Jingga Purwati dan Ruben Karindra adalah pasangan yang beda strata sosial, tetapi memiliki ikatan batin yang sangat kuat, jika Jingga berada dalam bahaya, Ruben bisa merasakan tanda bahaya didadanya akan berdenyut ngilu dan sakit, begitu juga Jingga dia bisa merasakan apa yang Ruben rasakan.
Perasan cinta mereka yang kuat terhalang oleh keinginan Bramantyo untuk segera menikahkan Ruben dengan Alisa. Mereka pun menikah secara resmi sedangkan Ruben hanya menikahi Jingga terlebih dulu secara sirih.
Keteguhan hati Jingga Purwati yang mampu mengatasi rasa kecewa pada sikap Ruben yang tidak memberitahukan kepada dirinya bahwa dia sudah menikah lagi dengan pilihan Bramantyo membuat Jiingga memilih memaafkan dan kuat menghadapi tekanan dari sang mertua yang galak dan sering menyiksanya.
Akankah Jingga Purwati dapat menaklukan hati sang mertua?
Ikuti kisah cinta mereka ... !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fanie Liem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Jingga & Alisa Hamil Bersamaan
Klinik Cipta Wangsa.
Sepasang suami-istri saling bersitatap saat ini sedang menunggu hasil pemeriksaan setelah Jingga diperiksa oleh dokter klinik paruh baya.
"Bagiamana, dok hasil pemeriksaan istri saya?" tanya Ruben.
"Selamat, istri anda sedang hamil muda," ucap Dokter Jaya.
"Apa?!" kaget Ruben.
"Ya, istri anda hamil, tapi perlu diingat kandungan nyonya Jingga sangat lemah. Jadi saya akan saranakan untuk ibu hamil untuk mengonsumsi banyak sayuran dan buah-buahan," ucap Dokter Jaya sambil menulis resep obat.
Selesai dari klinik, Jingga menghentikan langkah kaki Ruben.
"Kenapa?" tanya Ruben.
"Sekarang kita kasih tau kabar bahagia ini kepada Daddy Bram juga aku ingin kasih tau mengenai harta yang aku bisa rebut dari Arga," ucap Jingga.
"Oke, sayang."
****
Pria bertopeng itu menghampiri Kiara dengan jarak wajah yang sangat dekat mereka bersitatap.
"Aku akan kembalikan ponsel ini setelah aku hapus semua yang kamu foto dan rekam," ucap Pria bertopeng.
"Kalau kamu lakukan itu, aku akan teriak yang keras kalau kamu itu pencuri ponselku," ucap Kiara.
"Oke, aku kembalikan. Tapi kamu ikut denganku," tarik pria bertopeng.
Mereka masuk kedalam kamar membiarkan Alisa mematung seorang diri.
"Ish, aku dilupakan. Menyebalkan. Kiara itu memang perusak suasana romantismu dengan pria asing itu," geram Alisa.
Mulut Alisa mengerucut, dia tak kuasa menahan diri untuk melangkah kaki pergi. Dia lelah menunggu pria asing itu bersama Kiara.
"Kamu dan ponselmu tidak akan pergi kemana-mana dari sini," ucap Pria bertopeng.
"Sebenarnya siapa kamu? aku tahu kamu itu Kak Arga," ucap Kiara.
"Kamu jangan sok tahu!" ucap Pria bertopeng.
"Aku yakin karena aku kenal Kak Arga bahkan ingat suara seraknya," ucap Kiara.
Pria asing itu membuka topeng hitamnya." Kamu benar aku memang Arga, jadi kumohon jangan beritahu kejadian tadi. Tolong hapus rekaman dan foto itu."
Mata Kiara membulat sempurna. Dia tak menduga dibalik topeng hitam itu, nyatanya benar bahwa pria asing itu adalah pujaan hatinya.
"Oke, mulutku akan tertutup asal Kak Arga cerita kenapa Kak Arga melakukan semua ini. Apa kak Arga mencintai Kak Alisa?" tanya Kiara.
"Kita tidak saling cinta," ucap Arga.
"Lalu?"
"Kita saling membutuhkan. Aku butuh dia sebagai alatku untuk mendapatkan Jingga, dan dia akan mendapatkan Ruben," ungkap Arga.
"Dengan cara apa Kak Arga bisa mendapatkan hati Jingga?" tanya Kiara.
"Mudah dengan cara membuat Alisa hamil anakku, lalu dia mengaku kalau anak yang dalam kandungan itu anak Ruben, maka Jingga akan cemburu dan hubungan mereka akan berakhir,," ucap Arga.
"Rencana kalian itu sungguh gila," ucap Kiara.
"Apapun akan aku lakukan demi dapat Jingga," ucap Arga.
"Kak Arga, sekarang coba lihat kearahku," ucap Kiara sambil memegang tengkuk leher.
"Kiara maksudmu ini apa?" tanya Arga.
"Pandang dan lihat aku. Aku dari dulu sampai sekarang menyukai kak Arga," ungkap Kiara.
"Kamu itu adalah adik musuhku, jadi kamu jangan berharap apapun dariku," ketus Arga.
"Kalau begitu rahasia Kak Arga dan Kak Alisa akan aku ungkapkan pada Kak Ruben," ancam Kiara.
"Apa maumu?" tanya Arga.
"Kak Arga harus jadi kekasihku," ucap Kiara.
Arga terdiam dan menunduk. "Berani sekali bocah ingusan ini mengancamku, tapi aku tak punya pilihan lain selain menuruti keinginannya," batin Arga.
"Kak Arga, ayo jawab!" geram Kiara.
"Baiklah, aku setuju. Tapi ingat kamu tak boleh membocorkan masalah ini pada Kakakmu, dan kamu juga tak boleh menghalangi keinginanku untuk mendapatkan hati Jingga," ucap Arga.
"Iya, asalkan aku jadi kekasihmu. Aku tak masalah jadi yang kedua ataupun ketiga," ucap Kiara.
******
Alisa pulang kerumah susun dengan perasaan yang sangat gundah gulana. Ia merasa tak menyangka bahwa dia diabaikan oleh pria asing membuat hatinya berdenyut nyeri.
"Kenapa dengan hatiku, seperti ada yang patah tapi tak berdarah, mana mungkin aku suka sama pria asing yang sama sekali dapat kulihat wajahnya," batin Alisa.
Sementara itu, Jingga dan Ruben terlihat sangat sumringah. Mereka terus saja memandangi hasil USG yang merasa pasang lewat figura foto yang cantik.
Alisa yang melintas kearah mereka, dibuatnya sangat kesal. Dia penasaran dengan apa yang mereka pegang.
"Hei, kalian seperti orang gila yang sejak tadi ketawa tanpa henti," ucap Alisa.
"Kami berdua sedang bahagia karena sebentar lagi Jingga dan aku akan menjadi orang tua seutuhnya," ucap Ruben.
"Maksud kalian apa?" tanya Alisa.
"Jingga sedang mengandung anakku. Aku bahagia," ungkap Ruben.
"Bukan hanya Jingga saja yang hamil, aku juga sedang mengandung anak kamu," ungkap Alisa.
"Apa?! Kaget Jingga.
"Kamu pasti bohong! kita tak pernah melakukannya hubungan intim," ucap Ruben.
"Aku tidak bohong, mas Ruben. Lebih baik kita ke dokter saja kalau kamu tidak percaya padaku," ucap Alisa.
Terpaksa Jingga pun ikut serta untuk mengetahui kebenarannya. Mereka bertiga memanggil taksi online untuk sampai keklinik
Klinik Cipta Wangsa.
"Bagaimana hasilnya, dok?" tanya Ruben.
"Selamat ibu Alisa. Anda positif hamil," ucap Dokter Jaya.
Jingga pun pergi keluar dari ruangan. Hatinya berdegup sakit mendengar perkataan sang dokter yang menyatakan Alisa hamil. Itu artinya Ruben sudah mengingkari janjinya.
"Ternyata mas Ruben pembohong. Aku pikir dia akan menempatinya janjinya kalau dia tidak akan pernah untuk menyentuh Alisa, tapi kenyataanya dia menyentuhnya mungkin lebih dari satu kali," batin Jingga.
Jingga pergi dengan panas hati, sedangkan Ruben menyusul Jingga yang saat ini sudah diluar klinik.
"Jingga, tunggu. Kita perlu bicara," ucap Ruben.
"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Mas Ruben sudah ingkar janji," ucap Jingga.
"Aku tidak pernah melakukan itu pada Alisa, percayalah hanya kamu satu-satunya wanita yang paling aku cintai," ucap Ruben.
"Kalau aku satu-satunya dalam hidupmu, tidak mungkin ada janin lain yang tumbuh di wanita lain," ucap Jingga.
"Jingga, percayalah padaku. Aku akan buktikan kalau anak itu bukan darah dagingku," ucap Ruben.
"Buktikan saja!" ucap Jingga.
"Baik, akan aku buktikan. Tapi kamu sekarang jangan marah dulu," ucap Ruben.
"Itu tergantung kamu bisa membuktikan perbuatanmu itu tidak?!" ketus Jingga.
"Ya, pasti aku buktikan sayang. Tapi senyum dulu dong," ucap Ruben.
Jingga tersenyum miring, lalu pergi dari hadapan sang suami begitu saja.
"Dia masih marah, tapi bagaimana aku bisa membuktikan pada Jingga kalau bukan aku yang menghamili Alisa," ucap Ruben.
Sementara Alisa yang mendengar dari balik tembok tersenyum smirk. Mendengarkan pembicaraan Ruben dan Jingga yang sedang ribut.
"Mampus kamu Jingga, rasain tuh sakit hati. Sebentar lagi Ruben juga akan jadi milikku selamanya," batin Alisa.
TBC
(To Be Continued)
Tinggalkan Jejak berupa like, vote, komentar. Terima kasih.
buat cerita baru lagi ajah..
kok bisa Alisa melakukan hal bodoh