"Lepaskan aku!" pekik Jasmine.
Namun tak satu pun dari mereka menggubris nya. Jasmine tetap di bawa paksa oleh beberapa l pria bertubuh kekar itu.
"Aku mohon pada kalian! Tolong lepaskan aku!" mohon nya pada mereka.
Tak berapa lama Wanita nama Madam Bennett tiba di sana. Bennett meminta mereka mengurungnya di dalam kamar. Sementara Jasmine terus saja memohon untuk di lepaskan.
"Nyonya tolong lepaskan saya!" pintanya namun Madam Bennett tak menggubris.
Jasmine meratapi nasibnya. Paman dan bibi nya telah menjualnya pada seorang mucikari yang bernama Madam Bennett. Hatinya sangat hancur. Tak berapa lama pintu kamarnya terbuka.. Seorang Prie menariknya keluar.
"Ayo cepat jalan! kau lelet sekali!" bentak nya.
Pria itu merupakan kaki kanan Madam Bennett. Karena ada tamu yang ingin membeli jasa nya .
"Ini dia tuan! Masih perawan!" ucap Madam Bennett.
Jasmine terbelalak ia tak tahu harus bagaimana. Ia mencoba memohon pada pria itu agar melepaskannya.
"Tuan tolong saya!".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irh Djuanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 Kesucian Jasmine
Eiger langsung membawa Jasmine ke sebuah vila di dekat bukit. Jasmine menatap kagum setelah sampai di sana. Seumur-umur Jasmin belum pernah menapaki kakinya ke tempat seperti itu.
"Indah sekali! " kagum nya.
Jasmine merentangkan kedua tangannya dan menghirup udara segar dari tempat itu. Bau-bau rerumputan liar hinggap di hidungnya. Sungguh membuat Jasmine betah berada di sana.
"Kau menyukai tempat ini?" tanya Eiger.
Jasmine terkejut sebab tiba-tiba Eiger memeluk tubuh mungilnya dari belakang. Eiger melepas cadarnya yang masih terikat.
"Apa yang kau lakukan? Mereka akan melihat ku!" ucap Jasmine.
"Tidak akan! Mereka sudah pergi!" sahut Eiger.
Lantas Eiger membalikkan tubuh Jasmine tepat di hadapannya. Kedua netra mereka bertemu. Eiger sangat mengagumi paras cantik istrinya.
"Kenapa kau secantik ini?" ucap Eiger.
Jasmine tersipu. Lantas ia menundukkan wajahnya yang sudah memerah. Eiger menarik dagunya lantas mencium lembut bibir merah delima milik Jasmine hingga membuat Jasmine menutup kedua matanya.
"Kau sungguh cantik!" ucap Eiger.
Lantas Eiger mengandung tubuh mungil Jasmine ke peraduan. Hal itu sungguh membuat Jasmine gugup.
"Apa kita harus.. "
"Sstt,,, Kau jangan takut aku tidak akan memaksamu!" sahut Eiger.
Jasmine tersenyum simpul. Eiger membaringkan tubuh mungil itu di ranjang. Sebelum ia melangkah Jasmine menarik tangannya.
"Aku sudah siap!" ucap Jasmine.
Mendengar hal itu Eiger tersenyum. Dengan kelembutan yang diberikan Eiger membuat Jasmine terlena.
"Kau sadar dengan ucapanmu?" sahut Eiger.
Sementara Jasmine yang sedang berbaring sambil menatap suaminya itu tersenyum dan mengangguk mengiyakannya. Namun Eiger tak ingin cepat melakukannya. Ia akan membuat Jasmine meminta dengan cara memohonnya.
"Kau istirahat saja! Aku akan keluar!" ucap Eiger.
Tentu saja hal itu membuat Jasmine kesal. Namun ia tak ingin kelihatan kesal di depan Eiger. Lantas Jasmine mengambil wudhu dan duduk di sandaran ranjang itu sambil mengaji hapalannya.
Eiger merasa heran dengan Jasmine. "Kenapa di atau memohon padaku?" gumamnya.
Tak berapa lama Jasmine telah tertidur pulas. Eiger masuk dan melihat gadis itu. Terlukis senyum di bibir pria itu memandang istrinya yang tertidur sambil duduk. Eiger mendekati Jasmine, ia menyentuh pipi merah istrinya hingga membuat Jasmine terusik.
"Eum"
Eiger perlahan membuka jilbab yang di pakai Jasmine hingga ikat rambut Jasmine turut terlepas. Pemandangan itu sungguh membuat Eiger terpesona. Gadis secantik ini tak terlihat dari luar. Kulitnya sangat putih bersih. Eiger menelan saliva nya melihat kecantikan yang dimiliki Jasmine.
Rambut yang hitam panjang serta wangi membuat Eiger bergairah. Nafasnya memburu seolah ingin menerkam mangsa yang sudah di hadapannya. Eiger mencoba menarik curug lehernya namun sayang Jasmine terbangun.
"Kau?" ucap Jasmine seketika.
Bukan menghindar, Eiger malah menarik curug leher Jasmine dan mencium bibir merah Jasmine dengan kasar hingga membuat Jasmine terbelalak. Tak sampai di situ Eiger menelusuri curug leher Jasmine dan meninggalkan bekas kiss mark di sana. Kulitnya yang putih menjadi kemerahan.
Jasmine melenguh mendesah mendapat perlakuan seperti itu. Ia belum pernah merasakan hal yang baru dialaminya itu.
"Apa yang kau lakukan?Kenapa tubuhku seperti ini?" ucap Jasmine terbata-bata.
Eiger tak menggubris lantas ia membuka pengait gamis itu dan melepaskan dari tubuh Jasmine hingga Jasmine hanya menggunakan penutup intinya saja. Eiger terbelalak kulit Jasmine tampak putih terawat. Hingga urat-urat halus terlihat menyamar di tubuhnya.
"Bolehkah aku meminta hakku sekarang?" bisik Eiger
Jasmine mengangguk. Tak membuang waktu Eiger melepas semua pakaian yang melekat di tubuh Jasmine sambil menelusurinya hingga Jasmine benar-benar polos. Eiger menenggelamkan wajahnya di bagian inti Jasmine hingga gadis itu melenguh dan mendesah hebat.
Tak sabar Eiger memasukkan miliknya hingga membuat Jasmine berdesis. Eiger berhenti sejenak. Kini air mata Jasmine menetas dari sudut matanya. Eiger menghapusnya dan mencium kedua mata indah milik istrinya. Lantas ia menekan miliknya hingga benar-benar kandas.
"Ah, sakit!" desis Jasmine.
Darah segar sempat terlihat oleh Eiger. Gadis yang sedang di bawah kungkungan nya benar-benar masih suci. Lantas Eiger mencium bibir Jasmine dan menggerakkan tubuhnya perlahan. Desahan dan erangan mereka berdua tercipta di kamar itu. Eiger benar-benar menggagahi istrinya dengan sangat lembut agar membuat Jasmine merasa nyaman.
Entah sudah berapa lama Eiger memacu tubuhnya hingga akhirnya ia melepaskan cairan putih itu ke milik Jasmine.Eiger melepas miliknya dan membersihkan sisa percintaan mereka yang melekat di milik Jasmine. Cairan putih bercampur darah itu menjadi bukti kesucian Jasmine. Kini Jasmine sudah menjadi wanita seutuhnya.
"Kau tidak apa-apa?" tanah Eiger.
Jasmine hanya menggeleng. Eiger mencium keningnya. dan menyelimuti tubuh Jasmine yang masih polos lalu Eiger berbaring sambil memeluk istrinya itu.
semakin penasaran bngt aq....
semakin kompleks ni cerita