Idzam Maliq Barzakh seorang pengusaha muda yang sukses dalam karir nya namun tidak dalam urusan asmara. Karena jenuh dengan kisah asmaranya yang selalu bertemu wanita yang salah, ia berganti profesi menjadi penjual kebab di sebuah mini market atas saran sahabatnya Davin. Ia ingin mencari Bidadari yang tulus mencintainya tanpa memandang harta. Namun perjalanan kisah cintanya ketika menjadi penjual kebab selalu mengalami kegagalan. Karena rata-rata orang tua sang wanita langsung tidak setuju ketika tahu apa profesi Izam sebenarnya. Mereka beralasan jika anak mereka menikah dengan Izam akan menderita dan melarat karena tidak punya harta dari menjual kebab tersebut. Karena hampir putus asa, ia di sarankan sahabatnya fahri untuk tinggal di sebuah pesantren sederhana untuk memperdalam ilmu agama dan di sana lah ia bertemu bidadari yang sesungguhnya yang mau menerimanya apa adanya bukan ada apanya.
Mohon untuk tidak Boomlike teman-teman, untuk menghargai karya para author.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurhikmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Antara Anita dan Amay
Tidak ingin harga diri nya di rendahkan dan di injak-injak orang lain, Izam segera berdiri dan keluar dari rumah itu sesuai permintaan Umi nya Anita.
Namun ketika baru di depan pintu, Ia di peringatkan lagi oleh Umi nya Anita agar tidak usah menemui putrinya lagi ataupun datang ke rumah ini bertemu Anita. Izam segera pergi dari sana tanpa mengatakan apa pun.
"Umi keterlaluan! Umi berbuat seperti itu karena pekerjaan Mas Izam, iya? Anita benar-benar kecewa dengan Umi! " ucap Anita dengan air mata yang mengalir di pipi nya.
"Kamu bilang Umi keterlaluan? Seharusnya kamu itu malu punya kekasih kere seperti itu? Apa kamu mau hidup susah tanpa semua kemewahan dan fasilitas yang selama ini kamu punya? Iya? Bodoh kamu Anita ! Bodoh! Hidup itu realistis, jangan hanya karena tampan kamu buta akan segala-galanya! Pikir pakai otak kamu itu! Untuk apa kuliah sampai S2 kalau punya suami yang kerjanya hanya jualan saja! " omel Umi nya panjang lebar.
Anita semakin deras mengeluarkan tangisan nya. Ia takut Izam tidak mau menemuinya lagi karena sakit hati karena ulah Umi nya ini. Ia begitu mencintai Izam dan ini adalah cinta pertamanya kepada seorang pria karena selama ini kedua orang tuanya selalu mendoktrin dirinya agar selalu bisa membanggakan kedua orang tuanya dengan prestasi pendidikan nya. Sehingga ia tidak di beri kesempatan untuk mempunyai teman atau pun seorang kekasih.
Izam menutup wajahnya dengan kedua tangan dengan masih duduk di mobil yang ia sewa hanya untuk ke rumah ini. Setelah cukup lama berdiam diri, ia pun segera menghidupkan mesin mobil dan pergi dari sana.
Ia memilih untuk pulang ke rumah nya dan memberitahu pemilik rental untuk mengambil mobil tersebut ke rumah. Karena sudah memasuki waktu Isya, Izam memutuskan untuk shalat Isya, mengadu kepada sang pemilik kehidupan tentang kegundahan hatinya.
Sedangkan Anita mengurung diri di dalam kamar nya dengan mengunci pintu dari dalam. Ia menangis di atas tempat tidur sambil memeluk guling dan tissu berserakan di kamar tersebut.
"Pokoknya aku gak akan menyerah! Aku gak peduli Umi setuju apa nggak, yang penting Mas Izam masih mau bersama ku! Aku gak rela Mas Izam menjadi milik orang lain jika aku memilih mengikuti maunya Umi! Aku akan lakukan apapun agar bisa bersanding dengan Mas Izam. Srooootttt!!! " ucap Anita dengan penuh tekad, kemudian dengan santai membuang ingus nya di tissu lalu melemparnya ke lantai.
Di dalam sebuah kamar, sepasang suami istri sedang berdebat dan lebih tepatnya istrinya lah yang berbicara berkoar-koar tanpa jeda terhadap suaminya.
"Pokoknya Umi gak mau ya Bi, Anita punya suami modelan kayak gitu! Untuk apa wajah tampan seperti Bule tapi kere. Ingat Bi, kita menyekolahkan putri kita tinggi-tinggi agar menjadi sukses, punya suami juga sukses, karir cemerlang, hidup mapan, dan gak kekurangan. Umi gak ridho dunia akhirat kalau Anita masih juga mau menjadi pria itu suaminya! " ucap Umi Anita dengan wajah penuh kekesalan.
"Tapi, kalau semuanya sudah di garis kan Allah pria itu menjadi suami Anita, Umi mau apa? Kita sebagai orang tuanya hanya bisa merestui dan mendoakan yang terbaik untuk anak kita. Apa lagi soal jodoh, semuanya sudah di garis kan ketika kita masih dalam kandungan Ibu kita. Jodoh, rezeki, maut, semuanya sudah kita setujui ketika Allah meniupkan ruh ke dalam tubuh kita. " sahut Haji Amir dengan pelan agar istrinya mengerti.
"Umi gak peduli! Bagaimana cara nya, Anita tidak boleh mempunyai suami kere seperti itu! Kalau perlu kita nikahkan sekarang juga Anita dengan Gus Hamzah putranya Kyai Hasyim yang dari Jombang itu! " jawab Umi Anita tidak mau kalah.
Haji Amir hanya mengurut dada sembari geleng-geleng kepala, kemudian kembali berdzikir seperti biasanya.
🌾🌾🌾
Semua Ustadz dan Ustadzah di Ponpes Mutmainnah menyambut baik kedatangan dan niat Amay untuk mengajar di Ponpes tersebut. Apalagi ia adalah anak dari guru mereka dan penerus Ponpes ini nantinya.
Pagi itu, Amay langsung melakukan aktivitas pertamanya mengajar di kelas Tsanawiyah kelas dua. Para santri menyambut baik Amay yang mana mereka langsung menyukai cara dan pembawaan Amay ketika mengajar.
Amay senang dengan respon para santri yang menyambut positif kedatangannya, dan begitu semangat dan antusias ketika ia mulai mengajar. Padahal sebenarnya, Amay sedikit takut dan pesimis jika dalam mengajar nanti mereka tidak menyukai cara ia mengajar karena selama ini ia mengajar anak-anak usia beliau bukan usia remaja seperti saat ini.
"Alhamdulillah, Gak nyangka kalau mereka ternyata suka dan seantusias ini ketika aku mengajarinya! " ucap Amay pelan ketika ia baru saja menutup pertemuan mereka.
"Assalamualaikum, Semuanya! Kita akan bertemu lagi di hari Jumat di jam pertama! Jangan lupa tugasnya di kerjakan! Kalau kalian sukar mengerjakannya, kalian bisa tanya-tanya dengan saya di Mushola atau pun di pendopo ketika saya sedang senggang. " ucap Amay sembari pamit keluar kelas.
"Waalaikumsalam, Ning Amay! " jawab mereka serempak.
Amay pun keluar dari kelas, dan ia tersenyum menyapa para santri yang menyapanya yang berlalu lalang di sekitar kelas dan area Ponpes ini.
"Ning! Ning Amay! Gawat Ning! " ucap Mbak Lastri tiba-tiba berlari dari arah kantor pengurus.
"Kenapa Mbak Lastri? Apa nya yang gawat! Kenapa Mbak Lastri pucat dan gemetaran begitu? " tanya Amay heran melihat salah satu Khadamah itu berlari dengan wajah pucat dan gemetaran.
"Itu Ning Amay! Bude Maryam membuat keributan di Kantor Abah Rohim! Ayo Ning cepat ke sana! Saya takut terjadi apa-apa nanti di sana! " jawab nya dengan terbata-bata.
"Ya sudah, ayo Mbak kita ke sana! " ajak Amay juga dengan panik.
Mereka dengan setengah berlari menuju arah kantor pengurus yang letaknya lumayan jauh dari area belajar mengajar para santriwan dan santriwati.
"Assalamualaikum... Ada apa ini Pak lek, Bulek! Kenapa ribut-ribut begini? " tanya Amay setelah ia mengucapkan salam.
"Ini dia nih biang kerok yang di tunggu-tunggu! " sahut Bude Maryam dengan berkacak pinggang sambil menunjuk-nunjuk Amay.
"Waalaikumsalam, Nduk! Ayo masuk! " jawab Bulek Saroh dan Pak lek Rohim barengan tanpa memperdulikan ucapan pedas Bude Maryam.
"Oh ada Bude Maryam toh yang datang! " ucap Amay tersenyum remeh.
"Dasar anak pungut! Gak ada sopan santunnya dengan orang tua! Gini nih kalau punya anak nemu di jalanan! Gak punya etika dan tata krama! Pokoknya aku tidak terima ya Rohim kalau kepengurusan pondok ini jatuh ke tangan anak pungut ini! Pondok ini hanya pantas di urus oleh keponakanku yang akan pulang dari Kairo Mesir bernama Ahyar! " ucap Bude Maryam seakan-akan ia lah pemilik yang sesungguhnya.
"Gak salah Mbak! Asal Mbak tahu, semua orang juga tahu kalau Amay lah yang berhak mengurus Pondok ini sesuai wasiat Kang Sulaeman! Bukan keponakan Mbak yang Mbak sebutkan itu! " jawab Bulek Saroh dengan sengit.
Bersambung...
Selamat membaca dan selamat beraktivitas readers semuanya...
Semoga hari kalian menyenangkan 💕😍..
.
tulisannya juga nggak banyak yang salah.
sampai di sini belum kelihatan tanda-tanda mau tamat.
sebetulnya akan bagus kalau dibuat season 1,2,3 dst
begitu kak..
maaf ya 🙏🙏