Digo Melviano, seorang CEO tampan yang merasakan pertentangan dihidupnya.
Disatu sisi ia memiliki istri yang nyaris sempurna. Namun itu saja tidak cukup, orang tua Digo selalu mendesak mereka agar cepat memiliki momongan sebagai penerus tahta keluarga Melviano. Namun Kiara, istri Digo nampaknya acuh terhadap keinginan itu.
Hingga datanglah seorang wanita cantik dihidup Digo, yang membuat pria itu merasa tertarik padanya.
Digo meminta Renata Anastasya untuk menjadi istri keduanya, dan memiliki keturunan dari rahimnya.
Renata adalah artis sebuah majalah dewasa yang saat itu tengah menjalani kerja sama dengan perusahaan Melviano group.
Renata memiliki pemikiran yang cukup terbuka, hingga membuatnya berani mengambil keputusan untuk menjadi istri kedua Digo.
.. Happy Reading ✨
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia_Ava02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 Oma Carla
Drrt!
Drrt!
Ponsel Digo bergetar, kini ia sedang berada di dalam ruangannya. Itu adalah sebuah telfon dari Oma Carla.
("Halo Digo? Apa kabarmu sayang.")
"Baik Oma, Oma baik-baik saja bukan?"
("Ya, Oma baik. Tapi sepertinya cucu Oma ini melupakan sesuatu, apa kamu tidak ingin mengenalkan Oma pada istri barumu Digo?")
"Oh! Aku sungguh lupa Oma, maaf. akhir-akhir ini aku terlalu banyak pikiran, jadi aku lupa untuk memperkenalkan Renata pada Oma."
("Hmm.. Baiklah, bagaimana jika nanti malam kita makan malam bersama di rumah Oma, bawa dia bersamamu.")
"Baik Oma, nanti akan aku bicarakan dengan Renata."
("Ya sudah kalau begitu.")
Tut!
Sementara itu di ruang pemotretan, Renata tengah melakukan beberapa photo shoot. Kini Renata tengah memberikan beberapa gaya di depan kamera.
"Oke Ren, sekali lagi. Setelah ini kamu langsung ganti baju untuk pemotretan selanjutnya." ucap Bagas.
"Oke."
Renata pun mulai bergaya dengan memberikan gaya-gaya terbaiknya dan Bagas langsung mengambil beberapa jepretan foto dikameranya.
"Oke perfect! Kamu boleh ganti baju sekarang." ucap Bagas.
"Baiklah."
Tari langsung mendekati Renata dan membawanya ke meja rias. Tim styling pun telah siap untuk mengubah riasan untuk pemotretan selanjutnya.
Tari menatap pantulan wajah Renata yang tengah mengganti makeup-nya dari cermin.
"Ren, kamu begitu cantik. Apa kamu sudah memiliki seorang kekasih?" tanya Tari.
Renata membalas tatapan Tari dengan senyuman. "Aku rasa semua wanita itu cantik Tari, dan ya! Aku sudah memiliki seorang kekasih." jawabnya.
Semuanya yang disana langsung ikut tersenyum. "Benarkah? Beruntung sekali pria yang bisa mendapatkanmu nona Renata." ucap seorang salah satu dari tim styling.
"Bukan dia, tapi aku yang merasa beruntung karena memilikinya." jawab Renata lalu.
"Kalau begitu, bolehkah kami melihat bagaimana wajah kekasihmu itu Ren, aku sangat penasaran." ujar Tari sambil menatap yang lainnya.
"Aku minta maaf, tapi kami sudah sepakat untuk tidak dulu mempublikasikan hubungan kami terlebih dulu. Kami masih menikmati yang kami jalani saat ini." ujar Renata.
"Oh begitu ya. Sayang sekali, tapi tidak apa-apa aku ikut senang mendengarnya." jawab Tari.
Tiba-tiba ponsel Renata berbunyi, itu adalah telfon dari Digo. Untungnya Renata tidak menggunakan nama Digo untuk nomor teleponnya, jadi mereka tidak akan curiga.
"Bolehkah aku mengangkat telfon dulu?" tanya Renata.
"Tentu." jawab Tari.
Renata berdiri dan berjalan mengambil posisi agak jauh dari mereka.
"Apakah itu kekasihnya yang menelfon?" tanya salah satu dari mereka.
"Mungkin." jawab Tari sambil mengangkat kedua bahunya.
Sementara di ujung sana, Bagas yang tengah membersihkan kamera kesayangannya pun cukup merasa kecewa saat mendengar jika Renata telah memiliki seorang kekasih. Padahal tadinya Bagas ingin mencoba mendekati wanita cantik itu.
"Halo mas, ada apa? Tumben sekali kamu menelfon ku saat dikantor?"
("Iya sayang, ada hal penting yang ingin aku bicarakan.")
"Oh ya, apa itu?"
("aku mau nanti malam kamu bersiap-siap. Ada yang ingin aku kenalkan padamu.")
"Siapa itu?"
("Oma, dia meminta kita untuk datang ke rumahnya malam ini. Kamu tenang saja, Oma itu orang yang sangat baik.")
("Benarkah? Aku sangat senang mendengarnya. Baiklah, kalau begitu.")
"Apa kamu sudah selesai dengan pemotretanmu hari ini?"
"Belum, masih beberapa kali lagi."
("Ya sudah kalau begitu, kamu lanjutkan saja pekerjaanmu dulu." )
"Hmm .. Baiklah."
Tut!
Renata merasa sangat senang rasanya mendengar Oma Carla memintanya untuk bertemu dengannya malam ini.
"Kamu terlihat sangat senang sekali Renata? Apakah itu barusan kekasihmu yang menelfon?" tanya Tari menangkap raut bahagia dari wajah Renata.
"Ya, dia baru saja bilang akan mengajakku bertemu dengan salah satu keluarganya." jawabnya dengan senyum yang belum hilang dari wajahnya.
"Waah.. Sepertinya dia sangat serius padamu. Aku harap hubungan kalian akan secepatnya menjadi kabar baik." ujar Tari.
"Ya, semoga saja." jawab Renata yang berharap jika kabar baik itu adalah sebuah restu dari keluarga Digo.
......................
Malam datang, kini Renata tampak sangat cantik dengan balutan dress panjang yang ia kenakan. Digo pun telah sampai di sana untuk menjemput istrinya.
Dengan pakaian formal rapi, Digo memang selalu tampak gagah dan berkarisma kuat.
Renata menggandeng lengan Digo dan pergi menuju ke rumah Oma Carla. Beberapa menit kemudian, kini mereka telah sampai di depan rumah Oma Carla.
Seperti biasa, Digo membukakan pintu mobil untuk sang tuan putrinya dan menggandengnya masuk.
Oma Carla langsung tersenyum manis dan menyambut kedatangan mereka dengan hangat.
"Kalian sudah datang, oh Oma senang sekali." ucap Oma Carla.
Digo memberikan pelukan hangat pada wanita tua itu, begitu juga dengan Renata.
"Oma, ini sedikit oleh-oleh untuk Oma." ucap Renata, ia sempatkan membeli oleh-oleh untuk Oma Carla tadi saat pulang dari kantor.
"Harusnya kamu tidak perlu repot-repot. Oma hanya ingin kalian berdua untuk datang, itu saja sudah membuat Oma sangat senang." ujar Oma Carla.
Oma Carla memanggil salah satu pelayan untuk membawa oleh-oleh yang dibawakan oleh Renata.
"Digo, kamu sangat pandai memilih seorang istri. Renata begitu cantik, kalian berdua sangat cocok!" puji Oma Carla.
"Oma terlalu memuji." pipi Renata seketika menjadi memerah bak kepiting rebus.
"Oma tidak salah Renata, kamu memang sangat cantik." timpal Digo.
"Mas!" Renata mencubit lengan Digo karena merasa agak sedikit malu.
"Sudah, sudah, ayo kita langsung makan saja. Semua makanan sudah siap, tidak baik jika membiarkan makanan sampai dingin." ujar Oma Carla.
"Baik Oma." jawab Digo.
Mereka bertiga pun langsung memasuki ruang makan. Digo menggeserkan kursi untuk Oma Carla dan Renata duduk.
"Terimakasih sayang." ucap Oma Carla.
Oma Carla begitu memperlakukan tamunya sangat istimewa kali ini. Dia memerintahkan kepada para pelayannya untuk memberikan makanan terbaik mereka malam ini, sampai-sampai meja itu terasa sangat penuh dengan makanan.
"Ayo kita makan." titah Oma Carla.
Jika biasanya Renata yang mengambilkan Digo makanan, kali ini agak sedikit berbeda. Digo lah yang mengambilkan makanan untuk sang istri, mereka berdua tampak begitu hangat hingga Oma Carla tersenyum sendiri melihatnya.
/Heart/