Sekuel dari "Anak Tersembunyi Sang Kapten"
Ikuti saya di WA 089520229628
FB Nasir Tupar
Setelah beberapa kali mendapat tugas di luar negara, Sakala akhirnya kembali pulang ke pangkuan ibu pertiwi.
Kemudian Sakala menjalin kasih dengan seorang perempuan yang berprofesi sebagai Bidan.
Hubungan keduanya telah direstui. Namun, saat acara pernikahan itu akan digelar, pihak perempuan tidak datang. Sakala kecewa, kenapa sang kekasih tidak datang, sementara ijab kabul yang seharusnya digelar, sudah lewat beberapa jam. Penghulu terpaksa harus segera pamit, karena akan menikahkan di tempat lain.
Apa sebenarnya yang menyebabkan kekasih Sakala tidak datang saat ijab kabul akan digelar? Dan kenapa kekasih Sakala sama sekali tidak memberi kabar? Apa sebenarnya yang terjadi?
Setelah kecewa, apakah Sakala akan kembali pada sang kekasih, atau menemukan tambatan hati lain?
Nantikan kisahnya di "Pengobat Luka Hati Sang Letnan".
Jangan lupa like, komen dan Vote juga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Hutang Minuman
Lavanya membereskan laptop serta diktat yang berada di atas mejanya, lalu dia masukkan ke dalam tas.
"Sruputtttt ... ahhhhhh."
Tanpa malu-malu dan jaga image, gadis muda itu menyeruput sisa minuman di gelasnya sembari mengakhiri dengan desisan ah. Tentu saja hal ini membuat Sakala kaget, tidak biasanya seorang gadis yang baru dijumpai atau baru kenal, bertingkah cuek. Ralat, tentu saja dia akan bersikap seperti itu karena Sakala sejak awal sudah menilai kalau Lavanya adalah gadis kepedean dan konyol.
"Ya ampun, bisa-bisanya dia secuek itu," batin Saka geleng kepala.
"Kamu mengajar les apa?"
Lava menatap Sakala sekilas, terpaksa ia mengurungkan niatnya yang tadi mau beranjak, ia duduk rapi kembali, sembari meletakkan tas sandang yang tadi sudah disampirkan di bahu.
"Bahasa Inggris dan Matematika," jawabnya singkat. Sakala tersenyum tipis, entah apa yang sedang dipikirkannya.
"Kamu jago bahasa Inggris? Paling juga bahasa Inggris dasar yang kamu ajarkan sama anak-anak les itu, secara yang les di sana kebanyakan anak SD," sepelenya membuat Lava sedikit tersentak lalu melotot.
"Issshhh gegabah nih aparat satu ini," protesnya dalam hati. Padahal Lavanya merupakan lulusan terbaik dengan nilai paling tinggi di English Course Of Willi. Itu mengapa Lava diterima di sebuah lembaga les yang tidak diragukan lagi akreditasnya. Bahkan saat penerimaan calon pengajar, Lavanya dites dulu, apakah menguasai mata pelajaran les atau tidak.
"Ya begitulah, yang penting saya sudah bisa mengajarkan anak-anak les sampai mereka bisa berbahasa Inggris aktif dan interaktif," balasnya merendah, namun cukup membuat Sakala terkejut. Kalau anak-anak lesnya sudah bisa berbahasa Inggris aktif dan interaktif, itu artinya kemampuan bahasa Inggris Lavanya tidak hanya sekedar dasar saja, tapi sudah jago.
"Hemmm."
Sakala berdehem, lalu meraih cangkirnya dan menyeruput cappucino late caramelo miliknya yang masih panas dan tulisan i love you nya masih jelas.
"Sruputtttt." Bedanya Sakala tidak diakhiri desisan ah seperti apa yang dilakukan Lavanya.
Lavanya tertawa kecil, saat bibir Sakala meninggalkan busa cappucino yang diseruputnya. Sakala menatap heran dan bertanya-tanya.
"Apa yang sedang kamu tertawakan, tidak ada yang lucu?"
"Memang tidak ada yang lucu, tapi bibir Aa penuh busa cappucino. Mirip anak kecil," ejeknya sembari memalingkan muka dan melanjutkan tawa di sana.
"Iyakah, serius?" serunya kaget plus malu. Saka meraih tisu, lalu menyeka bibirnya yang tadi dibilang Lavanya ada sisa busa cappucino. Biasanya kalau dalam adegan iklan di TV, pasangannya yang menyeka busa itu, tapi Sakala harus menyekanya sendiri, karena ia saat ini bukan sedang duduk berhadapan dengan pasangannya. Melainkan duduk dengan gadis konyol yang PD nya selangit. Betapa malunya Sakala.
"Dringggg."
Hp Lavanya tiba-tiba berdering, sebuah panggilan dari seseorang memanggil.
"Assalamualaikum, Yah. Iya, Lava masih di kafe. Baiklah, Lava pulang. Assalamualaikum."
Lavanya berdiri setelah ia menerima panggilan. Kakinya mulai keluar dari meja itu.
"Lho, kamu mau ke mana? Katanya 4 jam?" kaget Sakala. Baru saja dia ngobrol sebentar, tapi gadis itu sudah beranjak.
"Tidak, A. Saya harus segera pulang. Sudah satu jam lewat 10 menit," jawabnya sembari menyampir tas sandangnya. Sakala menatap kecewa, sebab ia masih belum puas ngobrol dengan gadis unik yang menurutnya memiliki kepedean yang tinggi.
"Saya pamit, ya, A. Assalamualaikum." Lavanya berpamitan tanpa menoleh lagi pada Sakala yang sebetulnya kecewa. Sayangnya Saka tidak bisa protes, sebab gadis itu baru dikenalnya.
"Waalaikumsalam," balasnya kurang bersemangat.
Lavanya segera menuju meja kasir lalu membayar minumannya. Setelah itu ia segera beranjak dari kafe itu, kini langkahnya menuju parkiran menghampiri motornya yang diparkir di sana.
Setelah Lavanya menjauh, Sakala mendongak seraya menatap kepergian Lavanya. Motor Lavanya terlihat melaju dan meninggalkan area parkir kafe itu.
Kesepian kini kembali melanda Sakala. Secepat kilat bayang kesedihan akibat perlakuan Seira kembali mendera, membuat Sakala bermuram durja.
"Dua hari lagi aku masuk kantor, mereka pasti mempertanyakan penyebab batalnya pernikahanku, meskipun papa sudah memberitahukan saat itu juga di gedung pernikahan," batinnya mendadak malas jika masuk kantor harus ditanyai masalah batal pernikahannya.
"Mau tidak mau harus aku hadapi," bisiknya lagi menguatkan hati.
Sakala segera menghabiskan minumannya, dia memutuskan untuk pulang. Dia menghampiri meja kasir untuk membayar minumannya. Saat ia menyodorkan uang, Kasir itu mengangkat tangannya sambil berkata, "Sudah dibayar sama perempuan muda tadi."
Sakala terhenyak, dia tidak percaya gadis konyol itu sudah membayar minumannya. Sakala merasa tidak enak, ia punya hutang pada gadis itu.
"Sudah dibayar gadis berhijab yang memakai rok payung putih tadi?"
"Iya, Mas."
"Baiklah. Terimakasih, ya, Mbak," ucap Sakala sembari berlalu dari kafe itu.
"Kenapa gadis itu malah membayarkan minumanku, membuat aku tidak enak saja?" gerutunya tidak nyaman. Mobil Sakala mulai berjalan dan meninggalkan area kafe.
***
Setelah berada di rumah, Sakala kembali murung. Wajar saja, pernikahan yang gagal dengan Seira, baru terlewati beberapa hari yang lalu. Tidak akan mudah bagi seseorang untuk melupakan rasa sakit yang ditimbulkannya, begitu juga dengan yang dirasakan Sakala.
"Ka, mulai Senin Saka jemput Fina dan Alf di tempat kursus, ya. Pak Abdul untuk sementara mama over ke Cikaracak untuk mengantar pesanan orang dengan sistem COD atau bayar di tempat," ucap Syafana yang tiba-tiba menghampiri Sakala.
Sakala terlihat kaget saat sang mama sudah berada di sampingnya.
"Jemput kembar, Ma?"
"Iya. Setiap pulang les. Kaka tidak keberatan, kan?" Perintah ini tidak lain dan tidak bukan adalah ide Syafana yang kemarin sudah ia pikirkan.
"Baik, Ma. Saka siap laksanakan perintah Mama," jawab Sakala membuat Syafana lega.
"Semoga dengan cara ini, Sakala bisa perlahan-lahan melupakan Seira," harapnya dengan wajah yang optimis.
***
Besoknya, sekitar jam 10.00 pagi menjelang siang, Sakala kembali berpamitan. Kali ini dia bertujuan menghampiri Puskesmas di mana Seira bekerja.
Tiba di Puskesmas, ternyata Seira sedang tidak masuk karena ambil cuti tahunan.
"Seira cuti tahunan? Itu artinya dari sejak awal mendekatiku, niatnya memang sengaja ingin balas dendam dengan mempermalukan aku dan keluarga besarku. Benar-benar keterlaluan," rutuknya seraya kembali menuju mobilnya.
Sakala sudah memasuki mobil. Di dalam ia sandarkan tubuhnya di jok mobil. Pikirannya kembali bersedih bercampur dengan amarah. Seira benar-benar tega melakukan hal itu.
"Bahkan nomer Hp nya sampai sekarang tidak bisa dihubungi. Dia benar-benar menghilang," gumam Sakala sangat kecewa. Sakala meraih setirnya, ia segera menyalakan kembali mobilnya.
Namun, tiba-tiba sebuah notif WA masuk ke Hp nya. Sakala langsung meraih Hp dan membuka pesan WA itu yang ternyata dari Arka.
Sakala terkejut, setelah ia membaca chat dari Arka. Apa isi chat dari Arka itu?
Bersambung.
kalo bikin cerita ga pernah gagal....ga banyak konflik yg berat dan ga monoton jg ceritanya..... pokoknya author the best laaah❤️