Affair... Tidak suka skip.
"Kita berjanji hanya akan bersenang-senang tanpa ada ikatan. Kau memuaskan hasratku, aku membantumu membalas suamimu yang berkhianat. Saat salah satu dari kita meminta berhenti, kita akan berhenti dan saling melepaskan tanpa beban," Ujar sang Bos dari suaminya, Kendrick Kratos.
"Tentu saja, kau bisa tenang! Aku bukanlah wanita yang akan menangis - nangis pada seorang pria!" jawab Ameera dengan tegas.
-Pria hanya manusia dengan segala nafsunya dan dengan mudah berkhianat, tapi wanita akan menjadi pengkhianat saat dunia impiannya seketika hancur! Notes Ameera.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masa Lalu Cheril dan Kendrick.
Dengan wajah memerah Cheril keluar dari kamar tamu, membuka kamar adiknya mengintip Ameera sedang apa di dalam kamar. "Ameera... kakak masuk."
Ameera sedang membongkar koper, pakaian ia masukkan ke dalam lemari dan peralatan lain masih ia simpan di atas tempat tidur. "Masuklah, kak." Wanita itu tersenyum.
Cheril membuka pintu lebar, ia masuk lalu menutup pintu. "Badanmu gapapa? Demam gak?" cemasnya.
Ameera menggeleng, tangannya sibuk mengeluarkan barang-barang yang lain dari koper. Meskipun kepalanya berkecamuk belum mengerti apa yang terjadi di rumah, tapi dia tak ingin memperlihatkan nya.
"Kenapa wajahmu memerah?" tanya Ameera.
"Kakak baru keluar dari kamar tamu, Kendrick baru selesai mandi. Kamu tau, tubuhnya sangat sexy. Dia-"
"Uhukkk..." Seketika Ameera keselek, dia sudah mengenal jelas tubuh Kendrick. "Kak, jangan bicara lagi tentang itu."
"Hehe, kakak hanya antusias. Sebentar lagi kakak akan menikmati tubuh pria yang kakak cintai sejak dulu, masih berasa mimpi..."
"Kak, cukup."
"Ok, xixixi..." Cheril kemudian duduk di atas ranjang, "Tadi kenapa bisa pingsan, di luar lagi?"
"Gapapa, gak udah dibahas. Kakak sejak kapan berhubungan dengan Tuan Kendrick lagi sampai mau nikah?" Ameera menggigit bawah bibirnya, tak ingin bertanya tapi dia tak ingin menduga-duga lebih baik langsung bertanya pada kakaknya.
"Kamu pasti masih ingat kan, kamu ngasih nomer Kendrick di kamar hotel mu waktu itu. Setelah kakak keluar dari hotel aku langsung telepon dia. Eh, gak nyangka dia malah ngajak ketemuan, jadi kami bertemu. Dari pertemuan itu kami semakin dekat dan bertemu terus. Akhirnya dia menawarkan untuk membantu kakak memberikan investasi di Perusahaan. Kamu denger kan dari Mama tadi, kakak sama dia memang sepasang kekasih dulu. Saat bertemu lagi, aku bilang sama Kendrick kalau aku masih mencintainya, kakak gak nyangka dia menjawab dia juga masih mencintai kakak dan langsung mengajak kakak untuk menikah," cerita Cheril seraya tersenyum sumringah membayangkan pertemuan saat dilamar waktu itu oleh Kendrick.
Ameera menahan rasa sakit di dadanya, "Kenapa kakak gak pernah cerita padaku tentang Tuan Kendrick saat kalian dulu berpacaran, setau aku kakak malah sering pergi jalan dengan Kak Derik. Meskipun Papa yang menjodohkan kak Cheril dan kak Derik tapi setiap kakak pulang setelah pergi dengan kak Derik, kakak pulang dengan gembira sambil membawa banyak belanjaan. Apa saat itu kakak menduakan cinta Tuan Kendrick?"
"Tidak, aku dan Kendrick memang berpacaran. Aku mencintainya, tapi dia hanya seorang pegawai bengkel dan serabutan, uangnya tak menentu apalagi dia masih harus membiayai seorang Ibu tunggal. Sedangkan dengan Derik kakak hanya bersenang-senang, makan mewah di Restoran mahal, belanja barang-barang branded. Ameera... dulu kakak masih muda, kakak juga butuh bersenang-senang tapi hati kakak hanya untuk Kendrick. Kamu pasti tidak akan mengerti, sejak muda kamu tidak suka hidup mewah meskipun dengan uang dari Papa."
"Apa Tuan Kendick tau hubungan kakak dengan kak Derik saat itu?"
"Tau, tapi aku bilang padanya jika Papa yang menjodohkanku dan aku juga tidak mau. Aku bilang pada Kendrick hanya dia satu-satunya untukku dan dia hanya menerima semuanya," Cheril mengangkat bahu.
"Lalu, kenapa kalian berdua tidak menikah? Kenapa kakak menikah dengan kak Derik?"
"Itu, terakhir kali kami bertemu kami berdua bertengkar hebat. Baru kali itu Kendrick marah besar, dia bilang melihatku tertawa bahagia dengan Derik di Restoran tempatnya bekerja sebagai pegawai disana. Saat bertemu kami benar-benar bertengkar, aku pergi dengan marah dan mengatakan pada Kendrick jika tidak boleh aku bersama pria lain maka dia harus sukses dan banyak uang agar bisa membahagiakanku dan menikahiku. Tak lama setelah pertengkaran itu dia menghilang, tak ada kabar darinya selama berbulan-bulan. Aku kira saat aku mengatakan agar dia harus banyak uang, mungkin dia menyerah padaku karena tak mampu mempunyai uang yang banyak. Tapi aku baru tau, ternyata dia--" Cheril menghentikan ucapannya, dia menatap Ameera. Perkataan Ayahnya tadi tentang Kendrick dipukuli dan masuk rumah sakit, dia tak ingin mengatakannya pada siapapun.
"Dia, apa?"
Cheril menggeleng, "Akhirnya aku menerima lamaran Derik dan menikah dengannya. Aku mengirim undangan ke rumah kontrakan Kendrick tapi tak ada siapapun disana. Kini akhirnya kakak bertemu dengannya kembali, kakak tak akan melepaskan Kendrick lagi."
"Kakak mencintai dia?"
"Tentu saja, sangat mencintainya. Ameera... kamu tak tau sebahagia apa kakak saat ini." Cheril memeluk adiknya, menggoyangkan tubuh mereka dengan senang.
"Selamat, aku akan mendoakanmu," ucap Ameera menahan air matanya. Dia melepaskan pelukan kakaknya, " Sekarang pergilah dari kamarku, aku ingin istirahat, sana..."
"Ih, dasar. Kakak masih pengen ngobrol, ya udah kakak keluar. Istirahatlah..." Cheril turun dari atas ranjang, berjalan cepat keluar menutup pintu kamar adiknya.
"Ahhh..." Ameera memukul dadanya yang sakit.