Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan
"Kalau kamu nggak datang sekarang juga, maka aku benar-benar akan lompat ke dalam jurang!"
Nana berdiri dipinggir jurang sambil menangis tersedu-sedu. Pada handphone yang menempel di telinganya, ia dapat mendengar suara sang suami yang begitu dingin dari seberang sana.
"Kalau kamu mau lompat, ya lompat aja! Kenapa harus laporan sama aku? Bukannya, ini sudah ke sekian kalinya, kamu mengancam aku kayak gini? Sudah berapa kali kamu mengancam akan bunuh diri, Na? Tapi, sampai sekarang, kamu nggak mati-mati juga, kan? Kamu masih hidup sehat sampai detik ini, kan?" sahut sang suami dari seberang sana.
Nadanya terdengar begitu kesal. Ia seolah muak dengan semua drama yang diciptakan oleh sang istri selama ini.
Degh!
Jantung Nana terasa sangat sakit saat mendengar jawaban sang suami. Setelah empat tahun usia pernikahan, ternyata Edward masih belum bisa mencintai Nana.
"Jadi, kamu beneran nggak akan peduli meski aku beneran mati, Edward?" lirih Nana dengan perasaan sakit yang luar biasa.
"Ya, aku nggak peduli dan nggak akan pernah mau peduli! Sana, mati! Itu pun, kalau kamu benar-benar berani!" tantang Edward.
"Jangan ngomong kayak gitu, Ed! Kalau Nana beneran nekat, bagaimana?"
Degh!
Nana reflek memejamkan matanya. Suara lembut perempuan itu sangat Nana kenali.
Itu suara Silva. Mantan kekasih Edward yang kini telah kembali setelah Edward berhasil menanjaki tangga kesuksesan berkat bantuan keluarga Nana.
Padahal, dulu Silva memilih pergi dan menikah dengan pria lain karena tak ingin hidup menderita bersama dengan Edward yang kala itu sedang mengalami krisis keuangan dan perusahaan keluarganya yang terancam bangkrut akibat kematian sang Ayah.
Di momen yang sama, ketika Edward sedang terpuruk akibat masalah yang bertubi-tubi, Nana datang menawarkan bantuan finansial dengan syarat lelaki itu harus menikah dengannya.
Pernikahan pun akhirnya terjadi. Siapa sangka, selama empat tahun pernikahan, hanya Nana yang mencintai secara menggebu-gebu tetapi Edward justru tidak.
"Gundik kamu juga ikut mendengar percakapan kita, Ed?" tanya Nana sembari menahan rasa sakit yang begitu pedih dibagian dadanya.
Ternyata, Edward dan Silva sudah sedekat itu. Bahkan, percakapan pribadi antara Nana dan Edward saja, perempuan itu berhak mendengarkan.
Berbeda, dengan Nana yang malah selalu dimaki jika ingin kepo dengan orang yang sedang menelepon Edward.
"Jaga cara bicaramu, Na! Silva bukan gundik. Dia perempuan baik-baik!" bela Edward kepada mantan kekasihnya.
Nana pun mengangguk-anggukkan kepalanya meski Edward tak dapat melihat.
"Baiklah! Selamat tinggal, Edward! Semoga kalian hidup bahagia!"
Klik!
Panggilan pun dimatikan secara sepihak. Nana langsung menjatuhkan diri ke dalam jurang tanpa pikir panjang.
Dia sudah sangat lelah dalam mengejar cinta Edward. Andai boleh memilih, Nana ingin sekali kembali ke empat tahun yang lalu dan mengubah semuanya.
Dia bersumpah, tak akan pernah jatuh cinta pada Edward lagi andai Tuhan mengabulkan permintaannya. Sayangnya, Nana juga tahu jika keajaiban seperti itu mustahil ada di dunia ini.
"Jika ada kehidupan selanjutnya, aku nggak akan pernah mau jatuh cinta sama laki-laki kayak kamu lagi, Ed!" lirih Nana dalam hati.
"Aku menyesal! Aku menyesali empat tahunku yang terbuang sia-sia."
*
Ditempat lain, tepatnya disebuah tempat perkemahan yang berjarak sekitar dua ratus meter dari tempat Nana melompat ke dalam jurang, ada sepasang pria dan wanita yang sedang duduk berdampingan dengan begitu mesra.
Ekspresi wajah sang pria terlihat kesal sekali. Sementara, si wanita terlihat berusaha menenangkan.
"Dasar perempuan merepotkan! Selalu aja ngasih ancaman yang sama! Apa dia pikir, aku terlalu gampang buat ditipu?" gerutu Edward marah.
"Kalau Nana beneran nekat, bagaimana, Ed?" lirih Silva dengan tampang yang berpura-pura mencemaskan keadaan Nana.
Padahal, andai Nana benar-benar nekat bunuh diri, maka Silva adalah orang pertama yang akan bersuka cita merayakan kematian perempuan itu.
"Itu nggak akan pernah terjadi, Silva. Nana itu penakut. Dia cuma mau menggertak aja. Nggak sungguh-sungguh," sahut Edward menenangkan.
"Ada apa lagi, Ed?" tanya Samuel, salah satu teman dekat Edward.
"Nana mengikuti aku dan Silva sampai kemari. Dan, dia mengancam akan lompat ke dalam jurang kalau aku nggak mau ikut pulang sama dia," jawab Edward.
"Wow! Si Nana memang psikopat sejati, ya! Bisa-bisanya, dia selalu menguntit kamu kemanapun kamu pergi," cibir Samuel sambil tertawa mengejek. "Kalau aku jadi kamu, perempuan psiko seperti Nana akan aku buang jauh-jauh. Toh, Silva juga sudah kembali, kan? Apalagi, yang kamu tunggu untuk menceraikan Nana, Ed?"
Edward hanya tersenyum tipis. Alkohol yang ada didepan mata, segera ia tenggak hingga habis.
Perkara menceraikan Nana tidaklah semudah itu. Ada harga besar yang harus Edward bayar jika dia berani melakukan hal tersebut.
"Jangan menghasut Edward yang enggak-enggak, Sam!" sahut Silva. "Dia dan Nana sudah menikah. Dan, ikatan pernikahan nggak bisa semudah itu untuk diputuskan. Lagipula, Edward pasti juga sangat mencintai Nana. Iya kan, Ed?"
"Cinta?" Edward berdecih sinis. "Mana mungkin aku bisa jatuh cinta sama perempuan kayak dia, Silva? Nana itu manja, cengeng dan nggak bisa apa-apa. Dia berbeda jauh dibanding kamu. Yang bisa dia lakukan cuma merengek, menangis dan mengancam. Bikin aku tambah muak aja tiap hari."
Mendengar penilaian Edward tentang Nana, Silva langsung tersenyum puas. Ya, beginilah seharusnya. Edward memang harus mengunggulkan dirinya dibanding Nana.
"Ed! Gawat!" teriak Andro, salah satu teman Edward yang lain.
Dia datang dengan napas tersengal-sengal.
"Ada apa, Andro?" tanya Edward keheranan.
"Nana!" jawab Andro.
"Nana? Ada apa dengan Nana? Apa dia bikin ulah lagi? Huh! Malu-maluin aja!"
"Bukan," geleng Andro. "Nana... Nana jatuh ke dalam jurang."
"Apa?" pekik Edward yang langsung berdiri dengan ekspresi terkejut.
Suasana mendadak hening. Dalam sepersekian detik, Edward berusaha mencerna kata-kata Andro dengan teliti.
"Nana, beneran lompat, Ed?" tanya Samuel terdengar ragu.
Edward tak menjawab. Mendadak, dia merasa lidahnya tiba-tiba berubah kelu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments