apa yang terjadi dimasa lalu, sangat berdampak dengan perjalanan yang dilalui dimasa kini dan masa depan.
perlakuan terus menerus akan ketidakseimbangan dan pilih kasih , membentuk seseorang mempunyai karakter yang egois dan mempunyai dendam yang tidak ia sadari.
pilihan hidupnya antara mengambil segala hal yang terjadi merupakan pengalaman dan pembelajaran terbaik, ataukah justru membuat keras nya hati dalam bersikap dan menghadapi lingkungan sekitarnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danti Romlah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
keseharianku episode 32
Kami meninggalkan gerbang sekolah berjalan menuju jalan raya, dan saat akan belok menyusuri jalan raya, terlihat Bari dan Darian sudah menunggu dari kejauhan. Aku sempat berhenti sejenak, bertanya-tanya dalam hati, "aku kan ga janjian sama Darian, kog dia juga bisa ada disini?" Batinku. Karena aku tetiba menghentikan langkah, yang membuat Sari juga ikut kaget. Setelah Sari mengerti situasi nya, kemudian berucap "heh, ayo jalan, Bari dan Darian kan memang searah rumahnya, jadi ya ga heran kalau Darian juga ikut menunggu kita" ujar Sari. Setelah mendengar ucapan Sari, aku baru menyadari, "oh iya ya.. kog sampe ga kepikiran" gumamku kembali. Sari kemudian menarik tanganku untuk segera melangkah lagi.
Saat sudah dekat dengan tempat Darian dan Bari menunggu, kamipun langsung melanjutkan perjalanan pulang ke rumah.
Dan secara ajaib, Sari tiba-tiba sudah berjalan berjajar dengan Bari, sedangkan aku beriringan dengan Darian. Entah apa yang diobrolkan Sari dan Bari hingga mereka tertawa renyah bersama. Sedangkan aku dan Darian berjalan dalam kebisuan. Aku bingung mau memulai obrolan apa sama Darian. Jadi aku memilih untuk diam saja. Tampaknya Darian juga jengah setelah beberapa lama perjalanan kami dalam kesunyian. "Kamu kog diam aja Yang. Ga nyaman yaa jalan sama aku? Atau ga pengen ketemu aku yaa?" tanya Darian yang langsung membuatku salah tingkah karena pertanyaannya yang to the point. "Eh nggak kog Rian, ga ada apa-apa. Aku nyaman kog jalan bareng kamu. Maaf yaa, aku ga ada persiapan dan ga tahu kalau bakal ada kamu juga. Jadi aku bingung mau memulai obrolan apa sama kamu" jawabku salah tingkah. "Alhamdulillah, kukira kamu ga nyaman jalan sama aku. Ya udah, kalau gitu aku yang buka obrolan ya. Bolehkah?" Pinta Darian. "Bo...boleh" jawabku gugup.
"Gimana hari ini? Aman disekolahan?" Tanyanya. "Gimana mau aman, tetiba ada beberapa guru yang mendadak mengadakan ulangan harian, tanpa persiapan apapun. Temen-temen juga pada protes semua." Jawabku antusias. Lhooo, kog aku bisa selancar ini menceritakan kejadian disekolah tadi ke Darian??
Darian tersenyum, " ya begitulah guru-guru Yang, ada yang bikin enjoy, ada yang bikin geregetan . Kita sebagai murid hanya bisa nurut aja. Siap ga siap yaa harus siap kalau sudah ada guru yang menginginkan ulangan mendadak" jelas Darian. Aku hanya manggut-manggut membenarkan ucapannya.
"Kamu tiap hari yaa berangkat dan pulang sekolah jalan kaki gini Yang?" Tanyanya lagi. "Nggak, aku kalau berangkat numpang bonceng motor temenku yang rumahnya searah, kalau pulangnya yaaa selalu bareng Sari karena rumahnya juga searah dengan jalan pulangku ke rumah" jawabku panjang kali lebar. "Oooo, gimana kalau tiap hari sepulang sekolah aku tunggu kamu di tempat tadi? Jadi aku bisa menemani dan melindungimuu
kalau mungkin anak-anak nakal kemarin kembali mengganggumu dan Sari?" Darian menawarkan bantuannya. Dan ternyata omongan Darian didengar sama Sari dan Bari. "Iyeeeeessss donk, setuju banget Rian, secara ada bodyguard yang menjaga, kan jadinya keren hidup ini" celoteh sari spontan. Emang bikin geregetan ini anak kalau sudah ngomong. Kayak apa yang ada di otaknya spontanitas keluar dari mulutnya. "Sari...hush" jawabku sembari menatap tajam ke arah Sari. Sari melihatku di belakangnya tertawa lepas saat melihat raut muka ku yang memerah.
semoga kedepannya saya bisa makin berkembang dan memperbaiki segala kekurangan yang terjadi