Sekar ayu terpaksa harus jadi pengantin menggantikan kakaknya Rara Sita yang tak bertanggung jawab.Memilih kabur karena takut hidup miskin karena menikahi lelaki bernama Bara Hadi yang hanya buruh pabrik garmen biasa.
Namun semua kenyataan merubah segalanya setelah pernikahan terjadi?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shania Nurhasanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB TIGA BELAS
"Ya masalah lah, pake nanya lagi."
"Tapi kan aku pakai uangku, kak," jawab sekar terus terang.
"Udah mulai ngelunjak ya, lo. Berasa paling berjasa punya duit. Elo lupa gara gara ibu bisa kerja keluar negri jadi TKW," ucap Rara mendekati adiknya dengan mensejajarkan wajah mereka. Yang hanya bisa menutup mata dengan tangan terkepal disisi tubuhnya.
Ibu selalu begini tiap kami bertengkar selalu diam saja, seperti sekarang ibu malah menghampiri bapak seolah olah tak mendengar apa yang kami bicarakan. Rasanya Sekar lelah bila terus seperti ini. Ibunya selalu tutup mata dengan apa yang terjadi disekitarnya, apalagi kelakuan kakaknya meskipun itu merugikan tak pernah sekalipun ditegur.
"Aku gak lupa jasa ibu kak, tapi kan kamu juga nikmatin semua kerja kerasku," balas Sekar setelah membuka mata.
"Aduh, gue juga kerja kalau elo mau tau! apa perlu gue jabarin pekerjaan gue disini?" ucapnya dengan pongah sambil mengangkat sudut bibirnya sedikit.
Iya sih, kakaknya punya pekerjaan bagus sebagai selebgram. Meskipun masih kurang terkenal tapi sangat menjanjikan. Apalagi punya teman sosialita yang hobinya pelesiran sibuk kumpul sana kumpul sini demi update status. Bukan seperti ia yang sekarang hanyalah mantan TKW siklusnya hanya kerja, pulang lalu kerja lagi begitu terus menerus tak ada waktu untuk diri sendiri karena tekad kuat demi keluarganya.
"Aku mungkin gak ada apa apanya dibanding kakak, tapi apa pernah Kakak kasih ibu uang. Kayak aku dari hasil keringat sendiri?"
"Ya gimana mau menghasilkan duit dari hasil keringat, kerjaannya juga berkeringat ditempat tidur karena birahi ya gak akan ada hasilnya kecuali jadi bayi"
Sekar lihat senyum angkuh kakaknya berubah surut, namun segera ia merubah mimik wajahnya.
"Ibu gak pernah minta sama gue, ya gue gak kasih lah," sangkal Rara agar tidak disudutkan terus menerus.
"Terus kenapa pulang sekarang? kenapa ninggalin pernikahan gitu aja? Jadi aku kena getahnya gara gara perbuatan kakak,"
"Halah, elu juga kesenangan kawin sama si bara" tuduhnya.
Iya juga sih, tapi masa kalah debat!!
"Siapa bilang kesenangan, kakak jangan putar balikan fakta ya?"
"Udahlah! sampai kapan pun elo mau jungkir balik juga tetap salah gak akan bisa lu kalahin gue tanya aja ibu," ucapnya sambil menoleh kepada ibu, lalu segera ia berjalan mengelilingi ruangan untuk menemukan posisi yang pas ber selfi ria.
Saat Sekar menoleh kepada ibu, terlihat ibu yang buru buru sibuk membetulkan selimut yang yang kusut, segera ia hampiri ibunya.
"Ibu, maksud Kakak ngomong gitu apa?"
"Udah Sekar mending kamu istirahat aja pasti cape kan gara gara semalam jagain bapak," ucapnya, mengalihkan pembicaraan sambil mengajak Sekar duduk di sofa.
Ketika sudut matanya melihat ke arah kanan terlihat kakaknya yang nge vlog berjalan ke arah kamar mandi, membuat Sekar bergidik geli melihatnya.
"astaga beneran norak ternyata.Yang baru kaya menjelaskan yang beneran kaya membuktikan."
"Sekar, ngapain kamu geleng geleng kepala?" tanya ibu saat memperhatikan anaknya tersebut.
Sadar dengan kelakuannya Sekar langsung berkata, "gak Bu gak papa," dustanya.
Masa iya Sekar harus bilang "Bu anakmu norak Bu. Mas Bara aja yang beneran kaya gak gitu banget perasaan, kenapa anakmu? astaghfirullah."
Segera Sekar berdiri mengambil makanan di meja makan yang ada di ruangan dibawa kehadapan ibunya.
"Ibu udah makan belum?"
"Belum," ucapnya sambil mengambil makanan untuk dimakan lalu matanya langsung berbinar senang.
"Enak Sekar, beli dimana?" lalu segera ia menghabiskan makanannya.
"Di sediain catering rumah sakit"
"Walah, kok enak ya ada yang kasih makan penunggu pasien. Waktu ibu jaga di sana harus beli sendiri gak ada yang sediain tuh."
"Ya bede lah Bu, namanya juga VVIP pelayanannya pasti bagus," ucap Rara tiba tiba langsung duduk di samping ibu, saat melongok ke arah meja terlihat bungkusan kosong bekas makanan ibu.
"Loh, Bu. Kok aku gak di sisain, kan aku belum makan."
"Ya kamu, malah asik poto-poto gak jelas kayak gitu, ibu pikir kamu jadi gak perlu makan karena kenyang di foto."
"Ck ibu ada ada aja ya perlu makan juga lah buat isi tenaga," terangnya lalu ia melihat adiknya yang melipat bibir menahan tawa "kamu! ngapain begitu? ada makanan gak aku lapar," tanyanya sambil mengusap perut dengan wajah berubah memelas.
"Gak ada, kak. Udah abis aku makan, mas Bara juga gak sarapan karena berangkat subuh."
"Heleh," ucapnya sambil memutar bola matanya sinis "Oh iya, gimana si bara masih kerja dipabrik." tanyanya ketika ingat mantan suami yang tak jadi nya itu.
"Masih, tadi baru berangkat."
"Pake motor butut itu ya, gak bisa beli yang elit dikit apa kendaraannya yang ORI? oh, iya gak cukup uang untuk belinya," ucapnya meremehkan.
"Gak tau aja dia, kalau disuruh beli showroom motor beserta isinya bakal kebeli sama mas Bara malah ada kembaliannya. Sayangnya harus nyamar sampai waktu yang tidak bisa ditentukan jadi harus sabar sabar kena nyinyir lambe bibir kakak iparnya. Nanti kalau semua ke bongkar juga auto kejang kejang mbaknya lihat aslinya mas Bara gimana"
"Gak papa lah kak, kan masih nabung buat beli"
"Kapan kumpulnya tuh uang, sekarang aja so- soan pindahin ruangan bapak pake yang VVIP lagi, apa gak menyala tuh dompet-Ku," sindir Rara kepada adiknya, sambil memainkan kukunya yang di nail art merah terang.
"Udah jangan ribut terus, ibu mau tidur dulu nyobain itu kasur kosong," ucapnya sambil berlalu menuju kasur yang berada dipojok ruangan
"Ck ibu ninggalin aja aku juga mau tidur disana capek pengen bobo lagi," lalu segera ia berjalan menghampiri ibu.
Terjadi keheningan beberapa saat, ketika Sekar menoleh ke arah kasur yang ditempati ibu dan kakaknya, terlihat nafas keduanya yang teratur tanda tertidur, lalu matanya berpindah ke arah ranjang bapak terlihat tangan bapak bergerak dan mata bapak yang perlahan terbuka segera Sekar beranjak menghampirinya.
"Bapak!!"
Ucap Sekar dengan penuh haru dan rasa syukur, bapaknya akhirnya bisa sadar kembali dari tidur panjangnya.
"Haus,"
Kata pertama yang diucapkan bapak dengan suara serak yang didengar oleh Sekar, buru- buru ia menyerahkan botol minum sudah diberi sedotan kepada bapak yang hanya disedot sedikit untuk membasahi tenggorokannya.
Segera Sekar tekan bel di dekat ranjang untuk memberitahukan keadaan bapak kepada dokter agar segera memeriksanya. Tak lupa ia membangunkan sang ibu dengan menggoyang badannya
"Bu! ibu bapak, Bu," langsung ibu terperanjat bangun dari tidurnya mendengar ucapan Sekar.
"Apa Sekar?" tanyanya sambil melihat ke arah ranjang pasien, ketika melihat sang suami menggerakkan tangannya karena terlalu lama tertidur segera ia tutup mulutnya menahan tangis bahagia.
"Bapak!!"
Buru-buru ia hampiri suaminya dan segera langsung memeluknya erat. Setelah dokter datang, Sekar langsung meminta ibunya menyingkir sebentar karena dokter harus memeriksa keadaan bapak.
"Bu, udah, Bu."
"Apa sih Sekar ganggu ibu aja, yang kangen kangenan sama bapak."
"Ada dokter, Bu," ucapnya berbisik ditelinga ibunya, lalu tersenyum paksa kepada dokter.
"Biarin lah, nanti aja kesini lagi" jawabnya enteng masih memeluk bapak.
"Tapi bapak kasian, Bu. Engap meluknya kekencangan banget itu."
"Hah!! bapak maafin ibu ya, pak," sambil mengusap-usap badan bapak degan lembut.
"Biar dokter periksa dulu keadaan bapak"
"Ya udah kalau gitu"
paksa hancurkan pernikahan anaknya..