NovelToon NovelToon
Rawon Kesukaan Mas Kai

Rawon Kesukaan Mas Kai

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Beda Usia / Keluarga / Karir / Cinta Murni / Angst
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Bastiankers

Shana dan Kaivan, pasutri yang baru saja menikah lima bulan lalu. Sikap Kaivan yang terlalu perfeksionis kadang menyulitkan Shana yang serba nanti-nanti. Perbedaan sikap keduanya kadang menimbulkan konflik. Shana kadang berpikir untuk mengakhiri semuanya. Permasalahan di pekerjaan Kaivan, membuatnya selalu pulang di rumah dengan amarah, meluapkan segalanya pada Shana. Meski begitu, Kaivan sangat mencintai Shana, dia tidak akan membiarkan Shana pergi dari hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bastiankers, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 32

Mari kita kupas tuntas apa yang dialami Kaivan di timeline yang sama. Malam itu, selepas mobil Kaivan meninggalkan rumah. Mobil itu bergerak melaju membelah guyuran hujan. Berjalan selama hampir kurang lebih dua jam untuk sampai di sebuah gerbang.

Pagar tinggi yang dijaga ketat itu terbuka. Tentunya setelah security memberi kabar melalui handy talky. Mobil itu melaju dan terparkir di sebuah pelataran yang luas. Kaivan bahkan tidak mempedulikan penampilannya yang basah kuyup.

Seorang penjaga yang memakai pakaian serba hitam menghampiri Kaivan yang baru sampai di teras rumah. Tangannya terulur membuka pintu, “Nona Raisa sudah menunggu. Silakan.” Tangannya kembali terulur. Membiarkan Kaivan masuk sendirian.

Langkah Kaivan terayun memasuki rumah yang luasnya bagai istana itu. Tidak membutuhkan langkah yang banyak. Karena perempuan yang tengah dicarinya sedang duduk manis di atas sofa. Menyunggingkan senyum sambil menepuk sofa di sisinya.

Rahang Kaivan mengeras. Dia mendekati perempuan itu. Berdiri di hadapannya, tanpa harus duduk dan menuruti kemauannya. “Apa maksud kamu?”

“Silakan duduk, Mas,” Raisa mengedikkan dagunya ke arah sofa di sampingnya. 

“ Apa maksud kamu melakukan pemesanan di outlet Mawari?”tanya Kaivan dengan mata melotot. “Kamu sengaja, kan? Karena tahu di sana ada istriku?”

Raisa tersenyum. Namun, bagi sebagian orang yang mengetahui sikap aslinya, senyuman itu tidak bermakna baik. Entah mengejek atau merendahkan orang. “Kenapa, sih, kamu harus selalu ketus sama aku? Kita bisa lho bicara baik-baik. Atau mungkin mau aku pijit dulu. Gimana?”

“Hentikan omong kosong kamu!” Kaivan menggeram murka. Telunjuknya sampai mengacung tanda dia tidak main-main dengan omongannya. “Jangan pernah kamu sentuh istriku. Ngerti?”

Kaivan tidak mengindahkan Raisa lagi. Karena kini ponselnya berdering. Dia segera merogoh saku celananya. Mengeluarkan ponsel. Menatap bingkai layarnya yang terpampang jelas nama Shana di sana. Baru saja Kaivan akan menggeser panel hijau, namun Raisa lebih dulu bergerak. Perempuan itu dengan cepat merampas dan membantingnya. 

“Kamu sudah ke sini. Yang artinya, nggak boleh keluar, nggak boleh ke mana-mana lagi,”gumam Raisa sambil menggoyangkan gelas berisi alkohol. “Ngerti?”

Kaivan berdecih. Dia menggeleng sesaat sebelum akhirnya memutar badan. Dia memutuskan untuk segera pulang. Namun, langkahnya hanya maju beberapa saat. Setelah kedatangan beberapa pengawal berbaju hitam mengepungnya. Kaivan menoleh singkat pada Raisa. Dan dia menemukan perempuan itu tengah mengedikkan bahunya.

Ah, sial! Kaivan terperangkap. 

Malam itu mereka berusaha melumpuhkan Kaivan. Satu persatu mulai menghajar Kaivan yang untungnya Kaivan bisa membela diri. Dia melayangkan pukulan, tendangan, dan juga melindungi dirinya ketika mereka mengeroyok nya. Kemungkinan ada sekitar sebelas orang yang menghajar Kaivan malam itu.

Dan Kaivan sama sekali bisa mengalahkan mereka meski babak belur. Kaivan tidak menyerah. Selagi masih ada tenaga untuk menghajar balik, dia melakukannya. Satu persatu dari pengawal itu tumbang. Menyisakan beberapa orang yang Kaivan hitung ada empat orang. 

Pertarungan sengit itu berlangsung lama. Dan saat Kaivan bisa melumpuhkan pengawal yang terakhir, terdengar suara tarikan pelatuk di tengkuknya. 

Yang mengakibatkan Kaivan tidak bisa berbuat apa-apa. Dia tidak melawan lagi. Hanya mengangkat kedua tangannya saat pistol itu bergerak dari tengkuk, memutari kepalanya sampai mereka berhadapan.

Tatap mereka bertemu beberapa saat. Kaivan bisa saja menghajar Raisa malam itu. Namun, dia bukan tandingannya. Kaivan tidak akan memukul seorang perempuan. Jadi, “Bisa kita akhiri pertemuan kita?” Kaivan berbisik, “Aku akan keluar dari perusahaan. Dan kamu akan menjalani kehidupan sebagaimana anak dari CEO.”

Tidak semudah itu. Raisa menyeringai, lalu, tatapnya menjadi tajam, “ Bagaimana, ya? Apakah kamu akan meninggalkan ku setelah menikmati diriku dan —”

“Aku tidak pernah melakukannya!”

“—setelah ada janin di kandunganku, kamu berusaha untuk meninggalkan aku?” Raisa tidak peduli dengan ucapan Kaivan. 

Kernyitan di dahi Kaivan terlihat. “Apa? Kamu hamil?” Dia tampak terkejut, namun sedetik kemudian kepalanya menggeleng, “Itu bukan anakku.”

“Ini anakmu!”

“Tidak! Aku bisa buktikan. Kita akan menemui dokter kandungan yang aku kenal. Malam ini juga.” Kaivan tampak tidak main-main dengan ucapannya. Dan itu cukup membuat otak Raisa mendadak buntu. Namun, seorang pengawal berdiri. Melumpuhkan Kaivan dari belakang. Dia memukul kepala belakang Kaivan dengan tongkatnya, yang mengakibatkan Kaivan terperenyak. 

Kaki jenjang itu berjalan dan berjongkok di depan wajah Kaivan. Mengelus kepala Kaivan dengan jemarinya. Sebelum Kaivan benar-benar tidak sadarkan diri dan pengawal segera menyeret tubuhnya.

...  ***...

  “Lepas! Raisa!! Lepaskan aku!!!”

Sudah berkali-kali semenjak bangun dari pingsannya, Kaivan terus berteriak. Sial. Ruangan itu benar-benar seperti penjara. Namun, satu pemandangan di luar jeruji besi menarik perhatiannya. 

Mata Kaivan menyipit. Dia melihat ada seseorang yang tengah terbaring dan sudah ditutupi oleh kain putih. Seluruh tubuhnya—tidak, mereka menyisakan bagian kakinya. High heels merah yang Kaivan sering lihat itu kini ada di sana.

Kaivan terkesiap. Dia susah payah menelan ludahnya sendiri dengan pemikiran-pemikiran buruknya. 

Di tengah-tengah otak buntu Kaivan, pintu di ruangan itu terbuka. Raisa berjalan mendekat dengan senyumannya. Dia melirik sebentar pada mayat seseorang yang dia taruh di sudut ruangan. “Kamu pasti mengenali kaki itu,”gumamnya sambil menatap Kaivan.

Degup jantung Kaivan hampir saja berhenti. Matanya membulat tidak percaya. Dia berbisik, “Apakah itu Maya?” 

Dan, “Ya. Of course.”

Dahi Kaivan mengernyit. Hawa dingin di malam hari sudah dia tidak rasakan. Mungkin karena ruangan itu tidak ada ventilasi atau jendela yang membuat angin segar masuk?

“Kenapa? Dia mengganggu kamu?”tanya Kaivan.

Raisa mengangguk. Kakinya bergerak mendekati mayat Maya. Dia menurunkan sedikit kain itu agar wajah Maya—bibir Maya yang sobek itu terlihat. Dan itu cukup membuat Kaivan mematung. “Aku tidak suka melihat lipstick merah marun yang selalu dia gunakan ketika ingin bertemu kamu. Jadi, aku merobek mulutnya. Bagaimana?” Raisa menjelaskannya dengan antusias. “Aku secinta itu lho sama kamu.”

Di tengah-tengah nafasnya yang tersengal, Kaivan menggeleng pelan. “Kamu gila.”

“Ya, dan itu semua karena kamu. Kamu membuat egoku terluka setelah menghabiskan malam yang panjang denganku. Kamu selalu menolakku. Kamu selalu menghindar. Apa, sih, kurangnya aku?” Raisa kembali mendekati Kaivan. 

Mereka berhadapan dengan tatap tajam satu sama lain. Kaivan menjadi yang pertama memutuskan tatap itu. 

“Apa yang kamu mau sebenarnya?” Mata Kaivan kembali menatap. Bola matanya tampak bergerak-gerak mencari sebuah jawaban di dalam manik mata Raisa. Dia seperti mendapat rasa gugup saat pertanyaan itu dilontarkan. “Aku tahu, tidak serta-merta bahwa kamu benar-benar menginginkan aku.” Dan Kaivan kembali memelankan suaranya, “Jadi, apa yang sebenarnya kamu mau?”

1
kanaikocho
Alur yang brilian
Bastiankers
terima kasih sudah berkunjung
Kiran Kiran
Wow, aku gak bisa berhenti baca sampai akhir !
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!