Anna tanpa sengaja menghabiskan malam panas dengan mantan suaminya, Liam. Akibat pil pe-rang-sang membuatnya menghabiskan malam bersama dengan Liam setelah satu tahun mereka bercerai. Anna menganggap jika semua hanya kecelakaan saja begitu pula Liam mencoba menganggap hal yang sama.
Tapi, semua itu hilang disaat mendapati fakta jika Anna hamil setelah satu bulan berlalu. Liam sangat yakin jika anak yang dikandung oleh Anna adalah darah dagingnya. Hingga memaksa untuk menanggung jawabi benih tersebut meskipun Anna sendiri enggan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
Perut Anna terus berbunyi kelaparan tapi sebenarnya Anna tidak ingin makan apapun siang ini. Tapi, disaat melihat kearah jendela sembari mengelus perutnya Anna terbayang akan semangkuk mie kuah dengan telur setengah matang diatasnya. Membayangkan memakan semangkuk mie kuah saja sudah berhasil membuat air liur Anna mau menetes.
Hanya saja Anna tidak yakin bisa menemukan mie instan di Apartemen mewah ini. Karena Liam adalah manusia yang sangat anti dengan makanan berbau kemesan apapun itu. Harus hidup sehat dan jangan memakan makanan yang mengandung pengawet.
"Tapi, aku sangat menginginkan semangkuk mie pedas.." Anna tidak bisa menahannya lagi.
Cepat-cepat bangkit dari tempat tidur, ia akan mencari sesuatu yang sangat diinginkan di manapun berada. "Pria itu tidak akan marah, karena anaknya yang menginginkan semangkuk mie kuah." Anna sangat yakin dengan itu.
Menuruni tangga dengan perlahan, mata Anna melihat dengan jelas hampir seluruh ruangan terdapat kamera tersembunyi. Sebenarnya Anna sedikit merasa seakan menjadi tahanan yang selalu saja diperhatikan dan di pantau.
"Dasar pria gila!" Umpat Anna pelan, ia mengabaikan semua kamera yang berada di setiap sudut ruangan.
Langkah kaki Anna cepat-cepat menuju lemari pendingin, tidak ada satupun bungkus makanan yang ia mau. Semua berisi berbagai sayuran dan protein, tidak ada yang Anna inginkan. Anna tidak menyerah karena itu ia mencoba mencari di bagian lemari yang lain.
"Ahhh.. kenapa tidak ada?" Anna menatap nanar semua lemari yang sudah ia periksa satu persatu.
Semenjak mengetahui sedang hamil Anna menjadi mudah kelelahan, hanya karna berjalan mondar-mandir mencari mie instan saja langsung merasa kelelahan seperti ini. Rasanya tenggorokan sangat kering, Anna menuju lemari pendingin lagi untuk mengambil minum dingin. Malah disaat itu padahal Anna sudah menyerah bisa memakan semangkuk mie kuah pedas eh malah menemukan bungkus makanan tersebut.
"Hah.. ada!" Anna sangat senang bisa menemukannya, spontan ia berteriak histeris mendapatkan sesuatu yang sangat ia dambakan.
Anna memeluk bungkus mie tersebut, rasanya sangat bahagia sekali. Cepat-cepat Anna mengambil panci kecil untuk memasak mie tersebut, ia yakin pastinya rasanya akan sangat enak melebihi apapun.
"Kau benar-benar menginginkan mie kuah ya?" Tanya Anna kepada kehidupan kecil didalam perutnya.
Sekalipun rasanya masih sangat asing tapi Anna tetap berusaha mendekatkan diri kepada baby di dalam perutnya. Bukan karena menginginkan juga bayi tersebut tapi Anna hanya ingin merasakan saja buih-buih kecil sebagai seorang wanita yang mengandung.
Memasak mie instan kuah ala-ala yang sering Anna lakukan hampir setiap hari, karena siapa yang tidak suka memakannya bukan. Potongan cabe dan telur sebagai pelengkap, tidak menunggu lama akhirnya masakan ala Anna berhasil.
Aroma mie kuah tersebut semakin membuat Anna kelaparan, dengan penuh hati-hati ia membawa mangkuk tersebut menuju meja makan. Disaat berbalik badan Anna sangat terkejut melihat Liam tiba-tiba ada dibelakangnya menatap Anna sangat tajam.
"Astaga!" Anna tidak memegang dengan baik hingga mangkuk mie tersebut jatuh begitu saja ke lantai. Untungnya Anna sedikit menjauhkan kakinya, kalau tidak mungkin ia akan terluka.
"Anna!" Liam berteriak, ia tidak suka dengan cara Anna tidak pernah berhati-hati. Padahal jelas tidak hanya dirinya saja sekarang, melainkan ada sosok kehidupan kecil yang harus Anna perhatikan.
Anna berdegup kencang, ia tidak sedih dengan teriakan Liam tapi sedih karena semangkuk mie yang susah payah ia masak harus terbuang sia-sia seperti itu. Anna tidak menghiraukan teriakan Liam, ia berjongkok untuk mengumpulkan sisa mangkuk yang pecah.
"Bangkit, biarkan saja." Perintah Liam, ia menarik tangan Anna untuk bangkit. Tapi, Anna tetap keras kepala ingin melakukannya, bisa dikatakan kesal sekali dengan Liam yang menghancurkan semuanya. "Jangan keras kepala, Anna!" Bentak Liam, sampai suara pria itu saja mengelilingi ruangan dapur.
Tentu saja Anna sampai mengerjap karna bentakan itu, padahal Liam yang salah kenapa malah justru dirinya yang mendapatkan teriakan. Anna tidak terima semua itu, ia kembali bangkit lalu menatap Liam sangat tajam.
"Kau mengatakan aku keras kepala? Lalu sebutan macam apa untuk pria yang semena-mena seperti mu, ha?!" Teriak Anna balik, sampai tanpa sengaja menginjak serpihan pecahan mangkuk tersebut.
"Menjauh dari sana, An!" Liam sedikit menarik Anna hingga menjauh dari serpihan pecahan, tidak memperdulikan Anna yang tengah marah besar.
Kaki Anna yang sedang sakit saja sama sekali tidak dihiraukan, Anna lebih sakit melihat sesuatu yang ia inginkan hancur secara tida adil seperti itu.
"Aku menginginkan mie kuah tersebut, Liam! Kau mengacaukan semuanya!" Anna protes, ia berlalu pergi meninggalkan Liam meskipun setiap langkah kakinya meninggalkan bercak darah.
Pandangan Liam terus tertuju pada langkah kaki Anna, lalu kearah mie yang sudah tidak terbentuk diatas serpihan pecahan.
"Dengar, An.." Liam mengejar Anna yang sudah duduk diruang tamu, memeluk lututnya sendiri sembari menangis sesenggukan.
"Anna.." Liam mencoba memanggil tapi wanita itu seakan tuli, Liam mendongak mencoba lebih sabar lagi. "Kau tidak boleh makan sesuatu yang tidak sehat seperti mie instan, mengerti?" Liam mencoba menjelaskan kepada Anna yang sepertinya akan tetap bodoamat saja.
"Mulai hari ini jangan pernah berharap bisa memakan makanan siap saji lainnya, aku tidak mau terjadi sesuatu yang buruk pada anakku." Ucap Liam lagi, ia yakin pastinya Anna mengerti.
Anna menyeka air matanya yang terus saja mengalir, padahal berpisah selama satu tahun dengan Liam sudah merubah Anna menjadi manusia yang kuat akan cobaan hidup apapun. Tapi, semenjak hamil kembali Anna menjadi cengeng dan mudah sekali menangis dan bersedih.
"Jadi, karna anak ini aku tidak bisa memakan mie kuah? Karna dia juga aku tidak bisa bekerja? Kenapa dia sangat menyiksaku!" Teriak Anna bertanya kepada Liam yang bahkan tidak menjawab apapun.
Tangan Liam memegang pundak Anna sedikit ada tekanan, tatapan matanya sangat tajam sudah pasti setiap perkataan Anna tadi sangat tidak ia suka.
"Berhenti berkata pedas disaat masih ada anakku didalam perutmu, An.. hanya sembilan bulan, hanya selama itu aku menyewa dirimu untuk melahirkan anakku."
"Apakah tetap diam dan pura-pura terima saja sangat sulit bagimu?" Tanya Liam dengan tatapan mata super tajam, ia yakin Anna tidak akan memberontak apapun.
Tidak ada pemberontakan maka Liam langsung menjauhkan tangannya yang menekan Anna. Ia harus membereskan kekacauan yang Anna lakukan, sialnya pelayan yang dibutuhkan belum sampai juga sampai sekarang.
"Hanya mie kuah biasa saja kenapa bisa berhasil membuatmu kacau seperti itu.." Gumam Liam tapi sedikit didengar oleh Anna.
"Hanya mie kuah saja katanya? Ck, dasar pria angkuh!" Umpat Anna, ia sebal sekali rasanya. Anna teringat akan sesuatu yang sangat ia yakin pastinya akan membuat Liam berpikir dua kali untuk terus mempertahankan kandungan Anna.
"Aku meminta 1 milliar sebagai bayaran telah melahirkan anakmu, mempertahankan dia tetap hidup dirahimku." Ungkap Anna tegas tanpa keraguan sedikitpun.
aaiiss..dn sampai d bab 30 ..gini2 aja jln cerita nya...