Betapa hancur hati seorang Alia ketika mendapat tuduhan sebagai pencuri dari Tantenya sendiri, namun yang paling menyakitkan adalah ketika Arya tunangannya percaya akan hal itu.
sehingga untuk membuktikan kebenarannya dilakukanlah ritual oleh seorang dukun, sebuah jarum dimasukkan kedalam sumur, dan siapapun yang menyentuh air sumur itu dan terbukti bersalah maka jarum akan menusuk tubuhnya sampai menemui ajal.
dan hingga akhirnya sampai alia meninggalkan kampung tersebut karena kenyataan anak dari Tantenya telah merebut sang kekasih darinya, dan bagaimana selanjutnya siapakah sebenarnya pencuri itu dan bagaimana kisah cinta dan kesuksesan Alia ikuti kisah serunya disini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliati Sherina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pesan singkat
Sebenarnya Alia sangat malas bertemu pria itu, tapi sudah terlanjur kelihatan juga, terpaksa dia melangkah maju sambil nyanyi lagu.
Maju, mundur, maju mundur cantik, cantik, Alhamdulillah saya cantik, Alhamdulillah ya gak boleh sombong, senandungnya memuji suaranya yang bikin lalat mendekat
"Al, kamu dari mana, aku nungguin kamu dari tadi, ucap Arga dengan senyum manisnya memperlihatkan giginya yang putih, namun tampak seperti serigala, bagi Alia.
"Awas Al, serigala berbulu domba, bisik Alia nyaris tak terdengar.
"Nungguin?, ngapain, aku baru saja olah raga, ucapnya kemudian.
"Olah raga tapi kok pakai baju tidur.
"Emang nggak boleh, balas Alia.
"Ya nggak apa apa asal itu kamu, semuanya boleh, asal bukan baju renang sih, mmm aku sebenarnya mau ngajak kamu keluar cari makan.
"Tapi aku sudah makan.
"Biar aku yang traktir, ayo dong Al, hitung hitung sebagai balas jasa aku ke kamu atas kebaikan kamu, mau ya Al.
Ternyata dari atas balkon Susi melihat perbincangan mereka, di memukulkan tinjunya ke telapak tangan, hatinya terasa panas melihat pria itu, dengan gesa dia menuruni anak tangga menemui Alia dan pria itu.
"Kak Arga, ngapain di sini ucap Susi ketus.
"Emang kenapa, aku cari Alia bukan kamu emang kamu emaknya.
Susi terlihat geram mendengar jawaban Arga, tidak tau saja si Arga itu, kalau dirinya sangat tidak di harapkan.
"Emang aku bukan emaknya, tapi sebaiknya nggak usah kemari lagi, ibu kost kami marah kalau ada cowok bertamu kemari.
"Bohong, tadi ibu kost, mempersilahkan masuk, malah mau di buatkan kopi, Kenapa sih kamu bawel banget, gimana Al, mau ya, aku ajak.
"Nggak akan, kamu sadar nggak sih, apa yang sudah kamu lakukan pada Alia, mikir dong.
"Tapi aku kan sudah minta maaf, dan Alia juga maafin aku, jadi kenapa kamu yang sewot, ucap Arga semakin berang.
"Dia memang maafin kamu, karena kasihan pada keluargamu, itu saja, tapi bukan berarti semuanya bisa kembali seperti dulu, berteman saja kami tak Sudi lagi.
"Siapa juga yang mau berteman Ama kamu, jangan jangan kamu cemburu mau aku ajak juga, boleh tapi lari dibelakang.
"Yee, ngarep ya, balas Susi.
"Al, ucapnya kembali, menatap Alia dengan pengharapan.
"Maaf kak, aku gerah banget belum mandi juga.
"Aku tungguin.
"Sebaiknya nggak usah, aku capek banget pengen istirahat aja.
"Kalau gitu entar sore aja, lihat motorku, bukan lagi si homda butut, biar kamu nyaman pergi bareng aku.
"Bukan masalah motornya, bagi aku sama aja kok.
"Bohong, ucap Arga.
"Kalau itu motor pinjaman mending balikin saja, kasian punyanya, siapa tau mau di pake ojek, mau makan apa anak istrinya nanti, cerocos Susi.
"Bibirmu aku bikin monyong entar ya, kalau ngejawab terus, ganggu aja, balas Arga.
"Tapi maaf ya kak Arga, aku beneran gak bisa.
"Nggak bisa atau nggak mau?, tanya Arga.
"Dua duanya, balas Susi.
"Nih orang di kasih sejengkal mintanya sesiku, ucap Susi lagi.
"Nih orang, awas aja ya kalian berdua berani sama Arga, tunggu pembalasanku, lalu pergi meninggalkan tempat itu dengan mengegas motornya.
Susi dan Alia kemudian masuk, tapi hatinya tampak kuatir mendengar ancaman Arga tadi, ada ketakutan terpancar di matanya, mengingat peristiwa yang telah terjadi, sungguh Alia tak sanggup jika itu menimpanya lagi.
"Kamu dari mana Al, ucap Susi penasaran.
"Olah raga, meregangkan otot sedikit.
Asyik mereka mengobrol, telpon seluler Alia berdering ternyata dari bapak ibu di kampung, menanyakan kabar putrinya, setelah itu hp dimasukkan kembali ke saku celananya.
Tapi hp Alia kembali berbunyi, suara pesan masuk.
"DASAR KAMU CEWEK MATRE, SUKANYA SAMA YANG BERDUIT, EMANG BERAPA SIH HARGA DIRI KAMU CEWEK MURAHAN, NGGAK USAH SOK JUAL MAHAL, MUNAFIK.
Alia ciut membaca pesan singkat itu, lalu memperlihatkan pada Susi.
"Sus, siapa sih yang mengirim pesan seperti ini, maksudnya apa coba.
Susi geram membaca pesan itu, hatinya terasa panas.
"jangan jangan Rania, atau Tante Sari, atau Arga, iya Arga, mungkin dia marah karena tadi gagal ngajak kamu pergi.
"Tapi dari mana dia tau nomor aku.
"Ya udah coba telpon dia, Susi memberi usul.
Alia segera memencet nomor yang barusan masuk, telepon diangkat, tapi tak ada suara.
"Halo, siapa ini, kenapa anda mengirim pesan seperti itu, halo...halo...halo.
Tak ada suara, tapi kemudian samar samar terdengar suara orang tertawa, kemudian panggilan dimatikan.
"Suara laki-laki sus, ucap Alia terbata.
"Nggak salah lagi itu pasti si Arga, emang minus kelakuan tuh cowok, apa aku bilang, nggak usah di kasih hati.
kemudian notif pesan berbunyi lagi.
"HATI HATI LAH, WASPADALAH, PERMAINAN AKAN SEGERA DI MULAI, MUNDUR ATAU MATI.
Alia bergidik membaca pesan itu apa maksudnya, jika benar itu arga, sekarang dia bagaikan buah si malakama, menghindar salah, mengikuti kemauannya juga salah.
sekarang nyalinya menjadi ciut, kalau memang Arga, apa cowok itu punya kelainan, tidak seharusnya dia melakukan itu pada orang yang sudah membantunya, membalas perlakuan jahatnya dengan segelas madu.
sekarang pikiran Alia tidak menentu, bukannya handuk yang diraihnya malah lap meja yang tergantung di jemuran untung sudah dicuci.
Selesai mandi Bu Dian mentertawakannya baju yang dikenakannya terbalik, dan handuk dikepalanya masih lap meja yang tadi dipakainya mandi.
"kenapa sih Al, lagi jatuh cinta ya, tapi kok rambut kamu bau sabun colek, astaga Al, kamu kenapa?, Ucap Santi.
Alia menciumi rambutnya yang belum kering benar, gara gara pesan singkat itu pikirannya tidak fokus, melayang kemana-mana, Santi, Bu Dian, ayu dan Susi sontak mentertawakannya.
"Santai Al, jangan terlalu di pikirkan.
Alia berlalu menuju kamarnya hendak memperbaiki bajunya yang terbalik jangan jangan dalamannya juga, ternyata benar kan, semua gara gara pesan singkat itu.
Bu Dian mengetuk pintu kamar Alia, ibu kost itu penasaran dengan tingkah anak kostnya, ada sedikit kekuatiran yang dirasakannya.
Alia membuka pintu dan mempersilahkan ibu kost nya masuk.
"Kamu kenapa Al, bicara sama ibu, ibu disini yang menggantikan ibumu, siapa tau ibu bisa bantu.
Kemudian Alia memperlihatkan pesan singkat di hpnya.
"Kurang aj*r sekali orang yang sudah mengirim pesan itu, ini nada ancaman Al, bisa di laporkan kepolisi.
"tapi siapa pengirimnya kita nggak tahu.
"sini nomornya biar ibu telpon.
Ibu Dian kemudian menghubungi nomor telepon yang di berikan Alia, tapi tak berdering hanya suara operator telepon yang mengatakan telpon tidak aktif atau berada di luar area.
"Sepertinya dia membeli kartu hanya untuk mengrimkan pesan ini Al, setelah itu kartunya di buang, tapi siapa?, apa kita lapor polisi aja.
"Tapi Bu, Alia takut.
"Besok biar ibu yang ke kantor polisi saudara papanya tari polisi, nanti ibu sampaikan padanya.
"Nggak usah Bu, nanti ngerepotin.
"Nggak, ibu bertanggung jawab atas semua anak anak ibu kost di sini.
Alia kaget sekaligus takut mendengar penuturan ibu Dian, apa Memang perlu hal seperti ini di bawah kekantor polisi.
Wahh meleyot gak tu si alya