*

Nana menarik napas panjang setelah menemukan keberadaan dua orang yang mengajaknya bertemu sore ini. Meski, dirinya dan Edward akan segera mengakhiri hubungan pernikahan mereka, namun tak ada salahnya untuk menemui anggota keluarga Edward.

Anggap saja, sebagai salam perpisahan.

"Mama! Elliot!" sapa Nana.

Dua orang itu pun segera berdiri untuk menyambut kehadiran Nana.

"Nana!"

"Kak Nana!"

Keduanya memanggil Nana secara bersamaan.

"Duduklah, Na!" ujar Marissa, Ibunda Edward.

"Terimakasih, Ma," sahut Nana. Dia duduk didekat perempuan paruh baya itu.

"Na, ada yang mau Mama bicarakan sama kamu."

Nana pun tersenyum. Dia tahu, kemana arah pembicaraan sang Ibu mertua.

"Soal apa, Ma?"

Marissa tampak menarik napas panjang. "Apa benar, kamu dan Edward akan bercerai?"

Tebakan Nana memang tepat sasaran. Namun, yang membuat Nana penasaran adalah darimana keluarga besar Edward tahu soal ini?

Mengingat sosok Edward yang cenderung tertutup dan enggan melibatkan keluarga besarnya dalam mengambil keputusan, maka mustahil pria itu yang membocorkan soal perceraian mereka.

"Ya, itu benar," angguk Nana dengan yakin.

"Tapi, kenapa, Na?" tanya sang Ibu mertua sembari menggenggam tangannya erat. "Apa Edward sudah melakukan kesalahan yang fatal terhadap kamu?"

Nana tersenyum simpul. "Edward nggak salah. Justru, Nana bercerai karena Nana tahu diri. Nana bukan orang yang diinginkan oleh Edward."

"Siapa bilang kamu bukan orang yang diinginkan Edward, Sayang?" sanggah Marissa cepat.

"Kamu adalah perempuan yang sangat Edward cintai," lanjutnya berusaha merebut hati Nana kembali.

"Jangan bohong, Ma!" kata Nana dengan suara lembutnya. "Nana tahu segalanya, kok. Edward masih mencintai cinta pertamanya. Nana di hidupnya tak lebih dari seorang pengganti. Dan, disaat yang asli sudah kembali, maka yang palsu harusnya dibuang saja, kan?"

"Na, jangan bilang begitu!"

"Itu kenyataan. Bahkan, perempuan itu sudah tinggal serumah dengan Edward."

"Kenapa Kak Nana nggak mencoba untuk berjuang? Kenapa Kak Nana malah menyerah begitu saja?" celetuk Elliot.

Sebenarnya, dia dan Nana seumuran. Namun, karena Nana adalah istri dari kakaknya, maka Elliot dengan sopan memanggil Nana dengan sebutan 'kakak'.

"Berjuang?" Nana tertawa kecil. "Aku sudah melakukannya selama empat tahun ini, Elliot. Tapi, nggak ada gunanya. Makanya, aku memutuskan untuk berhenti sekarang."

"Seenggaknya, pikirkan soal kami! Kami semua sayang Kak Nana. Aku dan Mama juga berjanji untuk membantu Kak Nana mengusir pelakor itu."

"Nggak perlu," tolak Nana. "Aku bisa mengatasinya sendiri."

"Tapi, bukan dengan bercerai, Kak!" sahut Elliot frustasi. "Apa kakak tega menyakiti kami juga?"

"Tentu saja aku tega. Saat dulu aku disakiti oleh Edward, kalian malah berpura-pura tidak tahu. Jadi, kenapa aku harus memikirkan perasaan kalian? Lagipula, kemana kalian selama empat tahun ini? Kenapa aku ditindas sedemikian rupa oleh Edward dan kalian nggak pernah ada untuk membelaku?" gumam Nana dalam hati.

"Maaf, Elliot! Keputusanku sudah bulat. Aku akan tetap bercerai dari Edward.

"Na, pikirkan lagi, Sayang!" pinta Marissa memelas.

"Maaf, Ma! Tapi, keputusanku sudah bulat."

Ibunda Edward benar-benar frustasi. Pun, dengan Elliot.

"Kalau Kak Nana tetap ingin bercerai, nggak apa-apa. Tapi, apa aku boleh meminta sesuatu dari Kak Nana?"

"Elliot!" tegur sang Ibu tertahan. Matanya tampak melotot tajam. Sayangnya, Elliot sama sekali tidak peduli.

"Boleh nggak, kalau galeri dan studio yang selama ini aku pakai dan juga hotel serta toko retail yang dikelola Paman kedua dan ketiga, jadi milikku? Anggap saja, sebagai hadiah perpisahan dari Kak Nana. Bagaimana?"

"Ternyata, adik iparku ini serakah juga." Lagi, Nana bergumam dalam hati.

"Maaf, soal itu bisa kamu minta langsung sama Papaku," jawab Nana.

"Kalau minta sama Om James nggak akan dikasih."

Nana mengendikkan bahunya. "Kalau begitu, buang saja jauh-jauh mimpi kamu itu! Masalahnya, aku dan Papa sudah memutuskan hubungan semenjak memilih menikah dengan Edward. Jadi, soal properti miliknya, aku nggak berhak ikut campur."

"Tapi, Kak..."

"Sudah, ya!" Nana kemudian berdiri. "Aku rasa nggak ada hal yang perlu dibahas lagi. Jadi, aku permisi dulu!"

"Na, kamu tinggal dimana sekarang? Boleh Mama menginap ditempat kamu?" tanya Marissa.

Nana pun tersenyum. "Maaf, Ma. Aku pun cuma menumpang di rumah teman. Jadi, nggak bisa ajak Mama dan Elliot bermalam di sana."

1
gaby
Pas di cek di mesin Atm, cm nongol tulisan Silakan Coba Lagi/Facepalm//Facepalm/
Yuliana Tunru
teman tak tau diri dan tak tau mqlu kau sam skrg nikmati semua x ya bela z trs jalang murahan itu.kaliann pantas dibuang
Elis
89
Diyah Pamungkas Sari
mamposss!! puas bgt! wkwkwkwkwk
Ty Kurniawan
rasakan kau laku" bodoh...silahkan hidup bersama dengan wanita ular kesayangan mu🤣
gaby
Juak aja apa yg ada di tanganmu Sam. Berhubung cm ada Silva, jual aja ke tempat pelacuran. Lumayan duitnya buat modal buka usaha kecil2an/Facepalm//Facepalm/
Rizky Sandy
mknya jgn sok jadi pahlawan klau TDK punya kekuatan, selamat jadi gembel,,,,,
Diah Susanti
samuel thor
Bey
Dasar samuel bego dugu
Yuliana Tunru
Luar biasa
-yhanie Perikitiww-
nah gini Thor jgn smpe ada kata balikan lagi, klw jadi perempuan banyak duit jgn mw sama laki² mokondo g ada akhlak
mery harwati
James juga gak akan tinggal diam setelah Nana jadi sapi perah di keluarga Edward, pun dengan Dylan yang tetep akan mengejar cinta Nana setelah di masa lalu kalah dengan Edward
Tapi bila ending ceritanya Nana balikan sama Edward, bener² bertolak belakang sama judul novelnya 😎
Uthie
tinggal makan tuhhh penyesalan 😜
partini
enak bener dah nyakitin muter muter minta balikan lagi weh Weh,,
tapi is ok Edward 98% cerita Kya gini tuh balikan lagi so i hope kamu jg 😂😂
Uthie
rasain tuhhh 😡
-yhanie Perikitiww-
wasalam tuan Edward selamat bersenang²
tini 06
si edward tuh emang dah bego dari sananya ya gampang banget dijebak mlu
mery harwati
Edward Edward cinta pertamamu yang kau pilih dari awal pernikahan dengan Rhiana adalah srigala berbulu ayam, wkwk 😀
Uthie
Bagus Ed 😏
-yhanie Perikitiww-
selamat anda kena prankkk, nikmati kebodohan anda
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!