NovelToon NovelToon
Sheyza Istri Rahasia

Sheyza Istri Rahasia

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Pernikahan rahasia
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: anotherika

Kejadian tak pernah terbayangkan terjadi pada Gus Arzan. Dirinya harus menikahi gadis yang sama sekali tidak dikenalnya. "Saya tetap akan menikahi kamu tapi dengan satu syarat, pernikahan ini harus dirahasiakan karena saya sudah punya istri."

Deg

Gadis cantik bernama Sheyza itu terkejut mendengar pengakuan pria dihadapannya. Kepalanya langsung menggeleng cepat. "Kalau begitu pergi saja. Saya tidak akan menuntut pertanggung jawaban anda karena saya juga tidak mau menyakiti hati orang lain." Sheyza menarik selimut yang menutupi tubuhnya. Sungguh hatinya terasa amat sangat sakit. Tidak pernah terbayangkan jika kegadisannya akan direnggut secara paksa oleh orang yang tidak dikenalnya, terlebih orang itu sudah mempunyai istri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anotherika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1

Gus Arzan berpamitan kepada istri dan kedua orangtuanya untuk menghadiri acara di kota Bandung. Teman bisnisnya mengundang Gus Arzan menyaksikan peresmian perusahaan baru milik temannya itu.

Awalnya dia menolak. Namun karena si pemilik acara terus membujuk, akhirnya Arzan merasa tidak enak dan memutuskan untuk pergi.

"Kamu pergi sendiri bang? Ardi tidak ikut?" tanya umi Zulfa. Entah mengapa mendadak perasaan hatinya tidak tenang membiarkan anak sulungnya pergi. Padahal sudah biasa sebulan sekali pasti putranya melakukan dinas ke luar kota.

Gus Arzan tersenyum, "Ardi sedang banyak pekerjaan di kantor umi, jadi tidak bisa menemani Abang. Tidak akan lama kok, nanti setelah acaranya selesai Abang akan langsung pulang."

Umi Zulfa semakin erat menggenggam tangan putranya. "Bang, entah mengapa perasaan umi tidak tenang nak, seperti ada sesuatu yang membuat umi tidak ingin Abang pergi."

Kyai Rafiq langsung menenangkan istrinya. "Umi, jangan seperti itu, nanti Abang berat langkahnya. Jika ada perasaan umi yang tidak enak, sebaiknya umi istighfar. Doakan Abang yang baik-baik."

Umi Zulfa menurut. Beliau beristighfar seperti yang dikatakan suaminya.

"Kamu hati-hati ya bang. Umi selalu doain Abang. Jangan lupa kabarin kalau ada apa-apa."

Arzan menanggapi dengan memeluk uminya, Lalu abinya.

Setelah berpamitan kepada orang tuanya, Arzan beralih menatap istrinya yang kelihatan menekuk wajahnya. Tak rela jika harus berpisah dengan suaminya. Namun apa boleh buat.

"Mas berangkat ya sayang. Kamu hati-hati dirumah . Jika ada apa-apa langsung bilang sama Abah ummi," ucap Arzan lembut.

Anisa mengangguk mengiyakan. "Mas jangan lama-lama ya,"

"Abang jangan lupa oleh-olehnya." Suara adik Ibnu tidak lupa ikut menyertai kepergian sang Abang.

"Iya bawel. Biasanya juga Abang beliin oleh-oleh kan?!"

Sang adik hanya meringis sebagai jawaban. Memang setiap keluar kota Arzan tidak pernah absen membelikan oleh-oleh untuk adiknya itu.

Setelah berpamitan, Arzan langsung menuju mobilnya. Dia berencana menyetir sendiri karena Ardi tidak bisa ikut. Dirinya juga tidak mungkin membawa sopir dari rumah karena nanti akan repot jika umi atau abinya akan berbergian.

***

Setelah magrib, Arzan sudah sampai di Bandung. Dia juga sudah janjian dengan temannya bertemu di depan alamat yang tertera di undangan.

"Kok ke hotel?" tanya Arzan pada Rendi, teman bisnisnya yang juga tamu di acara ini.

"Emang kenapa kalau hotel? Wajar lah orang yang punya acara aja Bella." Balas Rendi apa adanya. Memang orang yang punya acara bukan orang sembarangan jadinya wajar saja jika acaranya diadakan di hotel. "Gue ke rekan bisnis gue dulu," pamit Rendi.

Sebenarnya kalau tahu acaranya dihotel Arzan akan memilih untuk tidak berangkat. Dirinya risih dengan tatapan-tatapan mata wanita yang tertuju kepadanya.

"Astaghfirullah," batin Arzan.

"Assalamualaikum Gus," sapa Bella si pemilik acara. Wanita dengan gaun panjang tapi dengan belahan dada rendah ditambah belahan bagian bawah hingga menampakkan kaki jenjangnya membuat Ibnu kembali beristighfar didalam hati.

"Waalaikumsalam," jawab Arzan sekenanya.

Bella tersenyum lebar, tidak menyangka jika Gus Arzan mau datang ke acaranya.

"Terimakasih atas kedatangannya Gus, suatu kehormatan bagi saya,"

Arzan hanya mengangguk mengiyakan tanpa melihat wanita yang berbicara kepadanya. "Selamat atas pencapaiannya. Semoga berkah dan tetap rendah hati,"

Bella terkekeh. "Terimakasih Gus. Mari ikut saya biar saya kenalkan pada rekan-rekan yang lain." Ajak Bella. Namun Arzan menggeleng.

"Tidak perlu. Saya hanya sebentar karena banyak sekali pekerjaan di Jakarta." Ucap Arzan.

Raut wajah Bella seketika muram. "Kalau begitu silahkan diminum atau dimakan dulu Gus jamuannya."

"Tidak perlu Bu Bella, saya tadi sudah makan dijalan sebelum berangkat kesini."

Bella tak kehabisan akal, dirinya terus membujuk agar Arzan bersedia. "Tidak baik loh Gus menolak rezeki." Bella langsung mengambilkan segelas jus jeruk yang kebetulan lewat di depan mereka.

"Ini jus jeruk Gus. Setelah minum anda bisa pulang. Saya marah loh kalau anda tidak minum."

Arzan mengela nafas. Agak bimbang sebenarnya mau minum, tapi dia juga merasa tidak enak dengan Bella. "Maaf," dan setelah mengucapkan itu Arzan langsung meneguk habis minuman itu.

Seketika senyum miring langsung tercetak di bibir Bella.

***

Satu jam kemudian, "Kenapa tubuhku terasa sangat panas begini." Arzan berulang kali mengipasi lehernya yang tiba-tiba merasa panas tak nyaman. Rasa-rasanya dia ingin membuka semua yang melekat pada tubuhnya. Tapi gila saja!

"Ya Allah," lirihnya. Arzan sudah meminum air dingin yang dibelinya di warung dekat hotel sampai lima botol namun reaksi tubuhnya sama saja.

Saat Arzan bangkit dari duduknya, tiba-tiba saja dua orang berbadan besar menariknya secara paksa. Jelas Arzan langsung terkejut.

"Lepas! Kalian mau bawa saya kemana?!!"

"Diam!" Bentak salah satunya. Mereka membawa Ibnu masuk ke dalam salah satu kamar yang memang sudah dipesan terlebih dahulu. Setelah memastikan Ibnu aman mereka langsung mengunci pintu kamar dan keluar dari sana. Namun, kunci itu masih menggantung di handle pintu dan tidak mereka cabut.

"Tolongg,,, tolong saya!" Namun tidak ada yang mendengarnya.

***

"To-long," sebuah suara mengagetkan seorang gadis cantik yang sedang mengepel lantai. Mata bulat yang indah itu langsung menatap sekeliling yang ternyata sepi tidak ada orang. Berarti hanya dirinya sendiri di lantai 10 ini.

"Ya ampun. Masa hantu sih siang-siang begini." Buku kuduknya sudah berdiri sejak dirinya mendengar suara minta tolong. " Jangan dong."

Tangan lentiknya memegang tengkuk lehernya. Bibir mungilnya menggunakan istighfar berulang kali.

Meskipun tidak mengenakan hijab, tapi gadis cantik itu sedikit tahu tentang agama. Almarhum ibunya lah yang mengajarkan sedikit ilmu agama kepadanya.

"Ya Allah lindungilah Sheyza. Sheyza cuma mau kerja buat makan besok, jadi jangan diganggu ya,"

Gadis cantik bernama lengkap Babby Zivilia Sheyra itu melanjutkan pekerjaannya. Mengambil pel yang sempat dia letakkan tadi dan mulai menyapukannya di lantai.

Baru beberapa kali menyapukan pelnya dilantai, Sheyza kembali dikejutkan dengan sebuah suara.

Dug dug dug

"To-long, siapapun diluar. Tolong saya buka pintunya!"

Mata Sheyza terbelalak saat suara itu terdengar lagi dan kali ini lebih jelas lagi. Jantungnya berdegup kencang. Genggaman tangannya semakin mengerat pada gagang pel.

"Ada yang minta tolong? Manusia kah? Bukan hantu kan??" Batin Sheyza bertanya-tanya sendiri.

"Siapa yaa?" Tanya Sheyza sambil mendekat ke arah sebuah pintu kamar hotel yang ada di lorong itu.

"To-long ba-ntu saya. Keluarkan saya dari sini."

Sheyza langsung yakin kalau yang dia dengar itu suara manusia bukan hantu. Sheyza berniat mencari pertolongan namun matanya tidak sengaja melihat kunci yang masih menggantung di handle pintu. Langsung saja tangan lentiknya itu memutar kunci yang ada di pintu, dan...

Ceklek

Pintu kamar terbuka dan langsung menampilkan seorang pria bertubuh tinggi tegap memakai baju putih bersih sebersih wajahnya berdiri di depan Sheyza.

Seettt

"To-long saya," bisik pria itu lirih.

Sheyza mengerjapkan bola matanya cantik lalu mengangguk. "Baik, mari saya antar anda kebawah," ucap Sheyza yang bingung mau bagaimana menolong pria yang ada di hadapannya saat ini.

Arzan mengangguk. Namun tak sengaja matanya melihat kaki milik gadis di depannya. Hal itu membuat sesuatu yang sedari tadi dipendamnya kembali muncul. Dirinya mendesis merasakan pening yang sangat hebat mendera dirinya. Bahkan Arzan sudah beristighfar berulang kali namun nafsu mengalahkannya.

Seeetttt

Arzan menarik tangan lentiknya itu untuk masuk lebih dalam kamar hotel itu.

Sheyza terkejut. Dia terus meronta minta dilepaskan pada pria yang tidak dikenalnya itu. Tapi jelas saja tenaganya tidak sebanding dengan pria yang menariknya.

"Lepas! Lepaskan saya!!" Namun Arzan seakan tuli dan tidak mengindahkan rintihan gadis yang sekarang berada dibawahnya.

1
Novita Mey
up yg banyak ya Thor ...
Mundri Astuti
mudah"an kebongkar kebusukkan Annisa, pengen tau karmanya
Novita Mey
ayo up yg banyak thor ... ceritanya bagus
Irma Minul
👍
🎃SЯ ШłŁŁ🎃
Mengharukan 😢
PetrolBomb – Họ sẽ tiễn bạn dưới ngọn lửa.
Aku beneran suka dengan karakter tokoh dalam cerita ini, thor!
Lia_Vicuña
Aku sempet nggak percaya sama akhir ceritanya, tapi bener-bener bikin terkagum-kagum.💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!