Anissa terpaksa menerima perjodohan atas kehendak ayahnya, dengan pria matang bernama Prabu Sakti Darmanta.
Mendapat julukan nona Darmanta sesungguhnya bukan keinginan Anissa, karena pernikahan yang tengah dia jalani hanya sebagai batu loncatan saja.
Anissa sangka, dia diperistri karena Prabu mencintainya. Namun dia salah. Kehadiranya, sesungguhnya hanya dijadikan budak untuk merawat kekasihnya yang saat ini dalam masa pengobatan, akibat Deprsi berat.
Marah, kecewa, kesal seakan bertempur menjadi satu dalam jiwanya. Setelah dia tahu kebenaran dalam pernikahanya.
Prabu sendiri menyimpan rahasia besar atas kekasihnya itu. Seiring berjalanya waktu, Anissa berhasil membongkar kebenaran tentang rumah tangganya yang hampir kandas ditengah jalan.
Namum semuanya sudah terasa mati. Cinta yang dulu tersususn rapi, seolah hancur tanpa dia tahu kapan waktu yang tepat untuk merakitnya kembali.
Akankan Anissa masih bisa bertahan??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 32
"kenapa tidak kau angkat?" tegur Adam, saat melihat Anissa hanya diam tercengang.
Seketika Anissa langsung menoleh, dan mengunci tatapan mata Adam.
"Tolong, bawa aku ke Apartementmu sekarang! Aku belum sip bertemu suamiku," pinta Anissa dengan sorot mata memohon.
Adam sedikit tercengang. Pikiranya melayang jauh, apa yang terjadi dengan rumah tangga wanita di depanya saat ini.
Ponsel Anissa sejak tadi terus berdering tanpa jeda.
Prabu terus saja menunggu panggilannya terhubung, walaupun tidak satupun Anissa jawab.
"Anissa ... Tolong kembalilah! Hidupku sudah sangat hancur ...." lirih Prabu dengan masih menunggu panggilannya terhubung.
"Tuan ... Apa kita akan seharian disini?" tegur sang anak buah, yang sudah merasa jengah didalam mobil sejak tadi.
Pandangan Prabu sontak terangkat kedepan. Deo yang menolah, seketika langsung menciut, saat tatapan Tuannya terhunus begitu tajam
Drtt!! Drtt!!
"Bagaimana, Fahmi?"
"Ya ALLAH tuan ... Anda ini belum sehat sepenuhnya. Biarkan saya dan anak-anak yang mencari, Nyonya!" hardik Fahmi menahan geramnya.
"Anissa istriku Fahmi! Sudah ... Jangan buat saya semakin geram! Bagaimana perkembangan anak buahmu?" timpal Prabu menautkan kedua alisnya.
"Menurut kabar dari Gandi, Nyonya muda tinggal di sebuah desa yang tidak jauh dari pusat kota. Ini rencananya saya akan kesana langsung," ujar Fahmi bersungguh-sungguh.
"Ya sudah, kamu jalan dulu! Aku bersama Deo menyusul kesana," jawab Prabu sedikit lega.
Setelah panggilannya terputus, Fahmi langsung menuju jalan yang tadi dikirimkan oleh temannya.
Mobil Fahmi melaju sesuai rute Google Maps, sebagai petunjuk jalannya.
Entah kebetulan atau takdir, mobil Fahmi kini berhenti di persimpangan jalan rumah Mika. Dia lantas segera turun sambil menggenggam foto Nyonya mudanya, untuk bertanya.
"Permisi bu ... Apa anda pernah melihat foto wanita ini didaerah sini?" tanya Fahmi sambil menyodorkan ponselnya.
Ibu-ibu yang sedang belanja sayur itu sontak saling menatap, karena pernah melihat Anissa berada dirumah Mika.
"Saya pernah melihat wanita ini berada di rumah Mika, kalau ndak salah mas," ujar salah satu ibu tadi.
"Iya Min ... Saya juga lihat pagi-pagi pada pergi bersama Mika dan Anjas! Tapi setelah itu, saya ndak lihat lagi orangnya," timpal ibu satunya.
Wajah Fahmi begitu antusias menatap bergantian ibu-ibu di depanya, yang kini sedikit memberikanya informasi.
"Mending masnya ke rumah nduk Mika saja! Tanyakan, pasti dia tahu wanita ini."
Fahmi mengangguk, "Baik bu, terimakasih banyak! Kalau begitu saya pamit dulu."
Dengan sedikit berlari, Fahmi langsung saja menyebrang kembali menuju rumah Mika.
Tok! Tok!
Tok! Tok!
Pintu rumah terbuka dari dalam. Mika sedikit terhenyak dengan kening berkerut, saat melihat pria asing tengah bediri di depan pintu dengan sesikit keringat membasahi pelipisnya.
"Anda yang bernama, Mika?"
Dengan tatapan heran, Mika hanya mengangguk.
Dari dalam Anjas berjalan keluar, karena tadi juga mendengar saat pintu rumahnya terketuk.
"Loh, ini bukanya mas-mas yang waktu lalu di Cafe, bukan ya?" ujar Anjas sambil menunjuk Fahmi.
Fahmi terkejut bukan main. Ini bukan hanya kebetulan. Tapi mungkin takdir Tuhan yang sudah membukakan jalan untuk rumah tangga Tuannya.
"Benar! Apa saya boleh berbicara didalam? Ini sangat penting!" pinta Fahmi.
Anjas dan juga Mika saling melempar tatap.
"Oh ya, silahkan masuk!" kata Anjas bersikap sesopan mungkin.
Setelah Fami duduk, dia baru menyodorkan ponselnya kearah dua pasangan didepanya.
"Apa anda mengenal nyonya Anissa?" ucap Fahmi manatap kedua orang didepanya.
Kedua maya Mika membola. Dia terkejut bukan main. Nyonya? Apa maksud ucapan pria di depanya itu? Mika kembali menatap suaminya, namun Anjas juga sama terkejutnya.
"Nyonya? Maksud anda?" kata Anjas mengernyit.
"Anissa sahabatku! Kenapa anda memanggilnya, Nyonya?" imbuh Mika memicing.
Fahmi membenarkan posisi duduknya. Dengan sekali tarikan nafas, dia mulai menceritakan semuanya.
"Nyonya Anissa adalah istri dari Tuan saya, Prabu!" tatapan Fahmi beralih pada Anjas, "Anda ingat bukan, saat anda membantu saya memapah pria yang sedang hampir pingsan?"
Anjas hanya mengangguk, masih mengikuti alur cerita pria didepanya.
"Dia adalah suami sahabat anda, Nyonya Anissa!" lanjut Fahmi.
Anjas dan juga Mika spontan melempar tatap, dengan mata membola. Dia benar-benar tidak menyangka, disaat itu Anjas ternyata menolong suami dari sahabatnya yang sedang sakit parah.
"Saya mohon bantuan anda. Tuan saya seharusnya masih di rawat. Tapi demi mencari istrinya, dia sampai keluar dari rumah sakit sebelum waktu ditentukan," papar Fahmi dengan sorot mata memohon.
Mika sedikit berpikir. Dia memang tahu dimana Anissa tinggal saat ini. Tapi sudah beberapa hari, Anissa tidak pernah mengabarinya. Karena kesibukan Mika terhadap rumah tangganya, jadi dia dengan Anjas belum sempat singgah ke rumah kontrak Anissa.
"Sudah beberapa hari Anissa tidak mengirimkan pesan. Rencananya, Sore nanti saya dan sumi akan berkunjung ke rumahnya," jawab Mika tanpa berdalih.
"Anda tahu dimana tempat tinggal, Nyonya?"
"Dia tinggal tidak jauh dari rumah saya. Anda tinggal lurus mengikuti jalan. Hingga nanti masuk ke Pedesaan. Rumah Anissa tidak jauh dari jalan utama masuk desa ....."
Anjas tidak setuju, "Jangan! Lebih baik kita antarkan saja. Dia orang baru, takutnya menjadi ancaman warga desa, mengingat maraknya penculikan saat ini! Takutnya kalau mobil anda dihadang warga desa," imbuh Anjas menjelaskan.
Sejujurnya Mika tidak ingin membongkar rahasia tempat tinggal sang sahabat. Namun, pria muda dihadapanya begitu memelas saat menceritakan masalah penyakit Tuannya. Dan hal itu tidak di sangkal oleh pemikiran Mika, karena pada saat itu dia juga melihat dari jauh, bahwa suaminya sedang membantu orang yang hampir pingsan.
"Ya sudah, lebih baik kita berangkat sekarang. Aku tidak tenang, sebelum melihat keadaan Anissa langsung!" ujat Mika seraya bangkit. Wajahnya begitu cemas, karena memikirkan sang sahabat.
*
*
*
Setelah sampai di Apartement Adam, Anissa langsung terduduk lesu di kursi ruang makan.
Adam yang baru saja keluar dari kamarnya, merasa iba dengan wajah sendu Anissa yang kini sedang melamun.
'Apa yang sebetulnya terjadi, pada wanita itu?'
Adam hanya berlalu, tanpa mencampuri masalah rumah tangga Anissa. sejujurnya dia teramat ingin tahu lebih dalam. Namun itu bukan ranahnya untuk dapat masuk lebih dalam kehidupan pribadi Anissa.
"Tuan ... Bagaimana kalau suami wanita itu tahu, jika anda membawanya kerumah?" cemas Gara yang memikirkan nasib malangnya.
"Biarkan saja! Mungkin ada masalah, hingga dia begitu takut bertemu suaminya."
Gara mengangguk. "Lalu, apa anda yakin akan tinggal hanya berdua dengan dia di Apartement ini, Tuan?"
"Kamu juga ikut tinggal di sini, sampai saya berhasil mencari pelayan baru!" pekik Adam dengan tatapan masih melekat ke arah Anissa.
"Nanti saya coba carikan pelayan untuk anda! tapi saya rasa ... Lebih baik pelayannya yang muda saja tuan, agar nona itu merasa memiliki teman bercerita."
dah tau penyakitan mlh nikah tp nyiksa istrinya bawa pulang wanita lain pula.
semoga smpat minta maaf ke anisa sebelum mati tu si Prabu.
✨🦋1 Atap Terbagi 2 Surga ✨🦋
udah update lagi ya dibab 62. nanti sudah bisa dibaca 🤗😍
alasan ibu mertua minta cucu, bkn alasan krn kau saja yg ingin di tiduri suamimu.
tp ya gimana secara suaminya kaya raya sayang banget kan kl di tinggalkan, pdhl mumpung blm jebol perawan lbih baik cerai sekarang. Anisa yg bucin duluan 🤣🤣. lemah
mending ganti kartu atau HP di jual ganti baru trus menghilang. balik nnti kl sdh sukses. itu baru wanita keren. tp kl cm wanita pasrah mau tersiksa dng pernikahan gk sehat bukan wanita keren, tp wanita lemah dan bodoh.
jaman sdh berubah wanita tak bisa di tindas.
yg utang kn bpk nya ngapain mau di nikahkan untuk lunas hutang. mnding #kabur saja dulu# di luar negri hidup lbih enak cari kerja gampang.
karena ini Annisa terkejut, bisa diganti ke rasa sakit seolah sembilu pisau ada di dadanya. maknanya, Annisa merasa tersakiti banget
setahuku, penulisan dialog yang benar itu seperti ini.
"Mas? Aku tak suka dengan panggilanmu itu Terlalu menjijikan untuk didengar, Annisa," ucap Parbu dingin dengan ekspresi seolah diri Annisa ini sebegitu menjijikan di mata Prabu.
Tahu maksudnya?
"BLA BLA BLA,/!/?/." kata/ucap/bantah/seru.
Boleh kasih jawaban kenapa setiap pertanyaan di dialog ada dobel tanda baca. semisal, ?? dan ?!. Bisa jelaskan maksud dan mungkin kamu tahu rumus struktur dialog ini dapet dr mana? referensi nya mungkin.