Sinopsis: Namaku Ebby Zahran. aku seorang OB di sebuah rumah sakit besar, aku selalu di salahkan oleh kakak tiriku, bahkan aku selalu di jadikan layak nya seorang babu. padahal aku putra kandung keluarga mamah. aku putra kedua dari mamah, papah ku sudah tiada, aku kira setelah mamah menikah lagi aku akan bahagia mempunyai kakak tiri . kakak tiriku putra kandung dari papah tiriku. mamah dan papah tiriku belum di karuniai anak.
aku juga belum pernah mendapatkan kebahagiaan dari kakak ku. dia selalu acuh, aku tak tau apa yg membuat nya seperti itu.
Ikuti kisah ku ini, semua tak mudah untukku.
hanya untuk hiburan semata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon delita bae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ep 10" Panas
Aku sudah boleh pulang ke rumah, ternyata di rumah mamah , kak Ryan dan kak Adi tak sedikit pun menyapa ku, aku hanya tersenyum sambil mengelus dada saja. Pemandangan seperti itu sudah menjadi sarapan untuk ku, aku tidak kaget lagi, setiap hari selalu begitu, sungguh sangat membosankan, aku melangkah pelan menuju kamar, di belakang ku papah membawa tas ransel beserta bantal , guling dan selimut .
Aku melangkah menuju kamar, jujur hatiku sangat sakit ketika mereka tak peduli padaku. Aku hanya bisa menerima tanpa bisa melawan karna memang aku sangat menyayangi mereka walau di mata mereka aku tak pernah ada.
Aku masuk ke dalam kamar ku , ku rebahkan tubuh ini di kasur , aku memandangi langit - langit kamar dengan di iringi helaan nafas berat.
" Sayang ini pakaian nya, bantal dan guling" Papah muncul tanpa ku sadar papah sudah berada di samping kiri ranjang ku. Senyum itu beliau selalu berikan pada ku.
" Makasih pah, biar aku aja yg beresin nya, aku nggak mau ada masalah lagi kalo papah yg beresin semua ini, karna aku nggak mau di cap sebagai anak pemalas" aku bangkit dan membereskan bantal ku beserta guling nya . Kak Adi selalu menganggap ku pemalas karna aku telat membersihkan kamar ku dan yg lain nya.
"Kamu lagi sakit , ini wajar kok , biar papah aja" papah membereskan pakaian ku sambil duduk mengusap kaki ku yg penuh bulu.
" Enak ya jadi anak kesayangan papah nya orang!" Celetuk sebal kak Adi sambil berlalu dengan membawa sepiring nasi goreng buatan nya dan segelas air putih berjalan dari arah dapur.
"Cukup ya Di, jangan bikin suasana panas!!!" papah mengangkat bahu nya menatap tajam kak Adi urat leher nya terlihat , sangat membosankan untuk berdebat terus dengan putra kandung nya itu.
" Emang begitu kenyataan nya, papah cuma sayang ama dia!!!" Kak Adi tak kalah emosi, mendekati kami. Wajah nya sangat merah membara karna emosi itu meledak - ledak.
" Papah nggak pernah membedakan kasih sayang papah buat kamu dan Ebby, papah sangat menyayangi kalian , jangan pernah memancing terus emosi papah ya Di!!!" papah menunjuk kesal sambil berdiri tegak di pintu.
" Udah Cukuppppppp!!!" Aku beranjak dari duduk kumeninggalkan kedua nya, hatiku menangis melihat pertengkaran mereka.
Aku melangkah menuju Gazebo , deraian air mata ini menjadi saksi , setelah sampai di Gazebo aku duduk memandangi langit yg cerah.
" Hiks .....hiks....hiks....capek rasanya melihat mereka berdebat terus hanya karna aku, aku pengen bahagia Akkkkkhhhhhh!" teriak ku di temani air mata aku meremas kuat rambutku. Suasana di rumah sangat panas karna mereka selalu berdebat soal aku.
Tiba - tiba sebuah dekapan menghampiri ku dekapan itu hangat, aroma parfum nya aku tahu betul ternyata itu papah.
" Sayang maafkan papah ya, papah hanya ingin kakak mu paham ,tidak berpikir aneh" suara papah bergetar di iringi suara isak tangis nya, air mata itu tumpah.
" Pah aku yg harus nya minta maaf, karna aku hubungan kakak dengan mu tidak baik seperti dulu, aku memang biang masalah, kehadiran ku ini hanya bisa bikin masalah di rumah ini semakin panas" Aku mengusap pipi basah nya kedua netra ku basah .
" Nggak, ini bukan salah mu, sekarang kita keluar aja yuk!" papah merangkul ku lalu aku berjalan mengikuti langkah kaki nya.
Aku hanya tersenyum sebagai tanda persetujuan , kami menuju garasi motor, ternyata papah mengajak ku ke taman bunga. Kami pun menuju taman itu.
Di rumah hanya ada 2 suasana yaitu suasana dingin dan panas , kehangatan itu tidak pernah aku rasakan selain dari papah dan nenek.