LDR KATANYA BERAT!!
Tapi tidak bagi Rion dan Rayna. Ini kisah mereka yang berusaha mempertahankan hubungannya apa pun masalah yang mereka hadapi.
Tapi bagaimana jika masa lalu yang menggangu hubungan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfaira_13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35
Menghabiskan waktu lima menit berada di dalam mobil hanya bersama Raya, tak lama Ayah datang—dengan tiga orang lain yang tak Rayna kenal.
Pria setengah baya yang Rayna yakini adalah om Niken. Di sebelahnya, anak laki-laki menggenggam erat tangan pria dewasa di sampingnya, pria yang menggunakan kacamata hitam bulat.
"Ayo, kalian kenalan dulu!" suruh Ayah kepada kedua putrinya.
"Raya om," sapa Raya dengan sopan.
"Rayna, adiknya kak Raya." Rayna sedikit menunduk saat mengucapkannya.
"Niken. Dan ini anak saya, Jason dan William."
"Salam kenal om," ucap Raya.
"Gak kerasa ya. Udah pada gede sekarang," ucap Niken sambil tertawa.
Candaan yang biasa dilontarkan oleh kerabat Ayahnya.
Rayna dan Raya saling bertatapan canggung. Apakah Niken berpikir mereka tidak akan bertumbuh dewasa?. Lagipula, mereka sama-sama tak ingat telah mengenal Niken.
Om Niken memberikan empat lembar tiket kepada Raya. "Kalian masuk duluan ya! Tadi om udah pesenin tiketnya buat kalian."
"Terus Om sama Ayah gimana?" tanya Rayna.
"Kita ada urusan dulu sebentar, nanti pasti nyusul juga ke dalem."
Di dalam taman bermain Mereka saling diam, hanya William yang terlihat bersemangat. Rasa canggung karena baru pertama kali mereka bertemu.
William menarik-narik kaus yang dipakai Jason dengan tak sabaran. "Bang, main itu boleh gak?" tunjuknya pada perosotan pelangi yang cukup tinggi. Terbukti dari jeritan yang terdengar saat pengunjung menaikinya.
"Kamu berani naik sendiri?" tanya Jason meragukan. Bukan apa—perosotan itu sepertinya terlalu tinggi untuk anak berusia tujuh tahun.
"Abang pelit," Kesal William.
Rayna berjongkok, menyejajarkan tubuhnya dengan William. "William mau naik sama kakak aja gak?"
William menatap dengan semangat. "emang kakak mau naik juga?"
"Ayok, nanti kakak yang jagain kamu," ajak Rayna tak kalah semangat. Sebenarnya, memang Rayna tertarik untuk mencoba bermain wahana yang ada di sana.
Rayna kembali berdiri, menatap Jason dengan malu-malu. "kalo gua ajak William naik itu... boleh gak?"
"Biar gua aja yang nemenin," balas Jason. Merasa tak enak karena harus membuat Rayna menjaga adiknya.
"Sekalian gua juga mau main ko ke sini."
"Ya lagian, masa kita udah jauh-jauh ke sini gak ikutan main," sahut Raya yang sejak tadi sibuk memotret dengan ponselnya. Memberi lokasi kepada Leon agar tak tersesat.
"Bener tuh, tujuan kita kan liburan," setuju Rayna.
Jason tersenyum ramah. "kalo gitu kita naik sama-sama."
"Kalian main duluan aja, gua tunggu Leon dulu ya Na." Raya meninggalkan mereka dengan tergesa. Mendapat kabar jika Leon sudah menyusul di sana.
"Oh, oke."
Mereka berjalan bersama menuju area perosotan pelangi, sambil mengikuti William yang berlari kecil di depan. Anak itu tak henti-hentinya bersenandung riang—Rayna dan Jason mengikutinya di belakang. Mengantri dengan sabar demi memenuhi keinginan William.
"Adek lo lucu ya," ucap Rayna tulus. Ia menggenggam tangan William dengan erat—takut tak fokus untuk mengawasinya.
"Nyebelin," balas Jason singkat.
Rayna terkekeh. "gak usah gengsi, lo keliatannya sayang banget sama adek lo," terka Rayna tepat sasaran.
"Dia adek tiri gua," ucapnya dengan suara pelan.
Rayna mengangguk paham. Mungkin ada sesuatu yang terjadi dengan mereka berdua. Tapi Rayna yakin—mereka saling menyayangi. Memang benar, tidak perlu hubungan darah untuk menjadi keluarga.
Cukup lama mereka menunggu giliran. Kini, mereka sudah tiba di tangga paling atas, bersiap untuk meluncur ke bawah. Beruntung saja William bisa menaikinya juga tanpa ada batasan usia.
"Siap yaa!" kata William yang ada di posisi paling depan. "satu... dua... tiga..."
Mereka meluncur bersamaan, saling teriak heboh—terutama Rayna. Tak menyangka jika perosotan yang mereka naiki akan meluncur dengan kecepatan tinggi.
Sesampainya di bawah, Jason membantu William dan Rayna untuk bangkit berdiri.
"Seru gak?" tanya Jason.
"Seru," jawab William senang hati.
"Seru sih, tapi bikin rambut gua berantakan," sebal Rayna. Kedua tangannya sibuk menata kembali rambutnya yang hanya digerai dan memakai pita kecil di belakang.
"Lagian lo aneh. Kita mau main—bukan fashion show. Kenapa harus rapi banget?"
Rayna membulatkan kedua matanya sempurna. Bagaimana bisa dengan mudahnya Jason berbicara begitu?. Rayna akui, Jason bukan tipe yang banyak bicara, tapi rasanya sekali berucap membuatnya kena mental.
"Ini namanya self love Jason, gua harus tampil rapi dan cantik kemana pun," jelas Rayna.
"Kayanya gimana pun juga, lo bakal tetep cantik."
terus ortua mereka jg blm d jelasin ya kk ?