bagaimana rasanya jika kamu mengetahui perselingkuhan suami mu, bahkan seluruh keluarganya mengetahui perselingkuhan itu dan menyembunyikannya darimu?
"lihat saja,, aku akan membalas semua perlakuan kalian padaku, apa yang sekarang kalian miliki adalah milikku dan aku akan mengambilnya kembali"~
simak ceritanya dari outhor, ig: @adivahalwahasanah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pergi
"Bukannya itu yang kalian mau? Aku memperlakukan orang sebagaimana aku di perlakukan! Jadi, nikmati saja balasan atas apa yang kalian lakukan padaku. Jangan kalian pikir aku akan menjadi Andine yang bodoh seperti dulu, aku tidak selemah itu!!!" kata Andine dengan wajah sinis menatap ketiga orang benali dalam hidupnya itu.
"huh,,, benar kata om darma, aku harus menyelesaikan ini secepatnya!" gumamnya dalam hati sambil kembali masuk kedalam kamar tanpa menghiraukan lagi ketiga orang itu.
Tok,,, tok,,, tok
"Ndine,, andine,,, buka pintunya, kita harus bicara!!!" teriak Mas Rudi yang tak bisa masuk kedalam kamar karna pintu kamar aku kunci.
"Mau apalagi sih dia!" gumamku dengan kesal.
Ku buka pintu sedikit, aku pun keluar dengan kembali mengunci pintu kamar hingga membuat Mas Rudi menyerit heran dengan kelakuan ku.
"kenapa kamar di kunci? Apa yang kamu sembunyikan?" tanyanya dengan nada tegas.
"tidak ada! Tak usah mengalihkan pembicaraan, apa yang mau kamu bicarakan?" tanya ku dengan nada tenang.
"apa maksudmu memperlakukan aku dan keluarga ku seperti ini, bukannya selama ini kita baik-baik saja?" tanya Mas Rudi membuatku berdecih sinis.
"baik-baik saja katamu? Baik-baik yang bagaimana, yang hidup ku selalu di atur oleh ibumu? Adikmu yang kurang ajar itu? Atau yg mana?!" tanya ku dengan mata melotot pada Mas Rudi yang melirik pada ibu dan juga adiknya.
"Ma-maksud mu apa?" tanya Mas Rudi.
"kau masih bertanya apa? Kau tidak liat bagaimana kelakuan ibu dan adikmu pada ku selama aku jatuh miskin, apa kalian lupa kenapa aku bisa jatuh miskin? Semua karna kalian, kalian yang berlaku seenaknya memeras ku setiap hari tak kenal libur. Untuk arisan lah, biaya kuliah lah, uang jajan lah, untuk bahan masakan lah, shopping, ini itu. lalu, setelah kalian tidak bisa memperlakukan aku macam mesin ATM ibu dan adikmu menindasku dirumah ini. Kau fikir aku akan diam aja, ingat apa yang terjadi hari ini baru permulaan. Kalau kalian sampai melakukan hal yang lebih lagi, aku pastikan kalian akan jadi gembel dijalanan lebih parah dari ini !!!" kataku membuat ketiganya tertegun.
"lihat kan Rud, sebegitu beraninya dia padamu padahal kamu adalah suaminya. Dia sudah berubah menjadi istri durhaka, ibu rasa dia sudah benar-benar gila karna jatuh miskin!" kata bu Murni dengan mata mendelik tajam.
"cih,, aku gila? aku fikir ibu yang harusnya masuk rumah sakit jiwa, karna yang ada di otak ibu itu hanya uang uang dan uang!" jawabku tanpa rasa takut.
"cukup Mbak!! Jangan pernah bicara seperti tentang ibu ku,,,,,,"
"diam kau jalang!!" sentak Andine memandang Niken dengan tatapan tajam yang seketika membuat adik iparnya itu terdiam.
"Jangan pernah berteriak didepan ku!!!" teriak Andine di hadapan ketiga orang di depannya.
Melihat respon Andine, sangat membuat Rudi terkejut. Spontan, ia pun melayangkan tangannya ke wajah Andine hingga meninggalkan jejak kemerahan yang lebih tebal di pipinya. Bahkan, sudut bibir Andine hingga mengeluarkan darah dan robek seketika.
Bu Murni dan Niken yang melihat itu pun tersenyum sinis, sementara Rudi langsung menatap tangannya yang menggantung di udara.
"Sa-sayaang,, ma-maaf, ak-aku,,,,,"
"cukup! Sampai di sini aku sadar, darah memang lebih kental daripada air. Mulai hari ini, aku akan pergi dari rumah ini. Aku akan menceraikan mu, tak perlu kau repot mengurus surat perceraian karna aku yang akan melakukannya. Persiapkan dirimu untuk dua pilihan, menjadi gembel atau berada di balik jeruji besi!!" kata Andine yang langsung masuk kembali kedalam kamar dan mengunci pintunya.
"Ndine,, Andine, maafin aku ndine. Aku bener-bener gak sengaja!!" teriak Mas Rudi yang masih bisa ku dengar dari dalam kamar.
Aku tak memperdulikan apa yang dikatakan oleh manusia satu itu, yang harus aku lakukan kali ini hanyalah membereskan semua barang-barang ku juga beberapa berkas seperti kartu keluarga dan buku nikah serta fotokopi ktp milikku dan Mas Rudi yang memang aku persiapkan.
Setelah semua selesai, aku pun memesan taksi online menuju rumah om darma. Ya di sana lah satu-satu nya tempat yang bisa aku tuju saat ini demi menghindari Mas Rudi sampai akte perceraian ku selesai.
Ceklek,,
Aku keluar dari kamar sambil membawa koper besar yang sebelumnya aku bawa dari rumah lama, melihat aku yang keluar dari kamar Mas Rudi pun langsung menghampiri sementara bu Murni dan Niken hanya tersenyum sinis.
"Andine,, kamu pasti bercanda kan, gak mungkin kan kamu akan meninggalkan aku begitu aja?" tanya Mas Rudi dengan terbata-bata.
Terdengar bunyi klakson mobil, itu pasti taksi online pesananku. Tanpa menghiraukan perkataan Mas Rudi, aku pun terus berjalan keluar dari rumah dan memasuki taksi online itu.
"Ndinee,, andine,,, kita bisa bicarakan semuanya baik-baik, ndineeee" kata Mas Rudi sambil mengetuk kaca mobil.
Aku pun menghela nafas lega, setidaknya aku sudah bisa keluar dari rumah itu dan mengamankan semua aset milikku. Aku hanya tinggal memastikan jika Mas Rudi tidak akan mendapatkan apapun dari harta milikku, sementara untuk pekerjaannya aku akan membuatnya ditendang dari sana bersama dengan wanita selingkuhannya itu.
Tak sampai satu jam, aku pun sampai di halaman rumah om darma tepat saat adzan maghrib berkumandang.
tok,,,tok,,tok
"Assalamualaikum" kata Andine mengetuk pintu rumah.
"waalaikumsalam" suara bi imas terdengar dari dalam rumah. perempuan paru baya itu seketika kaget melihat Andine yang datang dengan koper besar didepannya.
"Non Andine,,," katanya dengan nada pelan.
"iyaa bi,,, saya datang lagi" jawab Andine dengan senyuman meskipun di sudut bibirnya terlihat jelas robekan darah segar yang sedikit mengering.
"Masuk Non" kata bi imas membuat Andine tersenyum dan segera masuk kedalam rumah diikuti oleh bi imas di belakangnya.
"om sama tante kamana bi?" tanya Andine.
"ada non, lagi di kamar. Mungkin setelag isya nanti keluar untuk makan malam, Non Andine silahkan kekamar yang tadi saja. Bibi mau sholat maghrib dulu" kata bi imas yang langsung di angguki oleh Andine.
Andine pun langsung menuju kamar tamu yang berada di lantai dua rumah itu, dan bergegas membersihkan diri lalu sholat maghrib. Setelah sholat isya, Andine keluar dari kamar membuat kedua orang paru baya yang baru saja duduk di meja makan itu terkejut karna kedatangannya dan mereka lebih terkejut lagi saat melihat sudut bibir Andine yang robek dan sedikit mengeluarkan darah.
"Astagfirullaahh Andineee,,, bibir kamu naaakk" teriak tante sulis yang langsung menghampiri Andine yang dengan santainya tersenyum pada tante nya itu.
"gapapa kok tante" jawab Andine masih dengan senyuman mengembang.
"gapapa bagaimana, siapa yang melakukan ini. Bilang sama tante, biar nanti om kamu berikan pelajaran pada orang itu!!" kata tenta sulis membuat Andine tertawa lirih.
"tante,,, tantee Andine benerab gapapa kok. Ini udah gak sakit tante, yang sakit di sini!" kata Andine menunjuk dadanya sendiri.
"Ndine,, tante itu serius loh, kok kamu malah bercanda begitu!" kata tante sulis dengan nada kesal membuat Andine tersenyum.
"Andine juga serius tante, om setelah ini bisa kita bicara? Sebelumnya maaf kalau Andine izin menginap di rumah ini" kata Andine menundukkan kepala.
"ck,,, angkat kepala mu Ndine, kau bebas mau tinggal dirumah ini kapan pun dan seberapa lama pun" kata om darma yang juga di angguki oleh tante sulis.
"terimakasih om" jawab Andine tersenyum membuat om darma justru menyipitkan mata menatap wajah perempuan yang sudah di anggapnya anak sendiri itu.
"Ceritakan!" katanya dengan nada tegas membuat Andine seketika menghela nafas dan langsung menceritakan apa yang terjadi dirumah itu sebelum kepergiannya.
"baguss,, kamu berani melawan mertua dan ipar seperti itu, untung kamu sudah memberikan pelajaran jadi kamu bisa merasa puas karna sudah berhasil membuat mereka merasa kesakitan sebelum kepergian mu. Yaa anggap saja kenang-kenangan" kata tante sulis membuat Andine tersenyum kecil.
"lalu, apa yang akan kamu lakukan sekarang?" tanya om darma.
"Aku akan buat dia kehilangan pekerjaannya, Memastikan dia tidak mendapat apapun dari hasil perceraian kami, membuat seluruh dunia tau perselingkuhan mereka, membuatnya mendapatkan hukuman moral dari warga di sekitarnya. Terutama pelakor itu!!" jawab Andine dengan nada santai, membuat kedua orang itu saling perdangan tak menyangka jika Andine memiliki rencana yang sangat di kuar ekpektasi mereka.