Entah nasib apa yang membawa seorang gadis cantik bernama meliya menjadi pengasuh nenek tua di rumah orang kaya, dan kepincut oleh cucu nya yang tampan apakah kisah cinta mereka berjalan mulus atau tidak?, mari simak cerita nyaa👌
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melly Disky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28
Keesokan pagi nya kini Devan sedang berjalan dari parkiran tiba tiba telfon nya berbunyi, tetapi Devan tidak mengangkat telfon nya.
Dan tiba tiba Elisa menghampiri Devan
"Devan, Devan, kenapa tidak mengangkat telfon dariku?" tanya Elisa sambil mengejar langkah Devan
Devan pun mengeluarkan ponsel nya,
"ahh kau kah yang menelfon aku?, maaf aku kira peminat aku yang menelfon, aku tidak menyimpan nomor mu, Elisa kau mau apa lagi?" ucap Devan sambil terus melangkahkan kaki nya
"Devan sebelum nya semasa Oma masih ada kau juga masih menelfon saya, merayu saya, pujuk saya, supaya saya balik dengan mu kan?,tetapi setelah Oma tidak ada kau mau membuang ku begitu saja?" tanya Elisa sambil terus mengejar langkah Devan.
Devan menghentikan langkah nya.
"Elisa, itu dulu, kau jangan memulai lagi, oke? Aku takut kau malu pula" ucap Devan sambil menepis tangan Elisa
"ya saya tau saya banyak berbuat salah, saya banyak susah kan kamu, saya minta maaf" ucap Elisa sambil terus menerus meraih tangan Devan,
"jangan sentuh saya!" ucap Devan tegas dan Elisa pun terdiam
"tapi semua itu saya lakukan karena saya marah, saya penat, saya stress, saya tidak bermaksud pun, dan kau tau saya sudah banyak berbuat untuk mu kan, untuk keluarga mu, untuk Oma, untuk mama, jadi, tidak ada kah sedikit pun harapan untuk kita berbalik lagi? Sedikit pun"
"Elisa, saya rasa kau tidak perlu untuk mengungkit semua itu, kau sudah mendapat apa yang kau mau, tapi untuk saya berbalik dengan mu saya akan berkata, TIDAK MUNGKIN!" setelah mengatakan itu Devan meninggalkan Elisa yang terus memanggil nama nya tetapi Devan tidak memperdulikan itu sama sekali.
Kini berada di kediaman Derren, leliya sedang di kusuk kusuk oleh meliyaa di dekat kolam berenang, Eny yang sedang mengambil sampah de daun yang masuk kedalam kolam pun melihat nyonya besarnya tersenyum senang pun dia ikut tersenyum.
"waw enak sekali, Eny"
"ya nyonya"
"enak sekali pijatan meliya ini"
"wah enak ya nyonya pandai ya nona meliyaa"
"ya benar sekalii"
Tiba tiba saja Derren datang dan menghampiri Eny
"Eny sini sebentar,"
"ya tuan?" Eny pun menghampiri Derren yang sedikit menjauh,
"kau tau kenapa meliya dan Elisa bertengkar kemarin kan?" ternyata Derren belum sepenuhnya nya percaya pada meliya
"waktu itu kan nona meliya kan sudah pernah cerita ke tuan Derren dan tuan Devan, "
"saya sudah mendengar dari kedua pihak, jadi sekarang saya mau mendengar dari saksi nyatanya,"
"sebaik nya tuan tanya ke nona meliya saja lah,"
"saya berkata kau saksi yang ada di sana kan,?!, jadi saya mau mendengar dari mulut mu sendiri!"
"baiklah tuan, begini cerita nya, hari itu kan saya mendengar nona Elisa berkata yang tidak baik, dia bilang nona meliya sudah tidur dengan tuan derren dan tuan Devan"
"setelah itu?"
Eny pun menjelaskan yang sejujurnya pada Derren.
"seperti mau tercabut kulit kepala nona Elisa di tarik nona meliya tuan, di tarik rambut nya sampai terlepas tuan, syukur ada Eny"
Eny memperagakan gerakan menjambak yang di lakukan meliya kemarin.
"itu saja?" tanya Derren
"iya tuan, nona Elisa sih berkata yang tidak" nona meliya kan jadi mengamuk" dan Derren mengangguk mengerti.
"Derren" leliya yang melihat anak nya berbicara dengan Eny sembunyi" pun memanggil Derren
"enak berbicara ya, apa yang Eny ceritakan itu?"
"tidak apa apa ma, sengaja menanyakan Eny karena kemarin Derren melihat Eny membersihkan rambut" di lantai" Derren pun menghampiri leliya dan meliya, meliya mebuang muka nya malas.
"hm yasudah mama mau masuk dulu, lelah, ingin istirahat" leliya pun masuk kedalam rumah, meliya pun mengikuti leliya kedalam rumah. Derren yang melihat itu hanya tersenyum miring.
sore pun datang, kini meliya membuat kan makanan khas dari kampung nyaa.
"mama, ini meliya yang membuat, ayo coba mama rasain, enak atau tidak?" kata meliya sambil memberikan sepiring makanan dan teh hangat.
leliya pun mengambil nya dan mencicipi nya
"wahh enak sekali, terimakasih ya"
"Derren" leliya yang melihat Derren hendak keluar pun memanggil anak nya.
"mari sini, ada Rezky tidak boleh di tolak".
Derren pun menghampiri meliya dan leliya.
Derren yang melihat ada makanan di meja langsung meraih nya.
"waw enak nya, mama yang memasak nyaa? Emm ini enak sekali"
kata derren sambil menikmati makanan nya leliya terdiam sejenak
"em bukan mama yang membuat nya," leliya meng kode dengan lirikan mata nya menunju kepada meliya seketika Derren menjadi malu.
"oh, tapi oke juga"
"ya, enak kan, meliya pun pasti sudah merasakan masakan Derren kan?"
"em tidak ma, meliya merasa meliya tidak pernah merasakan masakan Derren." meliya yang memang tidak pernah tau kalau Derren pernah memasakkan nya makanan pun berkata tidak
"eh pernah, waktu yang di rumah sakit kan pernah ada...."
"uhhuk uhhuk uhhuk" Tiba tiba ucapan leliya tidak di lanjutkan karena Derren terbatuk dan meminum teh yang ada di depan nya.
"ehhh" meliya yang melihat gelas teh nya di angkat dan di seruput oleh Derren pun ingin berkata tetapi Derren telah meminum nya.
"Derren, itu minum meliya," kata leliya yangg melihat itu dan Derren pun langsung menaruh gelas tersebut
"emm mama meliya mau mengambil barang" meliya dulu ya, setelah itu meliya pulang"
"ya, Derren nanti antarkan meliya pulang ya"
"eh tidak perlu mama, meliya bisa pulang sendiri"
"tidak apa apa, Derren bisa mengantarkan nya, yasudah kamu bereskan barang" kamu setelah itu ikut Derren ya." meliya menatap derren dan hanya di angguki Derren.
meliya pun naik ke atas dan membereskan barang nyaa.
kini meliya dan Derren sedang berada di dalam mobil dalam perjalanan mengantar kan meliya, tidak ada sepatah kata pun yang di ucapkan mereka, setelah beberapa menit di perjalanan.
"maaf" tiba-tiba Derren membuka suara memecahkan keheningan
"karena?" kata meliya singkat.
"karena saya menyakiti hati mu"
"ya, yang mana satu? Karena banyak sekali, yang pertama, kau tidak jujur dengan sup yang anda buatkan, yang kedua kau memanggilku pembantu, yang ketiga kau mencoba mengambil kesempatan pada ku, jadi yang mana satu?"
"sebentar-sebentar kenapa banyak sekali kesalahan ku?" tanya Derren heran
" ya karena kau lelaki, kau selalu salah dan saya selalu benar, jadi yang mana satu? Bicara terus terang" kata meliya sambil tersenyum malas
"semua nya, termasuk masalah dengan Elisa itu,"
"ooh yang masalah dengan Elisa, itu tidak apa apa, aku sudah melupakan nya, dan aku menyukai itu, aku menarik rambut nya seperti ini" meliya pun memperagakan gerakan nya waktu menjambak Elisa,
"oh ya jadi kau menyukai nya?" tanya Derren sambil tersenyum,
"ya, aku menyukainya," jawab meliya sambil tersenyum.
"eh kau tau tidak, yang kau Jambak itu model terkenal?" tanya Derren sambil tersenyum,
"jadi kenapa? Nanti dia akan menjadi bekas model terkenal, lagian kan aku mendengar semua orang tidak akan memakai dia lagi, setelah itu, sekarang dia mau mencoba minta maaf dan berbalikan dengan Devan kan?" meliya pun berkata dengan enteng nyaa
Derren pun hanya menggelengkan kepala nya sambil tersenyum,
"senang aku menarik rambut nya, seperti itu saja, waw puas sekali arghh, kau pun mau?" meliya pun mengarahkan tangan nya ke arah Derren,
"eh jangan jangan, tidak mau terimakasih," kata Derren ketakutan, sambil menurunkan tangan meliya,
"oke" kata meliya
"jadi kau memaafkan ku tidak?" tanya Derren
"apa? Aku tidak mendengar nya"
"kau memaafkan aku atau tidak?" tanya Derren ulang,
"ooh maaf maaf, maaf itu aku harus memikirkan nya dulu, mungkin aku akan menarik rambut mu dulu baru saya memaafkan nya, karena dia itu ada proses, kau mau mencoba tidak? tidak sakit kok." kata meliya sambil mengangkat tangan nya
Derren yang melihat itu hanya memutar bola mata nya malas
meliya semangkin mendekat kan tangan nya kearah Derren
"meliya, tidak perlu" kata Derren sambil memegang tangan meliya dan sesaat mereka terpaku beberapa detik dan saling membuang muka.
"hmm jangan marah lagi ya, aku minta maaf" kata Derren lembut dan meliya pun hanya tersenyum sedikit dan mengangguk kan kepalanya.