Cerita ini mengisahkan hubungan antara Narendra ibrahim putra dari zein dan kimmy. dengan dr cantik bernama RAISHA putri cahyani, putri dari pasangan Syarief dan cahaya.
hubungan mereka berawal dari sebuah kecelakaan yang membuat Rendra lumpuh, kesempatan sembuhnya cuma 20%. Raisha harus bertanggung jawab dan menikah dengan Rendra.
Baca kisah mereka disini.
❤️❤️❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilham Dzaki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32
Setelah sholat isya' dan makan malam waktunya Rendra minum obat yang di bawa oleh Naela.
"Mas minum obat dulu dan tidur ya!" pinta Raisha.
"Sudah menyiapkan air putih yang banyak?" tanya Rendra. Raisha mengangguk, dia sudah membawa galon air ke kamar mereka. Raisha membantu Rendra meminum pil yang sangat kecil tersebut.
"Mas, ternyata obatnya sangat kecil, semoga memang khasiatnya sangat besar ya." ucap Raisha merasa heran dengan pil yang di bawa Naela.
"Jangan salah, untuk mendapatkan resep pil itu sangat sulit, aku harus mencuri dari mafia kejam di Rusia dan musuh bebuyutan kami." jawab Rendra."
"Mencuri?" tanya Raisha
"Sebenarnya tidak mencuci sayang, tapi mas Rendra pinjam Resepnya, setelah copy baru mas kembalikan ke tempat asalnya tanpa ada yang tahu sama sekali, hebat kan suami kamu ini, lihat meski tidak bisa kemana mana tapi bisa menghasilkan suatu yang besar." Mulai deh narsisnya.
"Iya percaya, apasih yang tidak bisa dilakukan Tuan muda Narendra ini." jawab Raisha mengikuti gaya Rendra.
"Haha, ternyata istriku sudah pandai beradaptasi, ternyata mata mamaku sangat jeli sayang, sama sepertiku, begitu pertama kali melihat dirimu, mataku langsung jatuh ke hati, eh maksudnya dari mata turun ke hati cintanya." Ucap Rendra lagi.
"Memang mas Rendra cinta, lalu yang mantan tunangan itu bagaimana, awal mula cintanya?" Tanya Raisha memancing.
"Oh itu, kalau dengan Clara mas cuma akting, mas cuma mengikuti saja sampai kemana permainan mereka, karena untuk mendapatkan ikan besar, kita perlu memancing dulu anak ikannya baru induk ikan, tapi dianya sudah kabur duluan." Jawab Rendra.
"Maksudnya bagaimana, ikan, umpan, induk ikan, bingung aku?" tanya Raisha yang memang penasaran dengan keluarga suaminya itu.
Rendra menarik nafas dulu perlahan dan mulai bercerita.
"Hanya kepada kamu istriku ku percayakan rahasia ini, Sebenarnya Ayah Clara dan adiknya yaitu Vero, ketua mafia Red Wolf yang membantai habis keluarga paman Jonathan beserta kakek dan nenek, ternyata mereka memiliki dendam kesumat yang kami sendiri tidak tahu apa sebabnya, tapi mereka sangat membenci keluarga Ibrahim, dan terus berusaha menghancurkan kami. Romeo sangat licik, dia tidak pernah memakai identitas aslinya tapi Vero lah yang kemudian menjadi kambing hitamnya, ada fakta baru yang aku dapatkan, kalau ternyata Romeo adalah kakak kandung Vero, jadi Vero mau mau saja menjadi kambing hitam, itulah kenapa, mereka menargetkan diriku untuk menjadi suami Clara, mereka fikir aku adalah orang yang paling bodoh dan mudah di kelabui."Rendra menceritakan semuanya pada Raisha.
"Masyaallah rumit sekali hidup keluargamu mas, mbok ya jangan ada dendam, agama melarang kita saling membenci.".Raisha menasehati Rendra.
"Kami tidak akan mulai sebelum mereka memulai, kami punya prinsip, mereka yang memulai kami yang akan mengakhiri." jawab Rendra.
"Aduh, auh sakit." Rendra mulai merasakan efek dari Obat Tersebut. Badannya mulai panas, dan tulangnya mulai terasa nyeri, argh." Rendra meremas tangannya sendiri, tenggorokannya juga kering.
"Mas, kenapa?" Raisha panik karena Rendra mulai bereaksi.
"Panas dan sakit, tulangku rasanya seperti ditarik, argh, air, haus!" Raisha segera mengambil segelas air putih dan langsung di teguk habis Rendra. Rapi rasa nyeri itu semakin terasa dan seperti meremukkan tulang tulang Rendra.
Rendra meremas bantal yang bisa diraihnya.
"Panas, ehm." Rendra terus meracau.
"Aku ,akau hrus bagaimana, apa perlu di kompres.
"iya mau, ambil handuk dan celupkan ke air dingin, atau selimut juga bisa, arg, empmm. Rendra mencengkeram lengannya sendiri, dia sudah seperti cacing kepanasan tapi tidak bisa menggeliat.
Raisha mengambil selimut Rendra memasukkannya ke bathtub, memerasnya lalu di selimut kan ke tubuh Rendra, Raisha tidak peduli tubuhnya basah, lantai kamarnya basah, yang penting bisa mengurangi panas yang Rendra rasakan.
"Air." Rendra kembali meminta minum, bahkan sekarang sudah tiga gelas dia habiskan.
Tapi di saat rasa sakit yang menjalar ke tubuh Rendra, badan atasnya bisa menggeliat secara Reflek, jadi Rendra bisa menggerakkan anggota badan atasnya, dia bisa menggeliat ke kiri ke kanan, tanpa mereka sadari.
Raisha sungguh tidak tega melihat Rendra kesakitan seperti orang mau sekarat. Raisha pergi ke kamar mandi berdiri di bawah Shower, membiarkan tubuhnya basah kuyup, Raisha keluar kamar mandi dan saat itu juga dia naik ke ranjang, memeluk tubuh Rendra yang panas dan kesakitan, Raisha berharap pelukannya bisa mengurangi rasa sakit Rendra. Benar saja, Rendra membalas pelukan istrinya erat sekali, dan mendapatkan kenyamanan yang luar biasa, rasa sakit tersebut seperti menguap, dia merasakan seperti seorang anak kecil yang di peluk oleh ibunya, lama kelamaan pelukan tersebut mulai renggang, dan tubuh Rendra lemes kehabisan tenaga.
Pemuda tersebut tertidur masih dalam pelukan Raisha, perlahan Raisha membaringkan kepala Rendra di bantal, dan Raisha segera ke kamar mandi, kini badannya ikut terasa panas, Raisha berendam di air hangat, merilekskan tubuhnya, tubuh kecil tersebut merasa kaku dan sakit, dia menerima pelukan yang dangat kuat seperti meremukkan tulang tulangnya.
"Alhamdulillah, mas Rendra sudah tidur, ternyata efek obatnya sangat kuat, dia pasti merasakan sakit yang luar biasa." Raisha bergumam sendiri di kamar mandi.
Setelah sejam berendam, dia kembali ke kamar, mengganti selimut dan menyingkirkan handuk yang tadi dipakai mengompres Rendra.
"Selimut tebal ini saja bisa langsung kering, padahal lantai kamar ini masih basah dan licin." Raisha meletakkan punggung telapak tangannya di dahi, leher dada Rendra, memastikan Suhunya sudah turun.
Raisha melepas hijabnya, dan menguncir tinggi Rambut panjangnya, barulah tidur di samping Rendra.
Raisha meraih tangan Suaminya dan di kecup lah punggung tangan besar itu.
"Semoga kamu kuat mas, dan segera sembuh." Saat dia akan melepas telapak tangan tersebut, Rendra mengeratkan genggamannya, jadi Raisha tidur sambil mejadikan Lengan Rendra gulingnya.
Tengah malam Rendra terbangun, dia tersenyum melihat Raisha tidur terlelap masih memegang tangannya. Rendra berusaha memiringkan tubuhnya dan berhasil, Rendra mencoba lagi miring ke kanan dan berhasil lagi, sekarang dia belajar duduk sendiri dan berhasil pula, tapi masih terasa kaku dan ngilu.
Rendra memilih merebahkan tubuhnya lagi, dan miring ke arah Raisha.
Tangan kanannya menopang kepalanya dan jari tangan kirinya, mulai memegang pipi Raisha yang putih dan halus itu. Ini kali pertama Rendra melihat Raisha tanpa memakai hijabnya, jadi malam ini dia bisa melihat jelas wajah sempurna istri dadakan ya itu.
"Kamu sangat cantik Rei, wajahmu seperti Rembulan, aku pasti orang yang paling beruntung mendapatkan dirimu, semoga kamu bisa kuat menjalani hidup bersama diriku yang banyak kekurangan ini, aku janji akan melindungi dirimu, dan menjadikanmu kekuatanku, bukan kelemahanku." ucap Rendra, dia mengecup kening Raisha dan kembali tidur, kini dia bisa memeluk istri cantiknya.