Zara Nabila gadis cantik yang berasal dari desa yang merantau ke Jakarta untuk mengadu nasip di sana untuk bisa membiayai kedua orangtuanya yang sedang sakit.
Tiba-tiba terjadi sesuatu yang membuatnya terpaksa harus menikahi CEO muda dan tampan namun begitu angkuh di perusahaannya saat ia sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan bapaknya di kampung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
"Baik. Saya akan menceritakan. Lima tahun yang lalu saya mempunyai kekasih bernama Tiara, hubungan kami sangat bahagia sekali, dia perempuan pertama yang saya cintai. Namun hubungan kami tak direstui oleh Bunda dan ayah saya. Entah apa yang membuat mereka tak merestui hubungan kami. Dia meninggal karena kecelakaan." papar Alfa membuat matanya berkaca-kaca saat mengingat kekasihnya yang sudah meninggalkan dirinya. Zahra yang melihat itu langsung memegang tangan Alfa sembari memberikan semangat dan tetap kuat.
"Maaf. Sudah membuat Tuan mengenang masa lalu tuan?" sesal Zahra. Ia merasa bersalah gara-gara rasa keinginantaunya membuat Alfa sedih.
Alfa menggelengkan kepalanya sembari melempar senyumannya "gak papa." ucapnya.
"Tuan pasti kuat, sabar ya?" ucap Zahra membuat Alfa tersenyum dan kembali tenang.
"Terimakasih," ucap Alfa yang dibalas anggukan oleh Zahra.
"Sudah tau kan Kisah percintaan saya buruk sekali?" ucap Alfa.
Zahra bingung harus mengucapkan apa, ia hanya tersenyum kecil, sembari mengelus lengan Alfa pelan.
"Tuan sabar ya. Ada saatnya kita bahagia, mungkin Tuhan sedang mempersiapkan jodoh yang lain untuk tuan Alfa," ucap Zahra membuat hati Alfa menghangatkan dan terharu.
"Makasih ya?" ucap Alfa sembari mengelus pipi chubby Zahra dengan jari telunjuknya. Sontak membuat pipi Zahra merah merona seperti buah strawberry.
"Iya, sama-sama tuan," balas Zahra dengan senyum manisnya.
"Oh ya. Kalau kamu apa sudah mempunyai pacar?" tanya Alfa karena sedari tadi Zahra tak menceritakan kisah percintaannya.
Saat mendengar pertanyaan Alfa dia segera membenarkan duduknya dan melempar pandangan kedepan sambil tersenyum kecil.
Zahra menghela nafas panjang kemudian menatap Alfa.
"Hehehe Pacar saya direbut sama teman sekelas saya tuan, tapi saya tidak terlalu memikirkannya karena mereka sama-sama mau. Ya mungkin karena saya gak ada bagus-bagusnya sama sekali. Teman saya cantik, sexy. Kalau saya hahaha" ucap Zahra tertawa paksa sembari menutup mulutnya.
"Kamu cantik kok," ucap Alfa membuat Zahra berhenti tertawa dan menatap lekat pria itu.
"Hmmm makasih tapi gak lucu" ucap Zahra.
Alfa menghela nafasnya berat karena sedari tadi gadis ini tak percaya dengan apa yang diucapkan olehnya.
"Terserah kamu yang penting saya sudah kasih tau." jawab Alfa dengan wajah datarnya.
"Gitu aja ngambek. Tuh lihat makin jelek," ucap Zahra sambil tertawa sembari menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"Enak aja. Saya tampan ya. Siapa yang gak mau sama saya. Inget jangan sampai lupa waktu di apartemen kamu bilang saya ganteng." balas Alfa tak terima jika ada wanita yang mengatainya jelek. Dan ucapan itu membuat Zahra terkejut dan malu dengan cepat dia menyudahi tertawanya. Alfa yang melihat Zahra berhenti menertawakan dirinya tersenyum tipis.
Zahra mengatakan itu hanya bercanda, dan memang sebenarnya bosnya itu sangat tampan, hidung mancung, kulit bersih putih, tingginya 190 cm, tubuhnya kekar seperti orang korea yang selalu ia nonton drakor, tangannya berurat, dan Zahra mengakui Alfa sangat tampan. Pantas saja banyak wanita-wanita yang mengagumi pria itu.
"Tuh kan malu sendiri," ucap Alfa lagi sembari tertawa puas sedang Zahra memalingkan wajahnya keluar jendela.
"Udah yuk turun kita udah sampai," ucap Alfa dan di balas anggukan oleh Zahra. Dia rasanya mati kutu karena Alfa sedari tadi tersenyum terus. Sampai sang asistennya itu dibuat heran.
"Kenapa loe senyum-senyum kayak orang gila," ucap Roy keheranan.
"Diam loe ikut aja ingat gue atasan loe. Mau gue potong gaji loe?" ujar Alfa.
"Ihhh biasa aja keles. Selalu aja Lo gancemannya potong gaji. Kalau gak karena Bunda, ayah lo. Gue gak mau kerja ama lo meong. Puss meoong," gumam Rot sambil tertawa pelan.
Memang kalau bukan kedua orang tua Alfa yang menitipkan anaknya kepada Roy mungkin Roy akan menolak.
Karena sedari kecil Roy sudah ditinggal meninggal oleh kedua orang tuanya.
Akhir awal pertemuan Alfa dan Roy ialah ketika mobil orang tua Alfa melaju dan berhenti dilampu merah. Saat itu Roy sedang mencari uang dengan mengamen. Saat itu Alfa merasa kasihan karena Alfa juga dirumah kesepian dan belum mempunyai adik yaitu Ara. Akhirnya Ayah, Bunda Alfa menjadikan Roy anak angkatnya.
Mereka juga menyayangi Roy layaknya anak kandung sendiri. Usia Alfa 28 tahun sedangkan Roy 29 tahun.
Hingga dewasa pun orang tua Alfa menitipkan Alfa kepada Roy karena Alfa setelah kepergian kekasihnya Alfa menjadi dingin kepada orang tuanya, dan mereka kalau menasehatin atau berbicara pada Alfa, Alfa tidak akan mengubris dan menjadi sangat dingin. Makannya mereka menitipkan Alfa kepada Roy. Sungguh miris kehidupan Roy saat itu. Dia bersyukur ada orang baik yang mengangkatnya sebagai anak dan saudara ditengah-tengah keluarga orang kaya.
***
Tepat pukul 17:30 waktu indonesia. jet pribadi Frans telah sampai di atas gedung kantor perusahaan milik Alfa.
Kini mereka bertiga sekarang melangkahkan kakinya menuju ruang pribadi Alfa.
"Apa kamu capek?" tanya Alfa setelah mereka sudah masuk ke ruangan pribadi milik Alfa.
"Capek apa sedari tadi saya tidak ngapa-ngapain hanya duduk manis." jawab Zahra.
Tok
Tok
"Masuk"
"Tuan saya pulang dulu ya," pamit Roy.
"Siap hati-hati," ucap Alfa dan dibalas anggukan oleh Roy.
Kini hanya ada Zahra dan Alfa di ruangan itu.
"Tuan mengapa kita gak bareng aja sama Tuan Roy?" tanya Zahra.
"Dia pulang ke mansion, sedangkan saya pulang ke rumah pribadi saya sendiri." jawab Alfa sembari merentangkan punggung dan kedua tangannya di sofa.
"Kemarin tuan Roy berbicara layaknya teman sama tuan. Tapi pas sudah berada dikantor panggilnya Tuan-tuan. Memangnya kenapa harus begitu?" tanya Zahra polos.
Alfa tersenyum. Betapa lugunya wanita di depannya sekarang. Akhirnya Alfa menjelaskan asal usul roy hingga kenapa dia berbeda cara bicara saat di luar dan di kantor.
"Kita hanya profesional saja bekerja. Diluar dia bebas panggil saya apapun. Kalau berada di kantor dia tetap bawahan saya. Apa kamu mengerti?" tanya Alfa dan Zahra mengangguk tanda dia paham apa yang sudah dijelaskan Alfa kepadanya.
"Kasihan ya tuan Roy dia beruntung mempunyai keluarga angkat seperti tuan. Lalu papa mama tuan dimana apa tinggal bersama tuan Roy di mansion?" tanya Zahra.
"Ya, Roy kadang-kadang tinggal di mansion orang tua kami. Terkadang dia juga tinggal di apartemennya, kedua orang tua saya ada di mansion. Saya jarang pulang karna saya masih kecewa atau marah kepada orang tua saya," jelas Alfa.
"Ya sudah kalau begitu ayok pulang tuan pasti capek. Saya juga harus pulang," ucap Zahra.
"Kamu tetap tinggal bersama saya di rumah pribadi saya"
"APA?" pekik Zahra terkejut.
"Kenapa? Kamu gak mau?"
"Untuk apa saya tinggal disana tuan?" tanya Zahra.
"Apa kamu yakin akan terus tinggal disana?" tanya Alfa.
Zahra tampak diam. Dia bingung dengan keputusan yang dia ambil.
"Hay kok diem? Jadi gimana?" tanya Alfa kembali karena sedari tadi Zahra tak memberikan jawabannya.
"Saya.....
salam dari Ellisa Mentari Salsabila. jangan lupa mampir 🤗🤗 tinggalkan love dn komentar...
nanti zahra cuekin baru tau rasa...
si author bisa aja bikin kepo pembaca....
ditunggu kelanjutan nya... jangan lama lama ya kaka author...