NovelToon NovelToon
Gadis Pesantren Itu Istriku

Gadis Pesantren Itu Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Orang Suusah

Seorang gadis cantik lulusan pesantren menikah dengan pemuda tampan yang sederhana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Orang Suusah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 Nyeri Perut

Dengan pelan ia mulai melepaskan tanganya yang berada di pinggang Yasmin. Yasmin pun langsung berdiri dan menjauh.

" Memalukan. " gumam Yasmin pelan, kemudian menutup wajahnya.

______- beberapa memit sebelumnya------

Di dalam kamar, Yasmin tengah mondar mandir karena bingung. Ia baru saja datang bulan, tepat setelah beberapa menit selesai sholat isyah.

Namun setelah pergi mencari pembalut di rak kamar mandi, ternyata persediaanya sudah habis, tidak ada satu pun saja yang tersisa. Sehingga membuatnya bingung harus membelinya kemana, sedangkan ia tidak punya uang tunai sama sekali, hanya sebuah kartu ATM yang Vano berikan dulu, namun tidak tau cara menggunakanya.

Yasmin pun keluar memberanikan diri untuk memberi tahu Vano, sambil menahan rasa malunya, karena sudah sangat darurat.

......................

" Ayo. " ajak Vano yang langsung berdiri.

" Kemana. " tanya Yasmin.

" Katanya butuh pembalut, ayo beli. " jawab Vano.

Yasmin pun mengikutinya turun kebawah. la bingung karena Vano tidak menggunakan mobil, melainkan berjalan kaki.

" Kita mau kemana. " tanya Yasmin yang berjalan di belakangnya.

Vano berhenti sebentar, kemudian berbalik menatapnya.

" Kenapa berjalan di belakang saya, sini. " ucap Vano sambil meminta Yasmin untuk berjalan sejajar denganya.

Dengan ragu ragu, Yasmin mulai mendekat kemudian berjalan sejajar dengan Vano.

"Ada mini market di depan sana, kamu bisa kemini market situ kalau butuh sesuatu. " jawab Vano.

Dan benar saja, setelah berjalan beberapa menit. akhirnya mereka tiba di mini market itu.

"Carilah barang yang kamu butuhkan, sekalian yang lain juga, biar sekalian. " ucap Vano yang mengambilkanya keranjang.

Sementara ia pergi menuju kesalah satu rak, yang khusus menjual berbagai jenis mainan robot miniatur. Yasmin mulai mencari pembalut, serta beberapa barang yang ia butuhkan.

Tiba tiba perhatianya tertuju pada salah satu bonekan panda kecil.

" Gemes bangat. " ucap Yasmin sambil mengelus kepala boneka itu, kemudian memeluknya.

Tanpa ia sadari, Vano memperhatikanya dari jauh.

Pria itu terus saja tersenyum, melihat tingkah lucu Yasmin.

Setelah beberapa menit, ia pun selesai. terlihat Vano sudah menunggunya di meja kasir.

" Udah. " tanya Vano.

Yasmin hanya mengangguk saja.

" Sini." ucap Vano yang memintah keranjang belanjaan Yasmin untuk di bayar.

Setelah selesai, mereka pun berjalan pulang. Vano membawa semua belanjaan Yasmin, dan tiba tiba ia memberika sesuatu pada sang istri.

" Ini. " ucap Vano, memberikanya pajangan miniatur boneka panda.

" Buat saya. " tanya Yasmin menerimanya.

" Iya, tadi saya beli beberapa pajangan robot, dan bonusnya itu. " ucap Vano berbohong.

Yasmin langsung tersenyum senang, karena menyukai miniatur itu. Tanpa ia sadari, Vano pun ikut tersenyum, ketika melihat Yasmin tersenyum walapun hanya matanya saja yang menyipit jika sedang tersenyum.

" Cepatlah, udah mendung." ajak Vano yang mulai berjalan cepat.

Yasmin pun mengikutinya dari belakang, sambil terus melihat miniatur panda saking senangnya.

Kedua pasangan suami istri itu pun berjalan beriringan, tanpa menyadari perasaan masing masing yang mulai merasa terbiasa satu sama lain.

Pagi pun tiba, Vano sudah siap siap untuk berangkat kelokasi pembangunan kliniknya. Di lihatnya pintu kamar istrinya masih tertutup rapat.

" Tumben dia belum bangun." gumam Vano bingung.

Namun di meja makan sudah ada sarapan tertata dengan rapi. Biasanya Yasmin berada di dapur jam segini untuk bersih bersih selesai memasak, namun ini hanya ada makanan saja, orangnya sudah berada di kamarnya.

"Yasmin...." panggil Vano dengan mengetuk pintu kamar istrinya.

Yasmin keluar sambil memegang perutnya.

" Kamu kenapa." tanya Vano sedikit kaget.

" Perut saya nyeri." jawab Yasmin yang sedang datang bulan.

Kemudian Vano langsung teringat dengan kebutuhan istrinya semalam.

" Sakit bangat ya." tanya Vano memperhatikan wajahnya.

" heem." jawab Yasmin sambil menganggukan kepalanya.

" Istirahatlah, saya akan ambilkan obatnya sebentar." ucap Vano yang masuk kedalam kamarnya.

Yasmin duduk di sofa depan TV, sambil terus memegang perutnya. KemudianVano keluar kembali menuju dapur, untuk mengambil segelas air hangat.

" Ini di minum dulu." ucap Vano memberikan obat itu padanya.

Dengan cepat Yasmin langsung meminumnya.

"Tidurlah dulu, jangan terlalu banyak gerak, biar obatnya bisa bereaksi dengan cepat, kamu udah sarapan. " ucap Vano sambil bertanya kemudian meminta Yasmin untuk masuk kedalam kamar.

" Sudah, saya juga sudah siapin sarapan, mas silahkan sarapan. " ucap Yasmin masuk kedalam kamarnya.

Vano terus menatap istri kecilnya itu, hingga hilang di balik pintu kamarnya. Seperti ada rasa bersalah yang ia rasakan, melihat istrinya kesakitan seperti itu.

Tiba tiba ponselnya berdering, di lihatnya Riza yang menelponya.

"Kenapa Za." tanya Vano yang mengangkat

panggilanya.

"Kamu di mana, aku udah di lokasi. " tanya Riza penasaran.

"Sori Za, hari ini aku belum bisa. besok aja ya. " jawab Vano membatalkan.

" What... kok gitu, memangnya kenapa, ada masalah. " tanya Riza kecewa.

"Istriku sakit. " jawab Vano.

" Ohh, ya udah deh, nanti hubungin aku kalau bisanya kapan. " ucap Riza mengakhiri panggilanya.

"Oke Za, sori ya." jawab Vano.

"It's okey. " jawab Riza tidak keberatan.

Vano sengaja meminta Riza untuk menemaninya, untuk mengecek kondisi pembangunan kliniknya.

Karena Riza lebih mengerti dan berpengalaman, sebab ia sudah memiliki klinik pribadi sendiri, namun hanya buka dari sore sampai malam saja.

Vano masuk kedalam kamar, mengganti pakaianya lagi dengan baju santai. Kemudian keluar duduk di depan TV, sambil memangku lebtopnya. Ia memilih untuk melanjutkan laporan kegiatan relawan mereka, karena baru sebagian yang selesai.

Saat Siang tiba, Yasmin bangun dari tidurnya karena sudah merasa lapar. Ia pun keluar kamar, dan kaget melihat Vano duduk di sofa depan TV. Dengan cepat Yasmin masuk kembali kedalam kamar, karena tidak menggunakan cadarnya.

" Bukanya dia sudah berangkat kerja, kok masih duduk di situ. " gumam Yasmin yang langsung memakai cadarnya.

" Kenapa. " tanya Vano yang tau jika Yasmin sempat keluar tadi.

Yasmin pun keluar, dan menghampiri Vano.

"Mas nggak kerja." tanya Yasmin.

" Kerja, ini lagi kerja. " jawab Vano yang memperlihatkan layar lebtopnya.

" Maksud saya kerumah sakit." ucap Yasmin memperjelas.

" Saya dapat libur dua hari, karena baru selesai dengan kegiatan amal. jadi menyelesaikan pekerjaan yang lain di rumah saja. " jelas Vano.

" Ohh.. saya mau siapin makan siang dulu kalau begitu. " ucap Yasmin yang hendak pergi kedapur.

" Udah duduk aja, nggak usah siapin makanan, kamu istirahat aja nanti saya pesanin makanan di luar. " ucap Vano menahanya.

" Tapi." ucap Yasmin yang tetap kekeh untuk memasak.

" Udah duduk aja, nurut. " jawab Vano sambil membuka aplikasi pemesanan makanan.

Yasmin pun menurut saja, dan memilih untuk merapikan buku buku yang ada di depan meja sofa.

Tiba tiba ada yang menekan bel pintu apartemen mereka. Vano pun dengan cepat pergi membukanya.

" Siapa sih." gumam Vano membukanya.

" Haloo." ucap mamanya dengan heboh yang muncul dari balik pintu.

1
inaq icha
lanjut ya kk
inaq icha
🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!