NovelToon NovelToon
You Are Mine

You Are Mine

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Cinta pada Pandangan Pertama / Identitas Tersembunyi / Menjadi Pengusaha / Pernikahan rahasia
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lunavery

Pertemuan di suatu peristiwa yang cukup menegangkan. membuat sang pria yang ditolong jatuh hati pada penolongnya.
Aland Rey Dewantara menklaim bahwa Sera Swan adalab miliknya.

Hai.. readers..
Karya pertama ku dan pengalaman pertamaku..
Semoga suka ya. mau tes duku nih ombaknya.. hehe

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunavery, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 31 : Persiapan Pernikahan

Sejak Aland mengatakan ingin menikahi Sera seminggu lagi membuat Nadin jadi orang yang paling sibuk. Dan dampaknya Sera tidak boleh keluar dari rumah tanpa penjagaan. Apalagi setelah dibahas masalah pernikahan semuanya sudah hampir selesai dan tinggal fitting lalu membeli cincin.

Sera merasa bosan karena terlalu banyak aturan yang tidak boleh dilakukannya.

“Ma aku Cuma mau joging aja sebentar di taman kota masa gak boleh?” Protes Sera saat itu sangat ingin menghirup udara segar.

“Kan kalo Cuma lari gitu aja kamu kelilingin taman mansion kita juga udah cukup dapet angin segar Sera. Pokoknya kamu gak boleh keluar dulu karena kamu masih mama pingit.”

“Bukan di pingit namanya dikurung ini. Lagian udah jaman begini masih pake pingitan sih ma..” protes Sera.

“Terserah mau ngomong apa pokoknya kamu dirumah aja. Gak boleh kemana mana kecuali penting banget.”

Sera duduk menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tamu. Lelah harus berdebat dengan sang mama. Sera lantas melihat kegiatan yang dilakukan mamanya disana.

Nadin terlihat sibuk mencoba beberapa makanan yang akan disajikan ke para tamu undangan. Karena acara ini akan sangat banyak dihadiri orang orang penting. Sehingga dirinya harus memastikan kualitas makanan yang disajikan.

“Harus ya ma sebesar itu acaranya?” tanya Sera lagi mengingat pernikahan mereka akan banyak dihadiri oleh tokoh politisi di negeri ini dan akan live ditayangkan di tv.

Nadin berhenti mengunyah dan menatap putri semata wayangnya itu sambil tersenyum, “Tentu Sera kalian adalah anak tunggal dari masing masing keluarga ditambah lagi calon mertua kamu punya kedudukan tinggi di negeri ini. Gak mungkin Cuma acara akad lalu pulang.” Jelas Nadin panjang lalu kembali mencicipi dessert yang di buat.

“Apa papa bisa datang nanti ma? Sera berharap sekali papa datang.” tanya Sera lagi.

“Mama sudah menelpon papamu. Katanya Jika Michelle bisa di ajak pergi dia akan datang. Katanya Michelle takut ketinggian dan punya alergi di udara dingin.”

Sera lalu berdiri dan kembali ke kamarnya. Lalu Sera mengambil ponsel miliknya dan sudah tertera beberapa panggilan tak terjawab serta pesan dari Aland.

‘Tadi dibawah lagi ngobrol sama mama.. Kenapa Al?’ Sera lalu menekan dial dan menelpon Aland balik.

‘Bersiaplah. Satu jam lagi aku jemput buat fitting baju dan beli cincin..’ Jawab Aland di seberang sana.

‘Akunya di pingit kata mama gak boleh keluar.’ Sera bicara sengaja di buat sedih.

‘Ini kan pergi sama aku pasti diijinin kok sayang’ jawab Aland.

Sera merasa senang dan bersiap untuk pergi.

Tak lama dirinya turun dan Nadin kembali menatap bingung kepada Sera.

“Mau kemana?” tanya Nadin.

“Jalan jalan lah ma.. tenang aja pake bodyguard terpercaya kok..” jawab Sera lalu duduk untuk memakai sepatu sneakersnya.

“Siapa?”

“Tuh anaknya udah di depan.”

Nadin segera mengecek keluar dan sudah ada Aland tersenyum mendekati Nadin untuk bersalaman.

“Lho kan kalian gak boleh ketemu dulu. Nanti kenapa kenapa lho Al..” ucap Nadin menyambut salam dari Aland.

“Mau ambil cincin tante.. kemaren sudah buat custom takutnya nanti ada yang kurang langsung diperbaiki.”

“Ya kan bisa suruh orangnya aja kesini nanti dibayar lebih.”

Aland melirik ke arah Sera yang menggeleng tanda untuk tidak menyetujui ide Nadin.

“Gak papa lah tante.. kita yang kesana aja.”

“Gak baik lho calon pengantin keluar berdua mana 3 hari lagi nikahnya..”

Aland menggaruk kepalanya yang merasa bingung harus meminta ijin gimana lagi sedangkan sang calon istri sepertinya meminta untuk sera pergi.

“Dah ya ma. Kita Cuma bentar aja. Yuk Al. Ma Sera jalan dulu ya..”

Nadin menghela nafas lalu menyambut salam dari keduanya. “Hati hati di jalan jangan ngebut.”

****

Di salah satu rumah sakit Bianca tengah tak sadarkan diri. Aland yang mendengar berita itu langsung menanyakan ke pada Davin apa yang terjadi.

Bianca mengalami pendarahan dan kehilangan calon bayinya. Namun stelah di keluarkan Bianca masih belum sadarkan diri.

Orang tuanya Bianca mengatakan Bianca mengalami kram perut setelah bertemu dengan seorang pria dan dirinya merasa shock lalu mengalami hal itu.

Setelah diselidiki Geo malam itu juga menemui Bianca ntah apa yang dikatakannya hingga Bianca merasa shock dan terjadilah pendarahan hebat.

Kini Aland beserta Sera tiba di depan kamar rawat Bianca. Aland mengajak Sera untuk kesini atas permintaan Bianca sebelum kejadian.

“Aland.. masuk nak.” Ucap Sila ibu Bianca.

Aland masuk sambil menggandeng tangan Sera. Kabar pernikahan dirinya belum sampai ke telinga Bianca sehingga dirinya ingin memberitahu langsung.

“Belum ada tanda tanda ya tante?” tanya Aland.

Sila menggeleng, “Saat kejadian tante lagi gak ada disana dan Bianca hanya menangis.. hingga saat kami mau membawanya dia tak sadarkan diri hingga sekarang.”

“Tante boleh tau siapa yang menemuinya malam itu?” tanya Aland lagi sambil melirik Sera yang hanya diam mengamati Bianca.

“Kami tidak mengenalnya. Tapi tante punya rekaman cctv di rumah.” Sila memberikan ponselnya pada Aland untuk menunjukkan video.

“Geo” gumam Aland.

“Ini siapa ya Al?” tanya Sila lagi.

“Saya Sera tante.. saya te..” kata katanya terpotong oleh Aland.

“Calon istri saya dan kami menikah 3 hari lagi. Selain berniat menjenguk kami juga ingin mengirimkan undangan kepada Bianca.” Jawab Aland sambil menarik Sera untuk dirangkul.

Sila terkejut jika Aland sudah akan menikah. Setahunya Bianca menyukai Aland seorang.

“Tapi Bianca hamil bukannya karena kamu ya Al..” Sila agak sedikit meninggikan suaranya.

“Saya berani bersumpah kalau saya tidak pernah menyentuh Bianca tante. Dan kita sudah menyelesaikannya. Tidak pernah ada hubungan selain sahabat diantara kami.” Sera yang mendengarnya merasa lega.

“Pria yang ada di cctv itu pelakunya tante. Saya sudah menyuruh asisten saya untuk mengusut kasusnya. Hanya ini yang bisa saya bantu sebagai sahabatnya. Selebihnya nanti tante bisa menghubungi langsung asisten saya.” Aland mengeluarkan kartu nama milik Davin lalu segera pamit untuk pulang.

Mereka berdua pun keluar lalu Sera duduk di lorong rumah sakit bersama Aland. “Apa kamu sudah merasa tenang?” Tanya Aland.

Sera tersenyum tipis menatap Aland. “Aku senang masalah kita selesai. Namun apa Bianca gak akan marah saat terbangun ternyata kamu sudah menikah denganku?”

Aland menatap Sera dan memegang pipinya. “Jangan pernah munculkan keraguan lagi di dalam hati kamu karena sekarang kamu harus fokus ke pernikahan kita. Aku yakin nanti Bianca akan menemukan kebahagiaannya sendiri. Dan untuk Geo aku asudah memberitahu Davin semuanya untuk segera mengurus pria itu.”

Sera mengangguk mantap. Aland sudah meyakinkannya dengan sangat jelas.

“Ya udah kita ambil cincinnya sekarang ya.” Ajak Aland

Sera mengangguk lalu mereka segera keluar dari rumah sakit.

Mereka lalu menuju toko perhiasan yang dituju. Salah satu pegawai yang mengenal mereka lalu mengajak ke ruang VVIP.

“Ini cincin yang di custom oleh bapak Aland.”

Kotak kaca yang berisi dua buah cincin berlapis emas putih dan berlian kecil terlihat cantik.

“Bagus banget Al..” ucap Sera yang sangat menyukainya.

Aland membukanya dan memakaikan pada jari manis Sera.

“Cantik dan pas di tangan kamu. Apa kamu mau beli yang lain?” Ucap Aland.

“Gak! Cukup ini aja.”

“Ya sudah kamu tunggu sebentar di depam toko ya aku akan membayarnya.”

Saat Sera menunggu di depan terlihat matanya ke arah anak kecil yang menunduk menangis menutupi wajahnya

Sera yang merasa iba pun mendekatinya. Karena anak kecil itu hanya sendiri.

“Hai gadis kecil.. kenapa kamu sendirian”

Sera ikut duduk melihat anak tersebut dan anak itu melihat Sera dengan mata yang sembab karena menangis.

“Kakak..” ucap anak kecil itu mendongak dan melihat Sera.

“Michelle...” ucap Sera saat melihat ternyata anak tersebut adalah adik tirinya.

Michelle segera memeluk Sera dan menangis.

“Papa dimana?”

“Pergi...” Michelle menunjuk ke arah sudut mall itu.

Sera pun menggendong Michelle dan segera menemui Aland.

****

1
IamEsthe
Lebih belajar dialog deh. ini dibilang salah, ya enggak juga tapi kurang tepat juga
IamEsthe
sebentar, boleh tanya maksud tanda akhiran pada dialog tanda titik dan seru itu?


seharusnya,
"Berhenti disana atau kami tembak?"
IamEsthe: jangan dijadikan kebiasaan kalo typo. sayangkan ceritanya bagus tapi kepenulisannya tidak rapi.
Lunavery: typo nya udah jadi kebiasaan kadang lupa editnya lagi.. /Frown/ makasih komennya
total 2 replies
IamEsthe
ganti ke font Bold+italic
IamEsthe
ini bukan sinopsis, tapi lebih ke prolog. tp kalo dibilang prolog juga kurang tepat.

kamu harus tau arti sinopsis dan prolog. dan itu pengenalan tokoh lebih baik dibedakan bab lainnya, biar enggak campur begini.
sonya theca
sudah mampir nihh jangan lupa mampir di karyaku yaa /Joyful//Joyful/
Leon
Bikin adem hati.
...
lanjutkan thor
...
mampir nih thor,mampir juga di karyaku yaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!