NovelToon NovelToon
Babysitter-ku Maduku

Babysitter-ku Maduku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami / Selingkuh / Penyesalan Suami
Popularitas:2.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Aysha Siti Akmal Ali

Ketabahan Arini benar-benar diuji. Selama 6 tahun menikah, Arini tidak juga dikaruniai seorang anak dalam rumah tangganya bersama Dodi Permana. Hinaan, caci maki dan perlakuan tidak adil selalu ia dapatkan dari Ibu mertuanya.

Namun, Arini tetap tabah dan sabar menghadapi semuanya. Hingga sebuah badai besar kembali menerpa biduk rumah tangganya. Dodi Permana, suami yang sangat dicintainya berselingkuh dengan seorang wanita yang tidak lain dan tidak bukan adalah Babysitter-nya sendiri.


🚫 Warning! Cerita ini hanya untuk Pembaca yang memiliki kesabaran tingkat dewa, sama seperti tokoh utamanya. Cerita ini memiliki alur cerita ikan terbang yang bisa membuat kalian kesal 💢 marah 💥 dan mencaci maki 💨😅 Oleh sebab itu, jika kalian tidak sanggup, lebih baik di skip saja tanpa meninggalkan hujatan buat othor, yeee ...

❤ Terima kasih ❤

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aysha Siti Akmal Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

"Silakan duduk." Arini mempersilakan wanita itu duduk di sofa ruang depan, kemudian wanita itu pun segera duduk di sana.

"Terima kasih, Mbak."

"Oh, ya. Tunggu sebentar, ya. Aku ingin mengambilkan minum untukmu. Kamu pasti haus 'kan?" ucap Arini.

"Tidak usah repot-repot, Mbak. Lagi pula aku sudah minum, barusan aku membeli minuman di warung seberang," jawab wanita itu.

"Ah, tidak apa-apa. Kamu 'kan tamu dan tamu adalah raja," jawab Arini sembari melangkah menuju dapur untuk menemui Bi Surti dan minta dibuatkan minuman.

Setibanya di dapur.

"Siapa itu, Non?" tanya Bi Surti sambil memperhatikan wanita itu dari ruang dapur. Kebetulan mereka masih bisa memperhatikan wanita itu dari tempat tersebut.

"Wanita itu ingin melamar menjadi Baby sitter, Bi. Biar bisa membantu Arini merawat dan menjaga Azkia," sahut Arini. "Oh ya, tolong buatin minuman dingin ya, Bi. Satu saja, buat wanita itu," lanjut Arini.

"Baik, Non."

Sementara Bi Surti membuatkan sebuah minuman dingin, Arini tengah sibuk mempersiapkan beberapa cemilan untuk wanita itu.

Beberapa kali Bi Surti melirik Arini. Wanita paruh baya itu ingin menyampaikan pendapatnya, tetapi ia takut Arini tersinggung. "Non," panggilnya.

"Ya, Bi?" jawab Arini, masih sibuk menata beberapa cemilan ke atas piring kosong.

"Maaf, jika perkataan Bibi menyinggung perasaan Non Arini. Tapi ... apa wanita itu tidak terlalu muda untuk menjadi Baby sitternya Azkia? Kalau menurut Bibi sih, mending yang sudah berumur, Non. Ya, paling tidak mereka lebih berpengalaman dalam merawat bayi," tutur Bi Surti

Arini menghentikan pekerjaannya. Ia menatap wanita itu dari kejauhan dan apa yang dikatakan oleh Bi Surti memang ada benarnya. Wanita itu masih muda, bahkan lebih muda dari usia Arini saat ini, yang sekarang genap 25 tahun.

"Bi Surti memang benar, tapi jika dia bersungguh-sungguh ingin bekerja, sepertinya tidak ada salahnya dicoba. Benar 'kan, Bi?" jawab Arini.

Bi Surti mengangguk pelan dan tidak berani menjawab lagi. Ia menghembuskan napas panjang, kemudian kembali melanjutkan tugasnya.

Sepeninggal Arini, wanita itu tampak memperhatikan sekeliling ruangan. Bahkan tak ada satupun yang luput dari penglihatan wanita itu. Hingga akhirnya matanya tertuju pada sebuah foto pernikahan Arini dan Dodi yang menggantung di dinding dengan ukuran cukup besar.

Ia menghampiri foto tersebut kemudian memperhatikannya dengan seksama. Di dalam foto tersebut tampak Dodi dan Arini yang tengah bersanding di pelaminan megah mereka, enam tahun yang lalu.

Dodi terlihat tampan dengan setelan jas berwarna hitam, sedangkan Arini terlihat sangat cantik dengan ballgown berwarna putih bercampur silver dengan berbagai macam manik-manik menghiasi gaun tersebut.

Wanita itu terus menatap foto pernikahan Arini tersebut tanpa berkedip sedikitpun. Bahkan ia sampai tidak sadar bahwa Arini sudah berada di ruangan itu. Setelah menata gelas minuman serta piring berisi camilan tersebut ke atas meja, Arini berdiri di belakang wanita itu sambil berdeham.

Ehem!

Wanita itu terperanjat. Ia segera berbalik kemudian menatap wajah Arini sambil menahan rasa malu. "Maafkan aku, Mbak. Karena asik memperhatikan foto pernikahan Mbak, aku sampai tidak menyadari bahwa Mbak sudah berada di sini," ucap wanita itu sambil tersipu malu.

"Mungkin pakaiannya terlihat kuno kalau sekarang, benar 'kan? Tapi pada masa itu, gaun pengantin yang seperti ini begitu didambakan oleh setiap mempelai wanita," sahut Arini sambil tersenyum simpul menatap foto pernikahannya bersama Dodi.

"Bu-bukan itu, Mbak. Malah sebaliknya. Aku sangat menyukai gaun dan riasan Mbak di foto tersebut. Mbak terlihat sangat cantik, sungguh!" tutur wanita itu.

Arini kembali tersenyum kemudian menggeleng pelan. "Kita duduk lagi, yuk! Aku sudah membawakan minum serta beberapa camilan untukmu," ajak Arini sembari duduk di sofa tersebut kemudian segera disusul oleh wanita itu.

"Terima kasih, Mbak."

"Oh ya, aku lupa bertanya siapa namamu," lanjut Arini, masih memperhatikan wanita itu dengan baik.

"Namaku Anissa Rahma, Mbak. Aku berasal dari kampung dan mencoba mencari pekerjaan di kota ini. Aku sudah mencoba melamar pekerjaan di mana-mana, tetapi semuanya nihil. Tidak ada yang bersedia mempekerjakanku yang hanya lulusan SMA ini," lirih wanita yang bernama Anissa tersebut.

Arini terdiam sejenak sambil terus memperhatikan wanita itu. Setelah mendengar penuturan Anissa tersebut, ia teringat akan dirinya sendiri. Anissa yang lulusan SMA saja kesulitan menemukan pekerjaan di kota ini, apalagi dirinya yang hanya lulusan SMP.

"Jadi, kamu serius ingin menjadi Baby sitter untuk bayiku, Anissa? Tapi, apa kamu sudah punya pengalaman dalam merawat bayi sebelumnya?" tanya Arini kemudian.

"Saya memang bukan dari lembaga khusus yang menyalurkan jasa Baby sitter yang berpengalaman, Mbak. Tapi, ketika di kampung saya sering mendapatkan pekerjaan merawat bayi tetangga-tetangga yang sibuk bekerja," jawabnya.

Arini menghembuskan napas panjang sambil tersenyum tipis. Ia lega, paling tidak wanita bernama Anissa tersebut memiliki pengalaman dalam merawat bayi.

"Aku sih setuju-setuju saja, Anissa. Tapi, semua keputusan ada di tangan suamiku. Kamu tunggu sebentar ya, aku hubungi suamiku dulu," ucap Arini yang kemudian meraih ponselnya dari dalam saku.

"Baik, Mbak. Semoga saja suami Mbak bersedia menerimaku karena aku sangat berharap mendapatkan pekerjaan ini," jawab Anissa.

"Ya, semoga saja." Arini menekan nomor ponsel Dodi dan menunggu lelaki itu menerima panggilan darinya.

***

1
Putra Perdana
Luar biasa
Khay le
Semangat arini..
Lilijani Martini
betul ibu Yen Margaret, seharusnya laki2 yg berkhianat kena tulah , tp kenyataan nya malah kebalikan , merasa dirinya hebat ,
🔵❤️⃟Wᵃf‌🇸‌‌🇦‌‌🇷‌‌🇦‌‌🇸‌①
baru sadar Doni yang mandul BKN arini
Ira
Dulu pas pembagian otak dimana ya suci kok bodoh..
Erina Munir
takdir ...meureeuun
Dewi Dama
lanjutttt....semangat...
Dewi Dama
sedih bangat..kasian Arini...lebih bsik di ceraikan sy thoorrr...
Dewi Dama
Luar biasa
Dewi Dama
iyaa.. thoorrr...bagus...jln cerita nya juga bagus kok...
Dewi Dama
semangat thorrr...
Nina Pudjiastuti
diawal cerita aja udah Bombay.
penasaran nih kita /Grin//Grin/
Nur Lailaljk00 Khamarudin
hendra sama suci aja.
£rvina
kena juga tuh c ikan asin/Yawn/
£rvina
dimata hendra kamu kaya ikan asin, yg mau biasanya kucing liar n kucing kampung. klo kucing2 mahal gak mau ikan asin /Facepalm//Tongue/
£rvina
Luar biasa
£rvina
gemes deh sama bumer satu ini, pengen tak cubit ginjalnya/Cleaver//Hammer/
Ahsin
drpd sakit hati trs knp gak berpisah sj arini
Viaa
*tersungging
Dyah Oktina
hendra kasih yg gadis dong thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!