NovelToon NovelToon
Warisan Mutiara Hitam 3

Warisan Mutiara Hitam 3

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Budidaya dan Peningkatan / Fantasi Timur / Balas Dendam
Popularitas:58.7k
Nilai: 5
Nama Author: Kokop Gann

(Warisan Mutiara Hitam Season 3)

Gerbang dimensi di atas Pulau Tulang Naga telah terbuka, menyingkap "Dunia Terbalik" peninggalan ahli Ranah Transformasi Dewa. Langit menjadi lautan, dan istana emas menjuntai dari angkasa.

Chen Kai, kini menyamar sebagai "Tuan Muda Ye" yang arogan. Berbekal Fragmen Mutiara Hitam, ia memiliki keunggulan mutlak di medan yang melanggar hukum fisika ini. Namun, ia tidak sendirian.

Aliansi Dagang Laut Selatan, Sekte Hiu Besi, dan seorang monster tua Ranah Jiwa Baru Lahir memburu Inti Makam demi keabadian. Di tengah serangan Penjaga Makam dan intrik mematikan, Chen Kai harus memainkan catur berdarah: mempertahankan identitas palsunya, menaklukkan "Istana Terbalik", dan mengungkap asal-usul Mutiara Hitam sebelum para dewa yang tidur terbangun.

Ini bukan lagi perburuan harta. Ini adalah perang penaklukan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kokop Gann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jatuhnya Sang Naga, Bangkitnya Raja Hitam

Waktu seolah berhenti di Alun-alun Langit Runtuh.

Bukan karena manipulasi Chen Kai, melainkan karena syok murni yang menghantam ribuan pasang mata yang menyaksikan momen mustahil itu.

Tubuh raksasa Patriark Long Xiao—yang masih dalam wujud Draconian setengah dewa—berdiri kaku. Matanya melotot menatap lubang menganga di dadanya, tempat jantungnya seharusnya berada. Darah naga yang panas mendesis saat menetes ke lantai marmer, menciptakan kabut merah yang berbau besi.

"Patriark...?" Hei Long, yang sedang bertukar jurus dengan Luo Sha, berhenti bergerak. Wajahnya memucat, lebih putih dari mayat.

"Tidak mungkin..." gumam salah satu dari empat Tetua Agung yang sedang ditahan oleh Automaton. "Tubuh Naga Sejati... ditembus oleh seorang Inti Emas?"

Long Xiao membuka mulutnya, mencoba mengatakan sesuatu, tapi hanya gumpalan darah dan potongan organ dalam yang keluar. Cahaya kehidupan di mata naganya meredup dengan cepat. Lututnya goyah.

BOOOOM!

Raksasa itu jatuh berlutut, lalu ambruk telungkup ke lantai. Getarannya mengguncang seluruh istana.

Namun, Chen Kai tahu ini belum selesai. Bagi kultivator tingkat tinggi, kematian fisik hanyalah kemunduran, bukan akhir.

ZING!

Sebuah cahaya emas kecil melesat keluar dari ubun-ubun mayat Long Xiao. Itu adalah Jiwa dari Ranah Jiwa Baru Lahir milik sang Patriark—sosok bayi emas kecil yang wajahnya mirip Long Xiao, memancarkan aura ketakutan dan kebencian.

"AKU AKAN KEMBALI!" jerit jiwa kecil itu dengan suara cempreng namun menusuk telinga. "AKU AKAN MEMBAWA SELURUH BENUA TENGAH UNTUK MERATAKAN TEMPAT INI!"

Jiwa itu melesat ke angkasa dengan kecepatan cahaya, mencoba melakukan Teleportasi Jiwa untuk kabur.

"Kau pikir kau mau kemana?" suara Chen Kai terdengar parau dan lelah, tapi penuh otoritas.

Chen Kai mengangkat tangan kirinya yang gemetar. Wajahnya pucat pasi, cadangan Qi-nya tinggal sisa-sisa uap setelah menggunakan Pembalikan Waktu. Tapi dia masih punya Mutiara Hitam.

"Hukum Gravitasi: Penjara Lubang Hitam."

Sebuah bola gravitasi hitam kecil terbentuk di jalur pelarian jiwa Long Xiao.

"TIDAK! JANGAN!"

Jiwa itu menjerit saat gaya tarik yang tak tertahankan menyedotnya. Ia mencoba meronta, membakar esensi jiwanya, tapi di hadapan Hukum Gravitasi murni, ia tidak berdaya.

SLURP.

Jiwa Patriark Long Xiao tersedot masuk ke dalam bola hitam itu, terperangkap dalam sangkar gravitasi abadi.

Chen Kai menarik bola itu ke tangannya. Ia menatap jiwa kecil yang kini terkurung di dalam kelereng hitam itu, wajahnya terdistorsi dalam teriakan tanpa suara.

"Sekarang," bisik Chen Kai dingin. "Kau adalah milikku."

Ia menyimpan bola jiwa itu ke dalam cincin penyimpanannya.

Chen Kai berbalik, menatap medan perang yang sunyi. Jubahnya robek, tubuhnya penuh luka, dan darah menetes dari setiap pori-porinya akibat beban Pembalikan Waktu. Tapi ia tetap berdiri tegak, Pedang Meteor Hitam di tangannya masih menunjuk ke arah musuh.

"Raja kalian sudah mati," kata Chen Kai. Suaranya tidak keras, tapi bergema ke seluruh alun-alun.

"Siapa selanjutnya?"

Kepanikan meledak.

"Lari! Patriark mati! Lari!"

"Dia monster! Dia Iblis Waktu!"

Moral pasukan Sekte Naga Teratai hancur berkeping-keping. Empat Tetua Agung yang tersisa tidak berpikir dua kali. Mereka meledakkan artefak pelindung mereka untuk memukul mundur Automaton, lalu terbang pontang-panting menuju kapal-kapal perang yang masih utuh.

"Mundur! Semua mundur!"

Kapal-kapal perang itu memutar haluan dengan panik, saling bertabrakan di udara dalam kekacauan untuk melarikan diri dari neraka gravitasi ini.

Hanya satu orang yang tidak lari.

Hei Long.

Ia berdiri mematung, menatap mayat pamannya (Long Xiao). Dunianya runtuh. Keangkuhannya, sandarannya, semuanya hilang.

"Hei Long!" teriak salah satu Tetua yang kabur. "Jangan bodoh! Ayo pergi!"

Tapi Hei Long tidak mendengarkan. Ia menoleh perlahan ke arah Chen Kai. Matanya tidak lagi memiliki kewarasan. Hanya ada kegilaan.

"Kau... kau mengambil semuanya..." Hei Long tertawa histeris. "Kau mengambil lenganku... kau mengambil kemuliaanku... dan sekarang kau mengambil Patriark..."

Tubuh Hei Long mulai membengkak. Aura hitam yang tidak stabil meledak dari dalam dirinya.

"Tuan Muda! Dia mau meledakkan diri!" teriak Luo Sha.

Peledakan diri seorang Jiwa Baru Lahir Tahap Menengah dalam jarak sedekat ini bisa meratakan separuh istana dan membunuh semua orang di alun-alun, termasuk Legiun Bayangan yang baru dibentuk.

Chen Kai mengutuk dalam hati. Ia tidak punya Qi lagi untuk menahan ledakan itu. Pembalikan Waktu sudah tidak bisa dipakai.

"Luo Sha! Mundur!" perintah Chen Kai, bersiap memaksakan sisa tenaganya untuk membuka portal pembuangan.

Tapi Luo Sha tidak mundur.

Wanita itu menatap Hei Long dengan tatapan yang sangat tenang.

"Tidak kali ini," bisik Luo Sha.

Ia tidak melarikan diri. Ia justru melesat maju, menerobos aura ledakan Hei Long.

"Mati bersamaku, Jalang!" teriak Hei Long, kulitnya mulai retak memancarkan cahaya pemusnah.

Luo Sha membuang pedangnya. Ia melompat dan memeluk Hei Long erat-erat.

"Teknik Pengunci Bayangan: Rantai Jiwa Yin."

Bayangan Luo Sha tiba-tiba hidup, melilit tubuh Hei Long seperti ular piton, menekan titik-titik meridiannya.

"Apa yang kau lakukan?! Lepaskan!" Hei Long panik. Proses peledakan dirinya terhambat sesaat.

"Tuan Muda," Luo Sha menoleh ke arah Chen Kai, tersenyum tipis di balik topengnya yang retak. "Maafkan ketidaksopanan saya."

Luo Sha mengaktifkan jimat teleportasi jarak pendek di pinggangnya—jimat yang diberikan Chen Kai untuk keadaan darurat. Tapi dia menyetel koordinatnya bukan ke tempat aman.

Dia menyetelny ke tengah Badai Dimensi di luar perisai istana.

"Tidak! TIDAAAAK!"

ZING!

Luo Sha dan Hei Long menghilang dalam kilatan cahaya.

Satu detik kemudian.

Di luar dinding badai yang jauh di atas istana, sebuah ledakan dahsyat terjadi.

BOOOOOOM!

Langit berubah warna menjadi hitam pekat sesaat, lalu kembali ungu. Ledakan Jiwa Baru Lahir itu terjadi di luar, tidak melukai siapa pun di dalam alun-alun.

"Bai..." Chen Kai terpaku. Tangannya terulur ke udara kosong.

Hatinya mencelos. Apakah dia baru saja kehilangan satu-satunya orang yang dia percayai?

Namun, tiba-tiba.

Di ujung alun-alun, ruang terbelah.

Sesosok tubuh terlempar keluar dari celah dimensi, berguling-guling di lantai marmer yang hangus.

Itu Luo Sha.

Zirahnya hancur total. Kulitnya penuh luka bakar mengerikan akibat radiasi ledakan jarak dekat. Tapi dia masih bernapas. Tepat sebelum Hei Long meledak, dia berhasil menendang dirinya menjauh dan menggunakan sisa tenaga jimat itu untuk masuk kembali ke celah perisai.

Chen Kai menghela napas panjang, kakinya lemas saking leganya. Dia hampir jatuh, tapi ditahan oleh Tie Niu yang bergegas maju.

"Raja! Anda baik-baik saja?" tanya raksasa itu cemas.

"Bawa... bawa Luo Sha ke Kolam Pemulihan," perintah Chen Kai, suaranya serak. "Gunakan obat terbaik. Jika dia mati, kalian semua mati."

"Siap, Raja!" Anggota Legiun Bayangan segera bergerak, mengangkat tubuh Luo Sha dengan hati-hati.

Chen Kai berdiri sendirian di tengah alun-alun yang kini sunyi. Mayat Patriark Long Xiao masih tergeletak di sana sebagai monumen kemenangannya.

Armada musuh sudah menghilang di ufuk.

Perang selesai.

Chen Kai berjalan tertatih-tatih menuju mayat Long Xiao. Ia mencabut Pedang Meteor Hitam dari dada mayat itu. Darah naga yang menempel di bilah pedang itu mendesis, lalu diserap sepenuhnya oleh pedang itu, membuat logam hitamnya kini memiliki urat-urat merah yang menyala.

Ia mengangkat pedang itu tinggi-tinggi.

"DENGARKAN!" teriak Chen Kai pada sisa-sisa pasukannya yang selamat.

"HARI INI, KITA TIDAK HANYA BERTAHAN! KITA MENAKLUKKAN!"

"SEKTE NAGA TERATAI TELAH MEMBAYAR HARGA DARAH! DAN INI HANYALAH PERMULAAN!"

"HIDUP RAJA HITAM! HIDUP SEKTE MUTIARA HITAM!"

Sorak-sorai meledak. Tie Niu, Mei Lin, Gui, Zhuge Ming, dan puluhan murid yang selamat bersorak dengan gila. Mereka melihat Chen Kai bukan lagi sebagai manusia, tapi sebagai Dewa Perang.

Chen Kai menurunkan pedangnya. Visinya mulai kabur. Adrenalin mulai habis, dan rasa sakit yang sebenarnya mulai menyerang.

Ia berjalan gontai kembali ke dalam istana, menuju takhtanya. Ia tidak boleh pingsan di depan pasukannya. Ia harus terlihat kuat sampai detik terakhir.

Begitu ia duduk di takhta, dan pintu aula tertutup...

"Uhuk!"

Chen Kai memuntahkan darah segar dalam jumlah banyak. Pandangannya gelap.

"Istirahatlah, Nak," suara Kaisar Yao terdengar lembut. "Kau melakukannya. Kau benar-benar melakukannya."

Chen Kai memejamkan mata. Kesadarannya melayang.

Di dalam kegelapan itu, ia tidak memimpikan kemenangan. Ia memimpikan wajah ayahnya yang samar, dan sebuah pertanyaan besar yang kini harus ia jawab dengan bola jiwa di tangannya.

Apa yang sebenarnya terjadi dengan Long Tian? Dan apa hubungan Sekte Naga Teratai dengan kehancuran keluarganya?

Jawaban itu harus menunggu. Sekarang, Raja butuh tidur.

1
Nanik S
Ternyata Loisha bisa swlamat
Nanik S
Joooooost
Nanik S
Putri Lan... jangan biarkan Tetua Besi hidup
Evi Sirajuddin
Mana adikmu KAI 🤭
Chen Ling
Nanik S
Kalau penjaga Gerbang srigala Mutan lalu Tuan Rumahnya sekuat apa
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Lembah kematian
Hendra Yana
makin seruu
BankToso
sehat selalu thor, semangat update ya thor 👍🙏
Nanik S
Kemana Gadis kecil itu
Nanik S
Blaaaaar.... ambil apimu... Hangus dan Gosong 🤣🤣🤣🤣
Nanik S
Nah begitu Kai... gadis kecil perlu ditolong agar tidak patah semangat
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Kai🌺⚔️🌼
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Sriiiinkz 🌼⚔️🌺
Nanik S
Prang.... buang saja resep Sampah
Inulsyila
gaspollll
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yuhuuuuu 🌼⚔️🌺
Nanik S
Harusnya gadis itu diajak sekalian Kai
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
🌺⚔️🌼Jlebz
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah 🌼⚔️🌺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!