"Menyingkirlah dan berhenti mengejar aku. Percuma saja, aku tak suka dengan anak kecil."
"Enak saja anak kecil, aku sudah besar, Om. Lihat saja, dada ku tumbuh dengan baik."
Darren Wisnu Abiana adalah seorang duda keren berusia 36 tahun, dia di tinggalkan oleh sang istri untuk mengejar pria lain. Patah hati yang Darren rasakan membuat nya trauma dan menutup hati nya untuk wanita mana pun.
Hingga, seorang gadis berseragam SMA datang dan mengejar nya. Meskipun dia sudah bersikap jutek pada gadis bernama Sherena itu, tapi dia tetap tidak pantang menyerah untuk mendapatkan nya.
Akankah pertahanan Darren runtuh saat melihat kesungguhan yang di lakukan oleh Sheren?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 - Mulai Peduli
"Ma, Sheren pulang.." Ucap Sherena, sambil menenteng wadah di dalam kantong.
"Iya, sayang. Kok lama?"
"Tadi Sheren sekalian jalan-jalan dulu, terus wadah nya belum di cuci sama Om Darren, jadi dari pada nungguin di rumah nya, mendingan Sheren jalan-jalan dulu, hehe." Jawab Sherena penuh dusta. Nyatanya dia malah anteng berada di rumah Darren, bahkan sudah dua kali dia hampir di terkam oleh Darren.
Tapi untung nya, Sheren masih sadar dan waras. Dia cukup tahan harga meskipun sejujurnya dia juga terbawa suasana, apalagi yang melakukan hal itu adalah Darren, pria pujaan nya.
"Oh ya sudah."
"Sheren mau ke kamar dulu ya, Ma."
"Iya, sayang. Nanti turun saat makan malam ya, jangan telat. Papah mu ngamuk nanti." Peringat Arumi. Memang Arya sering mengomel kalau putri kesayangan nya ini telat turun untuk makan malam, karena dia tak mau putri nya kekurangan nutrisi dan dia peduli akan kesehatan sang putri, itu saja.
"Iya, Ma." Sherena pun naik ke lantai atas, dimana kamar nya berada. Gadis itu menutup pintu lalu duduk di sisi ranjang. Dia senyam-senyum gak jelas, membayangkan apa? Tentu saja membayangkan perlakuan Darren padanya, itu sungguh luar biasa. Ini sudah jauh dari kata ada perkembangan.
Tapi, apakah Darren serius dengan perkataan nya kalau dia mulai menerima kehadiran Sherena? Aaahh, sungguh demi apapun gadis itu merasa sangat bahagia saat ini.
"Gila tuh pesona Om-om, perasaan dulu gue pernah jatuh cinta tapi gak segilaa ini." Gumam Sherena sambil terkekeh. Kalau mengingat bagaimana cara dia mendekati Darren yang anti mainstream, itu ternyata cukup menggelikan.
"Haha, pantesan aja Om Darren ilfeel ya. Kalo gue inget-inget lagi, kok malu-maluin ya?" Gadis itu tertawa, dia menertawakan dirinya sendiri.
Keesokan hari nya, Sherena bersiap untuk berangkat ke sekolah. Hari ini dia ada kelas pagi, jadi dia harus berangkat lebih awal. Arumi sudah siap sedia dengan wadah bekal nya, seperti biasa dia akan memberikan bekal untuk putri nya, karena dia takkan sempat untuk sarapan dulu.
"Sayang, papah mu sakit. Jadi gak bisa nganter."
"Hah? Papah sakit? Kok Sheren gak tahu?" Tanya Sherena terkejut, dia benar-benar terkejut padahal tadi malam papah nya nampak baik-baik saja.
"Biasa lah udah tua, katanya pinggang nya sakit, gak bisa bangun dia tuh." Jawab Arumi.
"Ohh, yaudah. Kalo gitu Sheren naik ojol aja, Sheren berangkat ya Ma."
"Iya, sayang. Hati-hati ya?"
"Oke, Ma." Sherena pun keluar dari rumah nya. Dia merogoh ponsel dari saku seragam nya, membuka aplikasi ojek online dan bersiap untuk memesan. Tapi, belum juga memesan ojek online, dirinya di kagetkan oleh suara klakson mobil tepat di depan nya.
"Aaaaisshh, monyet!"
"Apa? Ganteng-ganteng gini masa di katain monyet sih?" Tanya Darren yang membuat Sherena terkejut. Tadi dia latah dan entahlah kenapa mulut nya bisa mengatakan hal itu.
"Eehh, hehe. Kaget, Om." Jawab Sherena sambil cengengesan.
"Masuk pagi?"
"Iya, papah lagi sakit jadi gak bisa nganter." Jawab Sherena.
"Yaudah bareng a.." Belum juga Darren menyelesaikan ucapan nya, Sherena sudah lebih dulu masuk dan duduk manis di samping nya.
"Ayo, Om."
"Dasar.." Gumam Darren, pria itu pun kembali melajukan kendaraan nya dengan kecepatan sedang.
"Om.." Rengek Sherena sambil menggoyang-goyang lengan Darren.
"Apa?"
"Sheren bingung, mau nutupin ini pake apa." Sherena menunjukkan tanda kemerahan di leher nya yang selama ini berhasil dia tutupi dengan rambut. Kalau yang di pundak sih masih mending karena terhalang seragam, lah yang di leher?
"Pake make up."
"Apa namanya? Sheren gak tahu." Jawab Sherena.
"Nanti sepulang kerja, saya belikan."
"Bener ya?"
"Iya." Jawab Darren, membuat Sherena tersenyum senang. Darren mulai peduli dan perhatian padanya.
"Makasih Om."
"Sama-sama, sayang."
"Aaaaa salting brutal ini mah.." Gadis itu berteriak heboh, membuat Darren tertawa lepas, dia terhibur dengan tingkah Sherena yang random tapi menggemaskan.
......
🌻🌻🌻🌻