[ BUKAN NOVEL TERJEMAHAN!! ]
Jangan lupa follow sebelum membaca!
•
•
Anatari Renavold, seorang gadis modern di abad 21 yang bekerja sebagai pembunuh bayaran. Harus mati ketika menjalankan misi nya karena menyerahkan diri kepada musuh untuk menjaga rekan nya tetap hidup.
Alih-alih mati takdir justru berkata lain, dia diberi kesempatan hidup dengan terlempar ke zaman kerajaan.
Akankah anatari dapat melanjutkan hidupnya di zaman itu? Kisah apa yang akan terjadi di kehidupan barunya? Ayo saksikan perjalanan Anatari di kisah Permaisuri Kaisar
Jangan lupa like dan komen yaaa^^
See you readers
Pict : pinterest
Edit by me
________________________
⚠️WARNING⚠️
Cerita ini bukanlah cerita yang mengusung secara resmi pada kerajaan Cina atau negara manapun. ini murni karangan author, jadi jika ada sistem, adat dan kebiasaan yang tidak sesuai dengan kerajaan biasanya harap dimengerti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kakama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18 - Sang Penguasa
Seluruh daratan dihebohkan dengan guncangan dashyat yang terjadi kemarin malam. Gosip beredar begitu cepat, semua orang mengira bahwa langit sedang menghukum seorang Dewa.
Konon, jika ada Dewa membuat kesalahan maka dia akan dicambuk menggunakan cambuk langit. Hasil dari cambukan nya bisa menggetarkan seluruh alam semesta. Dan guncangan kemarin terjadi sangat dashyat, maka semua orang meyakini hal itu.
Disaat semua orang heboh dengan hal itu, ada satu orang yang tidak peduli apapun. Dia hanya peduli dengan ambisinya, yaitu menaklukan seluruh daratan.
" Yang Mulia, Huang Li sudah tiba"
Kasim Han menunjuk pada seseorang yang kini sudah memasuki ruangan.
" Hormat saya Yang Mulia" ucap seseorang yang baru saja memasuki ruangan.
Seorang pria muda, gagah, dan tampan duduk di kursi singgasananya. Dia terkenal dengan kepribadian yang tidak memiliki ampun, semua orang takut terhadapnya, salah berucap saja kau bisa kehilangan nyawamu. Dia adalah Sang Penguasa. Sang Penakluk Daratan. Raja diatas segala Raja. Kaisar Zhao.
" Semuanya selesai?"
" Benar Yang Mulia, semua sudah sesuai dengan apa yang anda perintahkan"
Zhao bangkit dari duduknya, dia berjalan ke arah peta yang menunjukkan seluruh wilayah yang telah dia taklukan. Melihat peta itu dengan teliti, lalu tersenyum, bukan senyuman yang manis. Senyuman nya seperti seorang Pemburu yang menemukan mangsanya.
" Hanya satu Kerajaan yang belum aku kuasai, apakah aku harus kesana?"
" Tentu Yang Mulia, untuk menyempurnakan kekuasaan anda, anda harus memilikinya juga" ucap Huang Li memprovokasi.
" Bagaimana pendapatmu Kasim?"
" Apa yang dikatakan Huang Li benar Yang Mulia. Kerajaan nya juga termasuk Kerajaan besar diantara semua Kerajaan, rakyatnya hidup makmur, tanahnya juga subur. Mereka bahkan hidup damai dengan para iblis di wilayahnya. Itu bagus untuk meningkatkan kekuatan anda Yang Mulia." Penuturan Kasim Han membuat Kaisar Zhao semakin tertarik.
" Jika benar apa yang kau katakan, itu artinya aku harus menyiapkan pasukan dengan jumlah besar"
" Itu tidak perlu Yang Mulia, kerajaan ini walaupun besar mereka sudah lama tidak mengalami peperangan, mereka sibuk melakukan perdagangan." Jelas Huang Li.
"Kerajaan yang menarik, siapkan pasukan ku. Kita akan segera kesana"
" Tentu Yang Mulia" Huang Li memberi hormat sebelum pamit dan menyiapkan pasukan.
Mendengar kabar bahwa sang Kaisar akan pergi untuk menaklukan kerajaan membuat Istana Dalam ricuh. Istana Dalam adalah wilayah yang diatur oleh Permaisuri, apapun yang terjadi disana seperti peraturan dan hukum berada dibawah kekuasaan Permaisuri. Bahkan Kaisar tidak memiliki hak nya untuk ikut campur dalam segala hal yang terjadi disana. Istana dalam berisi para wanita kekaisaran, termasuk para Selir.
Saat ini mereka sedang berkumpul dalam jamuan sebelum Kaisar pergi.
" Yang Mulia, apakah anda akan pergi lagi? Apakah anda akan kembali dengan membawa selir lagi kesini? Anda selalu membawa wanita sebagai selir, tapi posisi Permaisuri masih kosong. Apakah --"
" Hentikan pembicaraan mu. Sebagai selir Agung kau seharusnya mendukungku, dan kau tidak memiliki hak untuk mengaturku selir" Zhao memberikan penekanan dalam kata-kata terakhirnya. Jujur saja sebenarnya Zhao tidak menginginkan para wanita itu, tapi untuk mencapai ambisinya dia harus merelakan istananya diisi oleh para wanita yang sangat berisik dan tidak berguna. Mereka hanya sibuk mempercantik diri dan menggodoa dirinya dari hari ke hari, menjengkelkan.
Wanita yang berbicara tadi adalah Selir Tertinggi di kekaisaran. Selir Agung Yun, dia adalah anak dari Menteri Pertahanan. Mereka disatukan saat Kaisar masih kecil. Selir Yun sangat berambisi untuk menjadi Permaisuri, dilihatnya Kaisar selalu membawa wanita baru setelah menaklukan sebuah Kerajaan membuat hatinya mendidih. Takut Kaisar menyukai salah satu wanita itu lalu mempromosikan nya sebagai Permaisuri.
Dia sudah mencoba berbagai cara untuk menggoda Kaisar, tapi tidak ada yang berhasil. Bahkan sejak mereka disatukan dulu mereka tidak pernah melakukan hal-hal seperti seorang pasangan. Dia berharap dia bisa mengandung putra Kaisar agar dia bisa menduduki bangku Permaisuri, namun jangankan mengandung, menyentuh kaisar saja sangat sulit. Yang Kaisar nya pedulikan hanyalah ambisinya untuk menaklukan seluruh daratan dan menjadi Penguasa.
" Selama aku hidup, tak akan ku izinkan bangku Permaisuri diisi oleh wanita yang bukan diramalkan" ucap seorang wanita paruh baya di samping kaisar. Dia adalah Ibu dari Kaisar. Ya, dia adalah Ibu Suri. Dia tau ambisi yang dimiliki oleh Selir Yun, dan dia menentangnya dengan keras.
Melihat itu Zhao kehilangan selera makan nya. Perdebatan nya selalu tentang ini. Ketidak akuran antara ibu suri dan Selir Yun memang sudah diketahui semua orang. Dan lagi lagi, ibu suri hanya akan membiarkan bangku permaisuri diisi oleh seseorang yang telah diramalkan dulu.
" Ibu, maafkan aku. Tapi apakah ada wanita yang memiliki rambut perak di kedua sisinya? Jikapun ada itu pasti akan menggemparkan seluruh daratan, dan selama ini tidak ada berita tentang itu. Aku akan memilih istriku sendiri." ucap Zhao menegaskan keputusannya, dia sudah mulai jengah dengan ramalan itu, sangat tidak masuk akal menurut nya.
" Tapi, Tetua Ahn sudah mengatakan nya. Hanya wanita itu yang bisa—"
" Ibu, cukup. Aku tidak ingin mendengarnya lagi, itu hanya ramalan dan belum tentu benar. Aku akan pergi sekarang" sang ibu hanya bisa menghela nafas nya menghadapi putranya yang keras kepala.
" Baiklah. Kemana kau akan pergi?" tanya ibu suri pasrah.
" Kerajaan Wang"
" Semoga kau mendapatkan nya Yang Mulia"
" Terimakasih Ibu"
Seluruh istana mengantar kepergian nya. Ribuan pasukan sudah berbaris dan siap berangkat, Huang Li berdiri dekat kuda yang akan dinaiki oleh Zhao.
" Kau sudah memeriksanya?" tanya Zhao.
" Tentu Yang Mulia, kebetulan para Pangeran sedang pergi untuk berburu, ada kemungkinan kita sampai disana saat mereka tidak ada"
" Bagus, ayo berangkat"
Semua memberikan penghormatan mereka untuk mengiringi kepergian Kaisar, para Menteri mengantarnya dengan senyuman yang lebar, karna ada kemungkinan wilayah akan bertambah dan mereka juga semakin berkuasa. Sedangkan para selir mengantarnya dengan senyum yang menyiratkan kesedihan, dapat mereka pastikan Kaisarnya sudah pasti akan membawa wanita lagi, saingan mereka bertambah, begitu juga konflik yang terjadi di Istana.
Seusai kepergian Kaisar, Ibu Suri menghampiri selir Yun sebelum dia kembali.
" Tak akan ku biarkan kau menduduki tahta selama aku masih hidup" ucapnya sinis.
Yun hanya membalasnya dengan tersenyum. " Kita lihat saja, apakah tahtaku atau umurmu yang lebih dulu hilang Yang Mulia" lalu dia memberi hormat dan pergi begitu saja.
" Wanita itu!!!! Lihat lah dia sungguh tidak mempunyai sopan santun terhadapku!" Ibu Suri pergi menuju kediaman nya dengan perasaan yang penuh dengan amarah. Jika seperti ini bukankah wajar jika ibu suri tidak menyukainya?
Ketika sampai dikediaman nya, Ibu Suri melihat ada seorang pria tua dengan rambutnya yang sudah putih berdiri menghadap kolam kecil miliknya.
" Tetua Ahn" Ibu Suri menghampirinya.
Mendengar ada yang memanggil namanya, pria tua itu membalikan tubuhnya dan memberi hormat.
" Yang Mulia" ucapnya.
" Ada apa tetua? Tidak biasanya kau mengunjungiku tanpa memberi kabar"
" Lihatlah bunga ini Yang Mulia, bunga ini terlihat sangat cantik" Tetua Ahn menunjuk pada bunga berwarna putih yang ada dipinggir kolam.
" Itu bunga yang baru ditanam. Ada apa?"
" Wanita itu sudah ada, putramu akan segera bertemu dengan nya." Ibu Suri kebingungan mendengar penuturan dari Tetua Ahn, tapi tidak lama kemudian dia mengingat sesuatu.
" Maksudmu wanita berambut putih yang ditakdirkan untuk putraku?"
" Benar"
" Tapi bagaimana mungkin? Tidak ada berita apapun mengenai hal itu"
" Itu karna penampilannya sama dengan orang pada umumnya"
" Maksudmu? Lalu bagimana cara mengetahuinya Tetua?"
" Anda akan mengetahuinya saat anda menatapnya Yang Mulia. Sesuatu yang sudah ditakdirkan bersama tidak perlu cara untuk saling mengenali satu sama lain. Mereka akan bersatu dengan sendirinya, hanya saja tidak mudah untuk membuat mereka benar-benar bersatu"
Tetua Ahn melihat kedalam kolam, begitu juga Ibu Suri, dia mengikuti arah pandang Tetua Ahn.
Menyatukan dua hal yang berlawanan tidaklah mudah, mereka akan benar-benar bertarung sama lain sebelum menghadapi dunia bersama-sama. Banyak konflik yang akan terjadi, banyak peperangan yang akan dilewati, termasuk peperangan melawan ego mereka masing-masing. Tapi ini adalah takdir yang dibuat langit untuk mereka, dan mereka harus menjalaninya. Pahit manis akan mereka rasakan bersama, tapi itu tak akan membuat keduanya berpisah.
Mereka adalah sepasang manusia yang sudah ditakdirkan oleh langit. Pasangan yang akan abadi dalam cerita makhluk bumi dan langit.
Kaisar dan Permaisuri Zhao.
|
|
|
bersambung....
kagak paham g, emang si Yanran cwok ya, trus mreka guy
isa ae lo thor