Setelah malam naas penjebakan yang dilakukan oleh Adik tirinya, Kinanti dinyatakan hamil. Namun dirinya tak mengetahui siapa ayah dari bayi yang dikandungnya.
Kinanti di usir dari rumah, karena dianggap sebagai aib untuk keluarganya. Susah payah dia berusaha untuk mempertahankan anak tersebut. Hingga akhirnya anak itu lahir, tanpa seorang ayah.
Kinanti melahirkan anak kembar, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Kehadiran anak tersebut mampu mengubah hidupnya. Kedua anaknya tumbuh menjadi anak yang genius, melebihi kecerdasan anak usianya.
Mampukah takdir mempertemukan dirinya dengan laki-laki yang menghamilinya? Akankah kedua anak geniusnya mampu menyatukan kedua orang tuanya? Ikuti kisahnya dalam karya "Anak Genius : Benih Yang Kau Tinggalkan."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SyaSyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengungkap Fakta
Gio beserta kedua orang tuanya sudah memutuskan untuk mengadakan perlombaan melukis dan juga menari dalam memeriahkan ulang tahun perusahaan. Acara rencananya akan diadakan sabtu ini. Bunga rencananya akan ikut memeriahkan acara tersebut. Kinanti terpaksa menunda kepulangan mereka ke Yogya. Karena Bunga terus merengek ingin ikut lomba tersebut.
"Bagaimana persiapannya Er? Apa semuanya sudah selesai?" tanya Gio kepada sang asisten.
"Sudah, Tuan. Semua sudah di persiapkan. Pihak panitia penyelenggara sudah mengumumkan acara ini lewat sosial media, dan sampai saat ini sudah banyak yang mendaftar," jelas Erland.
Acara ini tidak di pungut biaya, alias gratis. Setiap peserta yang ikut akan mendapatkan paket perlengkapan sekolah, snack, dan juga makanan. Acara terbuka untuk umum, khususnya untuk anak berusia 4-10 tahun. Peserta akan dibagi menjadi tiga kategori berusia 4-5 tahun, 6-7 tahun, dan 8-10 tahun.
"Semoga aku bisa menang ya Bun. Jadi aku bisa dapat uang lagi untuk menabung," ucap Bunga. Kinanti salut dengan kegigihan kedua buah hatinya untuk maju. Mereka adalah anak-anak yang mengerti kesusahan orang tuanya.
Selain menunggu sampai lomba selesai, Kinanti juga masih mengurus kasus ibu tirinya. Kinanti sudah melaporkan kasus pembunuhan ayahnya ke pihak yang berwajib. Saat ini sedang dilakukan penyelidikan. Kinanti tak rela jika harta warisan ayahnya di kuasai ibu tirinya.
Hari yang di nanti telah tiba, Gio beserta kedua orang tuanya sudah hadir di tempat acara. Mereka akan membuka acara itu secara simbolis. Raut wajah kedua orang tua Gio terlihat bahagia, melihat anak-anak kecil yang begitu antusias mengikuti perlombaan.
Kinanti beserta Bunga dan juga Satria baru saja sampai di tempat acara akan berlangsung. Sedangkan Dimas sudah pulang lebih dulu ke Yogya, karena dia tak bisa terlalu lama meninggalkan usahanya.
"Loh Pa, bukannya anak kecil yang rambutnya di kuncir dua itu anak yang kita lihat di TV. Yang memenangkan lomba melukis," ujar Mama Camelia.
"Pa, lihat deh! Anak laki-laki yang bersama anak kecil itu dan ibunya kok mirip banget sama Gio kecil ya? Masa iya, laki-laki yang tak bertanggung jawab itu anak kita Gio," cerocos Mama Camelia lagi.
Sang suami akhirnya ikut memperhatikan anak yang dimaksud istrinya. Dia pun mengakuinya, kalau anak laki-laki itu sangat mirip dengan anaknya dulu. Percakapan mereka harus terhenti, karena acara akan di mulai.
Meskipun Bunga dekat dengan Gio, Bunga tetap seperti kontestan lomba lainnya ikut bergabung dengan peserta lomba lainnya. Duduk bersama peserta lainnya. Di acara ini, Bunga hanya ikut lomba melukis.
"Bunga mana ya?" gumam Gio.
Matanya melihat sekeliling, dia memperhatikan peserta lomba satu persatu. Akhirnya, senyuman terbit kala melihat wajah Bunga yang saat ini duduk dengan para peserta lainnya.
"Baiklah untuk mempersingkat waktu, kami selalu panitia acara akan segera memulai acara hari ini," ucap sang pembawa acara.
Acara di mulai, pembawa acara meminta Gio untuk membuka acara ini dan juga memberikan sambutan. Kinanti menatap wajah Gio tak berkedip, Satria yang melihat sikap Bundanya yang tak biasa tentu saja merasa senang. Dia yakin kalau sang Bunda memiliki perasaan berbeda dengan Om Gio. Karena selama ini, sang Bunda selalu menutup diri dari laki-laki.
Perlombaan di mulai, Bunga mulai memainkan tangannya. Tangan mungil itu mulai membuat sebuah lukisan. Bunga terlihat begitu terampil membuatnya. Kinanti dan Satria tampak duduk di kursi tempat orang tua yang menunggu sang anak berlomba.
"Ma, Pa, ayo Gio kenalkan sama anak yang menolong perusahaan kita. Saat ini anak itu berada di sini bersama ibunya. Karena adiknya ikut dalam perlombaan ini," ujar Gio. Dia begitu antusias memperkenalkan Kinanti dan kembar kepada orang tuanya.
"Gi, kamu kok bisa mengundang pelukis cilik terkenal sih? Bukannya anak itu orang Yogya ya?" tanya Mama Camelia.
"Pelukis mana yang Mama maksud?" tanya Gio balik.
"Itu, anak kecil yang rambutnya di kuncir dua. Namanya Bunga. Dia adalah pelukis cilik yang membuat Mama menangis. Yang Mama pernah cerita sama kamu dulu. Kamu ingat tidak? Mama berharap kelak kamu bisa memiliki anak seperti dia," ungkap Mama Camelia membuat Gio menelan salivanya. Jantungnya berdegup kencang.
Gio beserta kedua orang tuanya berjalan menghampiri Kinanti dan juga Satria. Gio ingin memperkenalkan Kinanti dan kembar kepada orang tuanya.
"Ma, ini Satria dan ini bundanya," jelas Gio
Kinanti menyambutnya dengan ramah, saling berjabatan tangan. Kinanti juga menyuruh Satria untuk mencium tangan kedua orang tua yang berada di hadapannya.
"Kamu ini, ibu dari pemenangnya lomba melukis yang waktu itu di siarkan di TV 'kan?" tanya Mama Camelia dan Kinanti membenarkannya. Kalau wanita yang dimaksud ibunya Gio adalah dirinya.
Camelia langsung menceritakan rasa bangganya dia kepada Kinanti dan juga kembar. Gio tampak menyimak percakapan Mama dan juga Kinanti. Suana terasa hangat. Mereka tampak akrab, asyik mengobrol.
"Memangnya kamu tak tahu sampai sekarang ayahnya dari kembar?" tanya Mama Camelia kepada Kinanti.
"Sampai saat ini saya masih tak tahu. Doakan saja ya Bu, semoga kami segera bertemu dengan laki-laki itu. Saya tak peduli, kalau nantinya dia tak mau bertanggung jawab, yang terpenting bagi saya, kembar bisa tahu siapa ayahnya. Bagi saya itu sudah cukup, karena saya pun tak mau menikah dengan laki-laki yang tak bertanggung jawab. Laki-laki yang tega meninggalkan saya, di saat saya hamil," jelas Kinanti.
"Sungguh malang sekali nasib kamu Nak, padahal kamu adalah wanita yang baik. Ibu yakin suatu saat nanti laki-laki itu akan menyesali perbuatan dia ke kamu. Ngomong-ngomong, anak kamu yang cowok ini mirip dengan Gio saat kecil. Tadi saat pertama kali melihatnya, ibu jadi teringat Gio sewaktu dia kecil," ungkap Mama Camelia.
Ucapan Kinanti membuat Gio merasa kalau laki-laki yang di maksud Kinanti itu adalah dirinya.
"Apa mungkin wanita itu adalah Kinanti Ibu dari kembar? Jika memang benar, berarti kembar adalah anakku.
Gio meminta Kinanti untuk memfoto dirinya dengan Satria, benar saja. Mereka sangat mirip. Bagai pinang dibelah dua. Mendengar penuturan Kinanti, Gio jadi teringat enam tahun lalu. Saat dirinya melakukan one night dengan seorang wanita, dan dia pergi meninggalkan wanita itu begitu saja. Namun sayangnya, Gia tak ingat wajah wanita itu.
Acara perlombaan telah selesai, Bunga meraih juara pertama dalam lomba itu untuk kategori 4-5 tahun. Dia akan mendapatkan uang senilai dua juta rupiah. Kinanti begitu bangga naik ke atas podium mendampingi Bunga. Ini bukan pertama kalinya bagi Kinanti merasa bangga dengan anaknya.
Ada getaran saat Kinanti berjabat tangan dengan Gio, saat Gio memberikan satu buah amplop berisi uang senilai dua juta rupiah.
Acara telah selesai, Kinanti dan kembar pun sudah pulang. Hanya meninggalkan Gio dengan kedua orang tuanya. Gio berniat mengungkapkan rahasia yang selama enam tahun dia tutupi dari orang tuanya.
"Ma, Pa, sebenarnya ada yang ingin Gio bicarakan sama Mama dan Papa. Sebelumnya Gio ingin meminta maaf kepada Mama dan Papa, jika apa yang dilakukan Gio, membuat Mama dan Papa merasa kecewa. Enam tahun yang lalu, Gio pernah melakukan one night dengan seorang wanita. Namun sayangnya Gio tak ingat wajah wanita itu, karena setelah Gio sadar. Gio langsung meninggalkan wanita itu begitu saja, sebelum wanita itu terbangun dari tidurnya," ungkap Gio. Membuat kedua orang tuanya merasa terkejut.
"Jangan bilang, wanita itu adalah Kinanti ibu dari kembar. Jika sampai hal itu terjadi, Mama akan marah besar sama kamu, karena telah membuat hidup mereka sengsara. Kau sangat berdosa sekali sama dia," ungkap Mama Camelia.
Terlihat sekali penyesalan di raut wajah Gio. Bahkan dia sampai meneteskan air matanya.
"Aku pun sempat terpikir, kalau kembar adalah anakku dan Kinanti adalah wanita itu. Aku bingung harus bagaimana, untuk mengungkapkannya kepada Kinanti. Aku yakin pasti dia akan marah besar kepadaku. Karena aku telah membuat dia berjuang sendiri untuk mempertahankan kembar. Dia juga yang selama ini membesarkan kembar sendiri," ungkap Gio.