Kembali ke Negara asal nya untuk membalas kan dendam pada keluarga paman yang telah membunuh orang tua dan saudara laki-laki nya. Alana sang Queen Mafia yang di takuti karna kekejaman nya dalam membunuh musuh di pertemukan kembali dengan seseorang dari masalalu nya. Namun kedua nya jelas berbeda yang satu seperti mesin pembunuh yang satu lagi menangkap pembunuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eca1303, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Lelaki itu menatap punggung Alana yang sudah menghilang dari lift ia berjalan cepat ke arah lift dan melihat lift tersebut berhenti di lantai 20.
"Apa masih ada yang kosong di lantai 20"tanya lelaki itu pada resepsionis yang bekerja di sana.
"Sebentar tuan saya periksa dulu"jawab nya segera cepat memeriksa lantai dua puluh yang hanya memiliki tiga apartemen di sana.
"Ya tuan di sana ada satu yang kebetulan kosong"ujar nya lagi menatap lelaki tampan tersebut.
"Kalau boleh tahu keluarga siapa yang tinggal di sana?".
"Ada pasangan paruh baya dan seorang gadis tuan".
"Aku akan menempati kamar kosong itu sekarang"ujar nya di angguki resepsionis tersebut segera memberikan kunci apartemen kepada lelaki di depan nya.
"Kenapa kamu meminta kunci lagi di sana bukan kah apartemen mu di lantai dua puluh lima?"tanya David heran.
"Nanti juga kamu akan tahu sendiri sekarang kamu tinggal di sana aku akan tinggal di apartemen baru ini"jawab Arthur. Ya lelaki tampan tersebut adalah Arthur yang juga memilih tinggal di apartemen sendiri dari pada pulang ke rumahnya.
"Dasar aneh"gumam David namun tetap mengiyakan saja ucapan Arthur karna ia tahu sahabat nya itu tidak akan bertindak aneh jika tidak ada sesuatu hal yang penting.
Kedua nya masuk ke dalam lift namun dengan lantai yang berbeda. Di dalam kamar nya Alana menonton cctv rumah sakit dimana keluarga sang paman berada karna ia telah menyambungkan cctv di sana ke ponsel nya tentu saja Samuel yang meretas nya lebih dulu.
"Selamat bersenang-senang paman aku jadi penasaran bagaimana jika kalian tahu aku masih hidup, tunggu saja setelah aku kembali mendapatkan penawar racun itu kita akan bertemu secara langsung,aku akan mengambil apa yang seharus nya milik kami kembali"gumam Alana menatap dingin mereka yang berkumpul di ruangan itu.
Ya,Alana memang tidak mau bermain sembunyi lagi karna sekarang ia sudah mengetahui kalau orang tua dan kakak nya masih hidup dan sudah aman,maka dari itu ia memilih menghadapi mereka secara langsung bukan kah itu lebih menyenangkan,dengan kembali nya Alana sudah pasti semua harta benda keluarga nya akan jatuh di tangan nya kembali karna ia adalah putri kandung dari orang tua nya.
Untuk sementara ia tidak akan mengungkap kan jika keluarga nya masih hidup karna akan berbahaya bagi mereka namun tidak dengan nya mereka yang berani mengganggu nya ia dapat dengan mudah menyingkirkan mereka semua.
Pagi hari Alana segera bersiap ke kampus ia lebih dulu sarapan di restoran bawah,Alana terlihat seperti gadis normal pada umum nya yang terlihat ceria dengan senyum tipis di bibir nya dengan ramah menyapa orang hingga ia duduk di salah satu kursi memesan nasi goreng dan jus serta air mineral.
Saat sedang asyik sarapan sambil memainkan ponsel nya tiba-tiba kursi di depan nya di tarik membuat Alana mendongak menatap dua lelaki tampan di depan nya.
"Boleh kami duduk di sini?"tanya Arthur menatap Alana.
"Duduk saja ini bukan milik ku"jawab Alana kembali fokus pada ponsel nya sambil makan.
"Apa kita pernah bertemu?"tanya Arthur masih menatap wajah cantik Alana yang terlihat tidak menghiraukan nya sama sekali.
