NovelToon NovelToon
Pengantin Pengganti CEO Arogan

Pengantin Pengganti CEO Arogan

Status: tamat
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Tamat
Popularitas:27.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Asri Faris

Kusuma Pawening, gadis remaja yang masih duduk di bangku SMA itu tiba-tiba harus menjadi seorang istri pria dewasa yang dingin dan arogan. Seno Ardiguna.

Semua itu terjadi lantaran harus menggantikan kakanya yang gagal menikah akibat sudah berbadan dua.

"Om, yakin tidak tertarik padaku?"

"Jangan coba-coba menggodaku, dasar bocah!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asri Faris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Seno mengumpat beberapa kali sembari membenahi selimut yang dipakai istrinya. Rasanya kesal bercampur emosi, dan gemas dengan keadaan yang ada. Semalaman bahkan ia tidak bisa tidur nyenyak dan terasa tersiksa. Hingga pagi terlihat kuyu dan ngantuk berat.

Berbeda dengan Wening yang pagi ini terlihat segar bugar. Bahkan sempat konser di kamar mandi sembari membersihkan diri. Tentu saja suasana itu berbanding terbalik dengan Seno yang nampak muram.

Suara ketukan pintu yang terdengar menjadi gebrakan itu cukup mengusik telinga gadis yang saat ini tengah membalur tubuhnya dengan busa sabun.

"Astaga! Itu orang tidak sabaran banget sih!" gumam gadis itu santai kembali berdendang.

"Berisik!" Seno berteriak sembari menggedor pintunya.

"Bentar Om, Wening bentar lagi selesai!" sahut gadis itu dengan suara keras.

"Bisa diem nggak sih! Hidupmu menyusahkan orang sekali!" bentak Seno begitu mendapati pintu kamar mandi terbuka menampilkan wajah istrinya yang terlihat santai dan bahkan tak peduli.

"Mohon maaf, Om, tapi ini sudah pagi, saatnya untuk bangun, jadi sepertinya suaraku yang merdu ini ampuh untuk membuatmu terbangun," ujar Wening kalem.

"Suara kamu tuh jelek, berisik, ganggu, nyusahin, bikin repot!" bentak Seno uring-uringan ditambah semalam tidak bisa tidur karena ulahnya membuat pria itu semakin murka. Masuk ke kamar mandi dengan membanting pintu.

"Astaghfirullah ... sabar, sabar!" ucap gadis itu mengelus dadanya dramatis.

Wening terdiam, tidak lagi menggubris perkataan pria itu atau dirinya akan sakit hati. Masih terlalu pagi lebih baik menghindari perdebatan panjang yang tak berarti, dan bersiap mempercantik diri sebelum berangkat sekolah.

Gadis berambut hitam legam sebahu itu sudah siap dengan badge OSIS putih abu-abu. Melenggang keluar bersiap menyambut sekolahnya yang baru.

"Pagi Ma," sapa gadis itu menyambut mertuanya yang tengah sibuk menyiapkan sarapan.

"Pagi juga mantu Mama, Seno mana, Ning?" tanya Bu Yasmin tak mendapati putra sulungnya bersama istrinya.

"Baru bangun tadi Ma, mungkin masih mandi," jawab gadis itu sopan. Sebenarnya Wening bingung plus tidak mau tahu urusan pria galak itu. Namun, kalau ditanya tentu harus bersikap manis bukan. Apalagi mertuanya yang baik itu, tentu saja Wening tak sampai hati mengabaikannya.

"Owh ... mungkin masih cuti, ya sudah biarin aja," ucap Mama Yasmin pengertian.

"Pagi Ma!" sapa Arka yang terlihat sudah rapi dengan style anak modern masa kini.

"Pagi sayang, berangkat pagi ya?" tebak Bu Yasmin meneliti penampilan putranya yang terlihat rapih.

Pria itu mengangguk sembari menatap gadis belia di depannya. Sejenak ia terpaku meneliti pakaiannya, mungkin lebih pada tercengang karena kakak iparnya ternyata masih SMA.

"Kamu masih sekolah?" tanya Arka keheranan. Pria yang biasanya terlihat dingin dan tak peduli sekitar itu mendadak minat bertanya.

"Iya, kenapa?" jawab Wening cukup tenang.

"Nggak pa-pa sih, Kak Seno mana?" tanya pria itu lagi mencari-cari abangnya.

Yang ditanya baru saja hadir dengan wajah lesu memasuki ruang makan. Mata cekung jelas tergambar di sana.

"Ada apa, Ka?" sahut Seno mendengar adiknya mencari dirinya.

"Tumben baru bangun, biasanya jadi penghuni meja makan pertama," ujar pria itu benar adanya.

"Namanya juga pengantin baru, wajarlah bangun telat-telat dikit, nggak pa-pa kalau masih ngantuk tidur lagi aja. Hehehe."

Nampaknya Bu Yasmin salah mengartikan, beliau bahkan senyum-senyum sendiri menatap pengantin baru itu.

Seno yang sebenarnya masih mode kesal melirik sengit istri kecilnya yang tengah fokus dengan isi piringnya. Wahyu pagi ini yang bertugas menjemput bahkan sudah siap di depan rumah.

Usai sarapan, mereka satu persatu membubarkan diri. Pamit pada ibunya untuk beraktivitas di luar.

"Berangkat dulu Ma, Pa!" pamit Wening mengikuti jejak Seno dan Arka.

Gadis itu ikut ke mobil suaminya dengan Wahyu sebagai driver.

"Pagi Dek, sudah siap dengan sekolah yang baru?" tanya Wahyu menyapa ramah.

"Pagi Om, isya Allah siap! Nanti dianter sama Om, kan?"

"Iya, ini sekalian berangkat," ujar Wahyu menginfokan.

"Ghem!"

Seno jengah juga lama-lama mendengar obrolan manis mereka yang cukup mengusik pendengaran.

"Maaf, Boss, sepertinya terlihat ngantuk banget, semalam begadang ya? Berapa seasons?" tebak Wahyu terlihat akrab sembari guyonan.

Pria itu memang terlihat dekat satu sama lain, selain hubungan kerja Wahyu juga sahabatnya yang bekerja pada Seno.

Seno menyorot tajam asistennya itu yang bahkan tidak pengertian sama sekali.

"Berapa seasons? Emang apa yang kamu pikirkan?" tanya Seno dalam hati. Rasanya pingin mencekik leher pria itu yang kini tengah meliriknya sambil mesem-mesem.

Seno benar-benar ngantuk, tapi iya paksakan untuk beraktivitas hari ini mengingat sudah beberapa hari mengambil cuti. Sekilas ekor matanya menatap istrinya dari pantulan kaca spion belakang. Ia mencebik kesal melihat istrinya dengan seragamnya. Itu artinya dirinya harus pandai membentengi diri untuk tidak khilaf menerkamnya.

Setelah kurang lebih mobil melaju tujuh belas menit tanpa kemacetan yang berarti. Akhirnya sampai juga di sekolah yang akan menjadi sekolahan Wening. Kemarin Wahyu sudah mengurusnya dan sekarang tinggal mengantar.

"Yu, ngapain?" tanya Seno mendapati pria itu ikut turun setelah mobil terparkir di sekitar sekolahan.

"Nganter kan?" tanya Wahyu belum mengerti.

"Kamu kenapa jadi semangat sekali ngurusin istri orang, biar aku saja. Tunggu di mobil!" ujar pria itu mendadak minat.

"Eh, kan boss sendiri yang minta, kenapa jadi sewot," gumam Wahyu menatap aneh.

Wening mengekor suaminya yang berjalan memasuki ruang guru.

"Nanti jangan bikin ulah, saya menyekolahkan kamu di sini mahal. Awas aja kalau saya menerima laporan dari guru tentang nilai minus kamu!"

Sepanjang perjalanan Seno nyerocos memberikan pesan yang sama sekali tidak disimak istrinya. Wening sibuk menirukan dengan bibirnya tanpa suara.

1
mardiana sari
gantian digigit nt kamu ning sm mas seno 🤣🤣
Shyfa Andira Rahmi
👍👍👍👍
Rahmi Mamimima
apaan sih ning
klakuan km yg slh mlh nyalahin suami
g jls bgt jd prempuan
suamimu mrh jg krna tkut km knp2
Shyfa Andira Rahmi
😭😭😭
Rahmi Mamimima
🤣🤣 agresif amat bocah²
Rahmi Mamimima
wening jg gt ,udah tau suaminya posesif idah tau punya suami
eh msih aja suka main am cowk
Shyfa Andira Rahmi
lahhhh dia ngga punya kaca x yaaa🤪🤪
Shyfa Andira Rahmi
astagaaaa🤦🤦🤦
Ina Karlina
ha ha Seno mulai kepanasan ..tiba tiba Wening keluar dari kamarnya arka
Ina Karlina
ayo Wening buat tuh kepala Seno semakin berasap 😁😁😁
Ina Karlina
tapi aku suka dengan sikap Wening yang bar bar ini akan semakin menarik mampukah Seno mengimbangi se orang Wening 😁😁🤔🤔
Tamirah Spd
hanya menebak seperti novel novel yg lain ujung ujungnya awal benci jadi bucin parah lanjut thor.
Tamirah Spd
setolol tololnya lelaki gak akan mau menikahi wanita hamil yg bukan benihnya.makanya jadi wanita wajib menjaga mahkota nya yg akan dipersembahkan pada suaminya.
Surati
bagus ceritanya 👍🙏🏻 semangat dalam berkarya thor 💪🙏🏻🙏🏻
Nuroden Lina
Luar biasa
Hasanah Purwokerto
Sudah pernah baca,,hanya kangen jd baca ulang lg
Keisha Alindya
hamidun tuh pasti
Nur Andi Baharuddin
/Rose/
Tutik Susilowati
seruuu...., pinter ksmu Ning manfaatke waktu yg mepet
niara
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!