NovelToon NovelToon
Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / CEO Amnesia / Cinta Seiring Waktu / Gadis Amnesia / Pelakor jahat
Popularitas:46.3k
Nilai: 5
Nama Author: Itha Sulfiana

Edward terkejut saat istrinya yang hilang ingatan tiba-tiba mengajukan gugatan cerai kepadanya.

Perempuan yang selama empat tahun ini selalu menjadikan Edward prioritas, kini berubah menjadi sosok yang benar-benar cuek terhadap apapun urusan Edward.

Perempuan itu bahkan tak peduli lagi meski Edward membawa mantan kekasihnya pulang ke rumah. Padahal, dulunya sang istri selalu mengancam akan bunuh diri jika Edward ketahuan sedang bersama mantan kekasihnya itu.

Semua kini terasa berbeda. Dan, Edward baru menyadari bahwa cintanya ternyata perlahan telah tumbuh terhadap sang istri ketika perempuan itu kini hampir lepas dari genggaman.

Kini, sanggupkah Edward mempertahankan sang istri ketika cinta masa kecil perempuan itu juga turut ikut campur dalam kehidupan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Permintaan keluarga Edward

"Usir perempuan ini keluar dari sini, Ed!"

Dengan penuh emosi, perempuan paruh baya itu memberikan titah kepada putra sulungnya.

Silva pun terlihat panik. Seharusnya, tidak seperti ini. Seharusnya, perempuan tua itu bahagia karena Silva sedang mengandung keturunannya.

Bukankah, selama ini keluarga besar Edward selalu mendesak Edward agar lekas memiliki keturunan?

"Ed..." panggil Silva lirih. Dia berharap Edward mau membelanya.

"Lebih baik kamu pulang dulu, Sil!" pinta Edward. "Masalah ini akan kita selesaikan nanti."

"Ya, usir perempuan murahan itu dari sini! Mama nggak sudi melihat wajahnya."

Perempuan paruh baya itu menatap Silva dengan penuh kebencian. Dari dulu, dia memang tidak pernah menginginkan Silva menjadi bagian dari keluarganya.

"Silva!! Pergi!" usir Edward dengan suara tegas.

Tuntutan datang dari mana-mana. Jelas, Edward merasa sangat pusing.

"Kamu jahat, Ed!" ucap Silva penuh kecewa sebelum berlari keluar dari ruangan itu.

Usai Silva pergi, keadaan kembali tenang untuk beberapa saat. Tiga orang itu sedang berperang dengan kerisauan masing-masing.

"Dimana Nana sekarang?" Akhirnya, sang Ibu memecah keheningan yang sempat tercipta.

"Edward nggak tahu, Ma," jawab Edward putus asa.

"Tidak tahu? Maksud kamu bagaimana, Ed? Kok, bisa kamu nggak tahu dimana Nana berada?"

"Edward benar-benar nggak tahu, Ma. Nana keluar dari rumah tanpa bilang apa-apa."

"Mestinya, kamu cegah dia keluar dari rumah dong, Ed!"

"Edward sudah coba tapi Nana terlalu keras kepala."

Keadaan kembali hening. Beberapa detik kemudian, suara Elliot kembali memecah keheningan.

"Terus, si ulat bulu itu tinggal dimana?" tanya Elliot.

Edward langsung salah tingkah. Dia hanya bisa diam dengan ekspresi wajah dipenuhi rasa bersalah.

"Dia tinggal sama kamu, Kak?" tebak Elliot setelah membaca ekspresi wajah sang kakak.

Edward langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Apa itu benar, Ed? Kamu tinggal serumah sama perempuan murahan itu?" tanya sang Ibu yang kian meradang.

Terpaksa, Edward mengangguk.

Plak!

Sang Ibu yang kepalang emosi langsung menampar pipi sang putra.

"Kamu benar-benar cari mati, Edward!" ucap sang Ibu geram. "Wajar kalau Nana pergi. Sikap kamu memang sudah keterlaluan."

Perempuan paruh baya itu kemudian menyambar tasnya. Dia mengajak Elliot untuk pergi meninggalkan tempat tersebut.

"Ayo kita pergi saja, Elliot!" ajak sang Ibu.

Elliot mengangguk patuh. Dia mengikuti langkah sang Ibu dari belakang.

*

*

*

Nana menarik napas panjang setelah menemukan keberadaan dua orang yang mengajaknya bertemu sore ini. Meski, dirinya dan Edward akan segera mengakhiri hubungan pernikahan mereka, namun tak ada salahnya untuk menemui anggota keluarga Edward.

Anggap saja, sebagai salam perpisahan.

"Mama! Elliot!" sapa Nana.

Dua orang itu pun segera berdiri untuk menyambut kehadiran Nana.

"Nana!"

"Kak Nana!"

Keduanya memanggil Nana secara bersamaan.

"Duduklah, Na!" ujar Marissa, Ibunda Edward.

"Terimakasih, Ma," sahut Nana. Dia duduk didekat perempuan paruh baya itu.

"Na, ada yang mau Mama bicarakan sama kamu."

Nana pun tersenyum. Dia tahu, kemana arah pembicaraan sang Ibu mertua.

"Soal apa, Ma?"

Marissa tampak menarik napas panjang. "Apa benar, kamu dan Edward akan bercerai?"

Tebakan Nana memang tepat sasaran. Namun, yang membuat Nana penasaran adalah darimana keluarga besar Edward tahu soal ini?

Mengingat sosok Edward yang cenderung tertutup dan enggan melibatkan keluarga besarnya dalam mengambil keputusan, maka mustahil pria itu yang membocorkan soal perceraian mereka.

"Ya, itu benar," angguk Nana dengan yakin.

"Tapi, kenapa, Na?" tanya sang Ibu mertua sembari menggenggam tangannya erat. "Apa Edward sudah melakukan kesalahan yang fatal terhadap kamu?"

Nana tersenyum simpul. "Edward nggak salah. Justru, Nana bercerai karena Nana tahu diri. Nana bukan orang yang diinginkan oleh Edward."

"Siapa bilang kamu bukan orang yang diinginkan Edward, Sayang?" sanggah Marissa cepat.

"Kamu adalah perempuan yang sangat Edward cintai," lanjutnya berusaha merebut hati Nana kembali.

"Jangan bohong, Ma!" kata Nana dengan suara lembutnya. "Nana tahu segalanya, kok. Edward masih mencintai cinta pertamanya. Nana di hidupnya tak lebih dari seorang pengganti. Dan, disaat yang asli sudah kembali, maka yang palsu harusnya dibuang saja, kan?"

"Na, jangan bilang begitu!"

"Itu kenyataan. Bahkan, perempuan itu sudah tinggal serumah dengan Edward."

"Kenapa Kak Nana nggak mencoba untuk berjuang? Kenapa Kak Nana malah menyerah begitu saja?" celetuk Elliot.

Sebenarnya, dia dan Nana seumuran. Namun, karena Nana adalah istri dari kakaknya, maka Elliot dengan sopan memanggil Nana dengan sebutan 'kakak'.

"Berjuang?" Nana tertawa kecil. "Aku sudah melakukannya selama tiga tahun ini, Elliot. Tapi, nggak ada gunanya. Makanya, aku memutuskan untuk berhenti sekarang."

"Seenggaknya, pikirkan soal kami! Kami semua sayang Kak Nana. Aku dan Mama juga berjanji untuk membantu Kak Nana mengusir pelakor itu."

"Nggak perlu," tolak Nana. "Aku bisa mengatasinya sendiri."

"Tapi, bukan dengan bercerai, Kak!" sahut Elliot frustasi. "Apa kakak tega menyakiti kami juga?"

"Tentu saja aku tega. Kenal kalian saja, tidak. Jadi, kenapa aku harus memikirkan perasaan kalian? Lagipula, kemana kalian selama empat tahun ini? Kenapa aku ditindas sedemikian rupa oleh Edward dan kalian nggak pernah ada untuk membelaku?" gumam Nana dalam hati.

Rossa sudah sedikit bercerita soal keluarga Edward. Selama ini, mereka jarang menjenguk Nana. Jika Nana mengadu soal Edward pun, tanggapan mereka hanya meminta Nana bersabar dan bersabar.

"Maaf, Elliot! Keputusanku sudah bulat. Aku akan tetap bercerai dari Edward.

"Na, pikirkan lagi, Sayang!" pinta Marissa memelas.

"Maaf, Ma! Tapi, keputusanku sudah bulat."

Ibunda Edward benar-benar frustasi. Pun, dengan Elliot.

"Kalau Kak Nana tetap ingin bercerai, nggak apa-apa. Tapi, apa aku boleh meminta sesuatu dari Kak Nana?"

"Elliot!" tegur sang Ibu tertahan. Matanya tampak melotot tajam. Sayangnya, Elliot sama sekali tidak peduli.

"Boleh nggak, kalau galeri dan studio yang selama ini aku pakai dan juga hotel serta toko retail yang dikelola Paman kedua dan ketiga, jadi milikku? Anggap saja, sebagai hadiah perpisahan dari Kak Nana. Bagaimana?"

"Ternyata, adik iparku ini serakah juga." Lagi, Nana bergumam dalam hati.

"Maaf, soal itu bisa kamu minta langsung sama Papaku," jawab Nana.

"Kalau minta sama Om James nggak akan dikasih."

Nana mengendikkan bahunya. "Kalau begitu, buang saja jauh-jauh mimpi kamu itu! Masalahnya, aku dan Papa sudah memutuskan hubungan semenjak memilih menikah dengan Edward. Jadi, soal properti miliknya, aku nggak berhak ikut campur."

"Tapi, Kak..."

"Sudah, ya!" Nana kemudian berdiri. "Aku rasa nggak ada hal yang perlu dibahas lagi. Jadi, aku permisi dulu!"

"Na, kamu tinggal dimana sekarang? Boleh Mama menginap ditempat kamu?" tanya Marissa.

Nana pun tersenyum. "Maaf, Ma. Aku pun cuma menumpang di rumah teman. Jadi, nggak bisa ajak Mama dan Elliot bermalam di sana."

1
Elizabeth Zulfa
jemes dulu ke bana tegas bnget pas nikah ma Edward tpi knpa ke ponakan gak tau diri sprti itu
Uthie
Wadduuhhhh.. James kurang tegas itu atas Kesalahan fatal Mahira 😡
tini 06
pengen kaya krj woy/ortu u suruh jd kaya jgn punya org diambil berasa tuan putri
Uthie
Wadduuhhhh...hama baru niii Na... 🤨😡
gaby
Belum jadian sm Dylan, tp calon bibit pelakor baru dah dtg aja. Kliatan bgt kalo sepupu nana ini menginginkan smua milik Nana.
Diah Susanti
emangnya tuh tak dikunci sebelumnya. kok ada yang bisa masuk seenaknya
Uthie
Lanjut Dylan 💪💪🤗
Elizabeth Zulfa
🤣🤣🤣🤣🤣🤣aku slalu suka kata2 pedas Elliot zg ngehina si uket buluk z😜😜😜
Elizabeth Zulfa
2jt tuh cuma khusus buat minta doang Na... klo buat orang lain za jdi 200jt bkhn mungkin bisa jdi 2M...krna zg byr bokapmu jdi kamu kebagian bus ujung bungsunya aja yaitu 2jt, entah depannya brapa angka zg hilang 😅😅😅
tini 06
edward2 tuh otak terbuat dari apa sih nyesel2 tp selalu bela silva dikasih tinggal disitu jg lg.....bagus nana mending sma laki2 yg bener2 cinta sma dia
Uthie
Diiihhh... gak tau malai banget 😡😡😡
sihat dan kaya
bagus.... tu dlm Islam tiada Edahnya... cerai hari ni...esok boleh nikah dgn org lain... kihkihkih
Uthie
up lagiiii 😍🤗
Diah Susanti
giselle 🧐🧐🧐🧐
Uthie
double up besok ya Thor 🤩🙏
Umi Kulsum
Luar biasa
Uthie
sering up 👍🤗
mery harwati
Silva buta infokah? Sampai² Silva gak tau siapa James & bagaimana kekuasaan James? Bersiap siap blangsak Edward & keluarganya
Atika Sari
ceritannya lumayan seru
Atika Sari
otw kismin,kekepin dah tuh si edward/Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!