NovelToon NovelToon
Cinta Di Ujung Perceraian

Cinta Di Ujung Perceraian

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Angst
Popularitas:14.9k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Terpaksa menggantikan sang kakak untuk menikahi pria yang tidak diinginkan kakaknya. Menjalani pernikahan lebih dari 3 tahun, pernikahan yang terasa hambar, tidak pernah disentuh dan selalu mendapatkan perlakuan yang sangat dingin.
Bagaimana mungkin pasangan suami istri yang hidup satu atap dan tidak pernah berkomunikasi satu sama lain. Berbicara hanya sekedar saja dan bahkan tidak saling menyapa
Pada akhirnya Vanisa menyerah dalam pernikahannya yang merasa diabaikan yang membuatnya mengajukan permohonan perceraian.
Tetapi justru menjelang perceraian, keduanya malah semakin dekat.
Apakah setelah bertahun-tahun menikah dan pada akhirnya pasangan itu memutuskan untuk berpisah atau justru saling memperbaiki satu sama lain?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 32. Hampir.

Suasana meja makan seketika benar-benar menjadi tegang. Vanisa benar-benar tidak bisa berbicara apapun lagi. Vanisa berdiri dari tempat duduknya.

"Terima kasih untuk ajakan makan malamnya," ucap Vanisa dengan menundukkan kepala dan langsung pergi.

"Vanisa!" Arvin yang berdiri dari tempat duduknya yang mengejar Vanisa.

"Apa-apaan ini. Anak itu berani sekali menuntut perceraian. Dia pikir siapa dia hah!" sahut Lara yang semakin emosi.

Dharma juga sampai tidak bisa berkutik sama sekali.

"Vanisa cukup lancang, tetapi dia tidak serius bukan mengajukan perceraian. Tidak aku yakin dia tidak serius. Dia pasti hanya bercanda saja. Aku yakin itu gertakan Vanisa agar Arvin bisa memperjelas statusnya," batin Sarah.

Dia cukup kaget dengan ketegasan Vanisa, tetapi juga dia tampak tidak rela jika benar Vanisa mengakhiri pernikahan dia dan Arvin.

"Vanisa tunggu!" Arvin mengejar Vanisa dengan memegang tangan Vanisa.

"Lepaskan!" Vanisa langsung menjatuhkan kasar tangan Arvin.

"Vanisa kamu tidak bisa seperti ini. Kamu harus dengarkan aku!" tegas Arvin.

"Apa yang aku tidak bisa hah! Aku tidak boleh mengambil keputusan sendiri? Aku tidak boleh bebas dari kamu? Apa yang harus aku dengarkan?" tanyanya dengan menekan suaranya yang tampak lelah di wajahnya.

"Sudah cukup Arvin, aku menjadi orang bodoh selama bertahun-tahun yang hanya mendengarkan perkataan kalian yang hanya di peralat, kaku jadikan pajangan. Aku sudah menegaskan jika aku juga tidak menginginkan pernikahan ini. Jadi sudah cukup semuanya!" tegas Vanisa dengan menekan suaranya.

"Jadi biarkan aku mengambil keputusan ini. Aku hanya ingin hidup tenang sedikit saja!" lanjut Vanisa dengan tegas yang tidak akan mengubah keputusannya.

Vanisa yang berlalu dari hadapan Arvin

"Vanisa tunggu!" panggilan Arvin yang di hiraukan Vanisa yang terus berlari sampai ke jalan raya.

Tin-tin-tin-tin-tin-tin-tin-tin-tin

Suara klakson yang terdengar kuat membuat Vanisa menoleh kearah kirinya. Gadis yang di penuhi emosi itu melotot ketika di depan matanya di hadapkan truk yang melaju kencang.

"Vanisa!" teriak Arvin.

"Aaaaaaaas!" Vanisa berteriak dengan kedua tangannya di silangkan dengan lampu truk itu menyala menerpa wajahnya.

Vanisa hampir saja terlindas. Jika Arvin tidak datang tepat waktu yang berjalan dengan kencang dan mendorong tubuh Vanisa dengan memeluknya yang mengakibatkan keduanya terjatuh dengan berguling sampai beberapa meter.

Arvin bukan hanya menyelamatkan Vanisa saja dari kecelakaan itu. Tetapi dia juga melindungi Vanisa dengan posisi telapak tangannya di bawah kepala Vanisa agar terlindungi dari aspal dan sampai akhirnya tubuh terguling itu terhenti dengan posisi tubuh Arvin di atas Vanisa.

Suara napas dari keduanya yang terdengar naik turun dan Arvin yang melihat wajah Vanisa tampak ketakutan dan perlahan Vanisa membuka matanya.

Jantungnya berdebar semakin kencang. Kala wajah Arvin yang begitu dekat di depannya dengan mata mereka berdua saling bertemu dan menatap begitu dalam.

"Aku mempunyai alasan untuk tidak mempublikasikan kamu dan aku tidak pernah menunggu Angela!" ucap Arvin dengan suara berat.

Vanisa hanya diam dengan seribu bahasa yang masih mengatur jantung dan nafasnya dan sampai akhirnya Arvin terduduk yang bangun dari atas tubuh Vanisa dan juga membantu Vanisa untuk duduk.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Arvin tampak cemas yang memeriksa lengan Vanisa apakah ada yang terluka apa tidak.

"Aku tidak apa-apa," jawab Vanisa dengan tatapan matanya ke sana kemari dengan menelan Salivanya.

Arvin berdiri dari tempat duduknya dan saat berdiri mengulurkan tangannya pada Vanisa.

"Kita pulang!" ajak Arvin yang membuat Vanisa mengerutkan dahi.

"Kenapa? Kamu tidak mau pulang denganku?" tanya Arvin melihat Vanisa diam saja.

Vanisa tidak menyambut uluran tangan itu tetapi dia berdiri. Dia tidak bicara apapun lagi dengan Arvin yang langsung pergi.

"Vanisa!" panggil Arvin.

Arvin mengira Vanisa menghiraukannya dan ternyata Vanisa memasuki mobil Arvin yang membuat Arvin menghela nafas yang benar-benar merasa lega.

Arvin yang kemudian menyusul yang mereka memasuki mobil dengan keduanya yang hanya diam saja. Arvin masih menoleh ke arah Vanisa yang melihat keadaan Vanisa yang sebenarnya baik-baik saja dan walau masih terlihat schok. Arvin yang tidak bertanya apapun lagi dan langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sampai.

***

Akhirnya Vanisa dan Arvin sampai juga ke rumah mereka, walau mengajukan perceraian yang ternyata Vanisa masih tetep pulang ke rumah mereka. Vanisa yang tidak mengatakan apa-apa lagi langsung memasuki kamar dan Arvin terus melihat kepergiannya sampai gadis itu sudah tidak terlihat lagi.

Vanisa yang berada di dalam kamar mandi yang baru saja membasuh wajahnya dan menatap dirinya di cermin

"Apa maksudnya tidak menunggu Angela? Apa dia sedang mengujiku. Apa dia mengecoh hatiku. Mereka tidak peduli padaku yang mereka pedulikan dan takutkan hanya aku mengumumkan pernikahan pada media saja dan justru itu mereka semua terlihat panik dan termasuk dia yang menggunakan seribu cara," Vanisa menduga-duga dengan mulutnya yang tidak berhenti merocos.

"Vanisa kamu sudah mengambil keputusan ini dan kamu jangan mudah terkecoh dan apalagi mendengarkan alasan ini dan itu," ucapnya lagi yang berusaha untuk setenang mungkin dengan segala pemikirannya.

Tok-tok-tok.

Pintu kamarnya yang terbuka membuat Vanisa menoleh kearah pintu dengan dahi mengkerut.

Setelah melap wajahnya. Vanisa yang langsung keluar dari kamar mandi. Vanisa membuka pintu kamar dan Arvin yang sudah berdiri di depannya.

"Aku melihat lengan kamu terluka. Aku akan membantu mengobatinya," ucap Arvin yang sudah membawa kotak obat.

"Aku akan melakukannya sendiri," Vanisa langsung mengambil kotak obat itu secara kasar.

"Aku bisa sendiri. Jadi jangan sok baik untuk membantuku," ucapnya yang tidak mengatakan apa-apa lagi dan langsung menutup pintu kamar dengan kuat.

Arvin menyerngitkan dahi yang mematung di pintu kamar itu dengan geleng-geleng kepala.

Vanisa menghela nafas yang melihat kotak obat itu.

"Aku yakin dia sekarang sedang berbaik hati padaku. Dia hanya berpura-pura saja padaku. Padahal aku sangat tahu apa yang sekarang yang ada di pikirannya. Orang-orang seperti mereka memang akan terus berusaha melakukan ini dan itu untuk segala sesuatu usaha mereka. Hanya nama baik yang ada di dalam pikiran mereka dan tidak pernah memikirkan perasaan orang lain," ucapnya dengan geleng-geleng kepala.

***

Mitha yang sudah sampai ke rumahnya bersama dengan sang suami Mohan dan ketika Mahira putri mereka diantarkan pengasuh menuju kamar yang sudah tertidur. Sementara Mitha melihat pengajuan permohonan cerai yang sudah disiapkan Vanisa.

"Vanisa menduga jika Arvin selingkuh," sahut Mitha tiba-tiba.

"Maksud kamu Mohan.

Mitha menunjukkan pada Mohan tentang bukti-bukti yang di berikan Vanisa.

"Apa dia sudah mempersiapkan ini begitu lama?" tebak Mohan.

"Sepertinya iya. Terbukti dari dokumen ini yang sangat lengkap dan mungkin ini juga yang membuat Vanisa waktu itu pernah membahas masalah ini dengan ku," jawab Mitha.

"Tapi pada kenyataannya, bukankah Arvin tidak pernah selingkuh dan aku pikir alasan Vanisa karena juga berhubungan dengan dia yang tidak di publikasikan," sahut Mohan.

"Aku juga tidak bisa menjelaskan seperti apa dan aku yakin jika Vanisa sudah bulat dengan keputusannya. Dia juga tampak tidak bahagia dengan pernikahannya," sahut Mitha.

"Mungkin karena Arvin juga tidak tegas dan dia masih mengharapkan Angela untuk menjadi istrinya sesungguhnya," sahut Mohan menduga-duga.

Bersambung....

1
Teh Euis Tea
mungkin itu ibu kandungnya arvin, sedangkan bu lala mungkin ibu tirinya
lalu siapa orang yg mengingunkan alvin jatuh ya?
Naufal Affiq
lanjut thor
Teh Euis Tea
syukurlah vanisa selamat
mbok Darmi
sebenarnya yg paling bodoh disini arvin dia hanya boneka ortu nya laki2 plin plan ngga tegas ngga salah vanisa menuntut cerai bisa matikan berdiri punya suami modelan arvin
meris dawati Sihombing
Othor fokus dong ngetiknya, bnyak typo..ceritanya jg jgn terus menjatuhkan mental orng, dah 3 thn hrsnya sdh berontak.
meris dawati Sihombing
bnysk banget typonya..nm bersalahan
Warung Sembako
emak durjana..
mbok Darmi
mampuss kamu sarah karena mulut ember mu sekarang nasib vanisa diujung tanduk bener kata daniel kamu manusia egois yg ada didunia ini mengorbankan segala cara demi ambisi mu bukan kebahagiaan anakmu ya..sudah nikmati saja kalau vanisa dibunuh sama penculik nya kamu cuma bisa menyesal saja, dasar ibu lucknut matre
Herman Lim
gila vanisa sungguh sangat kasian apalgi dgn kata Arvin yg sangat kejam
Teh Euis Tea
emang benar semua itu gevara sarah yg ingin vanisa di akui publik jd vanisa di culik
mbok Darmi
arvin pembicaraan mu dgn penculik vanisa sedikit banyak membunuh vanisa secara perlahan hbs ini saat nantinya dia akan beneran di eksekusi penculik nya dia akan pasrah krn merasa hidupnya tdk penting bagi siapapun
Teh Euis Tea
nudah"an vanisa bisa selamat dan lepas dari orang yg menculiknya
Herman Lim
pasti ada yg menculik vanisa
Teh Euis Tea
duhhh siapa lg yg nyulik vanisa ya?
apa motifnya hingga vanisa yg di culik?
jd makin penasaran aku
mbok Darmi
Arvin kamu bener2 suami lucknut sampai usia pernikahan 3 tahun jamu tdk tau telp tempat vanisa kerja temen akrab nya juga tdk tau knp sekarang kamu repot2 cari vanisa yg ngga pulang biarin aja toh tdk menyusahkan kamu katanya ngga usah saling peduli itu cam kan, feeling ku vanisa diculik atas permintaan lara
mbok Darmi
coba dari awal vanisa tegas seperti ini ngga bakalan dia dijadikan sapi perahan ortu nya dan tumbal kemarahan mertua nya semua sdh terlanjur tinggal sekarang mantapkan hati untuk proses perceraian jgn mau mundur vanisa
mbok Darmi
tetap lanjutkan gugatan cerai mu vanisa buat semua orang yg selama ini meremehkan mu sadar diri mereka semua hanya mau memanfaatkan kamu saja mereka pikir kamu gadis yg lemah makanya mereka ngelunjak begitu juga arvin suami lucknut
Naufal Affiq
mantap👍
Teh Euis Tea
mantap vanisa, lanjutkan km berhak bahagia
Teh Euis Tea
nah gitu dong vanisa keluarkan uneg uneg km jgn diam aj, bila perlu lawan semuanya terutama ibumu dan mertuamu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!