Kamu tau aku sangat mencintai adikmu, tapi kamu pun tau, sangat mustahil untuk aku bisa hidup bersamanya, jika memang kamu juga mencintai aku ,maka bawalah aku pergi dari kehidupan adikmu. Dobrak lah pintu hati ku agar aku bisa mencintaimu melebihi cinta ku untuk nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lusi permata Sari , isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.22
Tiba-tiba suasana pun menjadi tegang ketika Amar yang mulai semakin penasaran dan mencoba menggeledah apartemen Riza.
"Mending lu keluar dari sini ",ucap Riza yang merasa panik.
"Kenapa emangnya ,kok lu panik ?", jawab Amar.
"gw cape mau istirahat ", ucap Riza.
"Yaudah kalo lu mau istirahat,ya istirahat aja sana,,", jawab Amar semakin menantang.
"Gimana gw mau istirahat, sedangkan lu bikin gw merasa terganggu", jawab Riza.
Amar pun tak menjawab dan terus mencari dari satu ruangan ke ruangan lainnya.
Tiba di depan pintu kamar apartemen Riza, Amar pun segera ingin membuka nya , membuat Riza benar² sangat panik.,takut Amar mengetahui keberadaan Lilia di dalam.
Saat Amar mencoba membuka pintu, Riza pun tak bisa berbuat apa-apa, takut Amar semakin curiga.
"Krek ", suara pintu kamar Riza yang akhirnya terbuka.
Jantung Riza pun benar-benar sangat tidak aman.
Alangkah terkejutnya Riza, ternyata Lilia sudah tidak ada di dalam kamar nya .
Amar pun mencoba membuka pintu kamar mandi nya dan Amar tak menemukan apapun di sana.
Riza pun sedikit lega karena Amar yang tak dapat menemukan Lilia, tetapi di sisi lain Riza pun cemas dengan keberadaan Lilia.
"Dimana Lilia ?",kata Riza dalam hati.
"Di mana lu sembunyiin tuh cewek ?", tanya Amar sambil terus menggeledah kamar Riza.
"cewek apa ,gak ada siapapun di sini ", jawab Riza meyakinkan Amar.
"Oke buat kali ini lu selamat, ", ucap Amar sambil menatap mata Riza dengan tajam dan langsung bergegas pergi meninggalkan Riza.
Riza pun tak menjawab apapun, karena baginya yang terpenting saat ini adalah Amar pergi dari apartemen nya .
Setelah mengantar Amar sampai depan pintu, Riza pun bergegas mencari Lilia .
"Lilia ...", suara Riza sangat khawatir.
"Dimana tu anak ? ", ucap Riza.
Lilia pun keluar dari kolong bawah tempat tidur Riza.
"Astaga ,lu gak apa-apa?", tanya Riza yang melihat Lilia keluar dari bawah tempat tidur nya .
"Gak kok , cuma sedikit pengap aja ", jawab Lilia sambil berusaha membersihkan diri nya dari debu.
" Amar udah pergi ?", tanya Lilia.
"Yaa udah ", jawab Riza sambil menghela nafasnya.
"Kenapa tiba-tiba dia bisa kesini ?", tanya Lilia penasaran.
"Gak tau gw juga ", jawab Riza yang memang juga kaget dengan kedatangan Amar.
Akhirnya mereka pun sama² duduk di tepi tempat tidur dengan suasana pun tiba-tiba menjadi hening.
"Sorry ya, atas kelakuan gw yang tadi, sumpah gw gak sengaja", ucap Riza merasa malu.
"Emmmmm ya its oke.gw juga salah tadi malah ikut menikmati suasana ", ucap Lilia sangat jujur .
Riza pun terdiam dan tak berani menatap wajah Lilia, takut kejadian yang tadi malah terulang lagi.
Tiba-tiba suara bel pun berbunyi.
"Siapa lagi za ", tanya Lilia ketakutan, takut Amar yang kembali ke apartemen.
"Coba gw liat dulu ,", jawab Riza yang juga sedikit panik.
Akhirnya Riza pun mencoba keluar kamar dan mencoba membuka pintu apartemen nya .
Ternyata seseorang yang mengantarkan makanan pesanan nya .
Riza pun sangat lega dan segera membawanya masuk ke dalam.
"Makanan yang dateng ", ucap Riza memberitahu Lilia.
"heeeeeehhh, hampir aja jantung ku mau copot lagi.", ucap Lilia yang sudah siap-siap untuk bersembunyi lagi.
Setelah membersihkan dirinya dari debu dan merapihkan penampilannya,Lilia pun segera keluar dari kemar.
Mereka pun akhirnya makan malam bersama.
Setelah selesai makan,Lilia pun langsung memulai pembicaraan.
"Za tangan kamu kan udah agak mendingan,aku mau pulang ya ?", ucap Lilia.
"eemmm oke Li,kira-kira kapan rencananya ?", jawab Riza sambil balik bertanya.
"Kayaknya malam ini ?", jawab Lilia.
"Menurut gw kalo malem ini kayaknya gak aman deh , pasti Amar masih bakal terus mantau gw ", ucap Riza.
"eemmm iya juga si ", jawab Lilia .
"Yaudah besok aja gw anterin lu ya ", kata Riza.
"ok deh ", jawab Lilia.
Setelah selama makan ,Lilia langsung masuk ke kamar Riza, karena sebenarnya Lilia masih canggung atas kejadian barusan, Lilia merasa malu , karena bisa-bisanya dirinya sangat menikmati permainan Riza.
Riza pun hanya terdiam di ruang tengah, mungkin hal yang sama juga di rasakan oleh Riza.
"Kenapa perasan gw jadi kayak gini ya ", ucap Riza kepada dirinya sendiri.
"Rasanya gw pengen masuk ke dalam kamar lagi, tapi jujur gw juga sebenernya malu sama Lilia karena kejadian barusan ", ucap nya sendiri .
"Aaahhh mending gw tidur aja lah, biar pikiran gw gak kemana-mana ",kata Riza yang langsung berusaha untuk memejamkan mata nya walaupun belum terlalu terlalu malam.
Sementara Amar yang sangat kebingungan karena masih terus mencari keberadaan Lilia, akhirnya dia seperti biasa mendatangi klub malam, berusaha menenangkan pikiran nya .
Di lain tempat, Reno pun selalu memikirkan dimana keberadaan anak perempuan nya.
Reno yang sekarang sedang berada di ruang kerjanya selalu memikirkan bagaimana cara agar bisa menemukan Lilia .
Riza pun tak pernah memberikan kabar tentang Lik kepada Reno.
Dalam benaknya,ada pikiran "apa aku jujur saja ya kepada Hanum, mungkin dengan cara itu aku bisa lega karena tidak terus menerus menyimpan semuanya sendirian",ucap Reno dalam hati nya .
Menurut nya menyimpan semuanya sendirian adalah sebuah beban.
Tapi rasanya Reno belum punya keberanian untuk melakukan itu semua.
Malam pun berlalu dan pagi pun tiba, Lilia pun yang sudah rapi segera merapihkan semua pakaian nya dan iya berniat untuk pulang sendiri ke kos kosan nya ,Lilia tidak ingin merepotkan Riza dan sebenarnya Lilia masih malu atas kejadian semalam yang terjadi di antara mereka.
Kali ini Lilia sudah sangat percaya diri jika nanti akan bertemu dengan Amar maka Lilia akan mengatakan semua nya yang terjadi di antara mereka,agar Amar pun bisa melupakan nya sebagai kekasih dan mulai menganggap nya sebagai adik perempuannya.
Lilia pun berinisiatif untuk menulis pesan pada selembar kertas untuk Riza.
"Riza,maafkan aku ya,aku pergi tanpa pamit,dan maafkan aku yang sudah membuat tangan mu terluka,aku pamit ya,oh iya aku sudah membuatkan sarapan untukmu, jangan lupa di makan ya dan jangan lupa obat nya di habiskan",isi surat Lilia untuk Riza yang di tempel di pintu kamar.
Lilia pun segera keluar dari apartemen Riza dan bergegas untuk pulang ke kos kosan nya.
30 menit Lilia pergi, Riza pun terbangun dari tidurnya dan langsung ke kamar mandi, Setelah selesai dari kamar mandi, Riza pun sedikit bingung kenapa sudah jam segini Lilia belum bangun juga, akhirnya Riza berinisiatif untuk mencoba ke kamar nya dan alangkah terkejutnya Riza yang menemukan selembar kertas di depan pintu kamar nya, setelah Riza membaca isi surat nya akhirnya Riza pun bergegas ingin menyusul Lilia, tetapi langkah nya terhenti ketika mengingat kejadian yang semalam di antara mereka.
Akhirnya Riza memutuskan untuk memakan sarapannya yang sudah di buatkan oleh Lilia.
"Emmm mulai sekarang gw harus terbiasa tanpa kehadiran Lilia, rasanya gw gak pengen dia pergi dari sini ", ucap Riza dalam hati sambil terus mengunyah nya .
Riza pun mengingat kejadian semalam, Riza merasa Liliia sangat menikmati permainan nya.
"Apa Lilia sudah sangat rindu dengan hal-hal seperti itu, mungkin Lilia membayangkan Amar yang memperlakukan nya semalam, sehingga tak ada penolakan nya sama sekali", ucap Riza.
Mengingat kata-kata Amar yang di telepon tempo hari, Riza selalu mengingat ucapan Amar yang berkata bahwa mereka sudah terbiasa melakukan semuanya.
"Aahhh udah lah , ngapain juga gw selalu mikirin itu terus ", ucap Riza terlihat kesal sendiri.
Setelah selesai sarapan Riza pun langsung bersiap-siap untuk pergi ke kantor, walaupun sebenarnya ini adalah hari Sabtu dan tidak ada aktivitas di kantor hari ini, tetapi Riza ingin mengecek keadaan perusahaan nya .