NovelToon NovelToon
ASMARA CEO KEMBAR

ASMARA CEO KEMBAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Duniahiburan / Mafia / Lari Saat Hamil
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ayanti

Enam Tahun yang lalu,Bagaskara seorang CEO muda yang tampan menjalin kasih dengan seorang perempuan bernama Indah karyawan disebuah Butik.
Aryo Hadiningrat yang tak lain adalah Ayah dari Bagaskara menentang hubungan mereka,kisah asmara Bagas dan Indah yang berlangsung Enam Bulan itu menghasilkan benih yang berumur "8"Minggu,karena tidak direstui itulah mereka menikah diam-diam yang disaksikan oleh Kakek,Adik dan "2"sahabatnya.Saat melahirkan bodyguard Aryo membawa pergi Bagas dan bayinya,namun yang tidak mereka ketahui adalah bayi itu kembar.
Saat usia anak itu 3 Tahun Indah di bunuh oleh Aryo dirumahnya saat tengah malam.
"Apakah nanti saudara kembar itu akan bisa bertemu?
"Apakah nanti pembunuhan demi pembunuhan yang sudah terjadi akan terungkap?
Simak dan pantau terus Novel aku ya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22. Dikembalikannya Saham Aryo dan Melisa

Zavier naik ke lantai atas menuju ruangannya sendirian karena Akbar Asistennya sedang mengantar Zayn kembali ke apartemen nya. Lift berhenti dan pintu lift terbuka ketika menuju lantai dua dan ada dua staf Hotel yang masuk yaitu manajer dan kepala bagian cleaning service beserta dua orang bawahanya salah satunya Thalia karena ada rapat jadi ruangannya mau dipersiapkan dan dibersihkan terlebih dahulu, mereka menggunakan lift agar cepat sampai mereka semua menyapa Zavier dengan menganggukkan kepalanya namun Zavier hanya menunjukkan wajah dinginnya seulas senyumpun sama sekali tidak ada.

Tapi ketika semua berdiri di belakang Zavier sama sekali tidak ada yang mengetahui bahwa Zavier mengulas senyum tipis karena Thalia berada disana pandangan matanya tetap menuju kearah depan, tidak lama kemudian pintu lift terbuka dan semuanya keluar karena ruangan yang akan digunakan untuk rapat satu lantai dengan ruangan kerja milik Zavier, baru beberapa langkah berjalan Ia berhenti dan berbalik.

"Thalia! Bersihkan dulu ruanganku." Teriakan Zavier terdengar menggelegar.

Thalia dan beberapa staf lainnya berhenti.

"Kemarin sebelum pulang kerja sudah Saya bersihkan bos." Jawab Thalia.

"Sekarang!" Suara Zavier menggelegar membuat semuanya tersentak lalu melangkah masuk keruang kerjanya.

"I-iya." Jawab Thalia lirih namun masih dapat didengar.

"Sana cepat sebelum bertambah marah." Kata seorang manajer Hotel.

"Buruan ihh."

"Iya." Thalia berkata dengan nada lesu.

Tak lama kemudian...

"Tok-tok-tok." Pintu diketuk.

"Masuk." Jawab Zavier datar.

Thalia kemudian masuk dengan membawa perlengkapan untuk membersihkan. Ia mulai dari mengelap meja dekat sofa Zavier yang duduk dikursi kerjanya memperhatikan dengan tangan bersedekap namun seulas senyum tipis terpancar. Dan ketika Thalia mengelap meja kerja milik Zavier jantung Thalia berdetak keras seakan mau copot dari dalam dadanya karena sorot mata Zavier yang tajam menusuk kearahnya dan Zavier tidak beranjak dari tempat duduknya Ia hanya menggeser kursi nya kebelakang agar Thalia leluasa bergerak.

"Ih..sebel, mode serius lagi ni orang...tadi pagi saja terlihat cool menawan sekarang iihh garang." Gumam Thalia dalam hatinya dengan tangan yang masih bekerja mengelap dan menata meja kerjanya Zavier.

"Hehehe, apa yang Kamu katakan, Hem?" Zavier memajukan kursinya yang beroda kemudian menarik tangan Thalia agar duduk di pangkuannya hingga kedua wajahnya bertemu.

"Ah! Tuan." Pekik Thalia dengan jantung berdegub dengan kencang.

"Tadi pagi memangnya Aku sehangat ini, Hem?" Kata Zavier dengan lembut.

"A..An-anu." Berkata sambil melongo.

"Hembtptt.." Thalia meleguh.

Zavier menangkup wajah Thalia dan melumat bibirnya yang terlihat ranum, lidahnya bertautan mengabsen semua yang ada didalam mulutnya suara kecapan terdengar di ruangan tersebut Zavier mendominasi bibir Thalia.

Thalia memejamkan kedua matanya seluruh badannya bergetar suhu tubuhnya meningkat hingga beberapa saat kemudian Thalia membalas ciuman Zavier Ia mulai mendominasi ciuman tersebut Zavier membelalakkan kedua matanya karena terkejut lalu memulai kembali melumat bibir Thalia dan keduanya pun terhanyut dalam ciuman panas yang berlangsung pagi itu tangan Zavier mulai naik keatas membuka kancing baju Thalia satu dan meremas benda kenyal tersebut dan memelintir benda kecil yang ditengahnya hingga Thalia semakin meleguh tiga puluh menit kemudian tautan mereka terlepas bibir keduanya sangat basah dan nafas mereka ngos-ngosan.

"Hah-hah, seperti ini kan Aku pagi tadi Hem." Berkata dengan nada lembut dan nafas yang naik turun.

"Astaga, Tu-tuan Sa-sayaa bu-bukan." Thalia tergagap ketika sadar.

"Kamu membuat juniorku keras, bersihkan dan rapikan dirimu sebelum Aku bertambah khilaf, hehe." Kata Zavier dengan pandangan kebawah memberi kode bahwa juniornya bangun.

"Ah, ba-baik." Berkata sembari beranjak lalu melangkah masuk kekamar mandi kemudian berlalu pergi keluar ruangan nya.

Zavier tersenyum puas menampakkan Barisan giginya yang rapi dengan tangan mengelus-elus junior nya . "Sabar boy belum waktunya."

Setelah Zavier membersihkan diri dan merapikan rambutnya yang sedikit berantakan dan Ia kembali berkutat dengan berkas-berkas dan komputernya, rapat nanti sangat penting karena menindak lanjuti kericuhan yang sempat tertunda banyak nanti yang hadir termasuk juga nanti ada Kakek Aryo dan Ayah Bagaskara serta Melisa yang mengikuti rapat dan banyak staf dan pemegang saham lainnya Zavier sendiri juga mengikuti rapat tersebut, rencananya rapat nanti akan dipimpin oleh Akbar Asistennya namun sampai saat ini Akbar belum juga kelihatan batang hidungnya.

Sementara itu...

Saat di perjalanan menuju apartemen Zayn kira-kira sekitar sepuluh menit mobil melaju Akbar dibuat heran karena Zayn yang biasanya banyak bicara kali ini banyak terdiam, Akbar berkali-kali melihat melalui kaca depan mobil, pandangan Zayn terus saja keluar jendela kaca mobil mengamati dengan seksama sekeliling.

"Berhenti di Warung Nasi Padang itu yang diujung jalan saja ya?" Berkata dengan jari menunjuk kearah yang dimaksud.

"Oke, jadi Kamu dari tadi diam karena lapar ya Zayn." Celetuk Akbar.

"Betul, tadi bersama Thalia perutku terasa kenyang padahal belum makan apapun, hehe." Zayn berkata sambil tertawa sumbang.

"Haaaah....kok bisa?" Ucap Akbar dengan mengerutkan dahi.

"Kamu nggak kan ngerti gebetan saja nggak punya, hahaha." Ejek Zayn.

"Hufttttt...gimana mau intens nyari gebetan libur aja Aku jarang, sekalinya libur ada aja yang disuruh habis dari ngantar Kamu saja Aku harus cepetan balik ada rapat yang mau Aku handel, tapi enaknya kerja sama Zavier tuh keuanganku aman hehe." Keluh Akbar sambil nyengir.

"Rapat soal apa?" Zayn kembali kemode seriusnya.

Mobil sudah berhenti di sebuah warung Nasi Padang namun Zayn belum keluar dari mobil karena menunggu Akbar bercerita.

"Zavier ingin saham Aryo dikembalikan ke pusat agar Ia tidak ikut campur dalam pengelolaan Hotel, dan juga Melisa istri Ayah Kamu Dia kan turut andil karena saham Ayahnya." Ucap Akbar.

"Hehe..mereka pasangan yang pas, tinggal menunggu saja aksiku berikutnya yang akan membuat Melisa tidak akan pernah lagi berada dirumah Ayah."

"Katanya lapar Zayn ini mobil sudah berhenti dari tadi loh." Celetuk Akbar.

"Mendengar ceritamu buatku sedikit kenyang, hehehe." Zayn tertawa.

"Ayolah Zayn! Aku banyak kerjaan enam menit lagi rapat dimulai lohh...Kenapa nggak suruh asistenmu datang buat menjemput." Gerutu Akbar dengan nada yang agak tinggi.

"Asistenku menghendel pekerjaan disana, aaaa...... baiklah-baiklah Aku turun saja sekalian jalan-jalan cari udara segar, daah..Blukh." Zayn segera keluar dan menutup pintu mobil.

Akbar sang asisten segera melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh kembali menuju Hotel karena rapat akan segera dimulai, baik dengan Zavier ataupun Zayn yang baru dikenalnya Akbar sudah mengerti sifat masing-masing dari keduanya dan Ia pun akrab seperti dengan Zavier. Akbar adalah teman dekat Zavier sejak kecil, Ayah Akbar dulu nya bodyguard terpercaya dari Tuan Bagas namun meninggal saat baku hantam ketika ada musuh yang menyerang tiba-tiba, sebagai balas budi kepada bodyguard nya Bagaskara mengasuh Akbar seperti Anaknya sendiri dan saat sudah remaja Akbar dibawa keluar negeri menyusul Kakek Iskandar dan Zavier agar nantinya menjadi asisten Zavier saat sudah dewasa.

Sementara itu..

Zavier yang berada diruanganya sudah selesai berkutat dengan berkas-berkas nya, kini Ia mengetuk-ngetuk kan bolpoin kemeja karena menunggu Akbar yang belum kembali sedangkan sebentar lagi rapat akan dimulai.

"Harusnya Dia sudah sampai, kenapa bisa hampir sejam sih." Gumam Zavier.

"Tok-tok-tok." Suara bolpoin di ketuk-ketukkan.

"Aku mulai saja sendiri." Gumam Zavier lagi sambil melangkah kan kakinya keluar ruangan.

Baru berjalan sekitar sepuluh langkah terdengar seseorang berteriak memanggil namanya Zavier langsung menoleh dan ternyata itu adalah Akbar Asistennya, Ia tergopoh-gopoh kearahnya.

"Hah-hah.." Akbar ngos-ngosan.

"Biar Aku saja yang memimpin rapat Kamu istirahat saja, tapi tetap hadir bersamaku." Zavier berkata sambil menepuk bahu Akbar.

"Baik Tuan." Ucap Akbar dengan patuh.

Zavier kemudian sampai diruangan rapat dan semua sudah menunggu, saat masuk keruangan rapat seketika terasa tegang karena Zavier menunjukkan wajah yang serius sorot matanya tajam dan terlihat dingin namun tetap terlihat tampan Ia memimpin rapat dengan tegas dan serius tanpa ada senyum sedikitpun. Menit demi menit berlalu para pemegang saham dan beberapa staf penting Hotel yang hadir ada yang setuju dan ada segelintir yang tidak setuju mengenai keputusan yang diambil Zavier.

"Aku tidak setuju Zavier!" Suara Aryo menggelegar.

"Aku juga! Ayahku juga berjasa di Perusahaan ini tadinya." Melisa berteriak.

"Bukankah buktinya sudah jelas Kakek Aryo, foto itu rekaman itu.. Kamu yang menyuruh orang itu untuk mengacau di Hotelku dan karyawanku Kamu buat seolah-olah menjadi tersangkanya gara-gara uang yang katanya berkurang, saat itu Aku tidak menindak lanjuti karena masih memberimu kesempatan." Ucap Zavier dengan nada tinggi.

"Kau tega dengan Kakekmu sendiri!" Teriak Aryo dengan nada tinggi.

"Kau juga tega dengan Indah istriku Ayah...." Ucap Bagaskara dalam hatinya sorot matanya menunjukkan kesedihan.

"Dan Kamu! Tahu tidak kalau Ayahmu pernah menggelapkan uang Hotel, Ia mengganti kode QR Hotel dengan menempel kode QR nya saat pelanggan Hotel mau membayar alhasil uangnya masuk kedalam rekeningnya itu sudah bertahun-tahun yang lalu, dan Kamu! Kamu kan yang menyuruh wanita itu mengacau disini Ia hampir saja mau menampar salah satu karyawanku juga." Ucap Zavier lagi dengan nada tinggi dan tangan menunjuk ke wajah Melisa.

"Kam-Kamu! melindungi karyawanmu sampai segitunya." Thalia beranjak saat berucap dengan mata yang membelalak sorot matanya tajam.

"Mas Bagas..." Rengek Melisa kepada Suami diatas kertasnya saat melihat Bagas yang terdiam.

"Semua bukti sudah jelas Melisa..semua nya juga sudah setuju." Bagaskara berucap dengan nada yang datar.

"Karyawanku aset yang harus Aku lindungi, cepat kalian pergi jangan pernah lagi mencampuri urusan di perusahaan ini nanti soal saham kalian asistenku yang akan mengurusnya untuk kalian." Ucap Zavier tegas.

Bagaskara melihat Aryo sang Ayah dan Melisa yang berstatus istri diatas kertasnya dengan pandangan yang jijik mengingat skandal yang terjadi diantara mereka. Aryo dan Melisa melangkah keluar ruangan dengan kesal sorot mata mereka menunjukkan kebencian saat berjalan di lorong Ia melihat Thalia Melisa memandangnya dengan penuh kebencian tapi Aryo tidak menggubris nya Ia lebih membenci Zavier cucunya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!