harap bijak dalam membaca. ini hanya cerita fiksi
angga dan Laura. 2 pasangan yang masih duduk di bangku sekolah atas yang terpaksa harus memiliki ikatan yang kuat karena perjodohan dari keluarga mereka.
mereka tidak punya pilihan selain menerima perjodohan ini.
angga si cowok alim yang tidak pernah meninggalkan sholatnya dan tidak pernah berpacaran atau mabuk mabukan. harus terpaksa menikahi seorang gadis yang sangat berbeda dengan dirinya.
bagaimana nasib Angga dan Laura kedepannya? ayo baca cerita ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ep 22
Setelah mempertimbangkan segala hal, akhirnya Lauris mengajak Caca untuk ke rooftop, salah satu tempat yang sering sepi tanpa ada siswa lainya.
dia tahu, ini akan menyakiti Caca, tapi lebih sakit lagi jika nanti pas hubungan mereka sudah semakin lama baru putus.
Awalnya Lauris berfikir jika lama kelamaan menjalani hubungan dengan Caca dia akan jatuh cinta pada Caca dengan sendirinya. tapi nyatanya sampai sekarang perasaannya masih sama.
Lelah? Tentu saja sangat lelah berakting berpura pura suka pada orang yang tidak kamu cintai.
" kenapa kamu ngajak aku ke rooftop?" tanya Caca binggung.
tidak biasanya Lauris mengajaknya ke rooftop, biasanya mereka akan berbicara di halaman belakang sekolah jika ada hal penting.
" ca, aku minta maaf" ujar Lauris menatap Caca.
Caca semakin binggung, perasaan jadi tidak baik baik saja. " kenapa minta maaf? Kamu ngelakuin kesalahan?"
" aku minta maaf karena selama ini aku udah bohongi kamu"
" bohong tentang apa?"
Jantung Caca berdebar tidak karuan, bukan karena jatuh cinta atau semacamnya. Tapi karena takut tentang apa yang akan Lauris katakan.
" sebenarnya.... aku nggak pernah punya perasaan apa apa sama kamu"
cukup berat untuk Lauris mengatakan fakta ini. namun tidak mungkin dia terus berbohong. lebih baik Caca mengetahui semuanya.
" i know" jawab Caca " aku sudah tahu itu sejak lama, tapi aku tidak permasalahkan itu. perasaan aku urusan aku, dan perasaan kamu urusan kamu " Caca berhenti sejenak. Matanya berkaca kaca. Dia mendongak keatas untuk menahan air matanya agar tidak keluar, lalu dia kembali menatap Lauris.
" aku tidak permasalahkan itu, yang penting kamu selalu ada di sisi aku. Kita selalu bersama, aku akan lebih berusaha untuk membuat kamu jatuh cinta sama aku"
Caca tidak bodoh, dia tahu dari sikap Lauris selama ini bahwa cowok itu memang tidak mencintainya.
sangat mudah untuk caca tahu, karna setiap dia mengatakan ' aku sayang sama kamu ' atau ' i love you ' Lauris hanya membalasnya dengan kata ' iyaa, aku tahu '
padahal pada umumnya, jika pasangan kita mengatakan hal tersebut kita pasti membalas dengan kata ' iyaa, aku juga sayang sama kamu ' atau ' i love you too ' bahkan jika kita merasakan cinta kita lebih besar kita akan membalasnya dengan kata ' i love you more baby ' tapi Lauris tidak.
Dan lagi, setiap dia mencium Lauris, Lauris membalasnya tanpa ada siratan rasa cinta, bahkan dia terkesan tidak menikmatinya malah terlihat sekali bahwa dia terpaksa.
Dan saat caca mencium pipi Lauris, lauris selalu menghapus bekas ciumannya saat Caca berpaling.
Sakit? Tentu saja. tapi bagi Caca itu lebih baik dari pada melihat Lauris jauh darinya, atau malah bersama wanita lain.
" aku nggak bisa lagi ca, aku ingin kita..... Putus" ujar Lauris sedikit ragu karena melihat mata Caca yang siap mengeluarkan air beningnya.
Caca langsung mengeleng " nggak mau, kita bisa mencobanya lagi" mohon Caca, dan detik itu juga air matanya tidak mampu di tahan lagi.
lauris membawa Caca kedalam pelukannya. Ini kali pertama Lauris memeluknya lebih dulu, biasanya selalu Caca yang memulai duluan. tapi kenapa hari di saat saat seperti ini?
Lauris mengusap lembut kepala Caca " gw minta maaf ca, tolong maafin gw dan... Terima keputusan gw"
Caca menangis di pelukan Lauris, dia sesenggukan. Bahunya bergetar, tenggorokannya Terasa perih dan lidahnya terasa keluh untuk berucap. dan yang paling sakit adalah hatinya.
" kita masih bisa berteman ca, gw janji gw bakal selalu ada buat Lo"
Caca masih tidak menjawab. Dia masih menangis di pelukan Lauris, bahkan baju Lauris bagian bahu kanannya sudah basah.
Brakk
" aww!"
" hahaha"
suara meja tergeser di ikuti dengan suara gadis meringis lalu suara cowok tertawa membuat Lauris melepaskan pelukannya. Lauris dan caca sontak melihat ke asal suara. Ternyata di sana ada Laura dan Luhan.
Laura terjatuh di lantai rooftop, sedangkan Luhan menertawakan nasib Laura.
" ngapain kalian disitu" tanya Lauris.
Sontak Luhan dan Laura sama sama melihat ke arah Lauris dan Caca. Mata mereka berkedip kedip beberapa kali.
" yah! Ketahuan" keluh Laura " Lo sih" ujarnya menyalahkan Luhan.
" salah Lo sendiri markonah, ngapain Lo dorong meja" ujar Luhan membantu Laura untuk berdiri.
" karna Lo ngedorong gw"
lauris berdecak kesal. Kembarannya dan sahabat kecilnya itu sama sama memiliki sifat kepo yang tidak ketulungan. huh! Lauris harus bersabar.
" pergi sana" usir Lauris.
" ayo pergi han, adegan mellow nya udah cut" ujar Laura mengajak Luhan pergi.
•\=\=\=\=\=\=•
Angga sudah bukan ketua OSIS lagi, jadi dia sekarang lebih santai dan hanya fokus pada pelajarannya saja. Tadi habis solat di mushola dia berjalan ke perpustakaan kelas 12 untuk membaca buku yang dia perlukan.
namun saat dia masuk kesana dan mengambil buku berniat untuk mencari tempat duduk yang nyaman untuk membaca. dia malah melihat pemandangan yang membuat hatinya panas.
Bagaimana tidak panas? Di depannya saat ini ada istrinya yang sedang tidur dengan cowok lain. Siapa lagi cowoknya kalo bukan Luhan.
Tidak mesra dan tidak bersentuhan juga, tapi tetap saja tidur bareng.
" ekhemm" dehem Angga menatap tajam pada kedua manusia di depannya yang sedang asik berbincang dan tertawa.
Luhan dan Laura lansung mendongak, mereka sama sama terkejut saat melihat Angga di sana. tapi yang lebih terkejut adalah Laura, dia lansung bangun dari tidurnya.
" aww, pusing" keluhnya.
Karena lansung berdiri dari tidurnya, membuat Laura pusing dan pemandangannya buram untuk sesaat. Biasanya, penderitaan darah rendah.
Angga memegang lengan Laura agar Laura tidak terjatuh, karena tadi Laura agak sempoyongan. " kalo bangun itu duduk dulu baru berdiri"
" Lo sih, ngagetin aja, kek setan muncul tiba tiba "
Luhan ikut bangun, dia berdiri di depan kedua Pasangan pasutri itu. " gw pergi dulu, mau ke kantin " pamit Luhan"
" gw ik_"
" diam disini" ujar Angga menahan Laura untuk pergi. Sedangkan Luhan langsung pergi , saat sudah agak jauh dia berbalik dan tersenyum meledek pada Laura yang membuat gadis itu kesal.
" gw lapar, mau ke kantin" ujar Laura yang tentunya hanya alasan belakang.
entah kenapa dia jadi takut pada Angga, dia merasa seperti habis ketahuan selingkuh. Padahal Kan seharunya tidak usah berlebihan seperti ini.
" duduk" perintah angga tanpa ingin di bantah.
Laura menurut, dia tidak berani membantah. aura dingin Angga yang seperti ini tu menyeramkan tahu.
Angga ikut duduk, dia membuka buku yang dia ambil tadi lalu membacanya. Sedangkan Laura duduk diam seperti bocah kecil yang tidak memiliki teman.
CK! Menyebalkan sekali. Enakan bareng Luhan, bisa ngobrol dan bercanda. Dari pada disini, duduk diam menemani si mangga membaca. Yaa, mangga, panggilan sayang Laura untuk angga.