NovelToon NovelToon
WANITA ITU IBU ANAKKU

WANITA ITU IBU ANAKKU

Status: tamat
Genre:Tamat / Patahhati / Romansa-Tata susila / Percintaan Konglomerat
Popularitas:9.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Moena Elsa

Mutia Arini seorang ibu dengan satu putra tampan dan juga pengusaha bakery wanita tersukses. Kue premium buatannya telah membuat dirinya menjadi seorang pebisnis handal. Banyak cabang telah dibukanya di berbagai kota besar. Pelanggannya adalah golongan menengah ke atas. Di balik kesuksesannya ternyata ada sebuah rahasia besar yang disimpannya. Karena kejadian satu malam yang pernah dilaluinya, mengubah semua arah kehidupan yang dicitakan oleh seorang Mutia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moena Elsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 30

Oh ya, berhubung Langit sudah bersama Sebastian sekalian kamu barengan sama aku saja menuju tempat acara" ajak nyonya Baskoro.

"Ta...ta...tapi nyonya.." Mutia berusaha menolak.

"Tidak ada tapi-tapian..ayo..." nyonya Baskoro sedikit memaksa Mutia.

Mereka berdua sudah berada di mobil yang sama. "Oh ya Mutia, bagaimana ceritanya Langit sudah bersama duluan dengan Sebastian?" tanya nyonya Baskoro penasaran. "Iya nyonya, bahkan dari kemarin mereka sudah bersama. Bahkan Langit menginap di apartemen tuan Sebastian" cerita Mutia. "Oh ya????" wajah sumringah nyonya Baskoro terlihat nyata sekali. Mutia malah merasa aneh dengan semua ini. Pertama melihat kemiripan wajah putranya dengan Sebastian. Kedua mama tuan Sebastian sangat antusias dengannya.

"Sebenarnya saya sendiri merasa aneh juga dengan kedekatan mereka nyonya. Selama ini putra saya sangat menjaga jarak dengan orang-orang yang tak kenal dekat dengannya. Tapi saat mengenal sosok tuan Sebastian yang terjadi malah sebaliknya" ujar Mutia. "Bagus dong" gumam nyonya Baskoro.

"Apanya yang bagus nyonya?" Mutia ikut penasaran. "Ah, nggak ada kok" potong nyonya Baskoro seperti menyimpan sesuatu. Biar Sebastian sendiri yang menyampaikannya. Tapi aku harus bisa mengambil hati wanita ini sebelum keduluan orang lain. Batin nyonya Cathleen.

"Bundaaaaaaa....." panggil Langit dari dalam aula saat melihat bunda nya datang dengan seorang nyonya. Langit yang tak mengenal orang yang bersama bundanya, menatap tajam ke arahnya.

Mutia yang menyadari arah pandangan Langit, "Kenalkan nyonya. Ini lah putra saya. Langit Putra Ramadhan" ujar Mutia. "Tampan sekali putra mu Mutia" sahut mama Cathleen. "Tadi datang bersama siapa?" tanya mama Cathleen pura-pura belum mengetahui dengan siapa Langit datang. Langit yang juga belum kenal nyonya Baskoro dengan lantang menjawab, "Sama daddy dong" tukas Langit.

"Hah...????" Mutia menutup mulutnya. "Siapa Langit?" tanya Mutia meminta Langit mengulang jawabannya. "Dengan daddy bun. Daddy Sebastian" ulang Langit penuh percaya diri. Sementara Mutia hanya bisa membungkam mulutnya sendiri. Ucapan Langit sungguh tak disangkanya.

Mutia berjongkok di depan putranya. "Langit nggak boleh sembarangan memanggil uncle dengan panggilan Daddy, Langit kan tau siapa uncle" Mutia memberi pengertian ke Langit. "Daddy Sebastian itu daddy-nya Langit Bun. Daddy Sebastian aja bilang boleh, kenapa bunda malah ngelarang????" tukas Langit sengit. Mutia dibuat tak berkutik oleh ulah putranya. Bahkan Mutia sampai segan dan bingung menaruh mukanya dimana. "Langit, panggil uncle aja" bisik tegas Mutia. Karena merasa dipaksa oleh bundanya, muka Langit mulai memerah. Awan mendung bisa jatuh kapan saja. Untungnya Sebastian yang mencari keberadaan Langit, tepat datang saat hujan mulai turun membasahi pipi Langit.

"Loh, Langit kenapa?" tanya Sebastian. "Huaaaaaaaa...." tangis anak kecil itu malah meledak. Semua fokus pandangan tamu undangan beralih ke si empunya suara. Mutia sampai bingung harus berkata dan berbuat apa. Sebastian menggendong Langit, "Sini sama Daddy" ajak Sebastian. Sebastian yang sudah tau kedatangan Mutia, segera menggandengnya sambil menggendong Langit. Semua tamu yang di sana terpukau melihat pemandangan itu.

Sambil mengikuti kaki Sebastian melangkah, Mutia mendengar selentingan ucapan beberapa orang. Pantas saja membatalkan nikah sepihak, ternyata tuan muda sudah punya anak. Bisik-bisik orang yang disana. Mutia sampai risih mendengarnya. "Jangan didengarin!!" ucap singkat Sebastian di telinga Mutia. Sebastian mengajak Mutia dan juga Langit duduk di meja yang sama dengan keluarga besarnya. Tentu saja hal itu membuat Mutia bertambah tak leluasa.

"Mutia, sini duduk sama mama" ucap mama Cathleen tak sengaja menyebut dirinya mama. Mutia semakin terperangah. Sebastian menatap tajam mamanya yang keceplosan itu. "Maksudnya biar akrab Mutia. Makanya panggil aku mama aja" bela mama Cathleen membalas pelototan Sebastian. Sementara tuan Baskoro duduk tenang di samping mama Cathleen. Mutia hanya bisa mengangguk pasrah.

Mutia lebih banyak terdiam di sana. Sementara Langit lebih banyak berceloteh di tengah keluarga konglomerat itu. Bahkan tuan Baskoro yang tawanya sangat mahal, sampai terpingkal melihat kepolosan Langit. Mama Cathleen yang melihat pemandangan langka itu bahkan sempat mengabadikannya lewat kamera ponsel yang dipegangnya.

Acara ulang tahun Bintang berlangsung sukses. Anak-anak dari panti asuhan pun sangat antusias menikmati acara itu. Pasangan Catherine dan juga suaminya sangat merasa puas dengan acaranya. Saat tamu undangan sudah pada mulai pergi. Langit kembali mengucapkan ulang tahun untuk Bintang. Tak lupa dia menyerahkan kado yang dibelinya bersama Sebastian kepada Bintang.

"Surpriseee" ucap Langit. Bintang pun menerima kado itu dengan antusias. "Makasih Langit, kamu memang sahabatku" tukas Bintang. Mereka pun berpelukan layaknya interaksi dua orang dewasa yang sedang bertemu. Semua yang di sana dibuat tertawa oleh ulah kedua bocah itu.

"Tian, kamu anterin Langit dan Mutia" perintah Oh ya, berhubung Langit sudah bersama Sebastian sekalian kamu barengan sama aku saja menuju tempat acara" ajak nyonya Baskoro.

"Ta...ta...tapi nyonya.." Mutia berusaha menolak.

"Tidak ada tapi-tapian..ayo..." nyonya Baskoro sedikit memaksa Mutia.

mama Cathleen. "Nggak usah nyonya, aku bisa pesan taksi online" tolak halus Mutia. "Nggak boleh nolak. Itu sebagai tanggung jawabku karena maksa kamu ke sini tadi" sahut mama Cathleen. Mama benar-benar niat banget dengan Mutia, pikir Sebastian. Padahal sewaktu dirinya menjalin kasih dengan Janetra, keluarganya tidak sampai sebegitunya.

Akhirnya di sinilah mereka bertiga. Berada dalam mobil yang sama meluncur ke apartemen yang sama. Mutia mengambil ponsel dan menghubungi Dena, memberitahu kalau dirinya langsung pulang dan tak mampir ke Mutia Bakery lagi. Sementara Langit seakan tak mau dipisahkan dengan daddy barunya ikut duduk di depan. "Dad, kapan-kapan ajarin Langit nyetir dong" pinta Langit. "Loh, Langit kan masih kecil. Belum boleh sayang" jawab Sebastian mengelus kepala bocah kecil di sampingnya. 'Andai dia benar daddynya Langit' angan Mutia melihat dua orang laki-laki di depannya. Mutia geleng-geleng membayangkan hal yang tak mungkin itu. Hal itu pun tak lepas dari pandangan Sebastian yang sekilas melihat Mutia dari spion mobilnya.

Sesampai di apartemen, ternyata Langit malah tertidur. Sebastian menghentikan mobilnya di lobi. Saat hendak menggendong Langit, ternyata Mutia duluan yang telah membuka pintu di mana Langit berada. "Biar kugendong aja Mutia" ujar Sebastian. Mutia menolak, tapi tetap dipaksa oleh Sebastian. Mutia pun lagi-lagi mengikuti langkah Sebastian. Mutia yang tak terbiasa naik lift yang dinaiki Sebastian pun mengajak Sebastian naik lift yang biasa dipakainya. Beberapa orang nampak memandang aneh Mutia. Mutia yang menjadi tetangga mereka di lantai yang sama, tak pernah sekalipun mengajak seorang laki-laki. "Nyonya, tumben. Dengan siapa?" tanya wanita yang ternyata bertetanggaan dekat dengan Mutia itu. Mutia hanya mengulum senyum dan tak menjawabnya. Saat wanita itu hendak bertanya lagi, lift telah sampai di lantai mereka. Mutia yang berada paling depan dekat pintu keluar segera bergegas keluar diikuti Sebastian yang menggendong Langit.

Mutia menekan kode pintu mereka. Tanggal lahir Langit, tebak Sebastian sambil menatap tangan Mutia yang lincah menekan angka-angka di pintu apartemen itu. Sebastian tersenyum, karena tebakannya tidak meleset. "Boleh langsung kutidurkan di kamar Langit?" ijin Sebastian. Sebastian tak mengetahui kalau Langit sebenarnya masih tidur bersama bundanya.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

to be continued

1
Sukesih Sukesih
Luar biasa
Debby Simangunsong
Siapa ayah biologis langit thorr??
Tirrr
Lumayan
moenaelsa: makasih bintang nya
total 1 replies
solehatin binti rail
😄😄😄😄😄dewa dewa....kasian deh lu
solehatin binti rail
😂😂😂😂semangat buat adik nya langit Tian
Tania Luvia
top thor
Tania Luvia
Luar biasa, ditunggu karya selanjutnya thor.
Juju
udah berkali"baca tetap suka/Drool/
moenaelsa: makasih kakak 💝🥰
total 1 replies
Rhenii RA
Fresh
Meli Susyanti S
Luar biasa
Hope
orang kaya tu tidak mengenal kata diskon ya.....🥴 lha ini apa beneran kaya apa cm ngomong doang 🙄
Shakri Aziz
Luar biasa
Alfiyah Hasna
kok LM bgt terungkap nya
Aries suratman Suratman
kalo aku alergi makanan yang terlalu banyak bikin sedih teringat masa kecil susah tidur karena kelaparan
jadi akhirnya ngga jadi Makan /Smile//Smile/
Lusi Seksi
Luar biasa
Rini Tobing-Hutasoit
bagus Mutia jngn mau di jajah sama janet ya. semangat Author karyamu bagus
asya yussi
Luar biasa
shafira
mau jebak Mutia biar frans d Jantra bisa bikin nama baik keluarga Baskoro d sebastian malu puny istr mutia
shafira
jgn2 Mutia keponakan ibu martha
shafira
jgn2 satu ibu lain BPK SM janeta
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!