"Maafkan aku mas, aku sudah berusaha untuk mencintai kamu, tapi nyatanya aku gak bisa, aku hanya menganggap ini hubungan balas budi.." Kinara menyodorkan sebuah map "Aku mohon lepaskan aku, agar aku bisa menjalani hidupku dengan pria yang aku cintai... tolong..
ceraikan aku"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pemicu Pertengkaran
Kinara baru saja selesai makan malam, dan akan mencuci bekas makannya, saat mendengar pintu rumahnya diketuk seseorang.
Kinara berjalan kearah pintu, namun sebelum membuka Kinara melihat lebih dulu dari jendela, begitu dia melihat siapa yang ada diluar Kinara berbalik pergi, dia enggan membuka pintu untuk Yoga, tapi baru beberapa langkah Kinara mendengar suara Yoga "Ra, aku tau kamu di dalam, aku gak akan masuk kalau kamu gak izinkan, walaupun sebenarnya aku ingin melihat kamu dan anak kita, tapi tolong terima ini" Yoga menyimpan bungkusan yang di bawanya diatas kursi teras " Aku gak tau kamu lagi mau atau enggak, aku cuma ingat kamu waktu lewat tukang martabak langganan kita, Aku taruh sini Ra.." Yoga pergi dari teras rumah Kinara, dengan tangan hampa, saat pulang bekerja Yoga melihat martabak kesukaan Kinara dan Yoga sering membelikannya ketika Kinara menginginkannya, Yoga turun dan membelinya.
Lalu Yoga memacu mobilnya dengan harapan bisa melihat wajah Kinara berbinar saat melihat martabak kesukaannya seperti dulu.
Kinara akan tersenyum sambil berkata terimakasih, lalu memberikan kecupan di bibirnya.
Yoga dulu merasa martabak saja tidak masalah meski dia harus membelikan sepuluh kotak untuk Kinara, tapi kini satu kotak saja sudah berarti bagi Yoga, jika itu bisa di terima Kinara.
Kinara masih tertegun, apa ini yang disebut ikatan batin Ayah dan Anak, disaat kemarin terlintas di benak Kinara bahwa andai dia dan Yoga masih bersama dia ingin sekali Yoga membawakannya martabak kesukaannya, namun mengingat perkataan Anita di kios buah, Kinara tak berharap sama sekali, karena itu tidak mungkin, disaat mereka bahkan sudah tidak bersama, dan Kinara menggumamkan kata- kata tak mungkin bagi keinginan yang satu itu.
Tapi kini dia hanya bisa berdiri dengan tangan terkepal erat dia tak mau menerima itu, tapi bagaimana jika sebagian dari dirinya meronta untuk segera mengambil bungkusan yang Yoga taruh di kursi terasnya.
Yoga sudah pergi Kinara mengambil dan membuka bungkusannya dan ternyata memang masih hangat dan persis rasa yang diinginkan Kinara, martabak toping coklat keju kesukaannya.
Dengan deraian air mata Kinara menyuapkan satu potong martabak kedalam mulutnya "Kamu suka sekali Ibu menangis ya Nak, Ibu harus rela memakannya demi kamu.
.
.
.
Yoga memasuki rumahnya dengan kepala menengadah, akhir-akhir ini dia enggan pulang karena dirumah hanya akan ada pertengkaran dengan Anita.
Jika dulu saat bersama Kinara dia akan berteriak "Sayang Mas pulang" lalu disambut dengan senyum manis Kinara.
Namun kini dia hanya mendapati Anita yang berkata dengan tajam "Baru pulang kamu Mas!" benar bukan.
"Dari mana aja kamu?" Yoga mendesah lelah.
"Seingatku waktu aku jadi sekertaris kamu, kamu selalu pulang tepat waktu"
"Aku banyak pekerjaan hari ini" Yoga menyimpan tas kerjanya dan melonggarkan dasinya.
"Bohong kamu!"
"Aku telpon sekertaris kamu dan dia bilang kamu sudah pulang, sejak sore! kamu pergi kerumah Kinara kan?!"
Yoga mengusap rambutnya dia lelah, jika terus begini semuanya tidak akan baik bagi rumah tangganya dan Anita, Yoga jenuh.
"Aku memang kesana tapi bahkan Kinara tidak mau membuka pintu, bahkan sekedar melihatku.."
"Kamu Mas.. kamu masih saja menemui dia!" Anita menunjuk dada Yoga, sungguh istri mana yang akan suka jika suaminya selalu menemui mantan istrinya.
"Aku hanya memastikan keadaan anakku baik-baik saja, Anita"
"Alasan kamu Mas!" Anita berteriak frustasi " Kamu hanya menggunakan anak kamu padahal kamu mau bertemu Kinara, ya kan?"
"Jika iya memang kenapa hah!" Anita tertegun saat mendengar teriakan Yoga "Kamu tau Anita, tingkah kamu yang seperti ini membuat aku semakin tak ingin pulang, setiap hari cuma rasa curiga yang kamu tuduhkan padaku! apa belum cukup dengan aku menjadi suami kamu sekarang! bukankah ini yang kamu inginkan sejak dulu! aku bukan pria gila yang akan memperistri dua wanita"
"Kenapa?" Anita bertanya sinis "Kamu gak sadar meskipun kamu gak memperistri dua wanita, kamu dulu selingkuh denganku dibelakang Kinara!"
"Kamu memang tidak memperistri aku, tapi kamu melakukan apa yang layaknya dilakukan suami istri denganku" Yoga terdiam "Kenapa diam? maka bukan tidak mungkin kamu juga melakukan itu sekarang dengan Kinara, benarkan? bisa saja kalian berdua melakukan itu dibelakangku, Kinara pasti puas karena bisa balik menertawakan aku sekarang.. ternyata Kinara tak lebih dari wanita murah..an.."
Plak..
Anita merasakan pipinya perih, karena tamparan Yoga, tapi dibalik itu hatinya lebih perih, Yoga pria yang dia cintai, pria yang paling lembut, yang selama ini dia dambakan untuk menjadi suaminya, kini menamparnya.
"Kamu gak sepantasnya mengatakan itu Anita, Kinara tidak seperti itu.." Yoga menggeram marah.
"Tidak seperti itu.." Anita menatap tajam pada Yoga hingga Yoga tertegun "Yang kamu maksud tidak seperti aku bukan?"
"Ya, aku memang murahan! rela menjadi selingkuhan demi pria bajingan yang aku cintai, dan terjebak bujuk rayunya, dia berkata akan menikahiku hingga aku menyerahkan segalanya, yang aku kira dia akan terus mencintai aku, tapi nyatanya.." Anita menggeleng.
"Tapi kamu harus ingat ini Mas, aku yang murahan ini adalah istri kamu sekarang!" Anita berbalik namun dia merasakan sesuatu diperutnya seperti melilit dan sakit "Akh..." Anita memekik lalu memegang perutnya yang terasa keram dan sakit "Sakit.. akh.."
"Anita?" Yoga segera menopang tubuh Anita yang semakin membungkuk menahan sakit dan akan terjatuh "Apa yang terjadi?"
"Sakit Mas, akh.. perutku sakiiit!"
"Tahan Anita, kita ke rumah sakit sekarang" Yoga segera menggendong Anita dan membawanya keluar rumah, dan memasukan Anita ke dalam mobil "Bertahan Anita.."
"Sakit Mas, ini sakit banget!" Anita menggelengkan kepalanya lemah lalu matanya memejam.
"Anita.. Anita.. Astaga, please Anita bertahan" Yoga mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh menuju rumah sakit terdekat, sebelah tangannya yang bergetar memegang tangan Anita yang tak sadarkan diri.
....
Yoga masih menggenggam tangan Anita yang belum sadarkan diri setelah memeriksa keadaan bayi mereka, dan dokter menyarankan Anita untuk melakukan bed rest karena hampir saja keguguran, beruntung bayi mereka masih bisa diselamatkan
Dokter juga mengatakan Anita terlalu stres dan banyak fikiran, Yoga menyadari bahwa ini juga kesalahannya. Sejak menikah mereka terus bersitegang dan bertengkar, mungkin itu pemicunya.
"Mas..?"
"Ya.." Yoga mendesah lega saat Anita sadar.
"Bayi kita..?" tanya nya lirih.
"Dia baik-baik saja" Anita tersenyum lega "Maaf harusnya aku gak menampar kamu"
Anita menggeleng "Itu juga salahku Mas, harusnya aku gak memancing kamu"
"Aku berjanji tidak akan melakukan itu lagi, aku akan berusaha menjaga anak kita"
Yoga mengangguk "Ayo kita perbaiki semuanya.." Yoga memeluk Anita.
Yoga benar-benar menunggu Anita semalaman dan tertidur di sofa karena kelelahan.
Dipagi hari Anita melihat Yoga masih tertidur, Anita tersenyum saat mengingat Yoga berjanji akan memperbaiki segalanya, dan Anita berharap kali ini Yoga tidak akan lagi menemui Kinara karena itu membuatnya sakit hati, dan berujung pertengkaran, Anita tak mau benak Yoga terpecah belah dengan Kinara, Yoga adalah miliknya, tapi Anita menyadari selama Kinara masih mengandung anak Yoga, Yoga tidak akan berhenti menemui Kinara, Anita meraih ponselnya diatas nakas, lalu menghubungi seseorang.
"Aku ingin kamu melakukan sesuatu untukku"
.
.
.
Like..
Komen..
Vote..
ap untung x meladeni lelaki seperti itu ...
cueki aj ..biar selamat rmh tanggamu
itu lah deritamu ,karna sdh mehancurkan kebahagian orang ,
yoga ,anita gk akan damai hidup x...
haru bahagia dri sebelum x
tunjukan tampa mereka kmu bsa lebih bahagi..dan lebih sukses kehidupan mu..
menikah lah lg buang jauh2 masa terpuruk mu selagi bersama mantan suami mu...
suami masih ,selingkuh ?
berarti bukan suami yg baik untuk dijadikan imam rmh tangga
untuk contoh yg baik buat anak2 kita ..
buat ap dipertahan kan...