NovelToon NovelToon
SECRETS

SECRETS

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Cinta Seiring Waktu / Roman-Angst Mafia / Trauma masa lalu
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Sam Lee

Irene, seorang gadis cantik yang gampang disukai pria manapun, tak sengaja bertemu Axelle, pria sederhana yang cukup dihindari orang-orang, entah karna apa. Sikapnya yang dingin dan tak tersentuh, membuat Irene tak bisa menahan diri untuk tak mendekatinya.

Axelle yang tak pernah didekati siapapun, langsung memiliki pikiran bahwa gadis ini memiliki tujuan tertentu, seperti mempermainkannya. Axelle berusaha untuk menghindarinya jika bertemu, menjauhinya seolah dia serangga, mendorongnya menjauh seolah dia orang jahat. Namun anehnya, gadis ini tak sekalipun marah. Dia terus mendekat, seolah tak ada yang bisa didekati selain dirinya.

Akankah Irene berhasil meluluhkan Axelle? Atau malah Axelle yang berhasil mengusir Irene untuk menjauh darinya? Atau bahkan keduanya memutuskan untuk melakukannya bersama setelah apa yang mereka lalui?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sam Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumor has It

"Irene!!"

Teriakan itu membuat seorang gadis mungil yang baru saja keluar dari mobil itu menoleh, beberapa gadis itu menghampirinya.

"Tumben telat banget, pada nyariin loe tau gak?" Ujar seorang gadis tinggi, membuat gadis yang tengah memasukkan kunci mobilnya ke dalam tas itu menghentikan kegiatannya.

"Maaf, Joy, kan loe tau jadwal gw siang." Ujar gadis bernama Irene itu, miris.

"Heh, bego!! Sekarang kan ada rapat, Alzheimer ya loe!!"

"Serem amat loe, Joy!!" Ujar gadis lainnya, membuat Irene membenarkan ucapan temannya itu. "Udahlah, ayo cepetan, sebelum kita dijadiin bahan sindiran." Ujarnya lagi sambil menarik tangan Irene, membuat Irene menurutinya.

"Pelan-pelan, Sel..."

"Pagi, Irene!!"

"Kak Irene, cantik banget hari ini..."

"Rene, loe ada acara gak malam ini?"

"Ehh, kok loe nikung gw?"

Irene hanya memutar matanya sebal, saat beberapa pria menyapanya. Entahlah, menurutnya itu hanya basa-basi yang tak penting untuk didengarkan.

"Maaf ya, bapak-bapak sekalian, Irene lagi sibuk, harus ikut rapat. Bisa tidak beri kami jalan?" Ujar Gisel, galak.

"Atau mau gw lempar?" Ujar Joy sambil meniup kepalan tangannya, begini-begini Joy salah satu atlet taekwondo yang membuat mereka segera menyingkir.

"Gak seru banget sih..."

"Irene banyak yang jaga, pada galak semua, njirr, bikin gw susah dapetin dia..."

"Emangnya Irene mau sama loe?..."

"Capek ya jadi populer?" Tanya Gisel, membuat Irene menatapnya.

"Nggaklah, dia nikmatin kok kayaknya." Ujar Joy sambil mendorong bahu Irene dengan bahunya, membuat Irene menatapnya datar.

"Ya, karna doi bisa deket-deket sama Kak Stuart, uwu..." Ujar Gisel, menggoda gadis yang sedari dulu naksir sepupunya itu.

"Diem ah, ntar ada yang salah paham." Ujar Irene, tersenyum malu. "Kapan rapatnya dimulai?" Ujarnya, mengalihkan pembicaraan.

"Hmm, bentar lagi, palingan pada ngaret."

"Duhh!!" Pelik Irene, saat ia terdorong kedepan karna seseorang menabraknya dari belakang. Gadis itu memegang bahunya yang cukup sakit, ia menatap pria yang baru saja menabraknya melenggang begitu saja meninggalkannya. "Aishh... Hei!!" Teriaknya, kesal. "Loe gak pernah diajarin buat minta maaf ya, kalo nabrak orang?"

Teriakan itu membuat pria berhoodie itu terdiam, lalu menoleh.

Deg!!

Irene menatap kaget pria itu, wajah pria itu penuh lebam dan bibirnya terluka. Apa yang terjadi padanya? Kenapa dia bisa seperti itu? Apa yang dia lakukan hingga ia seperti itu?

"Itu Axelle, kan?"

"Dia dateng dengan muka kayak gitu lagi, gak kapok kena tegur mulu?"

"Ya, namanya mantan preman..."

Pria itu hanya menatap Irene datar, lalu ia berbalik...

"L-loe baik-baik saja?" Tanya Irene, lagi-lagi berhasil membuat pria itu menghentikan langkahnya. "Loe gak keliatan baik..."

"Irene!!" Bisik Gisel sambil menarik Irene, membuat Irene menoleh ke arahnya.

Pria itu menoleh sedikit, lalu tersenyum sinis. Terlihat sekali teman-teman gadis itu takut padanya, ia pun meneruskan langkahnya tanpa peduli Irene yang kembali menoleh ke arahnya.

"Hei!!"

"Rene, loe gak boleh ngomong sama tuh orang!!" Ujar Joy, dia tampak bergidik takut.

"Kenapa?" Tanya Irene, bingung.

"Loe gak tau rumor soal itu orang?" Ujar Gisel, Irene menggelengkan kepalanya.

"Loe hidup di zaman apa sih?" Ujar Joy, kesal.

"Namanya Axelle Kang, dia maba fakultas loe. Ada rumor gak enak soal dia, entah apa yang dia lakuin sampe-sampe dia bisa masuk kesini."

"Rumor apa?" Tanya Irene, penasaran.

Joy melihat sekelilingnya, ia menaruh tangannya di samping mulutnya guna berbisik. "Ada yang bilang dia terlibat sama kasus pembunuhan, korbannya temen sendiri."

"Loe dapet rumor begitu dari mana?" Ujar Irene, penasaran. "Kalo dia terlibat, dia gak bakalan ada disini, dia pasti ada di penjara."

"Nah, ini rumor kedua, dia anak mafia, makanya dibebasin gitu aja." tambah Gisel, setengah berbisik.

"Gak masuk akal banget..."

"Terserah, rumornya emang nyebar kayak gitu." Ujar Gisel, Joy membenarkan.

"Tapi dia keliatannya baik,..."

"Better loe ngejauh dari dia, karna dia anak yang gak ramah, loe gak akan pernah bisa deket sama dia." Ujar Joy, kali ini Gisel yang mengangguk.

"Ada baiknya begitu, apalagi kalo rumornya banyak yang tau. Loe gak boleh terlibat apapun, Rene, kita udah mau wisuda."

Irene terdiam, ia menatap Axelle yang tampak berjalan sendirian. Irene menghela nafas, ada sedikit rasa khawatir di hatinya. Entahlah, mungkin karna tadi dia melihat wajah pria itu penuh lebam menakutkan.

***

"Dia kayak gitu lagi..."

"Dia gak kapok dipanggil dosen, ya?"

"Cakep sih, tapi kalo mafia mah serem kali..."

Pria itu hanya memutar matanya mendengar beberapa bisikan yang sebenarnya cukup mengganggu itu, lagian apa pentingnya ngomongin orang yang jelas-jelas gak mereka kenal. Pria itu membenarkan earphone yang menempel di telinganya, masa bodoh dengan mereka yang selalu menatapnya penuh curiga itu.

"Woyyy, Axelle!!"

Axelle memutar matanya, saat merasakan rangkulan dari arah belakangnya. "Apaan sih, John?" Ujarnya sambil melepaskan rangkulan pria yang lebih tua beberapa tahun darinya itu.

"Muka loe kenapa lagi tuh?" Tanya John, pria itu sudah terbiasa melihat wajah penuh memar milik pria bernama Axelle itu.

Axelle mengendikkan bahunya, acuh tak acuh.

"Udah diobatin, kan? Ntar kalo ada bekasnya, gw yang diomelin tau!!" Ujar John, kesal. "Lagian loe kebiasaan banget keluyuran malem-malem, mau ngapain coba?" Dumelnya, lagi. "Kalo loe kayak gini terus, gak heran gw kalo loe bisa ketangkep suatu hari nanti..."

"Berisik, tau gak? Sana loe pergi, kan loe udah gak kuliah." Ujar Axelle sambil mendorong pria yang lebih pendek darinya itu, membuat pria itu berdecak kesal.

"Gw itu..."

"Iya, gw tau, loe disuruh bokap buat jagain gw. Tapi gw bukan bocah, John, gw bisa jaga diri gw sendiri. Gw juga belajar bela diri, emang itu buat apaan?"

"Bela diri apaan? Muka sampe bonyok begini, apanya yang bela diri?" Ujar John, kesal.

"Oii!! Sini, sini!!" Ujar seorang gadis mungil yang tengah melambaikan tangannya pada kedua temannya didepan mading, membuat kedua temannya menghampiri gadis itu.

Axelle menoleh kearah gadis yang tadi pagi tak sengaja ia senggol itu, lalu menghela nafas.

"Kenapa loe? Suka sama dia?" Tanya John, kepo. "Wahhh, Axelle udah dewasa ya sekarang..."

"Sok tau, loe ngapain sih disini? Gak usah bikin malu, mending loe pulang!!"

"Namanya Irene, dia kating lho!!" Ujar John, sedikit menggoda Axelle. "Gw tau dia karna dia primadona fakultas Kimia ini, keren kan? Udah pinter, cantik, populer, sayangnya..."

Axelle menatap John, tanpa sadar menunggu lanjutan omongan pria itu.

"... Dia jombs!! Ciee, cieee, Axelle, loe tertarik sama dia kan?" ujar John, heboh.

"Berisik, John!!" Ujar Axelle, wajahnya memerah karna malu, untung dia memakai hoodie hari ini.

"Loe sejak kapan suka sama dia?" Tanya John, tak peduli protesan yang Axelle lemparkan dari tadi.

"Gw gak suka sama dia, gw refleks noleh karna dia berisik." Ujar Axelle, ia bergegas pergi dari sana.

"Loe gak akan bisa boong sama gw, Al. Ayo cepetan bilang, sejak kapan loe merhatiin dia?" Tanya John, menuntut.

"Mana ada begitu..."

"Gw bilangin bokap loe, ya?"

Axelle menatap John jengah, lalu berjalan pergi meninggalkan pria yang menurutnya berisik itu.

"Axelle, woy!! Jujur sama gw dong, Al..."

Axelle hanya melewati ketiga gadis itu dengan acuh, membuat Irene bisa melihatnya. Gadis itu terdiam, lalu menatap Axelle yang tengah dikejar John. Gadis itu akan menyusul Axelle, kalau aja Joy tak menahannya.

"Mau kemana, Rene?"

"Hm, mau ngasih ini, bentaran doang kok..." Ujar Irene sambil memperlihatkan plester kecil, membuat Joy mengarahkan pandangan ke Axelle yang berjalan tak jauh dari mereka, diikuti Gisel.

"Jangan, Irene!!" Ujar Gisel, jengah. "Dia bukan urusan loe, loe gak boleh ada urusan sama dia."

"Tapi gw gemes pengen ngasih ini ke dia, kasian..."

"Loe mau kena pukul sama dia? Dia tuh gak mandang cewek maupun cowok,..."

"Itu cuman rumor, Joy. Anaknya keliatan baik kok, tuh dia juga punya temen..."

"Temennya juga sama aja, Rene, tampangnya berandalan..."

"Tapi dia gak kayak Axelle..."

"Rene, loe kok keras kepala sih? Udah ayo, kita bentar lagi masuk!!" Ujar Gisel sambil menarik tangan Irene, membuat Irene tanpa sengaja membuang plester yang dipegangnya.

"Eh, plesternya..."

"Udah, ayooo..."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!