NovelToon NovelToon
PENCARIAN ISTRI SEMPURNA

PENCARIAN ISTRI SEMPURNA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Naim Nurbanah

Pencarian nya untuk mendapatkan wanita idaman yang bisa menerima diri dan anak-anak nya, melalui proses panjang. Tidak heran hambatan dan ujian harus ia hadapi. Termasuk persaingan diantara wanita-wanita yang mengejar dirinya karena dia termasuk pria yang mapan, tampan dan punya banyak aset yang berharga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naim Nurbanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

Tiba-tiba saja Erlina memeluk Fauzan ketika baru saja masuk melewati pintu utama rumah nya. Bahkan Erlina menangis tersedu-sedu hingga membuat Fauzan menjadi sangat heran dan bingung dengan apa yang telah terjadi pada Erlina.

"Hai, hai Erlina! Ada apa yang terjadi? Kenapa kamu menangis seperti ini? Ada apa?" ucap Fauzan.

Tentu saja Fauzan masih mode bingung karena Erlina tiba-tiba memeluk dirinya tanpa sungkan. Bahkan saat ini Erlina menangis sambil memeluk Fauzan. Dada nya yang bidang dan lebar sukses membuat hangat dan damai Erlina. Tangan Fauzan akhirnya memeluk tubuh mungil Erlina. Sukses dalam hati Erlina merasa menang dan kegirangan saat pelukannya mendapatkan sambutan hangat pelukan dari duda tampan beranak banyak itu.

"Itu, itu bang Fauzan! Aku kangen mamak aku di Medan, bang! Aku kangen!" ucap Erlina sambil menangis terisak-isak. Fauzan yang mendengar alasan kenapa Erlina menangis hanya bisa menarik nafasnya.

"Astaghfirullah, aku pikir ada apa? Ternyata hanya kangen mamak kamu di kampung saja, haduh!" sahut Fauzan sambil melepaskan tangannya yang membalas pelukan dari Erlina. Namun Erlina masih berakting menangis terisak-isak bahkan air mata buayanya jatuh di kemeja Fauzan.

"Abang, jangan gitu! Namanya kangen itu tidak ada obatnya sebelum bertemu, bang!" ucap Erlina kembali beralasan.

"Ya sudah, kalau kamu mau pulang ke kampung. Aku kasih ijin kamu untuk pulang. Tapi hanya dua hari saja yah," kata Fauzan sok bijaksana.

"Oh, iya! Tapi tolong lepaskan pelukan kamu ini! Kalau nanti dilihat anak-anakku dan juga Sabrina, apa kata mereka. Kan tidak enak kan?" sambung Fauzan.

"Enggak mau!" sahut Erlina.

"Eh?" Fauzan tentu saja kaget dengan jawaban dari Erlina. Hingga Fauzan sedikit mendorong Erlina pelan supaya melepaskan pelukan nya.

"Ayo duduk dulu di kursi itu! Supaya kamu tenang!" kata Fauzan masih tetap bersabar menghadapi salah satu pengasuh anak-anaknya.

Erlina duduk lalu mulai menghapus air mata buayanya dengan tisu pemberian Fauzan.

"Ini minum dulu! Supaya kamu tenang yah!" kata Fauzan mode sangat perhatian dan kebapakan. Erlina sangat patuh dengan ucapan majikan nya yang super ganteng itu. Pesona nya bikin seorang wanita klepek-klepek.

"Nah sudah lebih baik kan? Nanti aku akan memesankan tiket pesawat untuk kamu sekalian pulang pergi yah! Sekarang kamu boleh kembali ke kamar dan bersiap-siap. Kamu kalau sudah kangen berat, boleh kok malam ini pulang ke Medannya," ucap Fauzan kembali penuh perhatian pada Erlina.

"Tidak bang! Aku tidak mau pulang. Aku hanya kangen dengan mamak saja," sahut Erlina. Fauzan mengerutkan dahinya menatap heran pada Erlina.

"Loh, katanya kamu kangen dengan mamak kamu di kampung. Terus obat kangen itu harus ketemu mamak kamu. Ini gimana sih, kamu ini. Abang kan sudah mengijinkan kamu pulang ke Medan. Bahkan akan abang pesankan tiket pesawat malam ini juga. Ini malah tidak mau pulang. Gimana sih kamu ini?" ucap Fauzan.

"Sebenarnya mamak ku itu sudah meninggal, bang. Dan dikuburkan di kampung Medan. Jadi untuk apa aku pulang, toh tidak bisa ketemu mamak ku juga," terang Erlina.

"Astaghfirullah, Erlina!" sahut Fauzan sambil mengusap dada nya sendiri. Dia kembali bersabar menghadapi salah satu pengasuh anak-anaknya.

"Lebih baik, aku mendoakan mamak ku saja di sini, bang!" sahut Erlina. Erlina kembali menangis dan tanpa sungkan memeluk duda tampan dan tajir itu. Tetapi duda yang memiliki banyak anak yaitu tujuh. Fauzan kembali mengusap punggung Erlina supaya kembali tenang karena tangisannya terdengar memilukan bagi Fauzan.

"Nah, itu kamu tahu Erlina. Lebih baik kamu mendoakan mamak kamu yang sudah meninggal. Itu lebih baik daripada menangisi nya. Aku Pun juga seperti itu, selalu mendoakan mendiang istriku. Dia adalah wanita hebat yang telah melahirkan tujuh anak-anakku," ucap Fauzan.

"Abang suami yang hebat! Aku juga mau jika kelak punya suami seperti abang," sahut Erlina spontan.

"Hah?" gumam Fauzan.

Tidak jauh dari pemandangan yang seperti intim itu antara Fauzan dan Erlina yang berpelukan. Ada Sabrina yang mendengus kesal saat Erlina berhasil membuat Fauzan menyambut pelukannya. Bahkan Fauzan terlihat sangat perhatian dengan Erlina dengan permasalahan nya. Padahal semua itu hanyalah akting Erlina. Walaupun kenyataannya memang mamak Erlina benar-benar telah meninggal dunia. Dan itu hanyalah sebagai alasan supaya mendapatkan perhatian dari majikan nya yang super tampan dan menggoda.

"Haduh, sialan Erlina! Bahkan Erlina bisa mendapatkan pelukan dari bang Fauzan. Ih nyebelin ihhh," ucap Sabrina sambil menghentak-hentakkan kaki nya sendiri karena sebal.

⭐⭐⭐⭐⭐

"Hem, puas yah sudah bisa peluk-peluk dengan bang Fauzan? Modus banget sih, kau itu Erlina!" ucap Sabrina sinis. Erlina tersenyum-senyum tanpa merasa dosa.

"Ternyata dipeluk seorang pria tampan dan sekeren bang Fauzan itu bikin nagih, loh! Dada nya yang bidang dan lebar, membuat candu. Apalagi parfum maskulin yang dipakai bang Fauzan bikin adem dan semakin membuat pikiranku seperti terombang-ambing. Oh iya Sabrina, rasanya pengen dicium oleh bang Fauzan. Aku rela jika kesempatan itu ada," ucap Erlina sambil senyum-senyum seperti sedang berbunga-bunga. Hal itu semakin membuat Sabrina sewot dan ingin muntah.

"Astaghfirullah, Erlina! Sadar dong! Memang kita sangat terpesona dengan duda beranak banyak itu, tapi jangan kau rendahkan harga diri kamu sebagai seorang gadis perawan yang sudah ngebet mau kawin," sahut Sabrina.

"Biarin! Kamu belum ngerasain sih, bagaimana rasanya memeluk dan dipeluk oleh bang Fauzan. Asal kamu tahu saja Erlina, kita ini sedang bersaing untuk merebut hati bang Fauzan, si duda tampan, tajir dan memiliki anak-anak yang lucu-lucu. Apalagi Hamzah anak yang ke tujuh itu, rasanya aku ingin dipanggil Hamzah dengan panggilan bunda jika dia sudah bisa bicara nanti," ucap Erlina panjang lebar.

"Astaghfirullah," sahut Sabrina sambil mendengus kesal dengan keberuntungan dan rejeki yang banyak dari Erlina karena bisa lebih dekat dengan bang Fauzan.

"Kau cemburu yah?" kata Erlina mengejek. Sabrina cemberut bibirnya hingga maju satu senti.

"Ih, lebih baik aku tidur di kamar Hamzah saja lah! Aku mau nemenin Hamzah bobok," ucap Sabrina.

"Oke, malam ini giliran kamu yang jaga Hamzah yah! Jangan lupa siapkan susu nya dan ganti Pampers nya," sahut Erlina yang kini memeluk guling di dalam kamarnya. Pikirannya masih bertraveling ke mana-mana, mengkhayal bisa bersama majikannya, bang Fauzan.

🦋🦋🦋🦋🦋

"Wajah Hamzah ini sangat mirip banget dengan papa nya, bang Fauzan. Mungkin karena almarhum istrinya bang Fauzan begitu menyayangi bang Fauzan, kali yah?" gumam Sabrina sambil mengusap pipi chubby milik Hamzah yang saat ini sudah tertidur dengan lelap nya di dalam box bayi. Sabrina tiba-tiba tersenyum saat kembali membayangkan jika dirinya hamil dan melahirkan anak.

"Kapan aku bisa mengandung dan punya bayi sendiri yah? Hah? Siapa yang akan menjadi suamiku? Laki-laki seperti bang Fauzan tipe aku banget. Tapi sayang sekali, dia sudah memiliki banyak anak dari istri nya terdahulu," gumam Sabrina.

Jika aku menjadi ibu sambung bagi ke tujuh anak-anak bang Fauzan, apakah aku bisa menjadi ibu yang baik bagi mereka? Apalagi jika aku hamil setelah aku dinikahi oleh bang Fauzan. Ah, menjadi ibu yang adil mungkin sangat sulit. Tidak membedakan anak sendiri dengan anak bawaan suami," pikir Sabrina.

"Ih, sinting! Kenapa pikiranku jadi sejauh ini sih? Apa aku benar-benar sudah jatuh hati dengan pria duda itu? Atau hanya obsesi saja lantaran aku dan Erlina saat ini sedang berlomba-lomba merebutkan simpati dan perhatian dari bang Fauzan. Tipe bang Fauzan yang penyayang tanpa membedakan aku dan Erlina, membuat aku dan Erlina seperti benar-benar diperhatikan oleh bang Fauzan," gumam Sabrina.

"Tapi apakah iya, kalau diantara aku dan Erlina tipe wanita atau istri yang disukai oleh bang Fauzan?" gumam Sabrina yang kini mulai memberikan botol susu yang sudah ada susu formula nya ke dalam mulut kecil Hamzah. Bayi dibawah lima tahun itu terlihat masih memejamkan matanya namun sambil menyedot susu formula nya.

Tiba-tiba pintu kamar Hamzah terbuka. Sukses membuat Sabrina terkejut dengan siapa yang masuk ke kamar Hamzah.

"Eh, em bang Fauzan?" ucap Sabrina gugup. Dia melihat bang Fauzan hanya mengenakan celana pendek saja dan dadanya yang bidang tanpa kaos oblong dan bertelanjang dada. Sukses pemandangan indah itu membuat mata Sabrina melebar dengan sempurna. Sungguh badan bang Fauzan terlihat sangat atletis dan maco.

"Sabrina! Kamu tidur di sini? Menemani Hamzah, putriku yang cantik yah?" ucap Fauzan yang kini mendekati Sabrina yang berada di dekat Hamzah. Tentu saja jantung Sabrina semakin berdetak dengan kencang. Apalagi badan maco Fauzan semakin membuat Sabrina terpesona.

"Eh, em iya bang! Kasihan kalau Hamzah tidur sendiri! Jadi saya yang mendapat giliran untuk menjaga Hamzah dan menemani nya di kamar ini," kata Sabrina.

"Oh, aku pikir Hamzah tidak ada yang menemani, makanya aku mau memindahkan Hamzah ke kamarku. Tapi karena sudah ada kamu di sini, sepertinya hal itu aku urungkan. Terimakasih banyak, Sabrina! Kamu sangat peduli dan perhatian dengan putri ku yang cantik ini," ucap Fauzan sambil mengusap lembut pipi putrinya, Hamzah.

"Oh, iya kalau begitu aku kembali ke kamarku yah! Selamat malam!" sambung Fauzan akhirnya.

"Em selamat malam bang Fauzan! Mimpi indah bang! Eh em?" sahut Sabrina. Sukses ucapan Sabrina membuat Fauzan menyipitkan bola matanya. Lalu setelah nya hanya bisa tersenyum lebar melihat Sabrina yang terlihat gugup saat dirinya ada di kamar itu.

"Astaga naga! Jantungku rasanya mau copot melihat dada bidang milik bang Fauzan yang tanpa kaos oblong. Ah, rasanya pingin menyentuh nya. Ih Sabrina! Apa sih yang kamu pikirkan itu?" gumam Sabrina sambil memegangi dada nya sendiri yang seperti hendak mau lepas dari sana.

"Hamzah, aku menyayangi kamu. Dan tentu saja menyayangi ayah kamu juga, hihihi," kata Sabrina sambil mengecup dahi Hamzah yang terlihat masih pulas dalam tidur nya.

1
Cici Rosmawati
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
Nasih Moh
luar biasa
Jongger
cukup bagus Thor... semangat nulisnya
Wenny Enny
Luar biasa
Nays Noer
hayo pilih yang mana?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!