NovelToon NovelToon
Cinta Kita Belum Usai

Cinta Kita Belum Usai

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Lari Saat Hamil / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / Penyesalan Suami / Trauma masa lalu
Popularitas:47.5k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Yune

Gendhis harus merelakan pernikahan mereka berakhir karena menganggap Raka tidak pernah mencintainya. Wanita itu menggugat cerai Raka diam-diam dan pergi begitu saja. Raka yang ditinggalkan oleh Gendhis baru menyadari perasaannya ketika istrinya itu pergi. Dengan berbagai cara dia berusaha agar tidak ada perceraian.

"Cinta kita belum usai, Gendhis. Aku akan mencarimu, ke ujung dunia sekali pun," gumam Raka.

Akankah mereka bersatu kembali?

NB : Baca dengan lompat bab dan memberikan rating di bawah 5 saya block ya. Jangan baca karya saya kalau cuma mau rating kecil. Tulis novel sendiri!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

"Tentu saja aku cemburu," jawab Raka dengan nada datar, tapi sorot matanya berbicara lebih banyak dari apa yang dia ucapkan.

Aku mematung. Aku tidak tahu harus menanggapi bagaimana. Perasaan bersalah karena membiarkannya merasakan cemburu bercampur dengan kekesalan karena Raka sendiri tidak pernah benar-benar menunjukkan perasaannya padaku sebelumnya.

Kupikir tidak akan tiba saatnya dia mengatakan cinta padaku. Tidak akan pernah aku melihatnya cemburu bila aku dekat dengan pria lain.

"Apa kamu tahu, Dhis? Aku bahkan tidak bisa tidur nyenyak selama dua bulan ini karena terus memikirkanmu. Dan sekarang, melihat pria lain mencoba mendekatimu, bagaimana aku bisa tidak cemburu?"

Aku hanya menunduk, menghindari tatapan tajamnya. "Aku tidak pernah bermaksud membuatmu cemburu, Raka. Dia datang tiba-tiba ke dalam rumahku."

"Kalau begitu, ikutlah aku pulang. Kita selesaikan semuanya di rumah. Aku ingin memulai lagi denganmu. Tolong, Gendhis," katanya sambil menggenggam tanganku erat.

Aku menatapnya dengan lamat. Aku ingin menolak. Aku ingin memintanya memberikan waktu lebih lama untukku, tetapi hati kecilku tahu bahwa aku tidak bisa terus hidup dalam kebimbangan ini.

Raka adalah suamiku, dan aku masih mencintainya meskipun luka-luka itu belum sepenuhnya sembuh. Pun aku tidak boleh bersikap egois, anakku akan membutuhkan ayahnya. Aku harus memberikan kesempatan pada Raka.

"Baiklah, kita pulang. Akan tetapi, aku ingin mengucapkan salam perpisahan pada Ayu. Dia telah banyak menolongku," ucapku pada Raka.

Raka mengangguk, kemudian dia memelukku erat. "Terima kasih, Sayang. Terima kasih karena memberikanku kesempatan. Aku janji tidak akan menyiakannya," balas Raka penuh semangat.

Rasanya berat meninggalkan Malang, tempat yang telah menjadi pelarian sekaligus perlindungan selama dua bulan terakhir. Tetapi, melihat kesungguhan di mata Raka, aku tahu bahwa ini adalah langkah yang harus kuambil.

Lagi pula, semenjak Raka berada di sisiku. Aku merasakan sesuatu yang berbeda. Aku merasa kembali pulang ke tempat tinggalku yang paling nyaman.

***

Keesokan paginya, aku menemui Ayu di café. Dia tersenyum hangat saat aku menceritakan keputusanku untuk kembali bersama Raka. Aku tahu, Ayu sangat mendukung aku kembali pada Raka.

"Aku tahu pada akhirnya kamu akan memilih untuk kembali," katanya sambil menyerahkan secangkir kopi padaku. "Aku hanya berharap kali ini kamu bisa lebih sabar menghadapi Raka. Pria itu memang keras kepala, tapi aku bisa melihat dia benar-benar mencintaimu."

Aku mengangguk pelan. "Terima kasih, Ayu, untuk semuanya. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi kalau kamu tidak membantuku selama ini."

Ayu memelukku erat. "Kamu tahu aku selalu ada untukmu, kan? Kalau ada apa-apa, jangan ragu untuk kembali ke sini. Akan tetapi, aku harap kamu akan selalu bahagia, Dhis."

Aku hanya tersenyum, menahan air mata yang hampir jatuh. Tidak mudah meninggalkan seorang sahabat seperti Ayu, tetapi aku tahu aku harus mencoba memperbaiki hubunganku dengan Raka.

Raka menunggu di luar café dengan mobilnya. Ketika aku keluar dari ruangan, dia tersenyum menyambutku. Raka memilih untuk memberikan ruang bagiku dan Ayu untuk saling berbicara. Aku berjalan perlahan menuju mobil.

"Ayu bilang apa?" tanyanya sambil membuka pintu mobil untukku.

"Dia berpesan agar aku lebih sabar menghadapi kamu," jawabku sambil memasuki mobil.

Dia tersenyum kecil, tetapi tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya menutup pintu mobil dengan pelan sebelum berputar ke sisi lain untuk duduk di kursi pengemudi.

Namun, sebelum kami benar-benar bisa berangkat, seseorang mengetuk kaca jendela mobil. Aku menoleh dan melihat Fajar berdiri di sana dengan senyuman khasnya yang membuatku merasa sedikit canggung.

"Fajar," gumamku.

Raka juga menoleh dan memasang ekspresi datar. Dia menurunkan kaca jendela sedikit untuk mendengar apa yang ingin dikatakan Fajar.

"Gendhis, aku dengar kamu mau kembali ke Surabaya," kata Fajar, suaranya tenang tetapi matanya tampak sedikit gelisah.

Aku mengangguk. "Iya, Fajar. Aku memutuskan untuk kembali."

"Jadi, kamu memilih untuk mencabut gugatan perceraianmu dan kembali padanya?" tanya Fajar.

"Ya, aku memberikan kesempatan kedua untuk suamiku. Kurasa itu adalah hal yang tepat bagi kami," jawabku.

Fajar menghela napas panjang sebelum mengalihkan pandangannya pada Raka. "Kamu beruntung memiliki Gendhis," katanya langsung, tanpa basa-basi.

Raka menyipitkan matanya, tidak terlalu suka dengan nada suara Fajar. "Aku tahu itu," balasnya singkat.

Fajar tersenyum kecil, tetapi ada sedikit ketegangan dalam senyumnya. "Aku hanya ingin bilang, kalau sebenarnya aku tertarik dengan Gendhis. Tapi aku tahu dia masih mencintai kamu, jadi aku mundur. Jangan sia-siakan dia lagi. Atau aku akan merebut Gendhis dari tanganmu."

Kata-kata itu membuat jantungku berdebar kencang. Aku tidak tahu harus bereaksi bagaimana, sementara Raka tetap duduk dengan tenang, meskipun aku tahu dari caranya mengepalkan tangan bahwa dia sedang berusaha menahan emosinya.

"Terima kasih atas peringatannya, tetapi tidak ada yang perlu kamu lakukan apa lagi mengatakan akan merebut istriku. Dia adalah milikku, selamanya kami akan bersama," jawab Raka dingin sebelum menaikkan kaca jendela dan menyalakan mesin mobil.

Aku menoleh ke arah Fajar yang masih berdiri di luar, tetapi Raka menarik tanganku lembut. "Jangan pikirkan dia. Kita punya banyak hal untuk dibicarakan, Gendhis."

Aku hanya mengangguk, mencoba memusatkan perhatian pada perjalanan panjang yang menanti kami.

Perjalanan ke Surabaya berlangsung dalam keheningan. Aku tidak tahu apa yang ada di pikiran Raka, dan aku juga terlalu lelah untuk memulai pembicaraan. Namun, aku bisa merasakan kegelisahan di antara kami.

Ketika akhirnya kami sampai di rumah, Raka membantuku membawa koper ke kamar. Aku melihat sekeliling, merasa asing meskipun ini adalah rumah kami. Semua kenangan manis dan pahit kembali mengalir, membuatku sedikit ragu apakah aku membuat keputusan yang tepat dengan kembali.

"Kamu pasti lelah. Istirahatlah," kata Raka sambil menatapku dengan lembut.

Aku hanya mengangguk dan duduk di tepi ranjang. Raka meninggalkan kamar, memberiku waktu untuk sendiri.

Namun, aku tidak bisa berhenti memikirkan kata-kata Fajar tadi. Bagaimana mungkin ada pria lain yang tertarik padaku ketika aku sendiri merasa tidak cukup baik untuk Raka? Kurasa ucapannya hanya bualan semata untuk membuat Raka merasa terancam.

Sementara itu, di luar kamar, Raka berdiri di ruang tamu sambil memandangi layar ponselnya. Dia tidak bisa menghilangkan rasa tidak nyaman yang ditinggalkan oleh pertemuannya dengan Fajar. Pria itu terlalu terang-terangan, dan meskipun Raka tidak ingin mengakuinya, dia merasa sedikit terancam.

"Bagaimana aku bisa membuatnya percaya bahwa aku mencintainya?" gumamnya pada dirinya sendiri.

Dia menghela napas panjang sebelum memutuskan untuk kembali ke kamar.

Ketika dia membuka pintu, aku sedang merebahkan diriku di atas ranjang dengan tubuh menyamping, memunggunginya. Raka berdiri di ambang pintu, menatapku dengan perasaan campur aduk.

"Gendhis," bisiknya pelan.

Dia mendekat, duduk di tepi ranjang, dan menyentuh lembut rambutku. "Aku tidak peduli siapa pun yang mencoba mendekatimu. Kamu adalah milikku, Gendhis. Aku akan membuktikan itu."

Raka menatap ponsel Gendhis yang tiba-tiba bergetar. Sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal. "Bila Raka mengecewakanmu lagi, aku ingin kamu membuka hati untukku."

***

Bersambung...

Terima kasih telah membaca.

1
yumna
kenapa kmu bsa masuk k jebakn ult blu pgn d hjar....😈😈😈
yumna
raka greget deh
Sleepyhead
See, Gendhis sudah Notice ini semua bakal terjadi, da gua yakin Gendhis dan Silvi ga akan diam. mereka sudah siap perang.
Haikal syahputra haykal
dari kemarin emang km kan bodoh raka tolol mok pelihara. sumpah gregetan. gk tegas blas.. seharusnya pas masuk krm udah punya feeling, knp kmr tu bs kebuka.. dasarnya memang bodoh.. jd muales bacanya.
Dewi @@@♥️♥️: iya bodoh bgt,,kamar hotel dah kebuka gak curiga
Silvia Karundeng Manampiring: ia emang bodoh si raka itu. mending pisah aja. sama istrinya. bodoh kok di pelihara
total 2 replies
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦яσяσ мєη∂υт
seharusnya pas msk kamar udh ga terkunci trs tiba2 ada minuman distu ga ush diminum ,ms ga merasa curiga sm skali sih 😒duh emang rakanya aja dodol,ga peka bgt laki2 🤨
Jeng Ining
gatau mw ngomong apa Ka soal kteledoranmu.. mdh²an aja Gendhis lbh bs berpikir rasional, klo kamu dkt clara aja mabok gimana bs menghabiskan malam dg Clara
Dwi ratna
terjebak lg kah Raka?
tini_evel
thor aku ngga punya dana 😬
tini_evel: makasih banyak ya thor.. 🥰🥰
Miss Yune: Done ya, Kak. bisa di cek
total 4 replies
Mak e Tongblung
pengacara namanya pandu atau fajar sih?
Azizah az
duh aku nggk punya dana 🤭🤭
Azizah az: terimakasih kk, semoga semakin sukses karya² ny 👍👍
Miss Yune: Done ya, Kak.
total 6 replies
Sleepyhead
Ommo Jinjja?? 🥰🥰💕🤗 gomamseumnida uri cingu
Sleepyhead: Thank you sweetheart 🥰
Miss Yune: Done, Kak. coba cek ya
total 3 replies
Sleepyhead
Wanita binal ini tak sadar bahwa segala tindak tanduknya telah diperhatikan..
Sleepyhead
Siapkan mata² untuk bukti otentik
Jeng Ining
udh punya firasat buruk..mestinya udh siapin pencegahan setidaknya meminimalisir akibatnya nanti
Haikal syahputra haykal
goblok mok trs no raka Grandis,beneran gregetan deh... klu smpe masuk jebakan clara, brrti dasar peak bner...gigit jari klu km masuk jebakannya raka hbis sdh semuany
yumna
terimakash juga ka...
yumna
terimkash bnyak kka 082111236578
yumna: mkash ka....semoga berkah selalu ya ka....
Miss Yune: Done, Kak. coba cek ya.
total 2 replies
yumna
rakka tuh rencana ulet blu....ya ampun jngan k pancing.....kamu tau akn ada badai setlah nih.....apa kmu bisa hadpin raka....
yumna
apa yakin haaaaa bkan kmu yng d pecat
Dewi @@@♥️♥️
eh aku dapat give away ya?? ini nomor danaku 085643300587
Dewi @@@♥️♥️: ok dah masuk kakak,,mksh kakak
Miss Yune: Done, Kak. cb cek ya, Kak
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!