NovelToon NovelToon
Sahara Penghuni Rumah Angker Bagaskara

Sahara Penghuni Rumah Angker Bagaskara

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Poligami / Spiritual / Rumahhantu / Matabatin
Popularitas:823
Nilai: 5
Nama Author: Ridwan01

Bintang yang mengalami kebangkrutan terpaksa harus menjual semua asetnya dan juga pindah dari kota tempat dia tinggal
beruntung dia masih punya warisan sebuah rumah dari sang Kakek Bagaskara
Tapi rumah itu tidak berani di dekati penduduk karena terkenal Angker dan tidak bisa di masuki siapapun kecuali oleh sang pemilik
mampukah Bintang dan keluarganya bertahan disana? dengan banyak gangguan dan juga musuh sang kakek yang mengincarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari baru bersama Sahara

Beberapa Minggu setelah mereka tahu tentang Rukmini dan Sahara di rumah Bagaskara, mereka memilih untuk menerima dan terbiasa dengan semua kejadian aneh yang kerap mereka temui setiap harinya di rumah itu, mulai dari Rukmini yang sering memperlihatkan wujudnya di depan Silvia ataupun Sumi, dan juga Sahara yang kadang terlihat usil merayap di dinding rumah saat Dimas sedang mengerjakan tugas sekolah ataupun sedang menonton televisi

"Kamu kalau mau duduk dan menonton tv turun saja, tidak perlu menakuti mama dan bi Sumi" ucap Dimas geleng geleng kepala, dia sudah terbiasa melihat kelakuan Sahara setelah tiga Minggu mereka tinggal disana

"Hihihi.. mau" jawabnya langsung muncul di samping Dimas secara tiba tiba

"Hari ini ada tugas kelompok di sekolah pa, ma, Dimas ijin mau ke rumah Galang" ucap Dimas

"Boleh, nanti kamu Harus sopan di sana, jangan nakal juga" jawab Silvia

"Yang nakal bukan Dimas ma, tapi dia! Disekolah juga usilnya minta ampun" Tunjuk Dimas pada Sahara yang terlihat tembus pandang dan hanya keluarga Bintang yang bisa melihatnya

"Biarkan saja dia, toh yang lain tidak bisa melihatnya" ucap Bintang yang sedang mengecek modal keseluruhan yang sudah dia keluarkan untuk berkebun

"Apa uang kita masih cukup pa? Uang yang dari papa juga masih lumayan banyak untuk sehari hari kita sampai tujuh bulan kedepan" tanya Silvia

"Alhamdulillah masih tersisa banyak ma, ini kita simpan saja di tabungan ya, nanti kalau lahan kita menghasilkan, kita tabung juga setelah di potong modal juga gaji para pekerja dan keperluan rumah" jawab Bintang karena tabungannya masih tersisa banyak

"Yang paling penting kita tidak punya hutang apapun pa" balas Silvia

"Mobil yang papa beli juga sangat bermanfaat, pak Hasan jadi bisa menggunakan mobilnya untuk ke pasar dan belanja bersama Sumi" ucap Silvia

"Pa, kata Galang, malam ini para warga mau mengintai rumah pak Jatmiko, dia katanya sudah sembuh pa" ungkap Dimas

"Jatmiko babi ngepet" celetuk Sahara

"Kamu tahu dia babi ngepet?" Tanya Bintang dan Sahara mengangguk polos

"Kamu kan di dalam cincin, ko bisa tahu?" Tanya Dimas

"Di kasih tahu nenek" jawab Sahara

"Oh pantas kamu tahu, tukang gosip juga ternyata kamu ya, jangan jangan kamu juga sering ikut Sumi bergosip dengan ibu ibu di warung" cibir Silvia

"Iya, bi Sumi sering bergosip, si juju juga katanya naksir kamu" jawab Sahara menunjuk Bintang

"Kamu hantu tapi suka bergosip" cibir Bintang

"Jauhi yang namanya juju pa, aku nggak mau di ganggu pelakor" ucap Silvia tegas

"Astagfirullah, aku juga nggak akan selingkuh ma, buat apa aku selingkuh, cuma bikin pusing saja, mending nikah lagi" jawab Bintang bercanda

"Papa!" Teriak Silvia dan di peluk Bintang

"Nggak ma, papa cuma bercanda, cuma mama yang ada di hati papa" ungkap Bintang

"Sahara juga mau di peluk" rengek Sahara merentangkan tangannya dan di peluk Dimas karena hanya Dimas dan Bintang yang bisa menyentuh Sahara

"Mama penasaran deh pa, sosok Sahara ini apa saat di pegang sama seperti kita?" Tanya Silvia

"Sama ma, dia kalau kami pegang ya nyata, cuma dingin kaya es batu" jawab Bintang

"Auranya Sahara itu aslinya dingin, tapi saat marah dia akan terasa panas" jawab Dimas

"Memangnya dia pernah marah?" Tanya Bintang

"Pernah pa, waktu di sekolah ada yang ngasih Dimas surat cinta, dia marah dan pas Dimas pegang jadi panas badannya" jawab Dimas

"Terus gimana cara kamu menetralkan emosinya lagi?" Tanya Bintang khawatir karena dia tahu Sahara masihlah sangat liar

"Dimas usapin rambutnya" jawab Dimas

"Papa mau ke toko pak Karman ya ma, mau beli pupuk untuk padi kita dan juga sayuran yang sudah mulai tumbuh" ucap Bintang

"Iya pa, hati hati, kamu juga Dimas, nanti bawa bingkisan ya ke rumah Bu Mirna, mama buat kue kemarin dengan Bi Sumi" ucap Silvia

Setelah kepergian Bintang dan Dimas, Silvia memilih untuk membantu Sumi yang sedang menyiapkan makan siang, karena ini hari Minggu jadi para pekerja biasanya akan ada di ladang dan Silvia selalu meminta Sumi untuk mengantar makanan ke sana

"Bapak bapak, ini makanan dari non Silvia" sapa Sumi menghampiri para pekerja yang ada di saung yang tersedia di sana

"Wah Sumi terima kasih sekali, kalian sangat baik, biasanya dulu kami hanya di sediakan kopi saja dan bawa nasi dari rumah" ungkap Hasan

"Pak Hasan kan kerja sampai sore, kalau yang lain cuma sampai dhuhur, jadi kata den Bintang sebelum pulang harus di beri makan atau kalau mau di bungkus di bawa pulang juga boleh" jawab Sumi

"Begitu saja sum, supaya kalian nggak repot bawa piring dan alat makan yang lain, lebih baik di bungkus saja langsung" ungkap Fatah

"Kalau begitu, besok akan di bungkus saja ya" jawab Sumi ikut duduk di sana

"Sumi kamu sudah menikah?" Tanya Herman serius

"Dulu pernah kang, tapi kami bercerai karena dia menikah lagi dengan teman saya di kampung, karena saya sakit hati jadi saya jual semua harta saya di kampung dan menetap bersama den Bintang sejak lima tahun yang lalu" jawab Sumi menunduk

"Dia bodoh karena meninggalkan perempuan secantik kamu sum" ungkap Herman membuat Sumi tersipu malu

"Aduh sepertinya kita mengganggu mereka ya to?" Tanya Hasan meledek Herman

"Iya nih, sepertinya si Herman akan dapat janda" jawab Parto

"Kalian ini malah menggodaku, mending kalian cepat pulang sana setelah makan, istri kalian pasti mengira kalian juga sedang menggoda Sumi yang semok ini" cibir Herman

"Santai saja Man, kami sekarang sudah tidak di curigai lagi, karena mereka tahu kalau den Bintang bukan tukang main perempuan, tidak seperti juragan Galuh yang setiap hari selalu Gonta ganti perempuan dan bekasnya di berikan pada para anak buahnya" jawab Dadang

"Iya, kita jadi terbebas dari perasaan berdosa karena selalu membohongi istri juragan Galuh yang bertanya suaminya kemana" jawab Maman

"Kita jadi lebih rajin ibadah juga kalau disini, karena den Bintang tidak melarang kita shalat" jawab Yana menambahkan

"Iya kamu benar, bahkan di samping batas lahan ke dalam halaman rumah den Bintang, sengaja di bangun mushola kecil supaya kita bisa shalat disana" ucap Indra

"Bicaranya nanti lagi saja, sekarang sebaiknya para bapak bapak ini makan mumpung masih hangat" bujuk Sumi

"Iya juga, kita malah ngobrol terus sejak tadi" jawab Hasan tertawa

Mereka akhirnya mulai makan, beberapa pekerja yang hanya kerja sampai dzuhur Langsung pulang, sementara Hasan, Herman dan Yana akan disana sampai sore karena menjaga sekitar lahan yang lumayan luas itu, bahkan tak jarang para pekerja yang lain ikut lembur jika mereka membutuhkan uang lebih

Di rumah Karman

"Dim, kamu ko bisa tahu materi pelajaran yang ini? Disini ini tuh masih banyak yang salah loh kalau murid lain" tanya Galang

"Materi ini kebetulan sudah aku pelajari di kota, makanya aku tahu, nanti aku kasih pinjam catatannya ya, masih aku simpan di rumah" jawab Dimas

"Kalau aku, pasti buku bekas sudah ku buang atau aku jual ke warung untuk bungkus gorengan" balas Sadam

"Parah kamu, itu masih bisa kita lihat lagi, soalnya kadang pelajaran tahun depan tuh masih ada materi yang kelas sepuluh, bahkan buku SD aku masih aku simpan rapi" jawab Dimas

"Sekarang kita mau kemana? Mumpung masih siang dan baru jam dua" tanya Sadam

"Kita main ke danau yuk, disana sering banyak gadis cantik yang pada nongkrong" ajak Galang

"Ayo" jawab Sadam

"Ajak si Restu sama Panji juga" jawab Dimas

"Kita telepon mereka, ayo bersiap" jawab Galang

"Dimas jangan genit ya" bisik Sahara yang duduk di atas lemari Galang

"Kamu yang jangan nakal" bisik Dimas

"Hihihi.. Sahara nakal" ucap Sahara dengan tawa melengking

"Ayo berangkat" ajak Sadam

Tak lama lima belas menit mereka sampai di Danau yang di maksud

"Disini lumayan bagus pemandangannya" ungkap Dimas yang sedang menuntun Sahara karena dia terus saja tak bisa diam dan usil pada para pengunjung Danau

"Kita duduk disana saja, nanti aku pesan bakso untuk kita makan" ucap Galang menunjuk satu pohon rindang yang cukup besar, dengan bangku yang berbetuk lingkaran di depannya dan di tengahnya ada meja bundar juga

"Jangan disana, disana ada si genderuwo, dia sering usil sama perempuan" bisik Sahara

Bersambung

1
Antoni Indri
lagi seru2 nya eh tubi kontinyu
Ridwan01: sudah ada kak episode barunya, masih di review
total 1 replies
Antoni Indri
keren..lanjut ampe tamat
Antoni Indri
Sepi
padahal ceritanya bagus.
gw demen.
lancar ampe tamat ye
Ridwan01: terima kasih kak 🙏☺️
total 1 replies
Chindy Natasya
lanjut thorrr
Chindy Natasya
hayuuuk lanjut update thorr
Ridwan01: siap kak terima kasih
Ridwan01: siap kak terima kasih 🙏☺️
total 2 replies
Ridwan01
terima kasih sudah mampir 🙏☺️
TheNihilist
Gak bisa dijelaskan dengan kata-kata betapa keren penulisan cerita ini, continue the good work!
Ridwan01: terima kasih kak 🙏☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!