NovelToon NovelToon
Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / CEO Amnesia / Cinta Seiring Waktu / Gadis Amnesia / Pelakor jahat / Tamat
Popularitas:367.5k
Nilai: 5
Nama Author: Itha Sulfiana

Edward terkejut saat istrinya yang hilang ingatan tiba-tiba mengajukan gugatan cerai kepadanya.

Perempuan yang selama empat tahun ini selalu menjadikan Edward prioritas, kini berubah menjadi sosok yang benar-benar cuek terhadap apapun urusan Edward.

Perempuan itu bahkan tak peduli lagi meski Edward membawa mantan kekasihnya pulang ke rumah. Padahal, dulunya sang istri selalu mengancam akan bunuh diri jika Edward ketahuan sedang bersama mantan kekasihnya itu.

Semua kini terasa berbeda. Dan, Edward baru menyadari bahwa cintanya ternyata perlahan telah tumbuh terhadap sang istri ketika perempuan itu kini hampir lepas dari genggaman.

Kini, sanggupkah Edward mempertahankan sang istri ketika cinta masa kecil perempuan itu juga turut ikut campur dalam kehidupan mereka?

*Sedang dalam tahap revisi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyesali segalanya

"Kamu dimana?" tanya Edward melalui sambungan telepon kepada Samuel.

....

"Oke. Tunggu aku disana. Lima menit lagi aku sampai," lanjut Edward sambil mendengus kasar.

Ponsel pun gegas ia matikan kemudian menambah kecepatan kendaraannya agar cepat sampai.

Bugh!

Tanpa basa-basi, begitu Edward berhasil menemukan Samuel, ia langsung menghadiahi sahabat baiknya itu dengan pukulan keras.

Samuel terjungkal ke belakang. Bibirnya bawahnya tampak pecah akibat hantaman tinju milik Edward.

"Edward! Apa-apaan, sih?" protes Samuel yang ikut naik pitam karena tidak tahu apa-apa.

"Sialan kamu, Sam!!!" teriak Edward. Dia hendak memukul Samuel lagi namun Andro dengan cepat menghalangi.

"Stop, Ed! Ini tempat umum. Orang lain bisa melaporkan kamu dan kita semua akan terkena masalah," peringat Andro.

Edward pun seketika tersadar. Ya, Andro memang benar. Ini tempat ramai. Sebuah cafe yang biasa mereka datangi untuk nongkrong disaat bosan.

"Lepas!" kata Edward. Dia menyentak tangan Andro yang masih memegang kedua bahunya dengan kasar.

Andro pun melepaskan tangannya. Dia meminta kedua sahabatnya untuk duduk bersama. Tentunya, dia yang berada di tengah untuk mengantisipasi adu jotos kembali berlanjut.

"Kamu gila ya, Ed? kenapa kamu tiba-tiba memukulku, hah?" tanya Samuel tak terima.

Bibirnya berdarah. Wajar jika dia marah.

"Apa yang sudah kau katakan pada Nana tempo hari?" tembak Edward dengan emosi yang masih kentara di nada suaranya.

"A-aku nggak bicara apa-apa," elak Samuel dengan nada gugup.

"Jangan bohong!" hardik Edward.

Samuel reflek memejamkan matanya. Tak ia sangka jika Nana berani mengadukan dirinya kepada Edward.

"Kamu bilang, kamu ingin membeli Nana untuk semalam, hah? Kamu pikir, kamu siapa, Sam?"

Edward tiba-tiba meraih kerah kemeja Samuel dengan erat.

"Sam, apa maksud Edward?" tanya Andro tak mengerti.

Sementara, yang ditanya hanya diam saja.

"Jawab, Bangs@t!" hardik Edward penuh emosi. Kerah kemeja Samuel masih ia tarik dengan kencang.

"Aku minta maaf!" ucap Samuel pada akhirnya.

Seketika, Edward melepaskan kerah kemeja Samuel dengan kasar. Ia mengusap wajahnya. Ingin sekali dia menghabisi Samuel saat ini juga namun dia masih mengingat bahwa pria itu adalah sahabat baiknya sendiri.

"Sam, kamu benar-benar mengatakan hal seperti itu ke Nana?" Andro masih berusaha mengonfirmasi.

"Aku cuma bercanda sama Nana, Ndro. Aku nggak benar-benar serius."

"Dia istriku, Sam! Dan, dengan seenaknya kamu malah merendahkan dia? Kamu pikir, kamu siapa, hah?"

Edward berniat meraih kerah kemeja Samuel lagi. Namun, Andro dengan cepat menghalangi.

"Jangan emosi, Ed! Tenang!" kata Andro.

"Bagaimana mungkin aku bisa tenang, sementara sahabatku sendiri malah dengan lancangnya merendahkan harga diri istriku, Andro?" pekik Edward dengan suara melengking.

"Tak hanya itu, si bangs@t ini juga sudah berbohong kepadaku. Dia bilang, dia dipecat karena jebakan orang suruhan Nana. Padahal, faktanya dia memang melakukan tindak korupsi di kantornya," lanjut Edward berapi-api.

"Apa?" Andro tampak begitu terkejut. Dia menoleh ke arah Samuel yang kini sudah tertunduk karena merasa malu sekaligus bersalah.

"Kamu korupsi di kantormu, Sam?" tanya Andro yang wajahnya terlihat sangat syok.

"Maaf!"

Hanya satu kata itu yang meluncur dari mulut Samuel. Ia tak bisa membela diri lagi karena Edward sudah tahu semuanya.

"Gara-gara kamu, hubunganku dan Nana jadi semakin memburuk. Sialan!!!"

Bugh!

Edward memukul permukaan meja dengan sangat keras.

"Kalau sampai aku benar-benar bercerai dengan Nana, maka kamu orang pertama yang akan aku hajar, Sam!" lanjutnya memperingatkan Samuel.

"Kenapa tiba-tiba kamu jadi membela Nana, Ed?" tanya Samuel yang akhirnya merasa jengah juga disalahkan.

"Selama ini, kamu orang pertama yang selalu menghina dan menjelek-jelekkan Nana. Kamu nggak pernah menghargai Nana sehingga kami pun enggan untuk menghargai dia. Andai dari awal kamu memperlakukan Nana dengan sedikit lebih baik, apa kamu pikir aku akan berani untuk merendahkan dan melecehkan dia?" tukas Samuel panjang lebar.

"Aku hanya melakukan hal yang selama ini sering kamu lakukan ke Nana, Ed! Jadi, kenapa kamu malah marah sekarang?"

Tangan Edward semakin mengepal kuat. Dia menatap Samuel dengan tatapan sengit. Dan, sekali lagi, tinjunya menghantam wajah Samuel dengan sangat keras.

Bugh!

"Awas kalau kamu berani mendekati Nana lagi!" peringat Edward sebelum meninggalkan tempat itu.

Ya, pria itu akan kembali untuk menemui Nana. Perkataan Samuel tadi sukses membuat matanya jadi terbuka lebar.

Orang-orang disekitarnya memang tak pernah menghargai Nana karena Edward sendiri tak pernah memberi muka untuk Nana didepan umum.

Dimanapun itu, jika Edward ingin menghina Nana, maka Edward akan melakukannya tanpa beban. Jadi, wajar saja jika orang-orang akhirnya memperlakukan Nana sama dengan yang dilakukan oleh Edward.

"Maaf, Na! Ternyata semua salah aku," lirih Edward.

Dia semakin menambah kecepatan kendaraannya. Dan, begitu ia sampai di rumah sakit, dia langsung menuju ke ruang perawatan Nana.

"Nana!" panggil Edward tak sabaran.

Akan tetapi, yang dia dapati hanya ruangan kosong tak berpenghuni. Ruangan tersebut tampak sudah rapi tanpa adanya jejak Nana yang tersisa.

"Kamu kemana, Na?" lirih Edward dengan gelisah.

Dia pun segera mencari perawat untuk menanyakan soal keberadaan Nana.

"Maaf, Sus... apa pasien di ruangan sana sudah pindah?"

"Oh, Mbak Nana, ya? Mbak Nana sudah keluar sejak satu jam yang lalu, Tuan."

Degh!

Pria itu nyaris kehilangan keseimbangan. Dia tampak limbung setelah mendengar informasi dari perawat yang bertugas di bangsal tersebut.

Edward pun dengan terburu-buru menuju ke apartemen Rossa. Dia berharap, istrinya ada di sana.

"Nana!! Keluar, Na! Aku mohon!!" teriak Edward frustasi.

Dia sudah menekan bel berkali-kali namun tak ada seorang pun yang keluar untuk menemuinya.

"Hei, jangan ribut!" tegur tetangga sebelah.

"Anda tahu, kemana pemilik apartemen ini pergi?" tanya Edward tanpa peduli pada teguran wanita paruh baya itu.

"Oh, Rossa, maksud Anda? Sepertinya, dia sedang pergi berlibur. Sekitar setengah jam yang lalu, saya melihatnya datang bersama seorang pria tampan dan pergi dengan membawa dua buah koper besar."

Edward semakin bingung. Informasi mengenai keberadaan Nana semakin kabur.

Perempuan itu sepertinya benar-benar sudah mantap untuk meninggalkan Edward. Sementara, Edward sendiri justru semakin takut kehilangan.

*

"Ed? Kamu darimana saja? Kenapa kamu nggak ada kabar seharian?"

Baru saja memasuki rumah, Edward sudah direcoki oleh suara cempreng Silva.

"Bisa tolong tinggalkan aku? Aku ingin sendirian, Silva!"

"Ed, tadi ada orang yang kirim surat. Katanya, ini untuk kamu."

Silva memberikan surat dengan logo pengadilan agama tersebut ke tangan Edward.

Dengan tak sabaran, Edward membuka surat itu dan membaca isinya dengan serius.

"Nana benar-benar ingin bercerai?" lirihnya sembari menjatuhkan kertas tersebut tanpa sadar.

1
Amriati Plg
Awas aja klo nanti nana luluh sama edward lagi n ngk jadi cerai
Sulati Cus
cerita yg bagus walaupun ada typo dikit
Memyr 67
𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝗅𝖾 𝗅𝖺𝗀𝗂. 𝗌𝗂𝖺𝗉𝖺 𝗌𝗂𝗁 𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝗅𝖾?
Memyr 67
𝖺𝗅𝗂𝗄𝖺 𝗂𝗇𝗀𝗂𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗂𝗄𝖺𝗁𝗂 𝖽𝗒𝗅𝖺𝗇 𝖺𝗍𝖺𝗎 "𝗆𝖾𝗇𝗀𝗎𝗋𝖺𝗌" 𝗁𝖺𝗋𝗍𝖺 𝗄𝖾𝗅𝗎𝖺𝗋𝗀𝖺 𝖽𝗒𝗅𝖺𝗇?
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝖺𝖽𝖺 𝗈𝖻𝖺𝗍. 𝗌𝖾𝖻𝖾𝗅𝗎𝗆 𝗌𝖾𝖻𝖾𝗅𝗎𝗆𝗇𝗒𝖺 𝗌𝗎𝖽𝖺𝗁 𝗌𝖾𝗋𝗂𝗇𝗀 𝖽𝗂𝖻𝗈𝗁𝗈𝗇𝗀𝗂 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗌𝖾𝗅𝖺𝗅𝗎 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖾𝗅𝖺 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝖽𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗒𝖺𝗅𝖺𝗁𝗄𝖺𝗇 𝗇𝖺𝗇𝖺. 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝗌𝖾𝗄𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁 𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁? 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖺𝗐𝖾𝗍 𝖻𝖾𝗇𝖾𝗋 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽
Memyr 67
𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝖽𝖺𝗇𝗂 𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁? 𝖽𝗂𝖺 𝖽𝖺𝗇 𝖺𝗇𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺, 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀
Memyr 67
𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄 𝗌𝖾𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺, 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗍𝖺𝗎 𝗄𝖾𝗅𝖾𝖻𝗂𝗁𝖺𝗇 𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄 𝗅𝖺𝗂𝗇 𝖽𝗂𝖻𝖺𝗇𝖽𝗂𝗇𝗀𝗄𝖺𝗇 𝖽𝗂𝖺.
Memyr 67
𝗂𝗇𝗂 𝗅𝖺𝗀𝗂. 𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗍𝗂𝖻𝖺 𝗍𝗂𝖻𝖺 𝗂𝗄𝗎𝗍?
Memyr 67
𝗌𝗂𝖺𝗉𝖺 𝗂𝗍𝗎 𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝖾? 𝖺𝖽𝖺 𝗁𝗎𝖻𝗎𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖺𝗉𝖺 𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝖾 𝖽𝖺𝗇 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽?
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁. 𝗂𝗇𝗀𝗂𝗇 𝗆𝖾𝗋𝖾𝖻𝗎𝗍 𝖼𝗂𝗇𝗍𝖺 𝗇𝖺𝗇𝖺, 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝖻𝖾𝗋𝗌𝗂𝗄𝖺𝗉 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖾𝗅𝖺 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺.
Memyr 67
𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁. 𝗎𝖺𝗇𝗀 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗂𝗍𝗎 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝖺𝗒𝖺𝗁𝗇𝗒𝖺 𝗇𝖺𝗇𝖺. 𝗍𝖺𝗇𝗉𝖺 𝖻𝖺𝗇𝗍𝗎𝖺𝗇 𝗎𝖺𝗇𝗀 𝗍𝗋𝗂𝗅𝗂𝗎𝗇𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝖺𝗒𝖺𝗁𝗇𝗒𝖺 𝗇𝖺𝗇𝖺, 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗂𝗍𝗎 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗆𝗂𝗌𝗄𝗂𝗇.
Memyr 67
𝗌𝖾𝗍𝗎𝗃𝗎 𝖺𝗄𝗎, 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗌𝖾𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝖽𝗂𝗍𝗎𝗋𝗎𝗇𝗄𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝗉𝗈𝗌𝗂𝗌𝗂 𝗍𝖾𝗋𝗍𝗂𝗇𝗀𝗀𝗂 𝖽𝗂 𝗉𝖾𝗋𝗎𝗌𝖺𝗁𝖺𝖺𝗇.
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝖻𝖺𝗋𝗎 𝗌𝖺𝖽𝖺𝗋 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝖽𝗂𝖺 𝖻𝗈𝖿𝗈𝗁?
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗆𝖾𝗇𝗀𝖺𝗄𝗎𝗂 𝗇𝖺𝗇𝖺 𝗒𝗀 𝗍𝖾𝗋𝗁𝖾𝖻𝖺𝗍, 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖾𝗋𝖼𝗂𝗇𝗍𝖺? 𝖻𝖾𝗇𝖾𝗋𝖺𝗇 𝗆𝗈𝖽𝖾𝗅 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀
Memyr 67
𝖻𝖺𝗇𝗒𝖺𝗄 𝗍𝗈𝗄𝗈𝗁 𝗍𝗈𝗄𝗈𝗁 𝗒𝗀 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖽𝗂 𝖼𝖾𝗋𝗂𝗍𝖺 𝗂𝗇𝗂 𝗒𝖺? 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽, 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀, 𝗒𝖺𝗇𝖺, 𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄 𝗁𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀, 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗇𝖺𝗇𝗍𝗂 𝗆𝖺𝗌𝗂𝗁 𝖺𝖽𝖺 𝗒𝗀 𝗅𝖺𝗂𝗇𝗇𝗒𝖺?
Memyr 67
𝗌𝗂𝖺𝗅 𝖻𝖾𝗇𝖾𝗋 𝗇𝖺𝗇𝖺. 𝗆𝖾𝗇𝗂𝗄𝖺𝗁𝗂 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗌𝖾𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽. 𝖼𝗎𝗆𝖺 𝗄𝖺𝗋𝖾𝗇𝖺 𝗆𝖺𝗌𝖺 𝗅𝖺𝗅𝗎, 𝗆𝖾𝗆𝖻𝗎𝖺𝗇𝗀 𝖻𝖾𝗋𝗅𝗂𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗋𝖺𝗐𝖺𝗍 𝖻𝖺𝗍𝗎 𝗄𝖺𝗅𝗂.
Evy
Dapat ATM zonk...emang enak?
Evy
Teman yang tidak tahu diri memang harus digituin...
Evy
Apa Silva pura pura hamil ya...
Evy
Pasti ketemu mantan tuh...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!