NovelToon NovelToon
ODELIA The Ocean Heart & Mortal Soul

ODELIA The Ocean Heart & Mortal Soul

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Identitas Tersembunyi / Persahabatan / Fantasi Wanita / Transmigrasi Copyman
Popularitas:452
Nilai: 5
Nama Author: Tilia

Kisah Odelia sang putri duyung terpaksa memindahkan jiwanya pada tubuh seorang wanita terdampar di tepi pantai, kerena situasi berbahaya sebab ia di buru oleh tunangan serta pasukan duyung atas kejahatan yang ia tidak lakukan.

Di sisi lain wanita terdampar dan hampir mati mengalami hal yang pilu di sebabkan oleh tunangannya.

Akankah Odelia mendapatkan kembali tubuh duyungnya untuk membalaskan dendamnya serta orang yang telah merebut kebahagian tubuh yang ia ditempati atau Odelia memilih menjalani hidup bersama orang yang mencintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tilia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 15

“Terimakasih, semoga hari mu menyenangkan” Odelia menyapa pembeli, melihat ke luar toko melalui kaca toko hari yang cerah Odelia tersenyum.

“Cath, kamu baik-baik saja?” Penelope menghampiri Odelia menyentuh tanganya.

“Sebaiknya kamu istirahat saja, Cath. Tuan Laurent tidak akan mempermasalahkan” Penelope sedih baru tadi pagi sahabatnya berpisah dengan Calix namun sudah kembali berkerja saat ini.

“Aku baik-baik saja, dengan berkerja membuatku merasa lebih baik”

“Terimakasih Pen, kamu sungguh baik menghawatirkan ku” Odelia tersenyum mengelus lembut tangan Penelope yang memegang tanganya, Penelope tersenyum melihat Odelia.

“Pesanan untuk Nyonya Ruby telah siap!” Elio berteriak di pintu dapur.

“Aku akan mengantarnya!” mendengar teriakan Elio, Odelia bergegas mengambil kotak kue dan meyakikan Penelope dia baik-baik saja.

Saat keluar pintu toko, Odelia melihat pasukan istana mengawal sebuah kereta. Odelia berhenti untuk melihat rombongan ini, terlihat Elliot serta perwakilan bangsa duyung tengah duduk di kereta kuda menikmati perjalanan mereka.

Menatap tajam pada Elliot.

“Suatu hari akan ku balas semua tindakan mu terhadap ku!!!!!” Odelia bersumpah pada dirinya.

Di barisan belakang kereta, terdapat pasukan kuda yang di pimpin oleh Davian. Jamie melihat Odelia berdiri di sisi jalan menyapanya.

“Catherineeeee!!! Disini” Jamie melambaikan tanganya pada Odelia.

Odelia segera merubah eksperinya, melambaikan tangan pada Jamie dan terseyum tipis. Adrian menatap Odelia dengan yang terlihat baik-baik saja tidak terpengaruh dengan perpisahannya dengan Calix mengeluh kudanya menatap langit dengan tatapan tegas sedangkan Ael hanya meliriknya dengan cepat.

Elliot melihat salah satu pasukan kuda di belakangnya nampak melambaikan tangan dengan bahagia ia melihat ke arah wanita di sisi jalan.

Saat melihat wanita itu, Elliot terkejut untuk sesaat warna matanya sangat mirip dengan milik Odelia.

Odelia merasa ia di perhatikan seseorang ia melihat pada Elliot. Keduanya saling memandang satu sama lain, warna mata Odelia tidak berubah Elliot melihatnya sangat mirip dengan Odelia dengan tatapan yang tajam.

Seketika Elliot bangkit dati tempat duduknya memastikan kebenaran yang di lihatnya namun seorang di samping melihat tindakan Elliot yang tidak biasa memanggilnya.

“Tuan Elliot” menepuk pundak Elliot.

Elliot tersadar melirik pada pria di sampingnya kemudia kembali duduk, kembali melihat pada Odelia kini warna matanya kembali menjadi biru muda dengan tatapan lembut.

Pasukan kuda semakin menjauh, Odelia berbalik menatap langit cerah.

“Semua akan mendapatkan balasan atas tindakan mereka pada ku dan Catherine”

Odelia menutup matanya sesaat, bersiap mengantar pesanan di tanganya.

......................

Aroma manis tercium di udara, memasuki toko roti Tuan Laurent para pelanggan membeli roti.

Odelia tengah sibuk dengan kertas-kertas di mejanya, menulis berbagai daftar bahan untuk persedian gudang.

Andrian, Ael dan Jamie memasuki toko, melihat Odelia di meja segera ketiganya menghampiri Odelia.

“Siang, Catherine” Jamie dengan ceria menyapa Odelia.

“Siang” Odelia tersenyum saat melihat mereka menghampirinya.

“Dimana keberadaan Penelope?” Jamie berbisik pada Odelia.

“Dia di dalam” Odelia bingung dengan tindakan Jamie.

Jamie melihat pada kedua temanya di belakang dan mereka menggangukan kepala seperti sebuah isyarat, dengan cepat Jamie merangkul tangan Odelia untuk mengikutinya.

“Aku sedang mengerjakan tugas” Odelia terkejut.

“Akan ku gantikan” Ael segera duduk di meja menggantikan tugasnya.

Jamie menarik Odelia ke luar toko di ikuti Adrian yang tersenyum tipis padanya, saat mereka sudah di luar toko Jamie melepaskan tangan Odelia.

“Cath, hadiah apa yang akan di berikan pada Penelope?” Jamie bertanya padanya.

“Hadiah?” Odelia tidak memahami apa yang di bicarakan Jamie.

“Akhir pekan nanti Penelope akan berulang tahun, bertepatan dengan perayaan musim semi” Adrian menjelaskan pada Odelia.

“Astaga.. aku melupakanya” Odelia menutupi ketidaktahuannya tentang ulang tahun Penelope.

“Kami akan pergi untuk membeli hadiah besok siang”

“Apa kamu ingin pergi bersama kami?” tanya Jamie.

“Baiklah, aku akan pergi dengan kalian”

“Besok aku akan pergi untuk membeli bahan untuk pelanggan” Odelia dengan yakin berjanji pada Jamie.

“Selain itu, kita membutuhkan mu Cath” Jamie memegang kedua tangan Odelia menatapnya dengan harapan.

“Apa yang dapat ku lakukan” Odelia melihat mata indah Jamie.

“Kita akan membuat kejutan untuk Penelope dengan membuat kue perayaan untuknya, tentu saja kita membutuhkan mu untuk membuatnya” Jamie memegang erat tangan Odelia.

“Tentu saja, sebelum itu bagaimana dengan Penelope mungkin dia akan merasa aneh jika aku pergi di malam hari” Odelia bertanya mengingat dirinya dan Penelope hampir menghabiskan waktu bersama setiap harinya.

“Tenang saja Davian akan mengurusnya” Jamie dengan bangga, tiba-tiba terdengar suara perut seseorang antara mereka bertiga.

Krukkkk…..

“Ah… aku sangat lapar” Jamie memegang perutnya segera berlari kembali memasuki toko untuk mengisi perutnya.

Melihat Jamie Odelia dan Adrian tertawa, Odelia pun akan mengikutinya kembali ke dalam toko untuk melanjutkan tugasnya.

Saat berjalan melewati Adrian, tanganya di genggam oleh Adrian menahanya untuk pergi. Odelia menatap heran pada Adrian.

Adrian mengeluarkan sebuah kotak dari dalam vestnya, membuka kotak kayu itu terlihat sepasang anting cantik dengan hiasan bunga baby blue eyes di tambah mutiara putih menambah keindahanya, di samping itu terdapat pin rambut dengan hiasan serupa.

Odelia terpesona dengan perhiasan di kotak itu, Adrian memasangkan pin rambut itu pada Odelia kemudian menyelipkan helaian rambutnya ke belakang telinga untuk merapihkan penampilanya.

Adrian menatap Odelia dengan senang dan terpesona, Odelia terlihat sangat cantik dengan rambut biru kehitamnya yang bergelombang bola mata indahnya seperti bunga baby blue eyes di rambutnya serta bibir tipisnya yang menawan.

Meletakkan kontak itu di tangan Odelia, Adrian memagang tangan Odelia dengan lembut.

“Aku harap kamu akan selalu memakainya, Cath” dengan lembut Adrian berbicara harapanya pada Odelia.

Odelia menatap Adrian memcoba memahami arti dari pemberiannya, Adrian tersenyum mengelus rambut Odelia dan pergi mamasuki toko terlebih dahulu.

Sementara itu, Ael di dalam toko menyaksikan semua di dalam toko.

“Ael? Mengapa kamu di sini!”

“Dimana Cath?” Penelope bertanya melihat Ael tengah duduk di meja Odelia.

“Ia di luar sana” jawab Ael mengarahkan pena di tanganya ke jendela kaca toko.

Masih terdiam menatap kotak di tanganya, panggilan Penelope menyadarkannya.

“Cath, jam istirahat. Sandwitch telah siap” Penelope mengingatkan Odelia.

“Baiklah” Odelia segera memasukan kotak di tanganya dan kembali ke dalam toko.

......................

Menutup pintu toko Odelia akan membeli bahan-bahan yang di butuhkan kemudian bertemu dengan Adrian, Ael dan Jamie sesuai janjinya kemarin.

Berjalan dengan kantong di kedua tanganya, Odelia menuju alun-alun kota.

Meletakan belanjanya di samping tempat duduk dekat pohon, menatap langit yang cerah dengan awan-awan putih yang menghiasinya. Duduk menunggu kehadiran teman-temanya yang lain Odelia menandang alun-alun kota yang ramai ia merasa hari ini akan menyenangkan.

Tiga kuda menghampirinya, Adrian dengan kuda putihnya kemudian Jamie dengan kuda coklat bercorak putih dan Ael dengan kuda hitamnya.

“Maaf kami membuat mu menunggu” Jamie turun dari kudanya menghampiri Odelia di ikuti lainya.

“Tidak, aku berbelanja terlebih dahulu” Odelia menujuk kantong-kantong belanjaanya.

Kuda putih Adrian mendekati Odelia menyentuh dengan kepalanya menyapa dengan ramah, Odelia tertawa di buatnya mengeluarkan apel di salah kantongnya memberikan pada Gale.

“Sejak kapan Gale begitu ramah pada Catherine?” Jamie terheran melihat Gale dan Odelia.

“Biar ku bawa ini” Adrian mengambil kantong-kantong belanjaan Odelia menyimpannya pada pelana kudanya.

Mereka berjalan menuju tempat penitipan hewan di alun-alun kota.

“Hmm.. apa yang akan ku berikan pada Penelope” Jamie terus berpikir dalam perjalanan mereka menuju kawasan pertokoan kota.

“Cath, apa yang kamu sudah menyiapkan hadiah?” tanya Jamie di tengah perjalanan mereka.

“Membuat Bracelet” jawab Odelia.

“Bracelet? Kamu yakin akan membuatnya esok malam kita akan membuat kue bersama?” Jamie terkejut dengan hadiah yang akan di berikan Odelia.

“Aku yakin akan menyelesaikannya” Odelia dengan yakin dengan pilihanya.

“Tunggu dulu Cath, sejak kapan kamu menggunakan pin rambut ini?” Jamie mengamati pin rambut Odelia.

“Warnanya sangat cantik seperti mata mu” puji Jamie.

“Terimakasih” Odelia menyentuh pin di rambutnya.

Adrian melirik pin rambut yang ia berikan pada Odelia dan tersenyum tipis dengan bahagia, Ael ikut melirik pin rambut itu.

Memasuki toko kerajian kayu Jamie membeli sebuah kotak perhiasan dengan ukiran bunga matahari yang cantik, kemudian Adrian membeli sebuah vas untuk Penelope yang senang akan bunga terakhir mereka memasuki toko perhiasan mewah Ael memasuki toko di ikuti yang lainya.

Odelia terpesona melihat berbagai jenis perhiasan mewah di dalam toko. Adrian dan Jamie melihat etalase perhiasan cicin seorang pelayan menyapa mereka.

Ael melihat-lihat perhiasan pin baju untuk Penelope, melirik Odelia tengah mengamati berbagai bentuk perhiasan kalung di hadapanya. Saat melihat perhiasan Odelia terkejut dengan salah satu perhiasan mewah, mendekati perhiasan itu melihatnya lebih jelas.

“Tidak salah lagi ini MUTIARA JIWA ku” Odelia benar-benar tidak percaya ini secara kebetulan mutiara dengan warna ungu dan pink yang berukuran cukup besar untuk ukuran mutiara normal menjadi perhiasan di dunia manusia.

“Bagaimana mereka mendapatkanya?”

Seorang pelayan pria paruh baya mendekati Odelia.

“Nyonya, apakah anda tertarik dengan perhiasan ini?”

“Nyonya, ijinkan saya menjelaskan mengenai perhiasan ini. Di katakan terdapat sebuah legenda mengenai sebuah mutiara dengan warna-warna ajaib dengan ukuran yang lebih besar merupakan jiwa seorang duyung yang menghilang. Warna-warna ajaib mutiara ini akan sama dengan warna dari duyung tersebut”

“Bagaimana, nyonya apakah anda tertarik untuk membelinya?” setelah menjelaskan legenda mengenai mutiara itu ia bertanya pada Odelia.

Namun Odelia tidak mendengarkannya sedikit pun ia hanya menatap perhiasan di hadapanya melihat harga dari perhiasan itu Odelia merasa sangat tertekan harganya sangat tinggi saat ini ia tidak mungkin dapat membelinya.

Ael memperhatikan Odelia kemudian membeli sebuah perhiasan emas berbentuk bunga matari dengan hiasan batu kristal.

“Terimakasih” Odelia meninggalkan pelayan tersebut keluar toko dan menunggu di depan toko.

“Aku sangat ingin mendapatkanya”

“Apa yang harus ku lakukan”

...----------------...

1
Dayra Malay
Bingung harus ngapain tanpa cerita ini setiap malam 😔
Tilia: Di tunggu ya kak 😊
update secepatnya 🚀
total 1 replies
Bridget
Kisahnya bikin aku lebih semangat menghadapi hidup!❤️
Tilia: Makasih Kak /Heart/
Semangat terus 💪🏻....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!